Abstract
INDONESIA:
Sistem pengendalian persediaan dan produksi dapat meningkatkan efisiensi perusahaan, karena dengan sistem yang baik dapat mengeliminasi pemborosan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengeliminasi pemborosan adalah Material Requirement Planning (MRP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi persediaan bahan baku menggunakan metode MRP dibandingkan dengan metode perusahaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah analisis persediaan bahan baku. Kemudian metode MRP yang digunakan adalah Metode Proses Material Requiremant Planning, Metode Part Period Balancing (PPB), Metode Period Order Quantity (POQ) dan Meiode Economic Order Quantity (EOQ).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menerapkan metode MRP koperasi Brosem mengunakan sistem Job Order dengan biaya pembelian bahan baku sebesar Rp. 44.739.750 yang mengakibatkan apabila mendapatkan order yang sangat banyak akan terjadi over hour. Dan Setelah menerapkan metode MRP biaya pembelian bahan baku koperasi Brosem turun menjadi Rp 36.132.000, ini disebabkan karena perusahaan hanya melakukan pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya pemesanan dan biaya transportasi pembelian bahan baku tidak terlalu sering. Dengan menggunakan metode MRP, koperasi Brosem dapat mengurangi biaya persediaan bahan baku sebesar 19,24%.
ENGLISH:
Controlling system of supply and production can increase the efficiency of company, because by good system can eliminate a waste. One method which can be applied to eliminate the waste is Material Requirement Planning (MRP) method. The goal of this research is to know the efficiency of raw material of supply using MRP method than company method.
This research applies qualitative descriptive approach. The data analysis is supply of raw material by applying Material Requiremant Planning (MRP), Period Order Quantity (POQ) and Economic Order Quantity (EOQ) method.
The results shows that before applying MRP method, CV Brosem used JobOrder system andthe purchase cost of raw material wasRp. 44.739.750 which has impact if got much orderwould get over hourbutafter applying MRP method the purchase cost of raw material CV Brosemwent down to be Rp 36.132.000. This was caused by the company only did the purchase of raw material based on necessity, then the order and the transportation cost of raw material purchase was not often. Furthermore, by applying MRP method, CV Brosem could decrease the supply of raw material about 19,24%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertumbuhan perekonomian di
Malang terus berkembang seiring dengan era globalisasi, berbagai macam skala
dan jenis industri telah menyokong perekonomian kota Malang dengan segala
dinamika yang terjadi. tingkat pertumbuhan ekonomi juga mengindikasikan tingkat
kesejahteraan masyarakat juga. Nilai pertumbuhan ekonomi Kota Malang relatif
tinggi hingga melampaui nilai pertumbuhan ekonomi kawasan regional Jawa Timur.
Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada Tahun 2009 hingga tahun 2014 berturut-turut
adalah 5,0%, 7,0%, 7,2%, 7,3%, 6,6% dan 5,9% sebagaimana ditampilkan pada
grafik berikut. Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang Kecenderungan
semakin maju dan berkembangnya perekonomian kota Malang membuat persaingan
semakin ketat di seluruh sektor industri dan masingmasing perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Perusahaan dituntut 2 untuk mengelola semua
sumber daya yang dimiliki perusahaan lebih baik guna meningkatkan produktivitas
dan laba optimal serta menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam upaya
menjalankan kegiatan usaha secara efisien (Surianto, 2013). Produksi merupakan
kegiatan inti dari perusahaan (Surianto, 2013). Dalam proses produksi
perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai keinginan
konsumen. Untuk menjalankan produksinya perusahaan memerlukan bahan baku untuk
diolah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dengan kualitas yang terbaik.
Agar sistem produksi berjalan tepat waktu maka perusahaan harus dapat
menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Salah satu faktor
yang dapat meningkatkan efesiensi dalam menghasilkan produk yang berkualitas
adalah dengan memfokuskan diri pada manajemen persediaan (Sudarmaji, 2010).
Menurut Schroeder (1994) persediaan adalah stok bahan yang digunakan untuk
memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan. Pada perusahaan
industri, persediaan dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu persediaan
barang baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Masalah
persediaan bahan baku ini merupakan masalah yang sering dihadapi oleh
perusahaan industri, sehingga perlu dikembangkan teknik pengendalian persediaan
bahan baku yang baik. Persediaan dapat berupa bahan baku, komponen produk,
barang setengah jadi, dan barang jadi. Setiap persediaan memiliki peran yang
penting untuk perusahaan. Biasanya persediaan bahan baku menjadi yang paling
disoroti dalam 3 pengendalian persediaan (Ummiroh, 2013). Namun, persediaan
bahan yang lain juga penting untuk menunjang proses produksi, seperti
persediaan komponen produk yang tidak diproduksi oleh perusahaan, karena
komponen tersebut juga mendukung terbentuknya barang jadi. Menurut Rika
(2009:94-95) menyatakan bahwa ada empat faktor fungsi dari persediaan, yaitu
faktor waktu, faktor diskontinuitas, faktor tidak tentu, dan faktor ekonomi.
Faktor waktu meliputi proses dari produksi dan distribusi yang membutuhkan
waktu relatif lama. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan jadwal produksi,
pemesanan barang, pengiriman barang dari pemasok atau waktu pengiriman,
inspeksi barang, produksi, dan mengirim produk ke pengecer atau konsumen.
Persediaan mampu merencanakan pengurangan waktu dalam pemenuhan permintaan.
Faktor diskontinuitas mengizinkan perlakuan dari berbagai macam operasi yang
berbeda, seperti operasional pengeceran, distribusi, pergudangan, produksi, dan
pembelian. Faktor ini mengizinkan perusahaan untuk menjadwalkan banyak operasi
dalam tingkat kinerja yang diinginkan. Faktor tidak tentu, yakni fokus pada
peristiwa yang tak terduga yang dapat mengubah jadwal awal yang telah
direncanakan. Hal ini meliputi prakiraan permintaan, cakupan variabel produksi,
peralatan rusak, menunggu pengiriman, dan kondisi alam yang berubah. Faktor
ekonomi mengizinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari berbagai
alternatif pengurangan biaya. Persediaan memiliki peranan yang penting dalam
perusahaan dagang untuk kelancaran proses produksinya. Tanpa adanya persediaan,
para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu
tidak dapat 4 memenuhi permintaan pelanggan yang diperlukan dalam waktu
secepatnya (Harahap, 2010). Koperasi Brosem (Bromo Semeru) didirikan oleh
Kelompok Tani Wanita Brosem PKK Kota Batu, dengan tenaga kerja sekitar 50
orang. Selain sari apel, Brosem juga memproduksi jenang apel, jenang nanas, dan
aneka keripik buah. Sari apel yang diproduksi termasuk sari buah encer. Sari
apel Brosem telah dipasarkan di Jawa Timur dan Bali. Berikut data volume
penjualan Koperasi Brosem tahun 2011-2013. Tabel 1.1 Volume Penjualan Sari Apel
Brosem Tahun 2011-2013 Tahun Volume Penjualan 2011 52.776 2012 59.652 2013
75.510 Sumber: Koperasi Brosem (data diolah) Saat ini, sari apel Brosem
dihadapkan pada permasalahan produksi sari apel. Permintaan konsumen tidak
dapat dipenuhi oleh perusahaan karena terbatasnya stock persediaan di gudang
produk jadi pada bulan tertentu. Soalnya apel merupakan buah musiman yang tidak
setiap waktu tersedia. Periode panen apel sekitar enam bulan sekali berdasarkan
siklus pemeliharaan yang dilakukan.
Menurut Anshori (2003),
bahwa penentuan kebutuhan material dapat menjamin tersedianya persediaan atau
sumber daya yang tepat, dalam kuantitas dan waktu yang tepat pula. Solusi yang
dilakukan perusahaan selama ini adalah pada saat terjadi kelebihan permintaan
sari apel maka perusahaan melakukan pembelian sari apel 5 ke perusahaan
sejenis. Namun mengakibatkan perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.
Menurut Supriyanto dan Masruchah (2008) pemborosan biaya dapat diakibatkan
menumpuknya persediaan di gudang dan terhentinya proses produksi. Salah satu
alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP). Menurut Buffa (1996) MRP merupakan
teknik pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material atau bahan baku untuk membantu
perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari bahan baku dan menjamin
tercapainya jadwal produksi akhir, sehingga bahan baku yang dibutuhkan dapat
tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Secara garis besar metode MRP adalah
tingkat persediaan mencakup pemesanan item dengan jumlah dan waktu yang tepat.
Sedangkan prioritas operasi mencakup pemesanan dengan tanggal jatuh tempo yang
tepat. Kapasitas sistem mencakup perencanaan beban kerja baik untuk pekerja
maupun mesin, perencanaan beban yang tepat dan perencanaan waktu yang memadai
untuk memprediksi beban yang akan datang. Hal ini memungkinkan suatu perusahaan
dapat memelihara tingkat persediaan minimum untuk bahan baku namun tetap dapat
menjamin terpenuhinya jadual produksi untuk pembuatan produk. Surianto (2013)
melakukan penelitian mengenai penerapan MRP pada PT. Bokormas Mojokerto yang
menyimpulkan secara keseluruhan tiap tahan penerapan Material Requirement
Planning (MRP) memberikan hasil positif bagi 6 PT. Bokormas Mojokerto selain
penghematan biaya persediaan perushaan juga tetap dapat menjamin kelancaran
proses produksi sehingga proses produksi berjalan efisien. Sudarmaji (2010)
melakukan penelitian mengenai perencanaan persediaan bahan baku menggunakan
metode MRP pada PR. Cengkir Gading Nganjuk yang menyimpulkan bahwa metode MRP
bisa menghemat biaya produksi. Ummiroh (2013) melakukan penelitian mengenai
analisis penerapan MRP pada Pennyellow Furniture yang menyimpulkan bahwa metode
MRP bisa menghemat waktu produksi selama 1 minggu..
Mengingat pentingnya analisis Material Requirement Planning (MRP)
dalam menjamin kelancaran proses produksi khususnya pada saat musim ramai
penerimaan pesanan, maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian sebagai
berikut “Analisis Efisiensi Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode MRP
(Material Requirement Planning) Pada Perusahaan Minuman Koperasi Brosem di
Batu”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem sebelum
menerapkan metode Material Requirement Planning?
2. Bagaimana biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem setelah
menerapkan metode Material Requirement Planning?
3. Bagaimana perbandingan
biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem sebelum dan sesudah menerapkan
metode Material Requirement Planning?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem
sebelum menerapkan metode Material Requirement Planning.
2. Untuk mengetahui biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem
setelah menerapkan metode Material Requirement Planning.
3. Untuk mengetahui biaya pembelian bahan baku Koperasi Brosem
sebelum dan sesudah menerapkan metode Material Requirement Planning.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktisi (Koperasi Brosem) Dengan perancangan metode MRP
ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi selama melakukan
kegiatan produksi yang tentunya akan berdampak pula pada kenaikan laba
perusahaan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan pemahaman yang baik mengenai perancangan metode MRP sebagai upaya untuk
meningkatkan efisiensi biaya produksi.
3.
Manfaat Bagi Pihak Lain Dapat memberikan sebuah kontribusi atau rujukan bagi
pihak eksternal perusahaan atau organisasi khususnya Koperasi Brosem dalam
menentukan sebuah keputusan untuk melakukan upaya meningkatkan efisiensi biaya
produksi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis efisiensi persediaan bahan baku dengan menggunakan metode material requirement planning pada perusahaan minuman Koperasi Brosem di Batu Tahun 2014. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment