Berdasarkan pengalaman empiris, cacing tanah
dapat dijadikan obat berbagai penyakit pada manusia, salah satunya
penyakit tifus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Hal ini
diduga karena tubuh cacing tanah mengandung zat-zat antimikroba
diantaranya enzim lysozyme, agglutinin, lytic factor, dan lumbricin.
Dewasa ini, untuk mempermudah pengobatan penyakit tifus, dibuatlah obat
berbentuk tepung dengan bahan dasar cacing tanah. Pengolahan dengan suhu
500C dapat mempengaruhi keefektifan tepung Lumbricus rubellus dalam
mengatasi penghambatan bakteri Salmonella typhi secara in vivo. Namun
kekurangtepatan pemilihan dosis dan lama pemberian akan mempengaruhi
keefektifitasan tepung Lumbricus rubellus dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi, lama pemberian, dan interaksi yang optimal
pemberian tepung Lumbricus rubellus yang berguna dalam pengobatan
penyakit tifus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi pemberian tepung cacing Lumbricus rubellus (konsentrasi 32%, 48%, dan 60%). Faktor kedua adalah lama pemberian tepung cacing Lumbricus rubellus (7 hari dan 14 hari). Data dianalisis dengan perhitungan Analisis Varians (Two Way ANOVA), jika menunjukkan beda nyata maka diuji lanjut dengan uji BNJ 1%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tepung Lumbricus rubellus berpengaruh terhadap penurunan kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi. Nilai rerata kadar SGPT Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi (P1 dan P2) sebesar 111,982 U/l dan 123,498 U/l, sedangkan pada A1, A2, B1, B2, C1, dan C2 masing-masing adalah 98,183 U/l, 90,440 U/l, 88,057 U/l, 56,091 U/l, 75,376 U/l, dan 44,773 U/l. Begitu juga pada kadar SGOT mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi. Pada penelitian ini diketahui bahwa pemberian tepung Lumbricus rubellus dosis 60% selama 14 hari sudah dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi pemberian tepung cacing Lumbricus rubellus (konsentrasi 32%, 48%, dan 60%). Faktor kedua adalah lama pemberian tepung cacing Lumbricus rubellus (7 hari dan 14 hari). Data dianalisis dengan perhitungan Analisis Varians (Two Way ANOVA), jika menunjukkan beda nyata maka diuji lanjut dengan uji BNJ 1%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tepung Lumbricus rubellus berpengaruh terhadap penurunan kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi. Nilai rerata kadar SGPT Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi (P1 dan P2) sebesar 111,982 U/l dan 123,498 U/l, sedangkan pada A1, A2, B1, B2, C1, dan C2 masing-masing adalah 98,183 U/l, 90,440 U/l, 88,057 U/l, 56,091 U/l, 75,376 U/l, dan 44,773 U/l. Begitu juga pada kadar SGOT mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi. Pada penelitian ini diketahui bahwa pemberian tepung Lumbricus rubellus dosis 60% selama 14 hari sudah dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT Rattus novergicus yang terinfeksi Salmonella typhi.
No comments:
Post a Comment