Endang Basaria Hutagalung
Faktor-F'aktor yang Menyebabkan Keterlambatan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Realisasi APBD pada Pemerintah Kota Sibolga, Oleh : Endang B. Hutagalung. Demi terselenggaranya perhitungan APBD tentunya membutuhkan SDM yang bertuaIitas untuk dapat menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daearah membutuhkan pemahaman menyeluruh dari pelaksanaan manajemen keuangan daerah dan adanya penyempumaan secara kontinyu dari instansi yang berwewenang agar tercapainya akuntabiIitas kinerja instansi pemerintah daerah sebagai bagian dari Good Government dapat menjadi kenyataan. Permasalahan daIam penelitian ini adaIah: Apakah faktor peralatan dan sumber daya manusia menyebabkan keterlambatan penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam menyusun laporan perhitungan APBD di Pemko Sibolga? Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, pelaksanaan sistem akuntansi di Pemko Sibolga dikembangkan dengan komputerisasi. Pemerintah Kota Sibolga melengkapi kantornya dengan seperangkat komputer (hardware) sebanyak 10 unit-dan software yang mereka perlukan, yaitu aplikasi khusus yang dinamakan program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Dengan software tersebut, unit-unit pengguna anggaran dapat mengakses akuntansi secara online. Namun dari 10 unit computer yang ada, banya 8 (delapan) unit dengan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, namun masih 5 (lima) unit yang dapat dioperasikan daIam penyusunan Iaporan realisasi APBD dengan menggunakan aplikasi tersebut karena masih 5 (lima) orang pegawai bagian keuangan Pemerintah Kota Sibolga yang telah mengikuti pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Sesuai dengan hasil penelitian, kepada Pemerintah Kota Sibolga disarankan untuk memberikan pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah kepada seIuruh pegawai bagian keuangan sehingga dapat mengoperasikan peraIatan dengan aplikasi tersebut secara optimal. Juga disarankan agar pegawai khusus bagian keuangan adaIah sumber daya manusia dengan basis iImu ekonomi dan akuntansi dengan pendidikan minimal D-3 dan S-l. Kepada pegawai yang telah mahir dan telah mengikuti pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah hendaknya dapat memberikan pelatihan secara intern kepada pegawai Iainnya sehingga Iebih memudahkan mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan format pelaporan APBD yang baru
Faktor-F'aktor yang Menyebabkan Keterlambatan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Realisasi APBD pada Pemerintah Kota Sibolga, Oleh : Endang B. Hutagalung. Demi terselenggaranya perhitungan APBD tentunya membutuhkan SDM yang bertuaIitas untuk dapat menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daearah membutuhkan pemahaman menyeluruh dari pelaksanaan manajemen keuangan daerah dan adanya penyempumaan secara kontinyu dari instansi yang berwewenang agar tercapainya akuntabiIitas kinerja instansi pemerintah daerah sebagai bagian dari Good Government dapat menjadi kenyataan. Permasalahan daIam penelitian ini adaIah: Apakah faktor peralatan dan sumber daya manusia menyebabkan keterlambatan penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam menyusun laporan perhitungan APBD di Pemko Sibolga? Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, pelaksanaan sistem akuntansi di Pemko Sibolga dikembangkan dengan komputerisasi. Pemerintah Kota Sibolga melengkapi kantornya dengan seperangkat komputer (hardware) sebanyak 10 unit-dan software yang mereka perlukan, yaitu aplikasi khusus yang dinamakan program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Dengan software tersebut, unit-unit pengguna anggaran dapat mengakses akuntansi secara online. Namun dari 10 unit computer yang ada, banya 8 (delapan) unit dengan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, namun masih 5 (lima) unit yang dapat dioperasikan daIam penyusunan Iaporan realisasi APBD dengan menggunakan aplikasi tersebut karena masih 5 (lima) orang pegawai bagian keuangan Pemerintah Kota Sibolga yang telah mengikuti pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Sesuai dengan hasil penelitian, kepada Pemerintah Kota Sibolga disarankan untuk memberikan pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah kepada seIuruh pegawai bagian keuangan sehingga dapat mengoperasikan peraIatan dengan aplikasi tersebut secara optimal. Juga disarankan agar pegawai khusus bagian keuangan adaIah sumber daya manusia dengan basis iImu ekonomi dan akuntansi dengan pendidikan minimal D-3 dan S-l. Kepada pegawai yang telah mahir dan telah mengikuti pelatihan manual aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah hendaknya dapat memberikan pelatihan secara intern kepada pegawai Iainnya sehingga Iebih memudahkan mereka untuk dapat menyesuaikan diri dengan format pelaporan APBD yang baru
Download Skripsi
No comments:
Post a Comment