Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang
dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran
yang ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi
petani, peranan dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan
yang mungkin timbul selama pelaksanaannya.
Dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksaan
program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian, untuk
mengetahui keberhasilan program penyuluhan penyuluhan pertanian yang ada
di daerah penelitian, untuk mengetahui jarak WKPP (Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian) terhadap pelaksanaan program penyuluhan di daerah
penelitian, untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
penyuluhan pertanian di daerah penelitian, dan untuk mengetahui
upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
di daerah penelitian. Dengan metode penentuan daerah yang dilakukan
secara purposive dan metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dan metode CIPP (Context, Input, Procces, Product).
Dari hasil penelitian diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Program penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh
Pertanian) Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang merupakan perpaduan antara program dari pemerintah dan
masyarakat yang dilakukan dengan mengembangkan potensi yang ada.
2. Pelaksanaan program penyuluhan di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh
Pertanian) Namorih dan Bintang Meriah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang telah dapat dikategorikan berhasil. Pada indikator konteks
(context) persentase ketercapaiaan sebesar 82,59 % dengan nilai 7,5.
Pada indikator masukan (input) persentase ketercapaian yang diperoleh
sebesar 84,81 % dengan nilai 7.66. Pada indikator proses (process)
persentase ketercapaian sebesar 80 % dengan nilai 7.2. Pada indikator
produk (product) persentase ketercapaian sebesar 83.70 % dengan nilai
7.53. Nilai tingkat keberhasilan program program penyuluhan didaerah
penelitian adalah 28.98 dengan persentase ketercapai sebesar 80.05%.
3. Jauh dekatnya jarak WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) yang
ditempuh oleh penyuluh tidak mempengaruhi penyuluh dalam menjalankan
tugasnya untuk tetap membantu petani.
4. Masalah-masalah yang dihadapi penyuluh di daerah penelitian biasanya
muncul dari masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah tersebut meliputi
kelangkaan pupuk, lemahnya permodalan, hama dan penyakit yang menyerang
serta rendahnya harga hasil produksi pertanian.
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah
mengatasi masalah-masalah di daerah penelitian adalah petani melalui
GAPOKTAN bekerja sama dengan penyuluh pertanian untuk mengajukan
permohonan pupuk bersubsidi serta benih unggul yang cukup dan untuk
membahas masalah modal,petani dapat meminjam uang dari Bank atau lembaga
keungan yang ada di daerah penelitian serta mengelola dana PUAP yang
telah diberikan pemerintah.
Download Skripsi
No comments:
Post a Comment