Abstract
INDONESIA:
Semakin ketatnya kompetisi diantara perusahaan menjadikan bidang pemasaran mendapat perhatian sangat serius para ahli. Betapa pun bagusnya sebuah produk, tanpa didukung pemasaran yang memadai, akan menjadi sia-sia. Kualitas sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi konsumen, tetapi tanpa didukung model pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke tangan konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Bank Muamalat dalam memasarkan produk KPR iB Muamalat kepada konsumen dengan akad musyarakah dan kelebihan dari akad musyarakah bagi nasabah dan bagi pihak perbankan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dimana variabel batasan masalah dari penelitian ini adalah strategi pemasaran (Periklanan, Personal Selling, Humas ,Penjualan Langsung, Promosi ) yang dikaitkan dengan akad musyarakah pada perbankan.
Dalam memasarkan produk KPR iB Muamalat, Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang menggunakan sarana public relation yaitu dengan bekerja sama dengan beberapa developer diberbagai daerah di kota Malang, kerjasama ini didasari perjanjian dimana dalam perjanjian tersebut pihak developer menerima fee ( komisi ) sebesar 0.5% dari total dana pinjaman nasabah kepada pihak perbankan. Sedangkan keuntungan yang dari pembiayaan KPR iB Muamalat dengan menggunakan akad musyarakah adalah tidak terpengaruh fluktuasi bunga pasar seperti halnya pada bank konvensional dan tak terpengaruh fluktuasi harga saat inflasi.
ENGLISH:
Increasingly intense competition among companies make marketing field is very serious attention of experts. No matter how good a product, without the support of adequate marketing, would be futile. Determine the quality of a product is an attraction for consumers, but without the support of adequate marketing model, it would be difficult to consumer.
This study aims to determine the marketing communication strategies used by Bank Muamalat in marketing of mortgage products to consumers with iB Muamalat Musharaka agreement and excess of Musharaka contract for our customers and for the banks. This study uses qualitative descriptive approach in which the variable limitation of this study is the issue of marketing strategy (Advertising, Personal Selling, Public Relations, Direct Sales, Promotions) Musharaka contract associated with the bank.
In marketing mortgage products iB Muamalat, Bank Muamalat Indonesia Malang Branch public relations by means of working closely with some of the developers in various areas in the city of Malang, this cooperation agreement based on the agreement where the developer receives a fee (commission) of 0.5% of the total funds customer loans to the banks. While the benefits of mortgage financing iB Muamalat using Musharaka contract is not affected by fluctuations in market interest as well as the conventional banks and not be affected when the price fluctuations of inflation.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara umum rumah merupakan
sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya.
Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi
pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang
berlaku didalam suatu masyarakat. Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai
yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan
dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat
setempat. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No.4 Tahun 1992 tentang perumahan dan
permukiman). Sedangkan fungsi dari rumah itu sendiri adalah penunjang rasa aman
(security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga di masa depan setelah
mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati
serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
Permintaan rumah yang signifikan dapat diantisipasi oleh perbankan yaitu dengan
menggalakkan sistem yang disebut dengan kredit kepemilikan rumah atau yang kita
sebut dengan KPR. KPR itu sendiri dapat digolongkan ke dalam jenis kredit
konsumtif yaitu kredit jangka panjang. Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) ini
merupakan salah satu perwujudan dari peranan bank sebagai media masyarakat
dalam memiliki rumah dalam berumah tangga maupun sebagai aset finansialnya.
Dalam Bank Syariah perkreditan ini tidak berdasarkan bunga, akan tetapi
berdasarkan pada prinsip syariah atau prinsip bagi hasil yang disepakati diawal
antara nasabah dengan pihak perbankan itu sendiri. Pertumbuhan lembaga keuangan
syariah (LKS) di Indonesia dalam kurun waktu dua windu terakhir telah
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan
suburnya perkembangan lembaga keuangan syariah diseluruh Indonesia seperti
perbankan syariah, asuransi syariah pegadaian syariah, pasar modal syariah, dan
lain sebagainya. Khusus bagi perbankan syariah, hingga Desember 2010 telah
berdiri 11 Bank Umum Syariah (BUS) dengan 1.215 kantor, 23 Unit Usaha Syariah
(UUS) dengan 262 kantor, dan 150 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan
286 kantor yang tersebar diseluruh penjuru tanah air. Perkembangan yang pesat
juga dapat dilihat pada mobilisasi dan penyaluran dana perbankan syariah. Dari
sisi simpanan masyarakat, dana pihak ketiga yang pada akhir tahun 2005
berjumlah Rp.15,54 trilliun telah tumbuh 97,85% per tahun, dan pada akhir
Desember 2010 telah menjadi Rp.76,03 triliun. Dari sisi penyaluran dana atau
pembiayaan yang diberikan yang pada akhir tahun 2005 berjumlah Rp.15,23 triliun
telah tumbuh 89,53% per tahun, dan pada akhir Desember 2010 telah menjadi Rp.
68,18 triliun ( Statistik perbankan syariah 2010). Kasmir (2008) menyatakan
bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pengertian tersebut senada dengan pengertian pembiayaan menurut UU Perbankan
no. 10 tahun 1998. Pengertian tersebut juga membedakan hasil perolehan antara
bank konvensional dan bank syariah dimana bank konversional berupa bunga dan
bank syariah mendapatkan keuntungan dari imbalan atau bagi hasil. Besar
kecilnya rasio pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah di Indonesia
banyak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan internal dan eksternal. Setiap
kepentingan tersebut mengarahkan kepada tujuan utama perbankan syariah yaitu
perolehan keuntungan yang pastinya halal menurut syariah dengan tingkat
likuiditas yang baik sehingga kepercayaan yang terbangun di masyarakat tetap
terjaga. Bank kemudian memasarkan berbagai produknya dengan menggunakan metode
pemasaran- pemasaran yang sedikit berbeda dengan bank konvesional lain pada
umumnya. Dalam dunia pemasaran ini bahkan sering kali orang menyamakan profesi
marketer (pemasar) dengan sales (penjual) sehingga orang awam yang merasa
dirugikan dalam hal penjualan maupun penggunaan suatu produk akan menyalahkan
marketer atau sales. Pada dasarnya pemasaran lebih mengarah pada kegiatan seni
menjual produk, dalam pemasaran ini mencakup beberapa proses yang diantaranya
berawal dari perancangan produk hingga produk tersebut diterima oleh konsumen.
Sedangkan penjualan adalah kegiatan yang berpusat pada terjadinya transaksi
penjualan barang atau jasa. Disamping itu, seiring dengan perkembangan jaman keberadaan
informasi menjadi lebih penting, bahkan diakui bahwa informasi bisa dijadikan
komoditi yang turut diperhitungkan dalam penentuan kebijakan dan dasar bisnis
ekonomi yang dilakukan manusia, baik secara sengaja atau tidak disengaja. Agar
perusahaan dapat mempertahankan usahanya, maka suatu perusahaan harus mempunyai
pemikiran untuk melakukan upaya perbaikan dan penahanan secara terus menerus
dari hal – hal yang kecil karena hal tersebut akan membawa dampak yang sangat
besar dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Salah satu usaha untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan
adanya suatu formulasi komunikasi pemasaran visi, misi dan tujuan dari sebuah
perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor penting dalam pembentukan perekonomian
adalah pemasaran, berbagai perusahaan menggunakan pemasaran untuk meningkatkan
penjualan atas barang atau jasanya, termasuk perbankan. Kegiatan pemasaran
selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang beriorientasi profit maupun
usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga
dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu
semakin meningkat. Konsep pemasaran itu sendiri telah ada sejak pertengahan
tahun 1950- an sebagai ganti filosofil buat dan jual yang berpusat pada produk,
bergeser dari filosofil pahami dan tanggapi yang berpusat pada konsumen.
Filosofi buat dan jual bertitik tolak bahwa konsumen akan membeli seluruh barang
yang diproduksi oleh perusahaan, namun kelemahan dari filosofi ini adalah
seringkali produk yang dibuat perusahaan tidak terserap oleh pasaran. Bagi
perusahaan kegiatan pemasaran merupakan suatu hal pokok dalam mencapai tujuan
karena dengan kegiatan pemasaran diarahkan untuk menciptakan pertukaran yang
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba. ( Kasmir:2004). Bagi dunia
perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit. Kegiatan
pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu
keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan
kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi
dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan
pemasarannya secara terpadu dan terus-menerus melakukan riset pasar. Secara
umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan
mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan. Pemasaran secara umum
tidak hanya sebuah proses dimana adanya menjual, iklan dan promosi saja, akan
tetapi pemasaran merupakan keseluruhan proses dalam suatu perusahaan untuk
mempertukarkan dan menjual produknya. Sama seperti halnya dengan dunia
perbankan, dalam memasarkan produk – produknya menggunakan konsep- konsep
pemasaran agar produk dari perbankan tersebut dapat diterima oleh masyarakat.
Produk perbankan yang
dimaksud disini adalah produk penghimpun dana bank dan produk penyaluran dana
seperti halnya pembiayaan, baik pembiayaan yang bersifat konsumtif maupun
produktif, baik menggunakan akad musyarakah, mudharabah dan murabahah
(Kasmir:2004). Komunikasi pemasaran sendiri berdiri merupakan perwujudan dari
konsep-konsep komunikasi (Smith, 2005). Public relations merupakan fungsi
manajemen yang memusatkan perhatian pada interaksi jangka panjang antara
organisasi dengan public publik yang berkaitan dengan organisasi untuk
memperoleh goodwill, pengertian yang saling menguntungkan serta dukungan
(Smith,2005:4). Sedangkan komunikasi pemasaran adalah fungsi dalam manajemen
yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen (Smith, 2005: 4). Namun, koordinasi dari dua kegiatan
tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi dan
dikenal sebagai integrated marketing communication (IMC). Philip Kotler et all
memberikan empat tahap proses dalam komunikasi pemasaran yakni analisas
lingkungan, identifikasi khalayak dan tujuan, pengembangan pendekatan strategis
dam mengembangkan rencana implementasi.Selain itu pendapat lain memberikan
sembilan fase yang dikelompokkan menjadi empat fase dalam komunikasi strategis
untuk public relations yakni formative research, strategy, tactic dan
evaluation research (Smith : 2005). Adanya pasar bebas yang mengakibatkan dunia
perdagangan menjadikan persaingan promosi yang lebih seru, karena banyaknya
jenis produk yang ditawarkan. Berbagai jenis produk yang ditawarkan sangat
berhati-hati dalam mengisi dicelah-celah bisnis melalui promosi. Dalam
komunikasi pemasaran melalui promosi antar produsen agar produknya meningkat
dan jangkauan pasar lebih luas merupakan jurus yang harus dilakukan. Persaingan
antar produk di pasaran mendorong produsen gencar untuk berpromosi yang dapat menarik
perhatian konsumen. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain :
melalui promosi penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan periklanan.
Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien karena menggunakan biaya
rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat. Promosi melalui
periklanan sangatlah efektif karena dapat memberikan informasi yang jelas
terhadap produk pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam
menyuguhkan produk sehingga dapat diyakini untuk memenuhi kebutuhan pembeli.
Salah satu faktor penting dalam perekonomian adalah pemasaran. Berbagai
perusahaan menggunakan pemasaran untuk meningkatkan penjualan barang atau
jasanya, termasuk perbankan. Kebutuhan manusia akan uang dan bagaimana cara
penyimpanan maupun peminjaman semakin bertambah pesat dan dengan banyak pilihan
tempat seperti banyaknya terdapat bank di Indonesia. Dalam hal ini hampir semua
orang membutuhkan kehadiran bank sebagai sarana penyimpanan dan transaksi
lainnya dalam memenuhi kebutuhan. Banyaknya berbagai bank yang telah hadir
dewasa ini telah memberikan berbagai pelayanan, baik berupa produk ataupun jasa
yang dapat menarik perhatian masyarakat. Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di era globalisasi membuat dunia
menjadi begitu terbuka, termasuk dalam dunia perbankan. Masyarakat sangat
membutuhkan kehadiran bank sebagai sarana penyimpanan maupun membantu dalam
usaha masyarakat baik usaha kecil maupun menengah ke atas, kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, termasuk dalam dunia perbankan, pemberian pinjaman kredit
akan hunian atau yang biasa kita sebut dengan KPR. Salah satunya adalah Bank
Muamalat, Bank ini merupakan bank yang memiliki beberapa perbedaan dengan bank
umum lainnya, dilihat dari segi produknya dan segi cara bank tersebut membina
kemitraan dengan para nasabah ( publik relationship). Pada dasarnya fungsi bank
syariah, seperti bank umum lainnya, adalah sebagai lembaga perantara
(intermediasi) antara pihak yang kelebihan uang (pemodal/penabung) dan pihak
yang kekurangan modal (peminjam). Aspek yang membedakannya dengan bank umum
adalah bank syariah dalam operasionalnya menyediakan jasa / layanan keuangan
dengan konsep/sistem syariah Islam yaitu mendasarkan pada sistem bagi hasil dan
bukan sistem bunga. Tujuan utama dari setiap ooperasionalnya adalah secara
aktif ikut berpartisipasi dalam proses pengembangan sosial ekonomi masyarakat
dalam bentuk manajemen aset-asetnya untuk kesejahteraan masyarakat. Alasan
klasik yang sering dikemukakan oleh pihak bank yang masih mengalokasikan
dananya dalam porsi kecil untuk pembiayaan musyarakah dan mudharabah adalah
munculnya agency problem dalam akad pembiayaannya. Produk dari Bank Muamalat
itu sendiri ialah sebagai penyaluran dana dan sebagai penghimpun dana, dalam
fungsinya sebagai penyalur dana yang dimana fungsi dari produk penyaluran dana
itu adalah berupa pembiayaan – pembiayaan. Dilihat dari segi pembiayaan yang
sedangkan Bank Muamalat membagi menjadi pembiayaan konsumen, modal kerja dan
investasi. Pembiayaan konsumen terdiri atas pembiyaan hunian syariah, yang
sebagai solusi kredit perumahan, auto muamalat untuk pembiayaan kendaraan dan
pembiayaan talangan haji bagi masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah ke
tanah suci Mekkah. Saat ini pada Bank Muamalat itu sendiri adalah pembiayaan
hunian syariah atau sekarang disebut dengan KPR iB Muamalat, yang dimana
pembiayaan tersebut merupakan produk pembiayaan yang membantu para pengusaha
untuk membeli, membangun, ataupun merenovasi properti untuk kebutuhan bisnis.
Didalam pembiayaan hunian syariah atau KPR iB Muamalat itu sendiri dapat
ditempuh dengan jangka waktu 15 tahun.
Menurut salah satu karyawan
di Bank Muamalat Arizal menyatakan, pembiayaan yang sedang diminati oleh
nasabah itu sendiri adalah jenis pembiayaan KPR iB Muamalat yang dimana dari
tahun ke tahun produk pembiayaan ini semakin meningkat. Selain itu diketahui
bahwa bentuk bentuk kredit dari bank yang paling top of mind adalah kredit
rumah atau pembiayaan KPR iB Muamalat yang meningkat mencapai 53,6% di tahun
2010( Bank Indonesia, 2010). Hal ini tak lain juga didukung oleh berbagai
strategi yang diterapkan oleh perbankan dalam menawarkan produk pembiayaan
kepada konsumen. Realitas di atas didukung oleh penelitian yang dimana
komunikasi ini berkembang sesuai dengan era globalisasi, ini dibuktikan dengan
salah satu penelitian yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran tersebut
sangat berkembang dinamis, penelitian ini dilakukan oleh Min Oi:2012, dengan
judul penelitiannya yang berjudul “ Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran PT.
Bank Central Asia Tbk dalam Menarik Minat Konsumen”. Di dalam penelitian ini
peneliti ingin bagaiman strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh BCA
terhadap ketertarikan minat konsumen, penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Menurutnya, penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang bersifat interpretif atau menggunakan penafsiran yang melibatkan banyak
metode dan menelaah masalah penelitiannya. Hasil dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah BCA telah melakukan kegiatan promosi melalui segala
saluran media khususnya untuk produk consumer banking. Promosi BCA ini baik
untuk produk consumer banking maupun produk kartu kredit sebenarnya sudah cukup
sukses. Hanya saja produk kartu kredit lebih berhasil mempromosikan produk
mereka dibandingkan dengan produk consumer banking. Nasabah atau konsumen
mengharapkan BCA melakukan perubahan, lebih kreatif, dan out of the box dalam
melakukan kegiatan promosi khususnya dari segi periklanan dan promosi penjualan
sehingga para nasabah tidak merasa strategi promosi BCA itu kaku dan monoton.
Sedangkan dari aspek public relations yang fungsinya untuk membangun hubungan
baik dengan publik yang termasuk didalamnya adalah konsumen, telah menjalankan
fungsinya dengan baik. Yaitu bertugas untuk menangani keluhan konsumen dan
melakukan kegiatan media relations. Oleh karena itu fakta – fakta mengenai
kenaikan permintaan tersebut dapat dijadikan peluang bagi perbankan dalam
pemberian pembiayaan. Dengan melihat perkembangan pembiayaan hunian syariah
pada Bank Muamalat yang menunjukkan peningkatan yang cukup drastis dalam
beberapa bulan terakhir.
Hal ini dapat dilihat dari
jumlah nasabah yang menggunakan produk pembiayaan KPR iB Muamalat dengan akad
musyarakah dari bulan Agustus hingga Oktober 2013 antara lain: Tabel 1.1 Tabel
Peningkatan Jumlah Nasabah KPR Muamalat iB ( Sumber: Data Bank Muamalat Cabang
Malang,2013) Mengidentifikasi hal tersebut merupakan komponen yang menarik
untuk diteliti. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Strategi Komunikasi Pemasaran Produk KPR Muamalat iB dengan Akad Musyarakah di
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka pertanyaan pokok dalam penelitian ini adalah: Pembiayaan dengan
Akad Musyarakah Bulan Jumlah Nasabah Agustus 31 September 37 Oktober 45
1. Bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang dibangun oleh Bank Muamalat dalam memasarkan produk
KPR Muamalat iB dengan akad musyarakah?
2. Apa kelebihan model pembiayaan produk KPR Muamalat iB dengan
menggunakan akad musyarakah?
1.3 Tujuan Dari rumusan
di atas maka tujuan dari
penelitian tersebut,adalah:
1. Menjelaskan tentang bagaimana komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang dalam memberikan
pembiayaan produk KPR Muamalat iB kepada konsumen dengan menggunakan akad
musyarakah.
2. Mengetahui tentang kelebihan model pembiayaan produk KPR Muamalat
iB dengan menggunakan akad musyarakah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Instansi /
Perusahaan Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah sebagai bahan evaluasi
dan perbaikan dalam hal pemberian kredit dan komunikasi pemasaran yang
dilakukan dalam pembiayaan produk KPR Muamalat iB.
2. Manfaat bagi Penulis Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah
sebagai bahan pembanding teori dan fakta dalam lapangan / keadaan sebenarnya
dalam dunia kerja tentang bagaimana komunikasi pemasaran yang di lakukan oleh
PT. Bank Muamalat dalam memasarkan produk pembiayaan hunian syariah kepada
konsumen.
3. Bagi Pihak Lain Sebagai informasi yang di tujukan untuk semua
kalangan tentang sistem perkreditan dan bagaimana komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang dalam memasarkan produk
KPR iB Muamalat.
1.5 Batasan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah yang akan saya
teliti, maka diperlukan batasan masalah pada sarana komunikasi yang digunakan
oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang, dimana batasan sarana
komunikasi ini meliputi: periklanan (advertising), Penjualan Personal (personal
selling), promosi ( promotion) dan Humas yang di mana dari beberapa sarana
komunikasi ini dihubungakan dengan produk KPR Muamalat iB dengan akad musyarakah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Strategi komunikasi pemasaran produk KPR iB Muamalat dengan akad musyarakah: Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment