Abstract
INDONESIA:
Kepemimpinan pada setiap organisasi merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu organisasi. kepemimpinan yang sukses ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya dan tujuan-tujuan pribadi-pribadi yang terlibat didalamnya. Setiap perusahaan pasti memiliki sebuah tujuan, terlebih dalam perusahaan asuransi yang dituntut untuk teliti dalam bekerja dan melakukan pekerjaan yang bersifat kejar target untuk mendapatkan premi asuransi. Dalam pencapaian target tersebut tentunya sangat dibutuhkan sebuah kinerja yang produktif. Untuk mempertahankan karyawan agar memiliki kinerja yang tinggi dan tetap bertahan dalam perusahaan, maka gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) Adakah pengaruh secara simultan antara variabel, gaya kepemimpinan otoriter (X1), gaya kepemimpinan partisipatif (X2) dan gaya kepemimpinan delegatif (X3) terhadap kinerja karyawan (Y), (b) Adakah pengaruh secara parsial antara variabel, gaya kepemimpinan otoriter (X1), gaya kepemimpinan partisipatif (X2) dan gaya kepemimpinan delegatif (X3) terhadap kinerja karyawan (Y), (c) Variabel manakah yang paling berpengaruh (dominan) terhadap kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini mengunaakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Asuransi Jiwasraya Madiun Branch Office yaitu sebanyak 53 orang. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji signifikan uji F dan uji t serta mempertimbangkan uji asumsi klasik yaitu normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
Dari hasil analisis diperoleh hasil perhitungan bahwa: (a) secara simultan variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1) gaya kepemimpinan partisipatif (X2) dan gaya kepemimpinan delegatif (X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan nilai Fhitung 22,137 > F tabel 2,794 untuk taraf 5% dengan nilai R square 57,1%, (b) sedangkan secara parsial variabel gaya kepemimpinan partisipatif (X2) tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dikarenakan dalam penelitian ini responden terbanyak adalah karyawan tidak tetap (agen), karyawan tidak tetap ini pula yang jarang selalu ada di dalam kantor. Sehingga bagi mereka otoritas perintah dari pimpinanlah yang memotivasi mereka untuk segera melaksanakan pekerjaan. (c) variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja adalah variabel gaya kepemimpinan delegatif (X3) dengan nilai B sebesar 0,421 atau 42,1%.
ENGLISH:
Leadership in any organization is a very important factor determining the success of an organization. successful leadership is demonstrated by the success of their organization to achieve its aims and objectives of persons who engage in it. Every company must have a purpose, especially in the insurance company required to be meticulous in the work and doing work that is chasing a target to get the insurance premium. In achieving these targets would require a highly productive performance. In refaining employees to have high performance and stay within the company, the leadership style which is owned by a leader has an influence on performance. This study aims to determine: (a) Are there a simultaneous influence of variables, authoritarian leadership style (X1), participative leadership style (X2) and delegative leadership styles (X3) on the performance of the employee (Y), (b) Are there any influence of the partial between variables, authoritarian leadership style (X1), participative leadership style (X2) and delegative leadership styles (X3) on the performance of the employee (Y), (c) the variable is most influential (dominant) on the performance of employees.
In this study uses quantitative methods with a multiple regression analysis. The population in this study are employees of BNI Life Insurance Madiun Branch Office as many as 53 people. Analysis tool used is multiple linear regression with a significant test of the F test and t test and considering the assumptions of classical test the normality, autocorrelation, multicollinearity, and heteroscedasticity.
From the analysis of obtained results the calculations that: (a) simultaneously authoritarian leadership style variables (X1) participative leadership style (X2) and delegative leadership styles (X3) affect the performance of employees with a value of 22.137 Fhitung> F table 2.794 for the level of 5% with R square value of 57.1%, (b) while partially participative leadership style variable (X2) does not affect the employee's performance, because the majority of respondents in this study are not permanent employees (agents), this casual employees are always rare in the office. So for those of leadership command authority that motivate them to immediately carry out the work. (c) variables are the most dominant influence on the performance of delegative leadership style is variable (X3) with B values of 0.421 or 42.1%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah Manusia adalah salah
satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan utama di dalam segala
bentuk organisasi. Sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan dan
perlakuan khusus di samping faktor produksi yang lain. Sumber daya manusia
mempunyai peran penting dan besar dalam sebuah organisasi, dan juga merupakan
perencana dan pelaku aktif dalam sebuah organisasi, karena dari perilaku sumber
daya manusia itulah suatu organisasi dapat mencapai sebuah tujuannya. Sumber
daya lain yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak
bisa memberikan hasil yang optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang mempunyai kinerja berkualitas. Tujuan dari sebuah organisasi atau
perusahaan itu sendiri yaitu memajukan usahanya yang lebih bergantung pada
kinerja karyawan. Modal, metode dan mesin merupakan hasil yang berwujud, dapat
dilihat, dan dihitung jumlahnya. Akan tetapi hasil dan olah pikiran seorang
karyawan atau sumber daya manusia tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti
ide-ide pemecahan suatu persoalan, inovasi baru suatu produk barang atau jasa,
bisa juga merupakan penemuan atas prosedur kerja yang lebih efisien. Hal inilah
yang dapat membedakan keunggulan manusia dibandingkan sebuah mesin. Seorang
pemimpin juga dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan
ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas
seorang pemimpin. Di dalam suatu organisasi kepemimpinan memegang peranan yang
sangat penting agar dapat mempengaruhi bawahan sehingga tujuan yang telah
direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pemimpin dan aktifitas
kepemimpinan itu sangat penting dalam suatu organisasi dimana pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan yang baik itu dapat diuraikan sebagai berikut ; (1)
sebagai pengatur, pengarah organisasi untuk mencapai suatu tujuan, (2)
penanggung jawab dan pembuat kebijakan-kebijan organisasi, (3) pemersatu dan
memotivasi karyawan dalam melaksanakan aktivitas organisasi, (4) pelopor dan
menjalankan aktivitas manajemen, yaitu perencanaan, pengarahan dan pengawasan
pengelolaan sumberdaya yang ada, (5) sebagai pelopor memajukan organisasinya.
Memimpin dalam suatu organisasi tidak hanya melibatkan sekumpulan orang saja,
tetapi juga melibatkan sumbersumber daya yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan
adanya pemimpin di dalam suatu organisasi untuk melakukan pengaturan,
pengarahan dan pendayagunaan sumber-sumber daya yang ada. Menurut Sihotang
(2007:257), menjelaskan bahwa kepemimpinan pada setiap organisasi merupakan
faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan suatu organisasi.
kepemimpinan yang sukses ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola organisasi
untuk mencapai tujuan-tujuannya dan tujuan- tujuan pribadi-pribadi yang
terlibat didalamnya. Pemimpin disebut berhasil jiak mampu melaksanakan tiga hal
terpenting, yaitu: a. Mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba pada proses
pengelolaan organisme. b. Berhasil melakukan koreksi dan perbaikan pada
kelemahan-kelemahan yang timbul dalam organisasi. c. Mampu membawa organisasi
kepada sasaran yang dituju. Menurut Robert Dubin (1967:7), kepemimpinan
kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.
Menurut Hemphill (1954), ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk
bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari
jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh lagi George R. Terry
(1960:493), merumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk
mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi. Gaya
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002:224). Mengutip dari
pendapat Malayu S. P Hasibuan (2008; 170), menurutnya ada tiga gaya
kepemimpinan yaitu: 1. Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan Otoriter adalah jika
kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau
kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan
dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah
apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan
kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan.
Pemimpin memotivasi para bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. 3.
Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin
mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa
dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil
keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan pada bawahan.
Siagian (1997) dalam Kusumawati (2008), berpendapat bahwa peranan para pemimpin
dalam organisasi sangat sentral dalam pencapaian tujuan dari berbagai sasaran
yang ditetapkan sebelumnya. Perilaku kepemimpinan memiliki kecenderungan pada
dua hal yaitu konsiderasi atau hubungan dengan bawahan dan struktur inisiasi
atau hasil yang dicapai. Kecenderungan kepemimpinan menggambarkan hubungan yang
akrab dengan bawahan misalnya bersikap ramah, membantu dan membela kepentingan
bawahan, bersedia menerima konsultasi bawahan dan memberikan kesejahteraan.
Kecenderungan seorang pemimpin memberikan batasan antara peranan pemimpin dan
bawahan dalam mencapai tujuan, memberikan instruksi pelaksanaan tugas (kapan,
bagaimana dan hasil apa yang akan dicapai).
Suatu gaya pemimpin atau
manajer dalam organisasi merupakan penggambaran langkah kerja bagi karyawan
yang berada di bawahnya. Menurut Cormick dan Tiffin (1980) dalam Sutrisno (2010:172)
kinerja adalah kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan
tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana
seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang
dibuat, kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen
yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah
dijalani. Menurut Mangkunegara (2000) dalam Suhendi (2010:189) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain sebagai berikut: 1. Faktor
Kemampuan. Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri atas
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu,
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2.
Faktor Motivasi. Faktor yang terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan
pegawai ke arah pencapaian tugas kerja. 3. Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kera secara
maksimal. Faktor penting yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan
organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan menurut Bass et al. (2003),
Locander et al. (2002), serta Yammarino et al. (1993) adalah kepemimpinan
(leadership). Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pemimpin (leader)
dengan yang di pimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan
follower akan menentukan sejauh mana follower mencapai tujuan atau harapan
pimpinan (Locander et al 2002; Yammarino et al 1993). Pemimpin mengembangkan
dan mengarahkan potensi dan kemampuan bawahan untuk mencapai bahkan melampaui
tujuan organisasi (Dvir et al 2002). Sehubungan dengan adanya perbedaan dalam
memimpin suatu organisasi, antara pemimpin satu dengan yang lain berbeda dalam
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadiannya, sehingga tingkah laku
dan gayanya tentunya tidak sama di antara mereka, karena itu akan muncul
berbagai tipe atau gaya kepemimpinan yang akan dijalankan setiap pemimpin dalam
mencapai tujuan organisasi. Sehingga untuk mengetahui efektifitas pimpinan,
maka tergantung pada tanggapan para pengikutnya atas perilaku pemimpin yang
bersangkutan pada saat mereka saling berinteraksi dengan melihat implementasi
gaya kepemimpinan yang ada masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mana dalam
penerapan gaya kepemimpinan delegasi tersebut tidak efektif bilamana para
bawahan memiliki kemampuan berpikir secara kritis, maka dalam mencapai
kesepakatan dalam pengambilan keputusan mengalami banyak hambatan sebab
masing-masing bawahan dapat tetap mengutamakan pemikiran-pemikirannya yang
mereka anggap sudah sesuai. Gaya kepemimpinan yang dipakai akan menjadi faktor
yang sangat berpengaruh dalam mencapi sasaran dan tujuan yang dikehendaki dan
juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Asuransi Jiwasraya berdiri dengan
satu tujuan mulia, yaitu mendidik masyarakat merencanakan masa depan. Dengan
visi menjadi perusahaan yang terpercaya dan dipilih untuk memberikan solusi
bagi kebutuhan asuransi dan perencanaan keuangan. Dalam menjalankan usahanya,
Jiwasraya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat. Itu sebabnya perusahaan selalu mengadakan pembaruan demi menjawab
tuntutan jaman. Sementara itu peningkatan dari sisi people dilakukan melalui
standarisasi kualitas seluruh agen Jiwasraya. Perusahaan juga secara rutin
mengadakan berbagai pendidikan dan pelatihan karyawan dan juga pemimpin dari
setiap kantor cabang baik di dalam maupun luar negeri. Apabila seorang karyawan
dapat memenuhi targetnya tidak jarang seorang pemimpin akan memberikan reward.
Sampai saat ini Jiwasraya memiliki 505 tenaga ahli & profesional di bidang
asuransi yang tersebar baik di Head Office maupun Regional Office/Branch
Office.
Selain itu juga diperkuat pula oleh landasan finansial yang kokoh,
diyakini akan menjadikan Jiwasraya sebagai perusahaan asuransi komersial yang
terpercaya dan terkemuka, di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari
penjelasan diatas, para karyawan dan anggota organisasi mendapatkan perhatian
dari perusahaan, aspek tersebut bisa berujud inovasi yang dihargai tinggi,
pelatihan yang diadakan oleh perusahaan, dan penghargaan akan kesamaan derajat
diantara semua karyawan yang dipegang teguh oleh semua anggota perusahaan, atau
juga nilai-nilai hubungan antara pimpinan dan bawahan yang tidak diskriminatif.
Dalam perusahaan ini kerap sekali mengalami pergantian pemimpin yang kurang
lebih dilakukan 3 tahun sekali. Pergantian pemimpin inilah yang sering
mengalami kendala bagi karyawan, karena biasanya karyawan terbiasa dengan
pemimpin yang lama sebelum digantikan oleh yang baru. Dari hasil observasi yang
ada di lapangan, kepepimpinan yang ada pada PT. Asuransi Jiwasraya Madiun
Branch Office sekarang ini dipegang oleh seorang perempuan. Dimana baik secara
statistik maupun kualitatif terlihat bahwa kepemimpinan perempuan masih sangat
kecil peranannya dalam kehidupan masyarakat. Namun dalam hasil wawancara yang
dilakukan pada sebagian karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Madiun Branch Office
menjelaskan sebaliknya bahwa kepemimpinan perempuan malah membawa efek positif
daripada kepeimpinan laki-laki. Menurut mereka yang menjadi perbedaan yaitu
kepemimpinan perempuan memiliki gaya dan ciri khas tersendiri yang tidak
dimiliki pria, misalnya lebih menggunakan perasaan dan naluri keibuannya dalam
menghadapi beberapa masalah dalam sebuah organisasi. Selain itu pemimpin
perempuan yang ada saat ini mampu menjadi negosiator yang baik dan mampu
meredam konflik dengan baik. Dan pola pikir perempuan tidak untuk kepentingan
sesaat yang mengorbankan banyak hal. Maka dari itu penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian “PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun Branch Office)”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diungkap diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut
1.
Apakah gaya kepemimpinan yang terdiri dari kepemimpinan otoriter (X1),
kepemimpinan partisipatif (X2), kepemimpinan delegatif (X3) berpengaruh
simultan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun
Branch Office?
2.
Apakah gaya kepemimpinan yang terdiri dari kepemimpinan otoriter (X1), kepemimpinan
partisipatif (X2), kepemimpinan delegatif (X3) berpengaruh parsial terhadap
kinerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun Branch Office?
3.
Variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi
Jiwasraya (Persero) Madiun Branch Office?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian
ini adalah
1.
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan yang terdiri dari
kepemimpinan otoriter (X1), kepemimpinan partisipatif (X2), kepemimpinan
delegatif (X3) secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) Madiun Branch Office?
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
gaya kepemimpinan yang terdiri dari kepemimpinan otoriter (X1), kepemimpinan
partisipatif (X2), kepemimpinan delegatif (X3) secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun Branch Office?
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
dominan gaya kepemimpinan yang terdiri dari kepemimpinan otoriter (X1),
kepemimpinan partisipatif (X2), kepemimpinan delegatif (X3) terhadap kinerja
karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun Branch Office?
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
memperbaiki dan mengevaluasi berbagai gaya kepemimpinan yang telah dilakukan dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
b. Bagi Pembaca
Sebagai
tambahan wacana ilmiah di bidang manajemen sumber daya manusia khususnya pada
topik kepemimpinan serta bahan informasi bagi peneliti lain. 1.5 Batasan
Penelitian
Memberikan batasan masalah, batasan masalah
dalam penelitian ini terfokus pada tiga macam gaya kepemimpinan menurut Malayu
S. P Hasibuan (2008; 170), yaitu : (otoriter, partisipatif, dan delegatif)
terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Madiun Branch
Office.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi :Peranan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan: Studi kasus pada PT. asuransi jiwasraya (persero) Madiun Branch Office. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment