Abstract
INDONESIA:
Perusahaan yang mampu bersaing adalah yang dapat menjalankan operasinya secara efisien dan efektif. Peningkatan efisiensi dapa dilakukan dengan mengeliminasi pemborosan yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian persediaan dan produksi JIT. Dengan penerapan JIT maka, modal kerja dapat dikelola dengan optimal, biaya-biaya persediaan berkurang, waktu produksi berkurang, sehingga produktifitas meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan JIT untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi di PT. Malang Indah Genteng Rajawali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah analisis biaya produksi berdasarkan metode yang diterapkan perusahaan. Kemudian, analisis penerapan JIT dengan menggunakan metode MRP untuk penjadwalan pembelian bahan baku, analisis prestasi kerja dengan line balancing untuk melakukan perbaikan dan efisiensi produksi. Setelah itu, pembandingan biaya produksi sebelum dan sesudah menerapkan JIT.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan biaya produksi setelah menerapkan metode JIT. Dengan menggunakan metode JIT perusahaan hanya melakukan pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang digunakan pada hari tertentu, maka tidak ada persediaan yang tersimpan dalam gudang yang mengakibatkan penurunan biaya penyimpanan. Sehingga biaya bahan baku terjadi penurunan sebesar 54%. Dengan metode JIT dilakukan perbaikan waktu siklus produksi untuk efisiensi produksi. Maka, perhitungan biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemakaian mesin berdasarkan waktu operasi produksi sesungguhnya. Sehingga biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemakaian mesin terjadi penurunan sebesar 12%.
ENGLISH:
Companies are able to compete is that can run operations efficiently and effectively. Increased efficiency can do with eliminate wastage by implementing inventory control and production system JIT. With the application of JIT and so, working capital can be managed with optimal costs, reduced inventory, reduced production time, thus increasing productivity. The purpose of this research is to know the application of JIT production costs to improve efficiency in the unfortunate Beautiful Tile PT. Rajawali.
This research uses qualitative descriptive approach. The analysis of the data used is based on the cost of production analysis method applied to the company. Then, an analysis of the application of JIT by using methods of the MRP to scheduling purchases of raw materials, analysis work achievement with line balancing to do repairs and production efficiency. After that, benchmarking production costs before and after implementing JIT.
The results showed that the decrease in production costs occurred after applying the method JIT. With the use of methods JIT companies only make purchases of raw materials according to the needs that are used on a certain day, then there are no inventories stored in warehouses lowering storage costs. So the cost of raw materials occurs a decrease of 54%. With the method JIT production cycle time improvements done to production efficiency. Thus, the calculation of the cost of direct labor cost and usage of the machine based on real time production operations. So the cost of direct labor cost and usage of the engine happens a decrease of 12%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi
yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer
keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan sebagainya yang digubakan
untuk pengambilan keputusan sebuah organisasi tersebut. (Rudianto, 2006: 9)
Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pemakai internal. Secara
spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur,
mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang berguna bagi manajer dalam
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Karena kebutuhan
informasi internal dari tiap perusahaan berbeda, dan karena manajer
mengendalikan akuntan internal, maka tidak ada aturan sistem akuntansi
tersebut. Setiap perusahaan dapat mengembangkan sistem akuntansi internalnya
sendiri. (Hansen dan Mowen, 2000: 32) Kegiatan perencanaan meliputi pengambilan
keputusan pemilihan alternatif tindakan dari berbagai alternatif yang mungkin
dilaksanakan di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan pada dasarnya
meliputi kegiatan perumusan masalah, penentuan berbagai alternatif tindakan
untuk memecahkan masalah tersebut, analisis konsekuensi setiap alternatif
tindakan yang mungkin dilaksanakan, dan pembandingan berbagai alternatif
tindakan tersebut sehingga 2 dapat dilakukan pemilihan alternatif terbaik yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Sistem akuntansi manajemen dapat
diklasifikasikan sebagai sistem tradisional dan sistem kontemporer.
Baik pendekatan tradisional maupun kontemporer ditemukan dalam
praktek. Penggunaan sistem akuntansi manajemen kontemporer sedang mengalami
peningkatan, terutama diantara organisasi yang menghadapi keragaman produk yang
bertambah, produk yang lebih kompleks, siklus hidup produk yang lebih pendek,
persyaratan perbaikan mutu, dan tekanan para pesaing. (Hansen dan Mowen, 2000:
56) Selama ini kebanyakan perusahaan menggunakan sistem pemanufakturan
tradisional yang mengatur skedul produksinya hanya berdasarkan pada peramalan
kebutuhan di masa yang akan datang. Padahal kita ketahui bahwa tidak ada
seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan datang dengan pasti, walaupun
telah memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting
yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar. Namun tetap saja
produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem
tradisional ini memiliki resiko kerugian yang besar karena over produksi
daripada produksi berdasarkan permintaan sesungguhnya.
Menurut Taichi Ohno, pencipta sistem Just In Time dalam buku
Tjiptono (2003) yang berjudul Total Quality Manajemen menemukan bahwa
pemanufakturan tradisional menghasilkan pemborosan pada setiap tahap, yaitu
meliputi: 3 1. Order produksi 2. Waktu tunggu yang terlalu lama 3. Pemborosan
dalam transportasi unit 4. Pemborosan dalam pemrosesan 5. Sediaan yang tidak
perlu 6. Gerakan yang tidak perlu 7. Memproduksi barang rusak atau cacat.
Tjiptono (2003) juga menjelaskan perusahaan yang mempunyai kemampuan bersaing
adalah perusahaan yang dapat menjalankan operasinya secara efisien dan efektif,
sehingga pemborosan-pemborosan sumber daya dapat dihindari. Jika pemborosan
sumber daya terjadi akan membawa kerugian dalam perusahaan yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus
mampu menciptakan suatu sistem yang dapat menghindari risiko kerugian dalam
produksi dan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengeliminasi
setiap pemborosan yang ada. Dengan kata lain perusahaan harus dapat mengurangi
atau bahkan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah
(nonvalue added activities) dan memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang bernilai
tambah (value added activities). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk mewujudkan kondisi ini adalah dengan menerapkan sistem
pengendalian persediaan dan produksi Just In-Time. JIT merupakan sistem
pemanufakturan yang sangat efektif untuk diterapkan dalam bisnis, karena hanya
akan melakukan produksi apabila ada pesanan jadi perusahaan akan terhindar dari
kemungkinan kerugian. Akuntansi
manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan signifikan
pada lingkungan bisnis bersaing yang dihadapi baik perusahaan jasa maupun
manufaktur.
Tujuan keseluruhan akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk
meningkatkan kualitas kepuasan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya.
Pada umumnya, lebih banyak tujuan manajerial yang dapat dipenuhi dengan sistem
kontemporer daripada dengan sistem tradisional. (Hansen dan Mowen, 2000: 57)
Penerapan akuntansi manajemen kontemporer, salah satunya adalah Just In Time.
Dimana dalam menanggapi membumbungnya biaya, mengerutnya laba, dan menajamnya
persaingan dalam dunia usaha telah mengakibatkan perusahaanperusahaan mencari
cara untuk merampingkan kegiatan-kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih
banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. (Hansen dan Mowen, 2000:
57) Menurut Yunarto (2005: 107) just in time merupakan suatu filosofi yang
lahir dari ide sederhana, yaitu memproduksi hanya apa yang dibutuhkan, dengan jumlah
yang dibutuhkan, dan tepat pada waktu yang dibutuhkan. Menurut Garisson/Noreen
(2000:14) keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan JIT adalah : 1.
Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya penghematan karena pengurangan
biaya-biaya persediaan 2. Lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat
digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktifitas meningkat 5 3. Waktu
untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan
jumlah produk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen 4.
Tingkat produksi cacat
berkurang, mengakibatkan penghematan dan kepuasan konsumen meningkat
Garisson/Noreen (2000: 14) juga menjelaskan karena keuntungankeuntungan seperti
yang dicatat di atas, semakin banyak perusahaan yang menggunakan JIT. Perusahaan
menyimpulkan bahwa pengurangan jumlah persediaan sebenarnya belum mencukupi.
Untuk tetap bertahan dalam persaingan yang semakin kuat dalam lingkungan bisnis
yang selalu berubah, perusahaan harus mengusahakan untuk melakukan perbaikan
yang terus menerus. Keberhasilan JIT tidak terlepas dari peran pemasok, oleh
karena itu hubungan antara pemasok dengan pelanggan harus dijaga dengan baik.
Heizer dan Render (2001: 261) menjelaskan bahwa kemitraan JIT ada ketika
pemasok dan pembeli bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal balik untuk
menghilangkan pemborosan dan menekan biaya. Tjahjadi (2001: 232) menjelaskan
bahwa JIT sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan perusahaan
pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai
keberhasilan bersama dimasa yang akan datang. Adapun karakteristik hubungan
antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli meliputi ; (1) kontrak jangka
panjang ; (2) Meningkatnya akurasi administrasi pesanan; (3) meningkatnya
kualitas; (4) Fleksibilitas pesanan; (5) pengiriman jumlah kecil 6 dengan
frekuensi pengiriman yang banyak; (6) perbaikan berkesinambungan dalam
bekerjasama. Keberhasilan Just In Time pada Toyota Motor Company yang
dikembangkan oleh Mr. Taiichi Ohno (mantan wakil presiden Toyota Motor Company
Jepang) bersama rekannya di pertengahan 1970. menarik perhatian perusahaan lain
di Jepang. Toyota telah memperoleh pengakuan dunia industri tentang
keberhasilannya mengurangi inventory sampai pada tingkat minimum (orientasi
zero inventory). Sejak saat penerapan sistem Just In Time terbukti manfaatnya
semakin bertambah banyak perusahaan-perusahaan di Jepang yang ikut menerapkan
sistem Just In Time. Konsep Just In Time ini kemudian meluas di luar Jepang
yaitu Ford, Chrysler, General Motor, Hawlett Packard merupakan contoh
perusahaan-perusahaan besar yang telah menerapkan sistem Just In Time. Tempat
makan siap saji seperti McDonald’s telah belajar sistem manufaktur Just In Time
seperti Toyota, dengan menerapkan sistem Just In Time baru yang disebut dengan
“Made For You”. Dimana tujuan dari sistem Just In Time tersebut adalah melayani
setiap konsumen dengan makanan yang sesegar mungkin dalam waktu 90
detik.(Ristono, 2010) Contoh perusahaan lain yang menerapkan Just In Time
adalah Oregon Cutting System (OCS), perusahaan yang bernilai $250 juta yang
berkantor pusat di Portland yang membuat produk dari bahan baja, seperti
gergaji, peralatan pemotongan kayu, dan peralatan olahraga. Selama lima tahun
mengimplementasikan JIT, perusahaan tersebut telah menurunkan produk 7 cacatnya
hingga 80% dan menurunkan sisa produksi dan produk cacat hingga 50%. (Blocher,
2000: 114) Harley Davidson menggunakan JIT untuk menghemat lebih dari $22 juta
dalam setahun, yang berhubungan dengan penurunan persediaan produk dalam
proses. Dengan JIT, suku cadang yang diproduksi dan dikirimkan ke tempat
pemrosesan hanya dalam jumlah yang diperlukan untuk satu hari produksi dan
dalam kualitas yang tinggi. JIT mengurangi kebutuhan modal kerja yang berupa
kelebihan suku cadang, Jit juga mendukung pengendalian kualitas yang lebih
tinggi. (William, 1990: 28) Dell Computer Corporation menggunakan JIT untuk
meminimalkan kebutuhan akan persediaan komputer. Perusahaan membuat komputer
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan setelah pesanan diterima.
Hal ini membuat persediaan menjadi sangat rendah. Dell
mempertahankan 35 hari untuk persediaannya. Jika dibandingkan dengan Compaq
Computer Corp. Yang mempunyai 110 hari persediaan. (Blocher, 2999: 115) Bagi
setiap perusahaan, biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Tujuan itu
dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan
oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan sacara tepat. Oleh
karena itu, untuk dapat tetap bersaing dengan perusahaan lain, maka perusahaan
harus dapat mengelola dan memperhitungkan biaya secara tepat, agar tercipta
suatau efisiensi biaya. Efisiensi biaya yang dimaksud disini adalah penggunaan
biaya sesungguhnya dapat ditekan sedemikian rupa, sehingga biaya 8 sesungguhnya
dapat lebih rendah dari biaya anggaran biaya. Dengan terwujudnya efisiensi
biaya diharapkan perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal. Salah satu
biaya yang harus ditekan agar tercipta efisiensi biaya adalah biaya produksi,
karena biaya produksi merupakan biaya yang sangat besar yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama melakukan proses produksi. Menurut Mulyadi (2004: 14) biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Tasa (2007) melakukan
penelitian mengenai penerapan Just In Time System pada PT. Tlogomas Engineering
Plastik Malang yang menyimpulkan bahwa penerapan just in time system dapat
meningkatkan efisiensi biaya produksi. Saputro (2007) melakukan penelitian di
PT. Miwon Indonesia Gresik yang menyimpulkan bahwa terjadi penghematan pada
biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya pembelian bahan baku. Dalam
penerapan metode JIT didapat rencana pemesanan bahan baku lebih sering dengan
jumlah (lot) yang kecil dan dikirim tepat waktu sesuai jadwal induk produksi.
Husnanto (2013) melakukan penelitian di Agen Susu LIOE yang menyimpulkan bahwa
metode JIT telah menurunkan total biaya persediaan bahan baku susu sapi segar
sebesar 11,02%. Kusumawati (2009) melakukan penelitian mengenai Just In Time
untuk meningkatkan kinerja produktivitas perusahaan yang menyimpulkan bahwa
semakin baik hubungan antara pemasok dengan perusahaan maka semakin tinggi pula
kinerja JIT, kecepatan proses produksi sangat berhubungan dengan JIT yang mana
dengan adanya kecepatan proses produksi maka memberikan manfaat yang 9
strategis bagi perusahaan yaitu berupa pelayanan yang cepat atas pesanan dari
pelanggan, dan sistem produksi JIT akan meningkatkan produktivitas pekerja.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah belum ada
peneliti yang menerapkan JIT pada semua komponen biaya produksi sedangkan
penelitian ini mampu menerapkan JIT pada tiga komponen biaya produksi, yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dan
penelitian mengenai penerapan JIT pada perusahaan pada bidang yang sejenis dengan
PT. Malang Indah Genteng Rajawali belum pernah dilakukan, sehingga ini menjadi
hal baru yang dapat dikembangkan. Dengan melihat hasil dari penelitian
terdahulu di atas, penulis ingin mencoba menerapkan Just In Time pada PT Malang
Indah Genteng Rajawali yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang produksi batako. Bahan baku dari pembuatan batako adalah semen, pasir
kali, pasir nglingi, dan flyash. Bahan baku tersebut tidak dapat disimpan di
dalam gudang terlalu lama. Jika disimpan terlalu lama di dalam gudang maka
bahan baku tersebut akan rusak. Bahan baku semen, pasir kali, pasir nglingi,
dan flyash harus disimpan di tempat yang terkena sinar matahari dan udara yang
terbuka. Sehingga, penyimpanan bahan baku tersebut membutuhkan tempat yang
cukup banyak dan tentunya akan menambah biaya penyimpanan. Hal inilah yang
menyebabkan pemborosan dalam biaya produksi. Untuk menunjang pasokan bahan baku
di PT Malang Indah Genteng Rajawali, perusahaan tersebut telah memiliki
hubungan kerjasama yang baik dengan pemasoknya sehingga perusahaan telah
memenuhi kriteria dari 10 penerapan Just In Time. Karena, pemasok merupakan
elemen terpenting dari keberhasilan metode Just In Time. Melalui penerapan Just
In Time, PT Malang Indah Genteng Rajawali diharapkan dapat menekan biaya
produksi dengan mengeliminasi biaya-biaya yang tidak memberikan nilai tambah
bagi produk, sehingga dapat dicapai suatu efisiensi biaya produksi. Dengan
terjadinya efisiensi biaya produksi maka perusahaan diharapkan dapat memperoleh
keuntungan yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat terus bertahan disaat
persaingan yang semakin ketat dan dapat menjadi perusahaan yang unggul diantara
perusahaan lainnya.
Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
ingin melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perancangan Metode Just In
11 Time sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi di PT Malang Indah
Genteng Rajawali Periode 2012”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana biaya produksi pada PT Malang
Indah Genteng Rajawali sebelum menerapkan Just In Time ?
2.
Bagaimana Just In Time dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT
Malang Indah Genteng Rajawali?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali sebelum
menerapkan Just In Time.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan Just In Time dapat meningkatkan efisiensi
biaya produksi pada PT Malang Indah Genteng Rajawali
.
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Praktisi (PT. Malang Indah Genteng Rajawali)
Dengan perancangan metode Just In Time ini, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi biaya produksi selama melakukan kegiatan produksi yang
tentunya akan berdampak pula pada kenaikan laba perusahaan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan serta memberikan pemahaman yang baik mengenai
perancangan metode Just In Time sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi
biaya produksi.
3. Manfaat Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan sebuah kontribusi atau
rujukan bagi pihak eksternal perusahaan atau organisasi khususnya PT. Malang
Indah Genteng Rajawali dalam menentukan sebuah keputusan untuk melakukan upaya
meningkatkan efisiensi biaya produksi.
1.5
Batasan Penelitian
Penerapan metode Just In Time pada PT Malang
Indah Genteng Rajawali hanya difokuskan pada permasalahan mengenai biaya-biaya
yang berhubungan dalam proses produksi batako.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis perancangan metode just in time sebagai upaya meningkatkan efisiensi biaya produksi di PT Malang Indah Genteng Rajawali periode 2013..." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment