Abstract
INDONESIA:
Salah satu bentuk penyaluran dana zakat, infaq maupun sadaqah adalah dalam bentuk skema Qard al-Hasan. Melalui skema ini akan memungkinkan golongan penerima zakat dapat hidup mandiri dalam sebuah lingkungan sosio- ekonomi yang menggalakkan industri kecil dan mikro, dan akan berdampak mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Penyaluran dalam bentuk Qard Al-Hasan ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya karena transaksi Qard bersifat mendidik, dan peminjam (muqtarid) wajib mengembalikan.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati implementasi pembiayaan Qard al-Hasan. Sedangkan metode wawancara dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada beberapa informan yang terlibat langsung dalam proses pembiayaan, dan metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembiayaan Qard al-Hasan di Pusat Kajian Zakat dan Wakaf el- Zawa UIN Malik Ibrahim Malang.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa di Pusat Kajian Zakat dan Wakaf el-Zawa, dalam implementasi pembiayaan Qard al-Hasan di el-Zawa benar-benar menerapkan Qard Al-Hasan yang sesungguhnya, dikarenakan pada pengembaliannya sesuai dengan besarnya dana yang dipinjam. Seperti halnya pembiayaan pada umumnya, pihak manajemen el-Zawa juga menerapkan konsep 5c, character, capacity, capital, collateral, condition. Adapun kendala yang dihadapi, yaitu kendala ekstern yang muncul dari nasabah, berupa tunggakan angsuran dan nasabah tidak bisa mengembalikan pinjaman. Kebijakan yang dibuat el-zawa adalah menerapkan sanksi berupa infaq wajib sebesar 10% dari jumlah angsuran dan pengalihan agunan atau jaminan bagi nasabah yang tidak bisa mengembalikan pinjaman.
ENGLISH:
One of the forms of tithe, infaq, or alms fund distribution is the Qard al- Hasan scheme. It enables the class of tithe recipients to live independently in a socio-economy environment which build small and micro industry. The impact is to reduce the number of unemployment, poverty, and socioeconomic inequalities. The scheme has several advantages such as Qard transaction which educates, and the borrower (muqtarid) has the obligation to return the loan.
This research uses descriptive-qualitative approach by using observation, interview and documentation method. Observation method is done by observeing the funding implementation of Qard al-Hasan in Tithe Study Center and El-Zawa Benefaction of Maulana Malik Ibrahim Islamic State University, Malang. The interview method is done by interviewing some informants who directly involved in funding process. The documentation method is done by collecting documents about Qard Al-Hasan funding in the institution.
The result shows that Tithe Study Center and El-Zawa Benefaction Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang, fully implement Qard Al-Hasan funding fully implements. It can be seen from the return that is equal with the loan. Similar to common fundings, El-Zawa management also applies 5c’s concept: character, capacity, capital, collateral, and condition. Eventhough they do not mention the terms, but the implementation is similar with those 5c’s concept. In the implementation, the institution face external problem arises from its customers. It is the problem loan. However, to deal with this problem the institution implements a policy for the customers to pay 10% as an infaq and transfer of collateral or guarantee for customers who can not repay the loan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi pembiayaan qard al-hasan: Studi pada Pusat Kajian Zakat dan Wakaf El-Zawa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment