Abstract
INDONESIA:
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang mempunyai nilai cukup besar, sehingga persediaan harus diperhatikan dalam pelaporannya. Pemilihan metode penentuan harga pokok persediaan ini salah satunya bertujuan untuk memenuhi keinginan investor yang berkaitan dengan market value perusahaan yang akan memberikan tingkat return yang diharapkan oleh investor serta bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap price earning ratio(PER) yang dikendalikan oleh variabel kesempatan produksi-investasi yaitu variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, variabilitas HPP, dan variabilitas laba bersih.
Objek pada penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 sampai 2012.Uji hipotesis yang digunakan adalah Pengujian secara univariate dengan uji beda rata-rata (t-test) dan Mann-whitney dan multivariate menggunakan regresi linier berganda dengan variabel kontrol. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.
Hasil pengujian univariate menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan variabilitas laba bersih berbeda secara signifikan antara perusahaan yang menggunakan metode FIFO dan rata-rata. Sedangkan variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan mendapatkan hasil yang tidak signifikan. price earning ratio pada uji univariate juga mendapatkan hasil yang tidak signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan PER antara perusahaan yang menggunakan metode FIFO dan rata-rata. Pengujian multivariate mendapatkan bahwa pengaruh metode penentuan harga pokok persediaan terhadap price earning ratio dengan variabel kontrol kesempatan produksi dan investasi (variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, variabilitas harga pokok penjualan, dan variabilitas laba bersih) mendapatkan hasil yang signifikan.
ENGLISH:
Inventory is one of the assets that has a considerable value, therefore inventory is reporting must be considered. Selection to determine method cost of goods inventory aims to satisfy the desires of investors in regard to the market value of companies that will provide a level of expected return by investors as well as the aims to determine its effects on the price earning ratio (PER) which is controlled by the variable production-investment opportunities i.e. variability of cost good of sold inventory, firm size, variability hpp, and variability net profit.
The object of the research are manufacturing companies listed in the BEI during 2010 to 2012. Hypothesis Testing is used univariate test with the average difference (t-test) and Mann-whitney, meanwhile multivariate testing using is linear regression multiple with variable control. The significance level is 5%.
The univariate testing results indicate that firm size and variability of net profit different a significant between company the methods of cost of goods inventory FIFO on average. Meanwhile variability Inventory and variability cost of goods sold in significant result. Price earning ratio at the univariate testing is also obtaining results in significant, therefore there is no different PER between the company that used FIFO and average method. Multivariate testing results shows that the determination of cost of goods inventories method has significant influence to price earning ratio with variable controls of variable production- investment opportunities i.e. variability inventory, firm size, variability of cost of goods sold and variability net profit.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu
mendapatkan laba atau keuntungan yang optimal serta memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangan
usahanya. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan
semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen
terhadap produk. Industri manufaktur memiliki peranan penting dalam pembangunan
sektor perekonomian Indonesia terutama nilai PDB (Produk Domestik Bruto). Oleh
karena itu, perusahaan manufaktur hendaknya menambah peluang investasi untuk
mencari pembiyaan eksternal agar perusahaannya lebih berkembang (Fatonah,
2013).
Komponen aset yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur adalah
persediaan, karena persediaan diperlukan dalam proses pembuatan barang jadi
yang akan dijual kepada konsumen dan pada akhirnya jumlah penjualan tersebut
diperlukan untuk menghitung laba perusahaan. Kenaikan harga-harga barang yang
terjadi beberapa tahun terakhir ini berdampak langsung terhadap penentuan nilai
persediaan (Levina dan Linda, 2009). Persediaan merupakan salah satu aktiva
yang mempunyai nilai cukup besar, oleh karena itu maka persediaan harus
diperhatikan dalam pelaporannya. Sebagai salah satu aktiva non-moneter,
permasalahan yang 2 timbul adalah bagaimana harus melaporkan nilai persediaan
akhir dalam neraca dan pengaruhnya terhadap laba rugi perusahaan serta pajak
yang harus dibayarkan perusahaan. Secara umum terdapat tiga metode penilaian
persediaan, yaitu First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO) dan
average (rata-rata). Di Indonesia pemilihan metode penentuaan harga pokok
persediaan untuk perusahaan mengacu pada PSAK No.14 yang memberikan kebebasan
untuk menggunakan salah satu alternatif metode persediaan. Namun PSAK No.14
mengindikasikan hanya ada dua metode yaitu metode FIFO/ First In First Out dan
metode Weighted Average (rata-rata tertimbang).
Hal ini sesuai dalam UU Perpajakan di Indonesia No.36 Tahun 2008
tentang pajak penghasilan mengakui metode FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama)
dan Weighted Average (rata-rata tertimbang) sebagai metode penentuan harga
pokok persediaan (Levina dan Linda, 2009). Saat ini metode LIFO (Masuk Terakhir
Keluar Pertama) dalam PSAK No.14 sudah tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan
dalam pembuatan laporan keuangan. Larangan penggunaan metode LIFO sesuai dengan
IASB (International Accounting Standard Board) suatu badan yang mengeluarkan
IFRS yang di taati oleh negara-negara eropa termasuk negara Indonesia yang mulai
sedikit demi sedikit mulai mengadopsi IFRS. Tidak digunakannya metode LIFO ini
karena memang akan menimbulkan net income dan pajak yang relatif kecil. 3
Perbedaan antara metode FIFO dan metode rata-rata tidak terlalu mencolok.
Tetapi dalam kondisi inflasi terjadi perbedaan yang cukup besar dari penggunaan
kedua metode. Pada kondisi ini, jika perusahaan menggunakan metode FIFO, akan
menghasilkan laba bersih yang tinggi karena semua harga meningkat, apabila
perusahaan menggunakan metode rata-rata maka akan menghasilkan laba yang berada
di antara metode FIFO dan LIFO . Walaupun metode penilaian persediaan FIFO dan
rata-rata tidak kontradiktif, namun tetap menggambarkan karakteristik
increasing dan decreasing income. Decreasing income digambarkan oleh metode
rata-rata sedangkan increasing income digambarkan oleh metode FIFO
(Setianingsih dan Pratiwi, 2010). Salah satu alasan dipilihnya metode penentuan
harga pokok persediaan oleh perusahaan adalah untuk memenuhi keinginan para
investor yang berkaitan dengan market value perusahaan, sehingga dalam memilih
metode tersebut akan memberikan pada tingkat return yang diharapkan investor.
Pemilihan metode penentuan harga pokok persediaan akan mempengaruhi Price
Earning Ratio perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Dhaliwal et al,
dalam Muklasin, 2002) menyatakan bahwa terdapat perbedaan Price Earning Ratio
yang signifikan antara perusahaan yang mengadopsi LIFO dengan perusahaan yang
mangadopsi Non-LIFO. Jika perusahaan mengadopsi LIFO maka akan menghasilkan Price
Earning Ratio yang lebih rendah dibandingkan jika perusahaan tersebut
mengadopsi metode FIFO. 4 Menurut Rustady (2004) Price Earning Ratio merupakan
rasio yang berkaitan dengan laba saham dan harga pasar yang diukur dengan nilai
koefisien variasi dari earning per share of common stock dengan market of
common stock. Sedangkan Jerry (2008) menjelaskan bahwa Price Earning Ratio
mencerminkan penilaian investor terhadap laba perusahaan di masa depan. Price
earning ratio adalah fungsi dari perubahan kemampulabaan yang diharapkan di
masa yang akan datang.
PER mencerminkan hubungan
antara laba per saham dan harga saham. PER ini digunakan untuk melihat prospek
ke depan dari suatu saham atau dipandang oleh para investor sebagai ukuran
kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba di masa mendatang. Perusahaan yang
mempunyai kesempatan tumbuh besar biasanya mempunyai PER yang tinggi. Price
Earning Ratio kerap dijadikan indikator oleh investor untuk membuat keputusan
investasi di saham. Terdapat asumsi, semakin rendah Price Earning Ratio berarti
semakin murah harga saham yang bersangkutan (Farida, 2010). Pemilihan metode
penentuan harga pokok persediaan juga harus mempertimbangkan kondisi internal
perusahaan itu sendiri yang berupa karakteristik operasional perusahaan selain
alasan perbedaan kepentingan, perubahan harga, dan peraturan perpajakan.
Karakteristik perusahaan
tercermin dalam kesempatan produksi-investasi yang memungkinkan untuk digunakan
dalam pemilihan metode akuntansi persediaan. Lee dan Hsieh dalam (Mukhlasin, 2002)
memproksi variabel kesempatan produksi investasi ke dalam variabilitas harga,
variabilitas persediaan, variabilitas laba 5 akuntansi, ukuran perusahaan,
intensitas modal, intensitas persediaan dan klasifikasi industri. Proksi pada
penelitian Levina dan Linda (2009) adalah variabilitas persediaan, ukuran
perusahaan dan variabilitas laba bersih. Namun dalam penelitian ini menambahkan
satu proksi variabilitas yaitu variabilitas harga pokok penjualan, karena
antara metode FIFO, LIFO dan Rata-rata jika diperbandingkan akan tampak bahwa
harga pokok penjualan yang dihasilkan akan berbeda (Soemarso, 2004). Sehingga
dalam penelitian ini terdapat empat proksi variabel kesempatan produksi
investasi yaitu variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, variabilitas harga
pokok penjualan, dan variabilitas laba bersih. Variabilitas Ukuran perusahaan
merupakan variabel operasional yang dapat diidentifikasi dengan jumlah total
aset yang dimiliki perusahaan. Dimana semakin besar suatu perusahaan, maka
nilai persediaan yang dimiliki juga besar sehingga total aset yang dimiliki
perusahaan akan semakin tinggi. Pencapaian total aset yang besar menghasilkan
laba yang besar dan akan berpengaruh pula pada price earning ratio dimana nilai
yang dimiliki akan mengalami peningkatan (Putri, 2008). Harga pokok penjualan
merupakan variabel yang di peroleh dari persediaan yang tersedia untuk dijual
dikurangi dengan persediaan akhir. Menjadi variabel karena pada kondisi inflasi
metode akuntansi persediaan FIFO akan menghasilkan harga pokok penjualan yang
rendah yang berarti laba menjadi tinggi sedangkan metode Rata-rata akan
menghasilkan harga 6 pokok penjualan yang lebih tinggi yang berarti laba
menjadi rendah (Mukhlasin, 2002). Price earning ratio menggambarkan apresiasi
pasar atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Cara yang paling umum untuk
menilai sebuah perusahaan adalah menggunakan labanya. Laba yang stabil dapat
mendorong penilaian yang lebih tinggi untuk perusahaan, karena investor labih
menyukai laba yang relatif stabil untuk memprediksi kemungkinan arus kas di
masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan variabilitas laba bersih juga akan
mempengaruhi price earning ratio perusahaan. Penelitian tentang pemilihan
metode akuntansi persediaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu
seperti Mukhlasin (2002), Rustady, dkk (2004), Soesetio (2006), Putri (2008),
Levina dan Linda (2009), dan juga Rustady, dkk (2004). Mukhlasin (2002)
menemukan bahwa beberapa proksi variabel kesempatan produksi investasi
(intensitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, dan ukuran
perusahaan) antara metode FIFO dengan rata-rata berbeda secara signifikan,
sedangkan variabilitas laba akuntansi, intensitas modal, dan variabilitas
persediaan tidak berbeda secara signifikan. Temuan ini sejalan dengan
penelitian Soesetio (2006), serta Levinda dan Linda (2009). Mukhlasin (2002)
juga menemukan bahwa pengaruh pemilihan metode akuntansi persediaan terhadap
price earning ratio mendaptkan hasil yang signifikan dengan kesempatan produksi
investasi sebagai variabel kontrolnya. temuan ini sejalan dengan Levinda dan
Linda (2009). 7 Soesetio (2006) menemukan bahwa metode akuntansi persediaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio.
Temuan ini sejalan dengan Putri (2008). Atas hasil penelitian
tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut pengaruh metode
penentuan harga pokok persediaan terhadap price earning ratio dengan variabel
kesempatan produksi-investasi (Variabilitas persediaan, ukuran perusahaan,
Variabilitas harga pokok penjualan, dan variabilitas laba bersih) sebagai
variabel kontrol.
Berhubungan dengan latar belakang tersebut di atas, maka dalam
penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul tentang “Pengaruh Pemilihan
Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan, Variabilitas Persediaan, Ukuran
Perusahaan, Harga Pokok Penjualan, Dan Laba Bersih Terhadap Price Earning Ratio
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pemilihan metode penentuan
harga pokok persediaan berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
dengan variabel kesempatan produksi-investasi (Variabilitas persediaan, ukuran
perusahaan, Variabilitas harga pokok penjualan, dan variabilitas laba bersih)
sebagai variabel kontrol?
2. Apakah kesempatan produksi-investasi yang diproksikan dalam
Variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, Variabilitas harga pokok penjualan,
dan variabilitas laba bersih memiliki perbedaan rata-rata terhadap metode FIFO
dan metode Rata-rata?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian
ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui signifikansi bahwa ada
pengaruh pemilihan penentuan harga pokok persediaa FIFO dan Rata-rata terhadap
price earning ratio/ PER. 2. Mengetahui secara empiris tentang perbedaan
rata-rata kesempatan produksi investasi yang diproksi dalam Variabilitas
persediaan, ukuran perusahaan, Variabilitas harga pokok penjualan, dan
variabilitas laba bersih terhadap metode FIFO dan metode Rata-rata.
3.
Menyatakan secara empiris bahwa metode penentuan harga pokok persediaan FIFO
dan metode Rata-rata akan menghasilkan rata-rata price earning ratio perusahaan
yang berbeda.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian
ini adalah:
A.
Aspek Teoritis
1.
Bagi akademisi: untuk menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan pengaruh
metode penentuan harga pokok persediaan, variabilitas Persediaan, variabilitas
harga pokok penjualan, ukuran perusahaan, dan variabilitas laba bersih terhadap
price earning ratio pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
2.
Bagi Peneliti yang akan datang: Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
dan masukan dalam melakukan penelitian yang sama, khususnya bagi mahasiswa/i
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
B.
Aspek Praktis
1.
Bagi investor: Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi serta
pandangan baru kepada investor dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat
dijadikan alat untuk mengambil keputusan investasi.
2. Bagi perusahaan yang terdaftar di BEI:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap praktek
akuntansi pada perusahaan-perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan
pemilihan metode persediaan yakni dapat memberikan masukan kepada perusahaan
dalam pengambilan keputusan serta memberikan pemikiran bagi perusahaan
manufaktur dalam menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (Price Earning Ratio).
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini mencari
pengaruh metode penentuan harga pokok persediaan, harga pokok penjualan, ukuran
perusahaan, dan laba bersih terhadap Price Earning Ratio (PER) yang dibatasi
hanya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji
parametric t test. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh pemilihan metode penentuan harga pokok persediaan, variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, variabilitas harga pokok penjualan, dan variabilitas laba bersih terhadap price earning ratio: Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment