Abstract
INDONESIA:
Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan- kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Mengukur efisiensi biaya dapat juga meningkatkan laba perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efisiensi terhadap pertumbuhan laba dan untuk mengetahui perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan antar BPD di Indonesia.
Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif, data yang digunakan data sekunder, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data- data kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode DEA yang bertujuan untuk mengukur efisiensi BPD di Indonesia dan untuk menghubungkan efisiensi dengan pertumbuhan laba. Metode analisis yang digunakan adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA), Uji kenormalan One Sample Kolmogorov Smirnov dan Uji Korelasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efisiensi dengan pertumbuhan laba yang menggunakan metode DEA pada BPD di Indonesia. Adanya korelasi positif yang searah dan hubungannya cukup atau sedang, artinya semakin tinggi efisiensi maka semakin meningkat pertumbuhan laba yang berdasarkan teori dari Ang (1997) yang menyatakan bahwa semakin perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya dan semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang didapat meningkat juga. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan memiliki efisiensi yang tinggi yang dapat menghasilkan output yang optimal dengan input yang seminimal mungkin. Jadi dari output yang optimal tersebut perusahaan dapat menghasilkan laba yang optimal pula.
ENGLISH:
Efficiency in the banking sector is one of the performance parameters are quite popular, widely used as an answer to the difficulties in calculating the measures of bank performance. Measuring cost efficiency can also increase its profit. The purpose of this study was to determine the relationship between the efficiency of the earnings growth rate and to know the difference between BPD significant efficiency in Indonesia.
This research type using quantitative methods, data used secondary data, data collection techniques in this study using the documentation. Analysis of the data used by collecting the data is then processed and analyzed using the DEA method that aims to measure the efficiency of BPD in Indonesia and to connect with the efficiency of profit growth. The analytical method used was method of Data Envelopment Analysis (DEA), Test One Sample Kolmogorov Smirnov normality and correlation test.
The results showed that there was a significant relationship between earnings growth efficiency with DEA method in BPD in Indonesia. The existence of a direct and positive correlation relationship or being enough, meaning that the higher the efficiency the increased earnings growth based on the theory of Ang (1997) which states that the company's efficient use of the entire assets of the company to generate net sales and the faster turnover of assets of a company to support the activities of net sales, increased revenue earned thus obtained income increased as well. It can be deduced that the company has a high efficiency that can generate optimum output with minimum input. So from the optimal output company can produce optimal profit anyway.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Dalam upaya meningkatkan
kinerja perbankan nasional, Bank Indonesia telah menetapkan peraturan-peraturan
yang salah satu diantaranya tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
yang wajib bagi setiap bank (Ghulam, 2011). Dengan dibuatnya peraturan Bank
Indonesia maka perbankan akan mencapai visinya yang sehat, kuat dan efisien.
Perbankan di Indonesia telah banyak yang beroperasi salah satunya Bank
Pembangunan Daerah (BPD). Kinerja BPD di Indonesia selama lima tahun terakhir
menunjukkan perkembangan yang pesat, terutama jika dilihat dari perkembangan
indikator keuangan. Aset BPD seluruh Indonesia per Desember 2012 juga menduduki
peringkat keempat dengan total aset Rp 368,24 triliun (Oktavianti, 2013).
Kekuatan aset BPD seluruh Indonesia ini menunjukkan bahwa apabila BPD seluruh
Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam persaingan
industri perbankan nasional, serta dapat memberikan kontribusi yang lebih
optimal bagi perekonomian nasional khususnya di daerah. Sebagaimana diketahui
ukuran untuk melakukan penilaian kinerja bank antara lain Capital, Assets
quality, Management, Earnings, dan Liquidity atau disingkat dengan CAMEL
(Kasmir, 2005). Rasio-rasio yang digunakan adalah CAR (capital adequency
ratio), ROA ( return on assets), ROE ( return on equity), dan LDR ( loan to
deposit ratio). Selain penilaian kinerja bank tersebut, ada juga 2 rasio
likuiditas dan rasio solvabilitas yang dapat mengukurnya. Rasio likuiditas
adalah Current Ratio, Quick ratio, Net Working Capital Ratio, dan Cash Flow
Liquidity Ratio(Fahmi, 2013).
Sedangkan rasio solvabilitas adalah Debt to Equity Ratio, Debt
Ratio, dan Time Interest Earned (Sawir, 2009). Rasio-rasio tersebut dapat
menggambarkan kinerja keuangan secara keseluruhan. Selain rasio-rasio tersebut
ada juga rasio dalam mengukur efisiensi yaitu dengan memperbandingankan output
dan input yang digunakan. Menurut Muharam dan Pusvitasari (2007) pengukuran
efisiensi dengan pendekatan rasio akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi
apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimal dengan jumlah input yang
seminimal mungkin. Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter
kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitankesulitan
dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan. Sering kali, perhitungan
tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria
“sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan (Suswadi, 2007). Pengukuran
efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan 3 pendekatan antara lain pendekatan
rasio, pendekatan regresi, dan pendekatan frontier. Pendekatan frontier antara
lain pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approuch (SFA),
Distribution Free Approach (DFA) dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan
non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA). Pentingnya efisiensi
diukur untuk melihat apakah hasil yang telah didapatkan telah sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan. Tujuan pencapaian efisiensi tidak lain adalah untuk
mengukur seberapa baik perusahaan mengelola 3 input menjadi output atau jumlah
keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Mengukur efisiensi
biaya dapat juga meningkatkan laba perusahaan. Laba juga merupakan representasi
dari kinerja sebuah bank. Untuk menghitung seberapa besar laba diperoleh dalam
satu periode tertentu dalam suatu perusahaan dapat membuat laporan laba rugi.
Jika terlalu besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih besar
kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya (Fahmi, 2013). Dengan
demikian diharapkan perusahaan menyusun perencanaan laba yang baik agar
memperoleh laba sesuai dengan yang direncanakan. Pentingnya laba bagi manajemen
sama dengan pentingnya pencapaian efisiensi karena efisiensi dapat menghasilkan
output yang optimal dengan input yang ada (Abidin dan Endri, 2009). Jadi dari
output yang maksimal itu dapat menghasilkan laba yang maksimal pula. Oleh
karena itu pihak manajemen harus selalu merencanakan input dan outputnya serta
besar perolehan laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus
dicapai untuk tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya
yaitu mengenai perolehan laba atau keuntungan. Penilaian efisiensi diperbankan
telah banyak dilakukan antara lain oleh Adenovia (2011) menunjukkan bahwa
pengaruh antara kinerja keuangan (CAR, ROA, LAR, LDR dan NPL) dan efisiensi
operasional yang diukur dengan BOPO terhadap pertumbuhan laba pada BPD di
Indonesia maka dapat dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan. Sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan 4 oleh Harefa (2011) menyatakan bahwa rasio
untuk mengukur kinerja bank antara lain Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on
Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan
efisiensi operasional (BO/PO) secara simultan mempengaruhi Pertumbuhan Laba
pada Bank yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2009. Beberapa penelitian
yang menggunakan metode DEA untuk industri perbankan antara lain Muharam dan
Pusvitasari (2007) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai efisiensi
yang signifikan antara BUS dan UUS. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari
Mochtar et al. (2006) mengungkapkan bahwa tingkat efisiensi teknis dan biaya
bank syariah mengalami peningkatan meskipun secara efisiensi masih kalah dengan
bank konvensional. Penelitian yang dilakukan Fauzi (2013) menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang sinifikan antara BUK dan BUS.
Hal ini tidak sesuai dengan
hasil penelitian dari Purwanto (2011) menyatakan bahwa BUS sedikit lebih baik
dari pada BUK di Indonesia dalam hal efisiensinya. Penelitian yang dilakukan
Indarto (2010) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang
signifikan, baik antara Bank Syariah devisa dan Bank Syariah non devisa maupun antara
kelompok Bank Umum Syariah dan kelompok Unit Usaha Syariah. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Maflachatun (2010) menyatakan bahwa bank-bank syariah
yang tetap mengalami efisiensi 100 persen adalah Bank Muamalat Indonesia pada
BUS serta Bank Niaga Syariah dan Bank Permata Syariah pada UUS, sedangkan
bank-bank syariah lainnya 5 mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami
inefisiensi selama tahun pengamatan. Penelitian Susanto (2012) menunjukkan
bahwa BPR Syariah lebih efisien dibandingkan dengan BPR Konvensional. Berbeda
dengan penelitian Paramita (2008) menunjukkan bahwa Efisiensi DEA memiliki
hubungan yang positif dengan modal inti dan nilai kesehatan. Sedangkan
efisiensi SFA memiliki hubungan yang negatif dengan modal inti dan memiliki
hubungan yang positif dengan nilai kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan efisiensi BPR dengan pendekatan SFA justru malah menurunkan modal
inti BPR. Sedangkan penelitian yang dilakukan Mohamad et al. (2007) yang
menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank konvensional dengan
bank syariah. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Tahir dan Sudin
(2008) menyatakan bahwa Efisiensi pada bank Malaysia naik tiap periodenya dan
efisiensi bank domestik lebih efisien dari pada bank asing. Bank Pembangunan
Daerah (BPD) merupakan salah satu badan usaha milik daerah (sahamnya sebagian
besar dimiliki pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota) yang bertugas
mengembangkan perekonomian dan menggerakkan pembangunan daerah melalui
kegiatannya sebagai bank. BPD memiliki peran strategis dalam mendorong
perekonomian daerah dan wilayah operasional BPD memang lebih dominan di daerah
(Hamudy, 2013). Di tengah perlambatan laba industri perbankan, BPD justru
membukukan pertumbuhan laba. Pada Agustus 2013, laba bank milik pemerintah
daerah itu 6 tumbuh 22,36 persen atau lebih tinggi dari posisi tahun lalu
sebesar 14,82 persen. Kenaikan pertumbuhan laba BPD terjadi karena naiknya
pertumbuhan kredit. Hingga Agustus 2013, pertumbuhan kredit BPD mencapai 22,97
persen atau naik jika dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 22,34
persen. Padahal secara industri, laju kredit tengah melambat ke level 22,1
persen (Wisnu, 2013). Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih jauh tentang efisiensi terhadap pertumbuhan laba pada
Bank Pembangunan Daerah (BPD) di indonesia, guna melihat tingkat
efisiensi dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasi bank tersebut dalam menghasilkan laba, yang kemudian digunakan
oleh bank sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa yang akan
datang. Dari alasan-alasan yang telah peneliti kemukakan sebelumnya dan untuk
melihat sejauh mana tingkat efisiensi dan pertumbuhan laba yang telah dicapai
oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) di indonesia, maka dalam penyusunan skripsi
ini peneliti mengambil judul: “Analisis Pengukuran Efisiensi terhadap
Pertumbuhan Laba pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia dengan Metode
DEA (Data Envelopment Analysis) periode 2010-2012”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah dipaparkan sebelumnya maka rumusan masalahnya penelitian ini
diantaranya :
1. Apakah terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan
antar Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia dengan menggunakan metode DEA
?
2. Adakah hubungan antara
efisiensi terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia ?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui
perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan antar Bank Pembangunan Daerah (BPD)
di Indonesia dengan menggunakan metode DEA.
2. Untuk mengetahui hubungan
antara pengukuran efisiensi terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan
Daerah di Indonesia.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan Dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu
menggunakan prinsip kehati-hatian sehingga kinerjanya akan dinilai sehat oleh
Bank Indonesia pada khususnya dan masyarakat 8 pada umumnya dan sebagai
informasi menegenai tingkat efisiensi antar Bank Pembangunan Daerah di
Indonesia.
b. Bagi Peneliti Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan
mampu dijadikan instrument pengetahuan dan pengalaman tentang perbankan
khususnya Bank Pembangunan Daerah.
c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi sebagai sumber referensi dan tambahan pengetahuan dalam kerangka pengembangan
penelitian selanjutnya yang sejenis.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Bank Pembangunan Daerah yang terdaftar di Bank Indonesia dan
melaporkan kondisi keuangannya di Bank Indonesia selama periode 2010-2012.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengukuran efisiensi terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia dengan metode data envelopment analysis (DEA) periode 2010-2012. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment