Lada merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan luas penggunaannya. Kebutuhan lada untuk pasar dunia (world market) tidak kurang dari 125 ribu ton per tahun, sementara produk lada yang dihasilkan petani rata-rata 42 ribu ton per tahun, ini berarti Indonesia hanya bisa memenuhi permintaan pasar dunia sepertiganya sisanya dipenuhi oleh Brasil, India, dan beberapa negara lainnya. Padahal, petani lada Indonesia masih bisa memanfaatkan peluang pasar tersebut dengan cara meningkatkan mutu (kualitas) serta memperluas areal kebun. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis usahatani dan pemasaran tanaman lada di Desa Lau Sireme, Kecamatan Tiga Lingga, Kabupaten Dairi. Daerah penelitian dipilih secara purposive berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pengambilan sampel untuk petani dilakukan dengan metode sensus dan untuk pedagang dengan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah secara deskriptif, tabulasi sederhana, analisis pemasaran dan model elastisitas transmisi. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Teknologi yang digunakan masih bersifat sederhana (tradisional) dan ketersediaan input produksi (bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja) cukup tersedia di daerah penelitian. 2. Besar volume produksi, biaya produksi, penerimaan, pendapatan usahatani, pendapatan keluarga (per tahun) dan kelayakan usahatani. Rata-rata jumlah produksi 54,89 Kg, Produktivitas usahatani 359,38 Kg/Ha, produktivitas tenaga kerja 29,86 Kg/HKP, biaya produksi Rp. 5.783.656,04/Ha, penerimaan Rp. 10.062.626,27/Ha, pendapatan usahatani Rp. 4.278.970,23/Ha, pendapatan keluarga Rp.6.987.026,61/Ha. Usahatani lada didaerah penelitian layak diusahakan secara finansial. Hal ini terlihat dari perhitungan analisis NPV sebesar 19.086.542,94; Net B/C 4,62; IRR 44,39%. 3. Saluran tataniaga lada di daerah penelitian terdiri dari satu saluran pemasaran yaitu dari petani ke pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menjual kepada pedagang besar, selanjutnya pedagang pengecer akan membeli lada dari pedagang besar dan akan menjualnya kembali kepada konsumen. 4. Biaya pemasaran dan share margin yang diperoleh pedagang berbeda-beda pada tiap lembaga pemasaran. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah sebesar Rp. 398,2/kg, pedagang besar Rp. 74,5/kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 60,4/kg. 5. Nilai elastisitas transmisi harga sebesar 1,67 % yang arti setiap perubahan harga 1 % ditingkat pengecer akan mengakibatkan kenaikan harga sebesar 1,67 % ditingkat petani.
1 comment:
jordan 12
kevin durant shoes
vapor max
off white hoodie
michael kors outlet online
nike basketball shoes
hermes belt
golden goose sneakers
kyrie irving shoes
yeezy
Post a Comment