Ringkasan
Penelitian
Pemgaruh
Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Keluhan
Mual Muntah Pada Pasien Kanker Payudara
Yang
Menjalani Kemoterapi Di IRNA C
RSUP
Sanglah Denpasar
Oleh: Putu Emi Agustini
(NIM 1102115011)
Kanker
merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat karena insiden dan
angka kematiannya terus merayap naik. Salah satu jenis kanker yang
memiliki insiden yang relatif tinggi yaitu kanker payudara. Berbagai
pilihan terapi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker. Salah satu jenis
pengobatan yang paling sering digunakan pada pasien kanker payudara adalah
kemoterapi. Sistem
kerja agen kemoterapi tidak hanya menyerang sel kanker, namun juga sel normal
yang membelah secara cepat, salah satunya adalah traktus
gastrointestinal yang menimbulkan efek mual muntah
Pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi selama tahun 2012 dari bulan Januari
sampai dengan Juni yaitu sebanyak 148 orang. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan selama satu bulan diperoleh sebagian besar
pasien mengalami keluhan akibat kemoterapi seperti mual muntah sebanyak 48%,
lemas 36%, nyeri sebanyak 12 % dan keluhan lain sebanyak 4 %. Sebagian besar
pasien mengatakan mengalami keluhan mual muntah setiap melihat botol infus
kemoterapi dan mencium aroma obat sudah cukup membuat pasien merasa mual
muntah. Intervensi mandiri atau terapi modalitas perawat dalam mengatasi
keluhan mual muntah adalah melalui terapi nonfarmakologis. Ada banyak terapi nonfarmakologis
yang dapat digunakan untuk menanggulangi keluhan mual muntah,
diantaranya dengan terapi relaksasi otot
progresif.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan teknik
relaksasi otot progresif terhadap keluhan mual muntah pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2012. Penelitian
ini termasuk eksperimen semu (quasy-experiment). Rancangan ini
berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental, tapi pemilihan kedua
kelompok ini tidak menggunakan teknik acak.
Dalam penelitian ini pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi
dilakukan latihan relaksasi otot progresif dan diukur keluhan mual muntahnya,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan latihan relaksasi otot progresif. Untuk
mengetahui tingkat keluhan mual muntah pasien diukur menggunakan lembar observasi dan
wawancara serta Visual Analog Scale (VAS). Pengukuran
frekuensi dan durasi mual muntah menggunakan lembar observasi dan wawancara
sedangkan pengukuran intensitas mual muntah mengggunakann VAS.
Penelitian ini dilakukan terhadap pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
IRNA C RSUP Sanglah Denpasar yang memenuhi kriteria
inklusi dari tanggal 1-31 Desember 2012 dan didapatkan
responden sebanyak 32 orang (16 kelompok intervensi dan 16 kelompok
kontrol).
Untuk
mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap keluhan mual muntah pasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi maka dilakukan normalitas
data karena data yang diperoleh berupa skala interval.
Pengujian normalitas uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah
sampel kurang dari 50 dengan tingkat kepercayaan α = 0,05(Sopiyudin, 2011). Hasil penelitian ini
menunjukan data berdistribusi normal sehingga menggunakan
uji statistik inferensial parametrik Independent-Sample T Test dengan
tingkat kepercayaan α = 0,05.
Hasil
penelitian terhadap keluhan mual muntah pasien kanker payudara sebelum diberikan
intervensi relaksasi otot progresif (pretest) diperoleh hasil berdasarkan
rata-rata (mean) yaitu jumlah muntahan 2,06, frekuensi
mual muntah 2,12,durasi mual muntah 2,06 , dan intensitas
mual muntah 4,62. Sedangkan hasil penelitian
terhadap keluhan
mual muntah pasien kanker payudara yang setelah diberikan intervensi relaksasi
otot progresif (postest) diperoleh hasil berdasarkan rata-rata
(mean) yaitu jumlah muntahan 1,56, frekuensi
mual muntah 1,94, durasi mual muntah 1,81,
dan intensitas mual muntah2,31.
Hasil
penelitian terhadap keluhan mual muntah pasien kanker payudara yang tidak diberikan
intervensi relaksasi otot progresif (kelompok kontrol) pada pretest diperoleh hasil berdasarkan
rata-rata (mean) yaitu jumlah muntahan 2,00, frekuensi mual muntah 2,19, durasi
mual muntah 1,94,dan intensitas mual muntah 4,06.
Sedangkan hasil penelitian terhadap keluhan mual muntah
pasien kanker payudara yang tidak diberikan intervensi relaksasi otot progresif
(kelompok kontrol)
Selain tiu temuan-temuan
lain yang dapat diketahui dari bebrapa penelitian terdahulu diantaranya:
Perasaan takut, tegang,
kondisi kurang nyaman akan mengganggu proses penerimaan informasi yang akan
disimpan dalam memori. Jika perasaan tegang, takut, dan kondisi tersebut
berlangsung terus menerus maka dapat memberikan dampak negative bagi kesehatan
sel-sel otak yang berakibat pada proses penerimaan, penyimpanan dan
penyaluluran informasi (encoding-storage-retrieval atau recall).
Ada pengaruh teknik
relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi di Kelurahan Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang. Dengan p-value sistole sebesar 0,032 sistole,
sedangkan diastole p-value 0,008.
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun pada hipertensi primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di Kota Malang.
1 comment:
links of london sale
nike hyperdunk 2017
adidas iniki
true religion jeans
air force ones
longchamp bags
balenciaga
rayban sunglasses
adidas yeezy boost
Post a Comment