Limfosit terdiri dari sel T helper (Th), sel T supressor (Ts) dan sel T cytotoxic (CTLs). Menurut Baratawidjaja, gabungan antara Ts dan CTLs merupakan sel regulatori. IL-2 (interleukin-2) merupakan faktor pertumbuhan untuk sel T yang teraktivasi oleh antigen dan bertanggung jawab atas ekspansi klonal sel T setelah pengenalan antigen. Sel helper menjadi sumber utama dari IL-2 in vivo, sebaliknya sel T regulatori tidak dapat memproduksi sitokin ini. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpretasi persamaan model, menganalisis bagaimana perilaku dinamik model matematika pada peran IL-2 antara sel helper dan sel regulatori. Perilaku yang diamati berdasarkan ada atau tidak ada perubahan parameter yang menetapkan keberadaan dari regulasi langsung oleh sel regulatori terhadap sel helper teraktivasi yang sebelumnya persamaan model diubah ke dalam bentuk non-dimensional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interpretasi model dapat diamati pada gambar 3.1 di halaman 34. Untuk perbedaan perilaku dinamik yang dihasilkan dengan nilai awal dan . Pada nilai awal antara sel helper dan sel regulatori memiliki perilaku dinamik yang cukup signifikan. Dimana pada sel helper resting dengan kondisi awal seiring perubahan waktu mengalami penurunan cukup besar. Berbeda dengan sel helper teraktivasi dan cycling, perilaku dinamik yang ditunjukkan memiliki kesamaan dengan sel regulatori teraktivasi dan cycling sedangkan untuk sel regulatori resting mengalamai penurunan sangat kecil kemudian disusul dengan pertumbuhan yang sangat besar. Namun, hal ini berbeda saat nilai awal dengan dikenakan beberapa asumsi pada sel regulatori terkonjugasi terhadap APC . Pada saat tidak ada sel regulatori terkonjugasi terhadap APC, tidak tampak perilaku dinamik yang dapat diamati pada sel regulatori teraktivasi dan cycling, dikarenakan dengan kondisi awal mereka dan . Namun, untuk beberapa asumsi berikutnya grafik yang diperoleh menujukkan beberapa perubahan perilaku dinamik.
No comments:
Post a Comment