Abstract
INDONESIA:
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KSP Artha Jaya dipengaruhi oleh faktor keuangan dan non keuangan. KSP Artha Jaya Pasuruan merupakan koperasi yang memiliki usaha simpan dan pinjam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari aspek keuangan (modal sendiri dan modal pinjaman) dan aspek non keuangan (partisipasi anggota, kinerja pengurus, kinerja manajer dan pemerintah) mana yang memberikan peranan di dalam perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada setiap periode serta mengkaji kebijakan-kebijakan ketua koperasi sebagai pemilik terhadap kondisi perubahan SHU pada 2007-2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan aspek keuangan dan non keuangan yang berperan di dalam menentukan perolehan SHU. Aspek keuangan didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada pihak pengurus khususnya pada bagian keuangan disertai dengan dokumen dan aspek non keuangan tentang partisipasi anggota, kinerja pengurus, kinerja manajer dan pemerintah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek keuangan (modal sendiri dan modal pinjaman) memberikan peranan di dalam perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) KSP Artha Jaya pada tahun 2007-2011, sedangkan pada aspek non keuangan hanya partisipasi anggota, kinerja pengurus dan kinerja manajer yang berperan di dalam perolehan SHU, sedangkan pemerintah hanya sebagai acuan koperasi dalam menjalankan usahanya. Kebijakan ketua KSP Artha Jaya terkait perubahan perolehan SHU lebih dilakukan dengan tindakan langsung tanpa adanya aturan tertulis, berupa pencabutan semua fasilitas yang telah diberikan kepada para karyawan, jika kondisi SHU dan sirkulasi keuangan koperasi menurun (≤ 800 juta rupiah) yaitu pada tahun 2007-2009. Sementara saat SHU stabil dan meningkat pada tahun 2010-2011, Ketua menerapkan sistem saham yang diperuntukkan bagi para karyawan yang mampu membeli saham seharga 10 juta, dengan ketentuan pemilik saham tersebut baru berhak memperoleh deviden sebesar 2% dari saham yang di tanamkan pada KSP Artha Jaya setelah 6 bulan.
ENGLISH:
The net income of KSP Artha Jaya is influenced by the financial and non financial factor. KSP Artha Jaya Pasuruan is a cooperation that has a business of saving and loans. This study is aimed to get understanding on the performance of financial aspect (individual and loans modal) and non financial (member participation, management, manager performance, and also the government) in acquiring the net income. In this case, this study analyzed the performance of the two in acquiring the net income in every period. In addition, it is aimed to analyze the policy of the coorperation leader as the owner toward the condition of net income change in the period 2007-2011.
This study is a descriptive qualitative research. The researcher described the financial and non financial aspect performance in determining the acquisition of net income. The financial aspect is obtained from the observation and interview conducted toward the cooperation management especially the financial division as well as the document and non financial aspect about the member participation, management performance, manager performance, and the government are obtained from the interview, observation, and also document.
The result of this study shows that the financial aspect (individual and loans capital) has the important role in acquisition the net income KSP Artha Jaya in 2007-2011. On the other hand, only non financial aspect such as member participation, management and manager have a significant role in acquiring the net income, while government is only for cooperation reference in operating the business. The policy of KSP Artha Jaya leader related to net income changeis done by withdrawing facilities for the employees when the cooperation net income and financial turnover decrese ( ≤ 800 million rupiahs ) in 2007-2009. When the net income is stable and tends to increase in 2010-2011, the leader applies stock system for the employees who afford buying KSP Artha Jaya stock for 10 million. The net stock owner has the right to receive 2% dividend after 6 months period.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan
merupakan salah satu pilar ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian serius
dari pemerintah. Di sisi lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi
pengangguran dan mengentaskan kemiskinan dilakukan melalui program-program
pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi
diharapkan akan mendukung upaya pemerintah tersebut. Dalam upayanya, pemerintah
dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dituntut
untuk dapat menghasilkan program dan kebijakan yang dapat mendukung tumbuh dan
berkembangnya koperasi. Berdasarkan laporan Statistik Perkembangan Koperasi tahun
2009 yang diterbitkan oleh Kementerian Koperasi tampak bahwa perkembangan
koperasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Dimana
secara kelembagaan Koperasi dalam periode 2007 – 2008 mengalami perkembangan
yang signifikan dengan laju perkembangan sebanyak 5.171 unit atau tumbuh 3,45%,
selain itu jumlah Koperasi yang aktif juga mengalami peningkatan sebanyak 3.931
unit atau 3,74%. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan Koperasi sebagai sebuah
wadah yang mampu memberikan manfaat bagi setiap orang yang bergabung didalamnya
menjadi 2 sebuah alternative pilihan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
baik. (www.depkop.go.id) Tidak hanya dari segi lembaga koperasi yang semakin
berkembang, kinerja koperasi di Indonesia juga mengalami perkembangan yang
baik, hal ini terlihat dari data perkembangan kinerja koperasi di Indonesia
pada tahun 2009-2011 yang diterbitkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Tabel
1.1 Data Perkembangan kinerja koperasi di Indonesia tahun 2009- 2011
Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggotanya dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila
pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi
seseorang atau masyarakat akan meningkat pula. Hal ini sangat berkaitan dengan
tujuan koperasi sendiri, yang di jelaskan dalam Sitio (2001,18) tujuan koperasi
di dalam Undang- Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 di
sebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan 3 masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional, dalam ranka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Dalam kegiatannya
koperasi mengelola berbagai usaha bagi anggotanya. Salah satu jenis usaha yang
biasanya dikembangkan adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini sesuai
dengan pasal 44 UU no. 25 tahun 1992 tentang pokok- pokok perkoperasian yang
menyatakan “ Bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui
kegiatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari dan untuk anggota dan calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya”. Ketentuan-
ketentuan tersebut menjadi dasar bagi koperasi lain untuk melaksanakan Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) baik sebagai salah satu jenis kegiatan koperasi. Dalam
Koperasi Simpan Pinjam maupun Unit Simpan Pinjam, modal yang ada di dalamnya
sangat dipengaruhi oleh simpanan anggotanya, semakin banyak anggota, maka
semakin besar pula modal yang diperoleh, Yang dikatakan modal mencakup beberapa
macam yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Modal merupakan suatu hal penting
di dalam menjalankan sebuah koperasi, akan tetapi pengaruh modal dan
penggunaannya dalam koperasi tidak boleh mengaburkan dan mengurangi makna dari
koperasi itu sendiri, yang artinya lebih menekankan kepentingan kemanusian dari
pada kepentingan kebendaan (Firdaus, 2002 : 70). Jumlah modal yang diperlukan
oleh suatu koperasi sudah harus ditentukan 4 dalam proses pengorganisasian atau
pada waktu pendiriannya dengan rincian berapa modal tetap dan berapakan modal
kerja yang diperlukan. Dalam perkembangannya, pengertian modal mengarah kepada
sifat non fisik, dalam arti detekankan kepada nilai, daya beli, atau kekuasaan
memakai atau menggunakan yang terkandung dalam modal. Modal tidak hanya
berdampak terhadap kelangsungan atau perkembangan sebuah kopersi simpan pinjam,
akan tetapi juga memberikan dampak terhadap laba (SHU) yang di terima oleh
koperasi setiap tahunnya, karena semakin besar modal yang di peroleh akan
semakin besar juga laba (SHU) yang nantinya akan dihasilkan.
(Sitio, 2001 : 88) Terkait penjelasan di atas
dapat di katakan bahwa naik turunya laba (SHU) yang ada dalam koperasi simpan
pinjam setiap tahunnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permodalan, akan
tetapi partisipasi anggota juga merupakan salah satu peranan penting didalam
perolehan Laba (SHU), karena modal yang merupakan penggerak kelangsungan
koperasi juga berasal dari anggota yakni dari simpanan pokok maupun simpanan
wajib.(Lilis,2011). Tidak Hanya itu, Manajemen koperasi juga menjadi salah satu
faktor yang dapat berpengaruh terhadap Sisa Hasil usaha karena manajemen adalah
salah satu indikator pembatas kinerja lembaga koperasi itu sendiri menjadi
lebih tepat, terarah, jelas dan tuntas. Banyak peniliti yang meneliti terkait
topik Sisa Hasil Usaha (SHU) ini dengan variabel penelitian yang berbeda – beda
pula di dalam setiap penelitian. 5 Dalam penelitian Lilis (2011), mengkaji
adakah pengaruh dari jumlah anggota dan jumlah simpanan anggota terhadap Laba
(SHU) pada sebuah koperasi, setelah dilakukan penelitian peneliti menyatakan
bahwa jumlah anggota dan jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap perolehan
sisa hasil usaha (SHU), akan tetapi hasil penelitian tidak hanya sebatas itu,
peneliti ini juga menyatakan bahwa terdapat variabel yang berpengaruh dominan
terhadap sisa hasil usaha (SHU) yaitu varabel jumlah pinjaman. Dalam penelitian
Andri (2011) menganalisis terkait pengaruh modal sendiri, tidak mengangkut
modal keseluruhan dan jumlah anggota terhadap Laba (SHU), setelah dilakukan
pengkajian peneliti menyatakan bahwa setelah dilakukan uji t dan uji F terdapat
pengaruh antara antara modal sendiri dan jumlah anggota terhadap perolehan Laba
(SHU), penelitian ini lakukan pada koperasi serba usaha. Sedangkan penelitian
sekarang lebih menganalisis faktor- fator yang memberikan kontribusi besar
terhadap perubahan laba (SHU) yang diperoleh setiap tahunnya oleh koperasi
simpan pinjam. Dalam artian tidak hanya dari segi jumlah anggota, dan jumlan
pinjaman, akan tetapi dilihat dari segi modal secara keseluruan yang
terdapatpada koperasi, tidak hanya itu dalam penelitian sekarang juga lebih
detail menjelaskan keterkaitan modal dalam pengaruh perubahan SHU baik itu
modal sendiri maupun modal pinjaman serta adanya peran manajemen koperasi dalam
mengatur kinerja yang ada di dalamnya, sehingga dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan koperasi. 6 KSP Artha Jaya merupakan koperasi simpan pinjam yang
berkembang pesat di Kota Pasuruan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak
cabang yang dimiliki KSP Artha Jaya yang tersebar di seluruh Indonesia kecuali
Bali dan Madura. Jumlah cabang KSP Artha Jaya yang tersebar di seluruh
Indonesia yaitu 78 cabang. Untuk wilayah jawa timur sendiri cabang Artha Jaya berjumlah
35 cabang yang tersebar di berbagai kota di Jawa Timur. Dengan banyaknya cabang
dari koperasi ini membuktikan bahwasanya koperasi Artha Jaya merupakan koperasi
yang mampu memberikan tingkat kepercayaan terhadap masyarakat terkait kinerja
yang sehat didalamnya. Untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat, Koperasi
Artha Jaya harus mamapu meyakinkan bahwasanya Kopersi Simpan Pinjam ini mampu
membantu kesulitan masyarakat sekitar yang membutuhkan dana yang pelayanannya
tidak terjangkau oleh bank, hal ini terkait dengan visi dan misi KSP Artha
Jaya. Dengan banyaknya nasabah yang telah bergabung dalam lembaga ini
memberikan pengaruh pula terhadap modal yang di peroleh yang nantinya akan
berdampak terhadap Laba (SHU) koperasi Artha Jaya. Namun tidak selamaya
Koperasi ini selalu mengalami keuntungan (SHU) yang meningkat pada setiap
tahunnya, akan tetapi juga mengalami penurunan Laba (SHU) pada periode- periode
tertentu. Pada koperasi Artha Jaya selama periode 2007 sampai 2011 perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU) tidak selalu mengalami peningkatan,terdapat beberapa
periode yaitu tahun 2007 sampai 2009 perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi
Artha Jaya 7 mengalami penurunan di bandingkan tahun sebelumnya dan kembali
mengalami peningkatan pada tahun berikutnya. Maka dari itu koperai Artha Jaya
sangat menarik untuk diteliti faktor- fator yang mempengaruhi atau yang
menyebabkan kenaikan dan penurunan terhadap Laba (SHU) yang diperoleh selama
periode 2007 sampai 2011. Dari penjelasan di atas, peneliti berminat untuk
meneliti faktor- fator yang berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan Laba
(SHU) pada KSP Arta Jaya dengan judul “Faktor- faktor yang Menentukan Kenaikan
dan Penurunan Sisa Hasil Usaha (SHU) Dari Aspek Keuangan dan Non Keuangan
(Studi KSP Artha Jaya Pasuruan Periode 2007 – 2011)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang,
maka yang menjadi permasalahan di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana aspek keuangan dan non
keuangan berperan dalam menentukan perubahan Sisa Hasil Usaha (SHU) Ksp. Artha
Jaya periode 2007- 2011?
2. Bagaimana kebijakan Ksp. Arha
Jaya dalam menyikapi perubahan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada periode
2007- 2011 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana aspek
keuangan dan non keuangan berperan dalam menentukan perubahan Sisa Hasil Usaha
(SHU) KSP. Artha Jaya periode 2007- 2011 8
2. Untuk mengetahui kebijakan KSP.
Arha Jaya dalam menyikapi perubahan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada
periode 2007- 2011
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu :
1) Bagi KSP Hasil penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan bagi pengurus dalam menentukan
kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan koperasi khusunya di Koperasi
Simpan Pinjam (KSP)
2) Bagi peneliti Penelitian ini
diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau cakrawala berfikir dalam hal
pengembangan wawasan di bidang ekonomi dan perkoperasian serta sebagai ajang
ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam
praktek di lapangan.
3) Bagi pembaca Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dalam rangka pemenuhan informasi dan
referensi atau bahan kajian menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
perkoperasian dan simpan pinjam.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti periode waktu
2007 sampai 2011, karena pada periode ini perolehan sisa hasil usaha (SHU) KSP
Arta Jaya mengalami perubahan, antara lain penurunan yang dialami pada periode
2007 sampai 2009, dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan 2011. Aspek yang
digunakan yaitu aspek keuangan yang meliputi modal sendiri dan modal pinjaman,
sedangkan aspek non keuangan meliputi partisipasi anggota, kinerja pengurus,
kinerja manajer dan pemerintah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Faktor-faktor yang menentukan kenaikan dan penurunan sisa hasil usaha dari aspek keuangan dan non keuangan: Studi kasus KSP Artha Jaya Pasuruan Periode 2007-2011.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment