Abstract
INDONESIA:
Dalam kerjasama ekonomi kawasan Asia-Pasifik(APEC) telah menetapkan sasaran perdagangan bebas dan investasi untuk negara maju pada tahun 2010 dan negara berkembang 2020 sebagai wujud liberalisasi perdagangan dan investasi yang merupakan salah satu pilar dalam kunci pencapaian tujuannya. Dewasa ini beberapa pasar modal negara berkembang anggota APEC menunjukan pertumbuhan yang baik dalam kawasan Asia-Pasifik. Oleh karena itu, sebagai respon liberalisasi perdagangan dan investasi untuk negara berkembang pada tahun 2020 diperlukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel indeks pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya integrasi pasar modal di kawasan Asia Pasifik yang berimplikasi pada peluang portofolio diversifikasi international. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Integrasi Pasar Modal Kawasan Asia-Pasifik:Implikasi Diversifikasi International.
Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan mengunakan model analisis VECM (Vector Error Corection Model) dengan melakukan pengujian stasioneritas tingkat level, stasioneritas different, kointegrasi dan korelasi. Populasinya adalah seluruh negara di kawasan Asia Pasifik (APEC) yang memiliki pasar modal sedangkan sampelnya merupakan 10 negara APEC yang meliputi negara Amerika (^DJIA), Australia (^AORD), Hongkong (^HSI), Jepang (^N225, Singapura (^STI), Singapura (^KS11), New Zeland (^NZ50), Indonesia (^JKSE), Malaysia(^KLSE), Cina(^SSEC).
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat integrasi pasar modal yaitu pada pasar modal negara Australia (^AORD)- Malaysia (^KLSE) dan Hongkong (^HSI)- Korea Selatan (^KS11) dan terdapat peluang portofolio diversifikasi pada kawasan tesebut terlihat bahwa terdapat 20 pasang market index yang memiliki koefisien korelasi negatif.
ENGLISH:
In cooperation Asia- Pacific Economic ( APEC ) has set a goal of free trade and investment for developed countries by 2010 and developing countries in 2020 as a form of trade and investment liberalization is one of the key pillars in the achievement of its objectives . Nowadays some emerging capital markets of APEC members showed good growth in the Asia- Pacific region . Therefore , in response to the liberalization of trade and investment to developing countries by 2020 is needed to determine the relationship of the variables market index . The purpose of this study was to determine the presence of capital market integration in the Asia Pacific region which has implications for portfolio diversification opportunities internationally . Based on this background, the research will be conducted , entitled " Analysis of Capital Market Integration Asia - Pacific Region : Implications Diversified International .
This study uses quantitative methods to the analysis of the model using VECM (Vector Error correction model) with a stationary test level level , different stationary , cointegration and correlation . The population is the entire country in the Asia -Pacific ( APEC ) which has a capital markets while the sample is 10 APEC countries which include U.S. state (^DJIA),Australia (^AORD),Hong Kong(^HSI), Japan(^N225), Singapore(^STI), Singapore (^KS11 ), New Zeland(^NZ50), Indonesia(^JKSE), Malaysia(^KLSE),Chinese( ^ SSEC ) .
The results of these studies demonstrate that there are capital market integration in the Australian state of capital market (^AORD)- Malaysia (^ KLSE) and Hong Kong (^HSI )-South Korea (^ KS11 ) and there are opportunities in the area of portfolio diversification proficiency level shows that there are 20 pairs market index has a negative correlation coefficient .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kegiatan ekonomi di dunia
saat ini menjadi semakin berkait dan bergantung satu sama lain. Hampir tidak
ada negara yang tidak mempunyai interaksi dengan dunia luar. Interaksi kegiatan
ekonomi tersebut baik menyangkut kegiatan sektor rill maupun sektor keuangan.
Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari kegiatan ekspor dan
impor yang dilakukan oleh berbagai negara. Sedangkan pada sektor keuangan dapat
dikatakan bahwa kegiatan sektor ini hampir tidak mengenal batasan negara dan
beroperasi selama dua puluh empat jam dalam satu hari. Pada saat kegiatan
lembaga keuangan di Jepang tutup, maka kegiatan di Inggris akan mulai. Pada
saat kegiatan di Inggris tutup kegiatan di Amerika Serikat di mulai. Dan pada
saat kegiatan di Amerika Serikat tutup, kegiatan di Jepang di mulai. Karena itu
mereka yang bergerak dalam sektor keuangan harus selalu waspada selama dua
puluh empat jam setiap harinya. Lebih-lebih bagi mereka yang bergerak dalam
bisnis valuta asing (foreign exchange). Lembaga-lembaga keuangan tersebut
mungkin bergerak dalam bidang pasar uang maupun pasar modal. (Husnan,1998
:219-220) Pasar modal merupakan tongak penting dalam perekonomian dunia. Banyak
industri dan perusahaan yang mengunakan institusi ini sebagai media untuk
memperkuat posisi keuangannya. Perannya dalam menjalankan fungsi ekonomi dan 2
fungsi keuangan mejadikan Pasar modal memiliki peran yang besar bagi
perekonomian suatu negara. (Sutedi, 2011:220) Dalam perkembangannya, saat ini
bukan hanya negara-negara industri barat yang mempunyai pasar modal,
negara-negara sedang berkembangpun banyak yang mempunyai pasar modal sehingga
terbentuklah pasar modal international. Dengan adanya pasar modal
international, para pemodal bisa melakukan investasi di berbagai negara
(Investasi Intenational). (Husnan,1998 : 220) Menurut Tandelilin (2010:508)
Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi investor
dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi
return melalui diversifikasi internasional yang diperoleh investor akan lebih
tinggi dibanding investasi investasi yang hanya dilakukan pada pasar modal
lokal. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh
manfaat pengurangan resiko pada tingkat keuntungan tertentu. Besarnya manfaat
yang akan diperoleh investor akan sangat tergantung dari koefisien korelasi,
resiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut. Konsep
diversifikasi berawal dari disertasi Markowitz pada 1952. Markowitz menurunkan
manfaat utama diversifikasi secara kuantitatif dengan mengunakan portofolio
yang terdiri atas dua aset berisiko. Dengan matematika sederhana, Markowitz
berhasil membuktikan bahwa risiko portofolio dapat menjadi minimum, jika kedua
asset tersebut mempunyai koefisien korelasi negatif sempurna, yaitu negatif
(www.m.sindonews.com). Sehingga dapat dijelaskan bahwa Diversifikasi 3
merupakan sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai
instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda,
atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation).(www.
Ekonomi.kabo) Asia-Pasifik Economic Cooperation (APEC) atau Kerjasama Ekonomi
Asia Pasifik merupakan forum kerjasama yang bertujuan mengukuhkan pertumbuhan
ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara APEC (www.ikrcs.or.id).
APEC menjadi tumpuan,harapan dan keinginan untuk menciptakan iklim
kondusif bagi kerja sama antara berbagai kekuatan ekonomi di kawasan yang
akhirnya diharapkan dapat membangun integrasi ekonomi yang menguntungkan menuju
kesejahteraan dan kemakmuran kawasan. (Winarno,2008:21). Saat ini, APEC
memiliki 21 anggota, kebanyakan adalah Negara yang memiliki garis pantai ke
Samudra Pasifik Pasifik yaitu negara Australia, Brunei Darussalam, Kanada,
Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura,
Thailand, Amerika serikat, Republik Cina, Hong Kong, RRC, Meksiko, Papua New
Guinea, Chili, Peru, Russia, Vietnam. (www. id.m.wikipedia.org). Di dalam
kerjasama ekonomi kawasan Asia-Pasifik (APEC) Terdapat 3 (tiga) pilar sebagai
kunci pencapaian tujuannya yaitu (www. ikrcs.or.id) : yaitu Liberalisasi
perdagangan dan investasi, Fasilitasi perdagangan dan Kerja sama Ekonomi dan
Teknik Liberalisasi perdagangan dan investasi merupakan sasaran utama APEC dan
hal ini menjadi sangat jelas sejak Deklarasi Bogor tahun 1994 ketika para
pemimpin 4 APEC menetapkan sasaran perdagangan bebas dan investasi untuk negara
maju tahun 2010 dan negara berkembang 2020. Hendrawan dan Gustyana (2011:159)
mengatakan bahwa dewasa ini merespon liberalisasi keuangan pasar modal
merupakan suatu kebijakan yang penting. Liberalisasi akan memberikan kesempatan
kepada investor asing untuk berinvestasi pada sekuritas domestik dan investor
domestik memiliki peluang untuk bertransaksi pada sekuritas asing. Diantara 21
negara anggota APEC hampir seluruhnya mempunyai pasar modal. Diantaranya
terdapat negara negara yang memiliki bursa lebih dari satu. Di dalam
perkembangannya, saat ini terdapat 11 indeks dari bursa kawasan Asia Pasifik
yang masih bertahan dalam kategori Major World Indices (Indeks Papan utama),
beberapa di antaranya merupakan indeks dari bursa Negara anggota APEC. Tabel
1.1 Bursa Asia Pasifik “ Major World Indices “ No Nama Simbol Negara 1 All
Ordinaries AORD Australia 2 Shanghai Composite SSEC Cina 3 Hang Seng HIS Hongkong
4 BSE 30 BSESN India 5 Jakarta Composite JKSE Indonesia 6 KLSE Composite KLSE
Malaysia 7 Nikkei 225 N225 Jepang 8 NZSE 50 NZ50 New Zeland 9 Straits Times STI
Singapura 10 Seoul Composite KS11 Korea Selatan 11 Taiwan Weighted TWII Taiwan
Sumber : http:// yahoo.finance.com/2013 diakses 30 september 2013 5 Pada tabel
1.1 atas kita dapat melihat bahwa 9 (Sembilan) pasar modal negara anggota
Asia-Pasifik (APEC) masuk dalam kategori major world indices (indeks papan
utama) di kawasan Asia-Pasifik yang beberapa diantaranya merupakan negara
berkembang.
Berdasarkan hal tersebut dan
dengan adanya penetapan sasaran perdagangan bebas dan investasi untuk negara
berkembang 2020 sebagai wujud liberalisasi perdagangan dan investasi yang
merupakan salah satu pilar dalam kunci pencapaian tujuannya. Maka mengetahui
hubungan antar variabel Indeks sebagai respon liberalisasi perdagangan dan
investasi merupakan hal yang menarik untuk diketahui dan dengan mengetahui
hubungan antar variabel indeks merupakan faktor pendukung dalam pengambilan
keputusan melakukan portofolio diversifikasi international. Portofolio
diversifikasi International akan memberikan peluang bagi investor domestik
untuk melakukan diversifikasi investasi ke negara asing dan memberikan peluang
bagi investor domestik untuk menerima modal dari invetor asing untuk
mengembangkan ekonomi di wilayah domestik. Hendrawan & Gustyana (2011),
menguji keterkaitan antar bursa saham Asia yang terdiri dari bursa saham
Jakarta Composite (^JKSE)- Indonesia, KLSE Composite (^KLSE)- Malaysia,
Thailand Composite Index (^SET). Philipines Composite Index (^PSEI)-Philipina.
Straits Times (^STI)- Singapura, Nikkei 225 (^N225)- Jepang, Hang Seng (^HSI)-
Hongkong, Seoul Composite (^KS11)- Korea selatan, Shanghai Composite (^SSEC)-
Cina dengan mengunakan data periode januari tahun 2000 sampai dengan januari
2010. Metode yang digunakan adalah 6 metode johansen yaitu multivariate
cointegration dan bivariate cointegration. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa terdapat integrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi) pada
bursa saham Asia periode januari 2000- januari 2010. Nurhayati (2010), menguji
integrasi pasar modal di kawasan ASEAN yaitu negara Indonesia, Malaysia,
Philiphina, Singapura, Thailand dengan mengunakan data time series bulanan
Indeks Harga Saham Gabungan masing masing bursa efek di kelima Negara dari
bulan juli 1997 sampai maret 2010. Pengujian dalam penelitian ini adalah uji
deteksi stasioneritas, uji kointegrasi, uji kointegrasi johansen dan uji
kointegrasi berbasis ARDL. Hasil penelitian ini menunjukan dalam jangka pendek
integrasi pasar modal tidak terjadi ditunjukan dengan data tidak stasioneritas
pada tingkat level. Dalam jangka panjang terjadi integrasi pasar modal
(kointegrasi), walaupun tidak sepenuhnya. Ditunjukan dengan terdapat satu
vector dalam uji kointegrasi johansen. Selanjutnya dengan mengunakan uji
kointegrasi pendekatan ARDL terbukti bahwa pasar modal Indonesia dipengarui
pasar modal negara-negara ASEAN yang lain secara signifikan sedangkan pasar modal
Indonesia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pasar modal
negara-negara lain. Ini dapat diartikan bahwa pasar modal Indonesia ada pada
posisi rentan, mudah terpengaruh oleh gejolak pasar modal yang terjadi di
negara-negara lain khususnya dalam satu kawasa ASEAN. Endri (2009), menguji
integrasi pasar saham di Negara Negara kawasan ASEAN-5 yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand plus China dengan 7 mengunakan data indeks harga
saham harian selama periode 2 januari 2003 sampai 31 desember 2009. Metode
dalam penelitian ini adalah metode kointegrasi johansen. Dengan melakukan
pengujian korelasi, uji lag length, uji unit root, uji multivariate
cointegration. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa derajat integrasi baik
pasar saham negara-negara ASEAN-5 saja maupun ASEAN-5 plus China masih rendah,
dimana hanya terdapat satu vektor yang terkointegrasi secara signifikan.
Analisis pergerakan bersama jangka panjang (kointegrasi) membawa implikasi
penting terhadap pengelolahan portofolio international dan diversifikasi
risiko. Perkembangan perekonomian Negara-negara maju dalam sejarahnya di dukung
oleh pendanaan dari pasar modal.
Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka dan pasar
bebas dan juga perkembangan teknologi yang pesat, investor menjadi mudah untuk
mengakses pasar-pasar modal di seluruh dunia. (Hendrawan dan Gustyana,
2011:161) Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan antar bursa saham
AsiaPasifik (APEC). Pengujian dilakukan dengan mengambil market index yang
memiliki kapitalisasi pasar terbesar pada masing masing negara yang meliputi
market index Dow Jones Industrial Average Stock (^DJIA) negara Amerika, All
Ordinaries (^AORD) negara Australia, Hang Seng (^HSI) negara Hongkong, Nikkei
225 (^N225) negara Jepang, Straits Times (^STI) negara Singapura, Seoul
Composite (^KS11) negara Korea selatan, NZSE 50 (^NZ50) negara New Zeland,
Jakarta Composite (^JKSE) negara Indonesia, KLSE Composite (^KLSE) negara
Malaysia, 8 Shanghai Composite (^SSEC) negara cina dengan mengunakan data
bulanan periode 1 januari 2008 – 1 januari 2013. Berdasarkan penjelasan di atas
peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul : “ANALISIS INTEGRASI PASAR
MODAL KAWASAN ASIA-PASIFIK (APEC) : IMPLIKASI DIVERSIFIKASI INTERNASIONAL ”
1.2
Rumusan
Masalah
Agar penelitian dapat
dilaksanakan dengan terarah, maka haruslah di rumuskan permasalahan dengan
jelas. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan penelitian yang
merujuk pada latar belakang di atas sebagai berikut :
1. Apakah terdapat integrasi pasar modal pada kawasan Asia-Pasifik
(APEC) ?
2. Apakah pasar modal di kawasan Asia-Pasifik (APEC) berpotensi
sebagai alternatif portofolio diversifikasi ?
1.3 Tujuan Setiap penelitian
ilmiyah senantiasa
diupayakan ke arah terwujudnya tujuan yang diinginkan. Adapun yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis Integrasi pasar modal pada kawasan Asia-Pasifik
(APEC).
2. Menganalisis potensi
pasar modal kawasan Asia-Pasifik (APEC) sebagai alternatif portofolio
diversifikasi.
1.4 Manfaat Adapun
manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini agar dapat dan mampu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat
kepada semua pihak yakni :
1. Bagi penulis, untuk
mengembangkan kemampuan berfikir dari ide-ide atau gagasan-gagasan yang dituangkan
untuk diaplikasikan bagi bangsa dan Negara serta kemampuan menulis melalui
karya ilmiyah.
2. Bagi akademisi,
penelitian ini dapat memperkaya penelitian di bidang investasi khususnya pada
invertasi pasar modal international serta dapat dijadikan referensi bagi
investor Indonesia dan asing ketika akan melakukan diversifikasi investasi
pasar modal international.
1.5 Batasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup
penelitian dengan tujuan menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan
masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya melakukan penelitian
pada bursa kawasan asia pasifik yang merupakan negara anggota APEC
(Asia-Pasifik Economic Cooperation) dengan pengambilan data selama 5(lima)
periode dari 1 Januari 2008 – 1 Januari 2013. 10a
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis integrasi pasar modal kawasan Asia-Pasifik (APEC): Implikasi diversifikasi internasional periode 2009-2013. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment