Natalia, Selly
Di Sumatera Utara, kehadiran perkebunan kelapa sawit telah mengeliminasi jenis perkebunan dan pertanian lainnya, lewat konversi lahan. Kabupaten Simalungun merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit rakyat dan karet rakyat di Sumatera Utara, selama beberapa tahun terakhir mengalami penurunan luas lahan karet. Salah satu penyebabnya adalah karena petani menganggap usahatani kelapa sawit lebih menguntungkan dibandingkan usahatani karet. Petani sendiri tidak terlalu rinci dalam perhitungan usahataninya, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan untuk menguji apakah memang usahatani kelapa sawit rakyat benar lebih menguntungkan dibandingkan dengan karet rakyat. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah purposive sampling, sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan secara acak (Simple Random Sampling), yang terdiri atas petani karet dan petani kelapa sawit di daerah penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi seperti Dinas Perkebunan Kabupaten Simalungun. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan serta uji T (Independent Samples T-test). Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Rata-rata biaya produksi usahatani karet rakyat di daerah penelitian adalah Rp11.332.044/ha/th dan rata-rata pendapatan adalah Rp 13.042.356/ha/th. (2) Rata-rata total biaya produksi adalah Rp 11.486.004/ha/th dan rata-rata pendapatan adalah 11.846.356/ha/th. (3) Biaya usahatani karet rakyat lebih rendah daripada biaya usahatani kelapa sawit rakyat, dan (4) Tingkat pendapatan usahatani karet rakyat lebih tinggi daripada usahatani kelapa sawit rakyat.
Di Sumatera Utara, kehadiran perkebunan kelapa sawit telah mengeliminasi jenis perkebunan dan pertanian lainnya, lewat konversi lahan. Kabupaten Simalungun merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit rakyat dan karet rakyat di Sumatera Utara, selama beberapa tahun terakhir mengalami penurunan luas lahan karet. Salah satu penyebabnya adalah karena petani menganggap usahatani kelapa sawit lebih menguntungkan dibandingkan usahatani karet. Petani sendiri tidak terlalu rinci dalam perhitungan usahataninya, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan untuk menguji apakah memang usahatani kelapa sawit rakyat benar lebih menguntungkan dibandingkan dengan karet rakyat. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah purposive sampling, sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan secara acak (Simple Random Sampling), yang terdiri atas petani karet dan petani kelapa sawit di daerah penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi seperti Dinas Perkebunan Kabupaten Simalungun. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan serta uji T (Independent Samples T-test). Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Rata-rata biaya produksi usahatani karet rakyat di daerah penelitian adalah Rp11.332.044/ha/th dan rata-rata pendapatan adalah Rp 13.042.356/ha/th. (2) Rata-rata total biaya produksi adalah Rp 11.486.004/ha/th dan rata-rata pendapatan adalah 11.846.356/ha/th. (3) Biaya usahatani karet rakyat lebih rendah daripada biaya usahatani kelapa sawit rakyat, dan (4) Tingkat pendapatan usahatani karet rakyat lebih tinggi daripada usahatani kelapa sawit rakyat.
Download Skripsi
No comments:
Post a Comment