Pelestarian plasma nutfah berupa biji (seperti biji tembakau) sering
dilestarikan dengan menyimpan biji pada suhu rendah, hal ini dilakukan untuk
mengatasi penurunan viabilitas akibat deraan lingkungan. Namun seringkali
penyimpanan pada suhu rendah memberikan pengaruh terhadap pengeras kulit
benih sehingga membuat benih impermeabel terhadap air. Impermeabilitas kulit
benih seringkali membuat benih mengalami sulit berkecambah. Pemecahan
masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara merendam benih pada larutan
osmotikum seperti PEG. Perendaman pada larutan PEG dapat meningkatkan
proses imbibisi sehingga benih dapat berkecambah lebih cepat dan meningkatkan
daya kecambah benih.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada
bulan Mei-Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah konsentrasi PEG dengan 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm
dan 20 ppm. Sedangkan faktor kedua yaitu perlakuan lama perendaman, meliputi
3 jam, 6 jam dan 9 jam. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan
analisis varian, dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan Uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5% dan uji polinomial
ortogonal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada Peningkatan viabilitas benih
tembakau (Nicotiana tabacum L), yaitu pada daya kecambah, mempercepat waktu
berkecambah, panjang hipokotil, dan panjang akar. Pada konsentrasi rendah
sampai 10 ppm, PEG bisa meningkatkan viabilitas benih tembakau. Perlakuan
lama perendaman dalam larutan PEG yang paling baik adalah 3 jam. Sedangkan
pada interaksi lama perendaman dan konsentrasi terhadap viabilitas benih adalah
konsentrasi 5 ppm dan lama perendaman 3 jam, yang dapat dilihat pada
penignkatan daya kecambah, panjang akar dan panjang hipokotil.
dilestarikan dengan menyimpan biji pada suhu rendah, hal ini dilakukan untuk
mengatasi penurunan viabilitas akibat deraan lingkungan. Namun seringkali
penyimpanan pada suhu rendah memberikan pengaruh terhadap pengeras kulit
benih sehingga membuat benih impermeabel terhadap air. Impermeabilitas kulit
benih seringkali membuat benih mengalami sulit berkecambah. Pemecahan
masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara merendam benih pada larutan
osmotikum seperti PEG. Perendaman pada larutan PEG dapat meningkatkan
proses imbibisi sehingga benih dapat berkecambah lebih cepat dan meningkatkan
daya kecambah benih.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada
bulan Mei-Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah konsentrasi PEG dengan 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm
dan 20 ppm. Sedangkan faktor kedua yaitu perlakuan lama perendaman, meliputi
3 jam, 6 jam dan 9 jam. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan
analisis varian, dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan Uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5% dan uji polinomial
ortogonal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada Peningkatan viabilitas benih
tembakau (Nicotiana tabacum L), yaitu pada daya kecambah, mempercepat waktu
berkecambah, panjang hipokotil, dan panjang akar. Pada konsentrasi rendah
sampai 10 ppm, PEG bisa meningkatkan viabilitas benih tembakau. Perlakuan
lama perendaman dalam larutan PEG yang paling baik adalah 3 jam. Sedangkan
pada interaksi lama perendaman dan konsentrasi terhadap viabilitas benih adalah
konsentrasi 5 ppm dan lama perendaman 3 jam, yang dapat dilihat pada
penignkatan daya kecambah, panjang akar dan panjang hipokotil.
No comments:
Post a Comment