Hasibuan, M. Iqbal Azhar
Usaha peternakan di Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat yang berskala kecil. Peternakan bukanlah suatu hal yang jarang dilaksanakan. Hanya saja skala pengelolaannya masih merupakan sampingan yang tidak diimbangi permodalan dan pengelolaan yang memadai. Beberapa peternak sapi potong melakukan usaha peternakan dengan pola kemitraan. Kemitraan ini sering disebut dengan sistem gado yaitu bentuk pemeliharaan dengan sistem kerjasama antar pemilik modal dan peternak. Beberapa peternak lainnya mengusahakan usaha ternak dari modal sendiri yang disebut usaha non gado. Perbedaan sistem usaha ini ternyata memiliki output dan input yang berbeda. Untuk menganalisis kondisi tersebut maka dilakukan penelitian terhadap 30 orang peternak usaha ternak sistem gado dan 30 orang peternak usaha ternak sistem non gado. Besar sampel ditentukan dengan berpedoman pada pendapat Roscoe. Data yang diperoleh dianalisis dengan rumus pendapatan dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Jumlah ternak sapi potong di Kabupaten Langkat mulai tahun 2007-2011 mengalami peningkatan jumlah populasi setiap tahun. (2) Terdapat perbedaan penggunaan input yaitu pada konsentrat, dimana pada usaha ternak sistem gado petania tidak ada yang menggunakan konsentrat untuk pakan ternak. (3) Pendapatan usaha ternak sapi potong sistem non gado lebih besar dibanding pendapatan usaha ternak sistem gado. (4) Tingkat pendidikan peternak sistem usaha non gado lebih tinggi (SMA sederajat) dibanding tingkat pendidikan peternak sistem usaha gado (SMP sederajat) dan jumlah ternak peternak sistem usaha non gado lebih banyak (3 ekor) dibanding jumlah ternak sistem usaha gado (2ekor). (5) Jumlah ternak berpengaruh nyata terhadap pendapatan sistem usaha ternak non gado dan sistem usaha ternak gado.
Usaha peternakan di Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat yang berskala kecil. Peternakan bukanlah suatu hal yang jarang dilaksanakan. Hanya saja skala pengelolaannya masih merupakan sampingan yang tidak diimbangi permodalan dan pengelolaan yang memadai. Beberapa peternak sapi potong melakukan usaha peternakan dengan pola kemitraan. Kemitraan ini sering disebut dengan sistem gado yaitu bentuk pemeliharaan dengan sistem kerjasama antar pemilik modal dan peternak. Beberapa peternak lainnya mengusahakan usaha ternak dari modal sendiri yang disebut usaha non gado. Perbedaan sistem usaha ini ternyata memiliki output dan input yang berbeda. Untuk menganalisis kondisi tersebut maka dilakukan penelitian terhadap 30 orang peternak usaha ternak sistem gado dan 30 orang peternak usaha ternak sistem non gado. Besar sampel ditentukan dengan berpedoman pada pendapat Roscoe. Data yang diperoleh dianalisis dengan rumus pendapatan dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Jumlah ternak sapi potong di Kabupaten Langkat mulai tahun 2007-2011 mengalami peningkatan jumlah populasi setiap tahun. (2) Terdapat perbedaan penggunaan input yaitu pada konsentrat, dimana pada usaha ternak sistem gado petania tidak ada yang menggunakan konsentrat untuk pakan ternak. (3) Pendapatan usaha ternak sapi potong sistem non gado lebih besar dibanding pendapatan usaha ternak sistem gado. (4) Tingkat pendidikan peternak sistem usaha non gado lebih tinggi (SMA sederajat) dibanding tingkat pendidikan peternak sistem usaha gado (SMP sederajat) dan jumlah ternak peternak sistem usaha non gado lebih banyak (3 ekor) dibanding jumlah ternak sistem usaha gado (2ekor). (5) Jumlah ternak berpengaruh nyata terhadap pendapatan sistem usaha ternak non gado dan sistem usaha ternak gado.
Download Skripsi
No comments:
Post a Comment