Abstract
INDONESIA:
Budaya inovasi merupakan sistem nilai organisasi/ perusahaan dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan para karyawan berperilaku yang dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya inovasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi/ perusahaan yang dianut oleh anggota perusahaan, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota perusahaan. Inovasi berkaitan dengan aktivitas penciptaan perubahan dan perbaikan. Perubahan yang berarti juga mengenalkan sesuatu yang baru dengan menggantikan yang lama menuju ke suatu hal yang lebih baik. Perubahan erat kaitannya dengan perilaku inovatif yang mengarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’. Oleh karena itu perubahan sebuah proses yang pasti terjadi, dan untuk bisa menyesuaikan dengan perubahan harus ditanggapi dengan perilaku inovatif.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan non- positivistik yang berusaha megetahui bagaimana budaya inovasi dapat menciptakan perilaku inovatif karyawan. Peneliti melakukan observasi, dokumentasi, dan wawancara pada pemilik, sekretaris, pengelola unit, bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian persediaan dan karyawan. Subjek penelitian difokuskan kepada pemilik dan karyawan, karena pemilik yang mempunyai budaya inovasi sedangkan karyawan diarahkan untuk memiliki perilaku inovatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Naura Collection telah menerapkan budaya inovasi. Hal ini dapat diketahui dari budaya inovasi yang telah dilakukan pemilik pada perbaikan manajemen Naura Collection, diantaranya menciptakan Postulate Naura Collection, desentralisasi, penataan sistem administrasi seperti adanya kompensasi, penghargaan, dst, kemudian melakukan pengembangan SDM melalui kegiatan- kegiatan pelatihan keterampilan, dan juga mengikuti seminar- seminar mode, dsb. Dengan budaya inovasi yang diterapkan oleh Naura Collection yaitu mempercayakan kepada para karyawan yang sudah lama bekerja bagi Naura Collection/ berpengalaman untuk mengelola usahanya, sehingga tiap unit usaha diberi kebebasan untuk mengelola unit usaha yang telah diamanahkan kepada mereka yang kemudian menghasilkan karya-karya yang dibuat oleh karyawan melalui produk-produk busana hasil ide maupun inovasi dari karyawan yang beranekaragam. Dan terbukti dengan budaya inovasi yang dilakukan oleh Naura Collection tersebut dapat menumbuhkan jiwa wirausaha/ perilaku inovatif bagi karyawan Naura Collection. Hal ini menandakan bahwa budaya inovasi dapat menciptakan perilaku inovatif, karena d engan adanya budaya inovasi ini menjadikan karyawan memiliki perilaku inovatif.
ENGLISH:
Innovative culture is a value system in an organization or a company. It will consequently influence the way in which the work conducted and also employee’s behavior. Therefore, innovative culture in the study is a value of an organization or company implemented by its member and will consequently influence they way they work and behave. Innovation deals with the activity of creating, changing and improving. Changing also means introducing something new and replacing the old ones for a better situation. It relates closely with innovative behavior which creates, introduces and applies new things. As a result, changes surely occur and in order to adapt to them we should response with innovative behavior.
The study is a qualitative research which employs non -positivistic approach to find out how the innovative culture creates employee’s innovative behavior. The researcher conducts observation, documentation, and interview with the owner, secretary, unit manager, marketing, treasury, logistic and employee. The subject of t he research focuses on the owner, due to his innovative culture, and the employees who become the target to have the innovative behavior.
The result shows that Naura Collection Probolinggo has been implementing the innovative culture.The owner made some improvements on the management of Naura Collection such as by creating Naura Collection Postulate, desentralization, administration system management with compensation, reward, etc., by developing human resources through training and fashion seminar.By implementing innovation culture, the owner of Naura Collection entrusts the experienced employees to manage the business. Each unit has its own autonomy to manage the business and lets the employees creating various fashion items. It is proven that by implementing such culture, Naura Collection is able to improve its employees’ entrepreneurship spirit or innovative behavior. Therefore, innovative culture leads the employees to have innovative behavior .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Manusia dalam hidupnya dipengaruhi
oleh budaya dimana dia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan dan perilaku
sosial atau masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya
masyarakat. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para anggota organisasi dengan
segala nilai, keyakinan dan perilakunya dalam organisasi kemudian menciptakan
budaya organisasi. Wheelen dan Hunger dalam Nimran (1997), secara spesifik
mengemukakan sejumlah peranan penting yang dimainkan oleh budaya organisasi,
yaitu: 1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi anggota, 2. Dapat
dipakai untuk mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi, 3. Membantu stabilitas
organisasi sebagai suatu sistem social, 4. Menyajikan pedoman perilaku, sebagai
hasil dan norma-norma perilaku yang sudah terbentuk. Menurut Sweeny &
McFarlin (2002: 334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan
secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau
tindakan, berperilaku di sekitar sini. Dari pemikiran tersebut dapatlah
diinterpretasikan bahwa budaya memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang
harus berperilaku, bersikap, bertindak dalam suatu komunitas. Kata „here‟ dalam
pengertian di atas mengacu kepada suatu komunitas tertentu, baik itu berbentuk
organisasi, perusahaan, atau masyarakat. 2 Pembahasan mengenai budaya
organisasi mulai marak diperbincangkan pada awal tahun 1980an setelah Pettigrew
menulis jurnal dengan judul “On Studying Organizational Cultures” dan
diterbitkan oleh Administrative Science Quarterly. Tulisan tersebut merangsang
para ahli organisasi dan praktisi bisnis untuk lebih memahami budaya organisasi
dan pada tahun yang sama banyak perusahaan berlomba-lomba menciptakan budaya
organisasi untuk mendukung pergerakan bisnisnya. Definisi budaya organisasi
yang diajukan oleh Pettigrew yaitu budaya organisasi sebagai sistem makna yang
diterima secara terbuka dan kolektif yang digunakan dalam satu kelompok orang
tertentu pada satu waktu tertentu (Sobirin, 2002). Menurut Robbins (1999)
budaya organisasi adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang
menentukan tingkat bagaimana para karyawan melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi. Budaya organisasi juga didefinisikan sebagai suatu
nilai-nilai yang mempedomani sumber daya manusia dalam menghadapi permasalahan
eksternal dan usaha memahami nilai-nilai yang ada serta mengerti bagaimana
mereka harus bertindak dan bertingkah laku. Dari berbagai pengertian yang telah
dikemukakan tersebut, dapatlah dinyatakan bahwa budaya ini merupakan cara hidup
termasuk di dalamnya cara berpikir, bertindak dan sebagainya dalam suatu
komunitas tertentu organisasi/ perusahaan/masyarakat, sehingga membedakan
karaketristik suatu komunitas dengan yang lainnya.
Menurut Schein (1992:12) salah satu
teoritisi organisasi dan manajemen memberikan definisi formal terhadap budaya
organisasi bahwa budaya perusahaan sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar
yang diterima, diciptakan atau 3 dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu
dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi
masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal atau integrasi internal
yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada
anggota-anggota organisasi baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Ndraha
(2003:4) mengemukakan bahwa budaya perusahaan (corporate culture) merupakan
aplikasi dari budaya organisasi (organizational culture) terhadap badan usaha
atau perusahaan. Studi budaya khususnya budaya inovasi yang dilakukan oleh
beberapa peneliti terhadap pentingnya budaya inovasi pada masyarakat bagi
pembentukan iklim inovasi dan ekonomi, diantaranya: 1) Penelitian tentang
Corporate Culture Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Perusahaan Gas
Negara (Persero) TBk, yang menunjukkan bahwa Budaya perusahaan dapat
meningkatkan citra perusahaan dan terbukti berdampak positif terhadap
perkembangan citra Perusahaan (Santhi, 2011). 2) Penelitian tentang Budaya
Organisasi Dalam Daur Hidup PT.BlueBird Sebagai Suatu Organisasi (studi pada
PT.BlueBird jakarta), yang menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan ancaman dari pesaing (Meliala,
2009). 3) Penelitian tentang Budaya Inovasi Sebagai Elemen Utama Pembentuk
Sistem Inovasi Daerah di (Studi di Provinsi NTB dan Kalsel), yang menunjukkan
bahwa strategi menumbuhkan budaya inovasi berdampak positif dengan adanya SIDa
(sistem inovasi daerah) di NTB dibuktikan dengan meningkatnya populasi sapi
betina produktif dari 38% menjadi 42% dari target 4 44% Tahun 2013 dan di
KALSEL berdampak positif sebagai pendongkrak perekonomian daerah (Asmara, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan Santhi (2011), Meliala (2009) dan Asmara (2012)
menunjukan arti pentingnya nilai budaya organisasi dalam mempengaruhi perilaku
dan sikap individu.
Hasil penelitian tersebut memberikan
indikasi bahwa terdapat hubungan antara individu maupun kelompok dengan budaya
organisasi, dimana individu yang sesuai dengan budaya organisasi memiliki
kecenderungan untuk mempunyai komitmen dan loyalitas tinggi pada organisasi,
dan juga memiliki intensitas tinggi untuk tetap tinggal dan bekerja di
organisasi, sebaliknya individu yang tidak sesuai dengan budaya organisasi
cenderung untuk mempunyai komitmen dan loyalitas yang rendah, akibatnya
kecendrungan untuk meninggalkan organisai tentu saja lebih tinggi. Budaya
inovasi dapat diinterprestasikan secara luas dan bervariasi dengan berbagai
cara. Budaya inovasi merupakan pemberian solusi baru yang dapat memberikan
nilai pada pelanggan. Budaya inovasi sebagai fenomena psikologi dan sosial
budaya, dimana kedua aspek tersebut dapat merupakan kunci keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi (Daghfous, Petrof & Pons, 1999). Budaya inovasi
lebih merupakan aspek budaya organisasi yang mencerminkan tingkat keterbukaan
terhadap gagasan baru. Inovasi ada dua macam, yaitu : inovasi yaitu inovasi radikal
dan inovasi inkremental (Scot & Bruece, 1994), 1). Semua perilaku individu
yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal
„baru‟, yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi adalah perilaku
inovatif, Inovasi yang sesuai dengan perilaku inovatif adalah inovasi
incremental, Dalam 5 hal ini, yang melakukan inovasi bukan hanya para ahli saja
tetapi semua karyawan yang terlibat dalam proses inovasi tersebut (Wess &
Farr, dalam De Jong & Kemp, 2003). Bryd & Bryman (2003) mengatakan
bahwa ada dua dimensi yang mendasari perilaku inovatif yaitu kreativitas dan
pengambilan resiko. Porcini, chief design officer di PepsiCo, berargumen bahwa
budaya inovasi sejati bukanlah tentang menciptakan "hal besar
berikutnya" untuk menangkap kembali perhatian konsumen yang menghilang,
dia berpendapat bahwa perusahaan seharusnya berfokus untuk berhubungan dengan
konsumen dalam hubungan yang lebih bermakna. Porcini mengatakan bahwa
"Pemikiran desain" bukanlah sebuah pekerjaan, ia adalah gaya hidup',
Sangat penting bagi perusahaan yang mau menumbuhkan budaya inovasi,
Untuk membiasakan kolaborasi di antara
departemen-departemen yang berbeda di perusahaan, mulai dari pemasaran, iklan,
sampai ke penjualan, dan pengembangan produk baru. Lebih lanjut Porcini
berkata, usaha kecil menengah (UMKM) lebih mampu berkolaborasi seperti itu
daripada perusahaan besar, karena mereka cenderung memiliki lebih sedikit orang
dan birokrasi sehingga memudahkan inovasi-inovasi itu akan tumbuh lebih cepat.
Hubungan dan kerjasama antar seluruh bagian perusahaan akan memastikan bahwa
ketika anda meluncurkan produk baru , Anda akan memberikan pesan holistic
(it4ukm.blogspot.com). Karakteristik UMKM di Indonesia, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic
(CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun
2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan 6 untuk
meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas
UMKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan
modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak
terlalu terlibat dalam hal birokrasi (http://infoukm.wordpress.com). Dalam
penelitian yang dilakukan wijayanti dan puspitasari (2005), diperoleh hasil
bahwa sebagian besar jenis inovasi yang dilakukan oleh UMKM adalah inovasi
produk, yaitu penciptaan produk-produk baru untuk dijual. Pada dekade
belakangan ini perhatian pada pengusaha kecil dan menengah (UMKM) baik di yang
bersifat home industri, perdagangan maupun jasa, dalam bentuk kajian di jawa
timur terus berkembang. Keadaan ini timbul sebagai akibat dari adanya
kecenderungan bahwa pengusaha (wirausaha) kecil dan menengah menjadi kelompok yang
marginal dalam kontelasi sosial ekonomi.
Padahal peran usaha kecil dan
menengah (UMKM) khususnya di jawa timur cukup besar, khususnya dilihat dari
serapan tenaga kerja. Fakta menunjukkan bahwa ternyata pengusaha (wirausaha)
kecil dan menengah lebih mampu bertahan selama krisis ekonomi. Hal ini
memberikan keyakinan bahwa pengembangan ekonomi lokal dengan berbasis
kerakyatan harus dilakukan untuk mendorong terbangunnya struktur perekonomian
yang lebih tangguh dan stabil. Namun demikian dari beberapa kajian litaratur
tentang usaha kecil dan menengah (UMKM) khususnya di bidang industri
garmen/konveksi belum begitu banyak atau jarang (Http://Depkop.go.id/, 2012).
Perkembangan pada Naura Collection dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini
mengalami suatu kemajuan yaitu semakin 7 bertambahnya unit/ cabang dari Naura
Collection, dengan demikian menunjukkan bahwa Naura Collection sebagai UMKM
tidak hanya bisa bertahan melainkan dapat berkembang. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik untuk melakukan kajian dengan memfokuskan pada UMKM di bidang
garmen/konveksi. Dipilihnya Naura Collection yang berada di kota probolinggo
karena penulis terbantu akan letak Naura Collection yang tidak jauh dari tempat
tinggal supaya mempermudah dalam mengumpulkan data dan juga penulis mengacu
pada pernyataan dari teori Larsen and Lewis, (2007:11) menyatakan bahwa salah
satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya
berinovasi.
Adapun judul kajian dimaksud adalah “Analisis
Budaya Inovasi Dalam Menciptakan Perilaku Inovatif Karyawan Pada Naura
Collection (Studi Kasus pada naura Collection Probolinggo)”. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan pendekatan non-positivistik. pendekatan
non-positivistik yaitu memandang organisasi sebagai sebuah konstruksi sosial
yang terdiri dari interaksi orang-orang yang terdapat di organisasi tersebut,
dengan lain perkataan organisasi merupakan sebuah budaya karena terdapat social
interaction antara masyarakat yang terdapat didalam organisasi dan
non-positivistik dimulai dari suatu fenomena yang selanjutnya didalami untuk
menghasilkan teori, tujuannya ialah untuk memahami makna atas pengalaman
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa pengalaman bukan
kenyataan empirik yang bersifat obyektif, melainkan pelajaran yang bisa dipetik
dari peristiwa yang dilalui seseorang, kebenaran diperoleh lewat pemahaman secara holistik, dan tidak semata
tergantung pada data atau informasi yang teramati, melainkan pula mendasarkan
pada informasi yang tidak tampak dan digali secara rinci akal sehat (common
sense) bisa menjadi landasan mencari kebenaran-kebenaran bersifat unik, dan
tidak bisa berlaku secara umum dan diperoleh lewat proses induktif (Kattsoff,
2004).
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih mempermudah penelitian ini
nantinya, maka penulis akan fokus pada permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimanakah Budaya Inovasi Dalam
Menciptakan Perilaku Inovatif Karyawan di Naura Collection Probolinggo”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui budaya inovasi yang ada pada perusahaan sehingga budaya
inovasi pada perusahaan tersebut dapat terukur secara ilmiah.
1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ini
sangat penting, karena akan menjadi batasan atau fokus pada variabel-variabel
yang diteliti dan menjadi pedoman kerja bagi peneliti dalam melakukan
penelitian, sehingga mencegah terjadinya kesimpangsiuran terhadap proses penelitian.
Penelitian akan dibatasi dengan:
1. Lokasi dan variabel penelitian. Lokasi yang
dimaksud adalah Naura Collection Kecamatan Kedopok Probolinggo, Jl. Raya
Mastrip No. 125 9 Kedopok Probolinggo. Sedangkan variabel penelitian ini
adalah:
(a) Budaya Inovasi,
2. Subjek penelitian ini adalah:
(a) pemilik perusahaan, dan
(b) para pekerja (karyawan).
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti Untuk memperoleh
wawasan dan pengetahuan tentang budaya inovasi pada Naura Collection
Probolinggo.
2. Bagi pihak fakultas ekonomi Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan pemikiran yang
konstruktif dalam usaha sebagai bahan tambahan civitas akademika kampus UIN
Maulana Malik Ibrahim.
3. Perusahaan Dari penelitian
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam rangka mengatasi
masalah yang dihadapi perusahaan dan juga sebagai konsep baru perusahaan.
4. UMKM Dari Hasil Penelitian ini dapat
dijadikan literatur bagi UMKM untuk belajar dan mengembangkan usahanya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis budaya inovasi dalam menciptakan perilaku inovatif karyawan: Studi pada Naura Collection Probolinggo. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment