Abstract
INDONESIA:
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi terlaksananya good corporate governance dalam perbankan, di antaranya adalah budaya organisasi. Lebih spesifik lagi, lingkungan kerja dan budaya organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan. Pemimpin pada dasarnya adalah tokoh utama yang sangat menentukan kemajuan dan keunggulan kompetitif suatu organisasi. Pemimpin tidak hanya berfungsi sebagai manajer yang efektif, namun sekaligus juga menjadi pemimpin transformasional. Pemimpin diharapkan dapat membawa organisasi/institusi mencapai kinerja yang melebihi ekspektasi secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kepemimpinan Islami di PT. Bank Syariah Mandiri serta menganalisis perannya dalam membangun good corporate governance.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Studi yang berupaya mengungkap makna tindakan subjektif, tidak mungkin bisa dicapai jika mengandalkan pendekatan positivism atau kuantitatif yang general yang hanya mengungkapkan kulitnya saja. (Fatchan, 2011:129) Oleh sebab itu, pendekatan fenomenologi daalam penelitian ini dianggap paling tepat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 8 indikator kepemimpinan Islami yang ada, beberapa di antaranya belum terimplementasikan secara optimal. Indikator-indikator tersebut di antaranya adalah indikator pengetahuan agama dan indikator kemampuan intelektual yang mencakup adanya ide / gagasan baru dan kemampuan diplomasi. Kemudian berdasarkan implementasi tersebut, masing-masing indikator memiliki peranan penting dalam pelaksanaan 5 prinsip good corporate governance yaitu prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran.
ENGLISH:
There are many things affect the implementation of good corporate governance in banks, among which is the culture of the organization. More specifically, the work environment and organizational culture is more influenced by the leadership. Leader is basically the main character that will determine the progress and competitive advantage to an organization. Leader not only serves, but also as an effective manager, but it also becomes a transformational leader. Leaders are expected to bring the organizations / institutions achieve performance exceeding expectations in a sustainable manner. This study aims to describe the implementation of the Islamic leadership in PT. Bank Syariah Mandiri and analyze its role in establishing good corporate governance.
This research is qualitative. Studies that seek to reveal the meaning of the subjective measures, might not be achieved if relying on quantitative approaches or general positivism which only reveals skin only. (Fatchan, 2011: 129) Therefore, this study daalam phenomenological approach deemed most appropriate.
Results from this study show from 8 indicators Islamic leadership that exist, some of which have not been implemented optimally. These indicator are indicators of religious knowledge and intellectual abilities indicators that include their ideas / new ideas and the ability of diplomacy. Then based on these implementations, each indicator has an important role in the implementation of the five principles of good corporate governance, namely the principles of openness, accountability, responsibility, professional, and fairness
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dewasa ini, fenomena
hadirnya perbankan syariah di dunia, khususnya di Indonsesia tidaklah menjadi
suatu hal yang baru. Bahkan, perbankan syariah masih menjadi perbincangan
hangat di tengah gejolak ekonomi kapitalis yang saat ini sedang menuai banyak
kritikan tajam. Selain itu, bank syariah yang sistem operasionalnya didasarkan
pada syariat Islam menjadi perhatian banyak akademisi untuk mengkaji lebih
dalam tentang sistem ekonomi Islam khususnya perbankan syariah. Namun
sayangnya, masyarakat Indonesia yang 87,18% merupakan pemeluk agama Islam
(www.bps.go.id) kurang menaruh kepercayaan terhadap industri perbankan syariah.
Berkaca dari perbandingan jumlah penduduk Muslim hingga tahun 2010 sebesar
87,18% dan market share perbankan syariah di Indonesia hingga tahun 2013
sebesar 6% (www.bi.go.id), maka jika diasumsikan seluruh nasabah perbankan
syariah adalah Muslim, hanya 6% penduduk muslim di Indonesia yang tertarik pada
perbankan syariah. Menurut outlook perbankan syariah 2014, telah terjadi
perlambatan pertumbuhan sebesar 34,1% dalam industri perbankan syariah di
Indonesia. (www.bi.go.id) Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ascarya pada
tahun 2008, SDM Perbankan Syari’ah di Indonesia lebih rendah secara kualitas
dibandingkan dengan Malaysia. Dengan demikian, menunjukkan peningkatan 2 SDM
setiap tahunnya belum diiringi dengan perbaikan kualitas yang memadai. Salah
satu kasus yang paling mngejutkan mengenai perbankan syariah adalah terjadinya
kasus penggelapan dana sebesar seratus dua miliar Rupiah yang dilakukan oleh
kepala cabang utama, kepala cabang pembantu, accounting officer, dan developer
sebagai mitra di sebuah bank syariah swasta terbesar di Indonesia, yaitu Bank
Mandiri Syariah pada Oktober 2013.
Tentu saja hal ini membuat masyarakat semakin sulit percaya dengan
perbankan syariah secara keseluruhan dan menganggap bahwa bank syariah “sama”
dengan bank konvensional. Padahal seharusnya semua bank baik bank syariah
maupun bank konvensional haruslah memiliki tata kelola yang baik (Good
Corporate Governance) yang menjadi acuan sehingga tindakan-tindakan yang dapat
merugikan stakeholder dapat dihindari. Menurut Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum,
Good Corporate Governance memiliki 5 prinsip utama yaitu keadilan keterbukaan
(transparency), Akuntabilitas (accountability), tanggung jawab
(responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness) yang
mana sesungguhnya poin-poin tersebut merupakan prinsip-prinsip dalam kehidupan
dan aktivitas seorang muslim, sehingga seharusnya bank syariah menjadi pioneer
dalam penerapan good corporate governance ini. Di tengah krisis kepercayaan
masyarakat terhadap bank syariah, Bank syariah Mandiri masih mampu meraih Good
Corporate Governance Award versi 3 Majalah SWA dan The Indonesian Institute for
Corporate Governance berturutturut mulai dari tahun 2012, 2013, dan yang
terbaru adalah pada tahun 2014. (www.banksyariahmandiri.co.id) Hal ini
mengindikasikan bahwa Bank Syariah Mandiri berusaha untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga mampu meraih penghargaan tersebut. Kasus penggelapan dana
pada tahun 2013, nampaknya tidak menjadi kendala berarti bahkan menjadi acuan
untuk memperbaiki tata kelola dan kinerja bank Syariah Mandiri. Hal tersebut
menjadi menarik untuk dikaji karena rentan waktu antara skandal penggelapan
dana dan penganugerahan Good Corporate Governance Award 2014 versi Majalah SWA
dan The Indonesian Institute for Corporate Governance hanya terpaut kurang dari
12 bulan atau 1 tahun. Selain itu, hal menarik yang perlu dikaji adalah peranan
kepemimpinan dalam membangun dan mendorong terlaksananya good corporate
governance sehingga bank Syariah Mandiri mampu meraih award tersebut.
Ada banyak hal yang dapat
mempengaruhi terlaksananya good corporate governance dalam perbankan, di
antaranya adalah budaya organisasi. Lebih spesifik lagi, lingkungan kerja dan
budaya organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan. Pemimpin lah yang
dapat membuat sebuah kebijakan yang dapat berpengaruh pada lingkungan kerja dan
budaya organisasi suatu perusahaan. pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. (Zainal, 2003:34)
4 Dalam sebuah penelitian yang ditulis oleh Ningrum (2012) menyimpulkan bahwa
komitmen organiasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kepemimpinan dalam sebuah
organisasi adalah hal yang penting yang akan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dan pencapaian tujuan organisasi ke depannya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan juga berpengaruh dalam mewujudkan tata kelola yang
baik dalam perusahaan atau good corporate governance. Pemimpin pada dasarnya
adalah tokoh utama yang sangat menentukan kemajuan dan keunggulan kompetitif
suatu organisasi. Pemimpin tidak hanya berfungsi sebagai manajer yang efektif,
namun sekaligus juga menjadi pemimpin transformasional. Pemimpin diharapkan
dapat membawa organisasi/institusi mencapai kinerja yang melebihi ekspektasi
secara berkelanjutan. (Rivai,2013:149) Pernyataan ini dibuktikan oleh sebuah
penelitian oleh Atoyebi Kehinde dkk (2012) yang menyatakan: “Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif dan good corporate governance
mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi. Di dalam analisis, kami menemukan
bahwa peraturan good corporate governance sangat membantu para pengusaha
Nigeria untuk berkembang secara finansial. Berdasarkan temuan, kepemimpinan
yang efektif dan good corporate governance merupakan solusi bagi krisis
finansial global, permasalahan organisasi, dan peraturan yang tepat yang dapat
menangani peningkatan produktivitas dan perkembangan ekonomi di Nigeria.”
Berdasarkan penelitian tersebut kepemimpinan yang efektif dan good corporate
governance mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi. Sehingga 5 antara
kepemimpinan dan good corporate governance adalah dua hal yang saling berkaitan
dalam menentukan tujuan dan kesuksesan sebuah organisasi. Dalam penelitian
tersebut juga dikatakan bahwa penerapan aturan-aturan good corporate governance
akan dapat membantu sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerjanya, namun
penerapan good corporate governance ini tidaklah lepas dari peran kepemimpinan.
Jika memerhatikan teori tentang fungsi dan seorang pemimpin yang digagas dan
dilontarkan oleh pemikir-pemikir dari dunia barat, maka kita hanya menemukan
bahwa aspek
kepemimpinan itu sebagai konsep interaksi, relasi, proses otoritas
maupun kegiatan memeranguhi, mengarahkan dan mengordinasi secara horizontal
semata. Sementara dalam konsep Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep
interaksi, relasi, proses otoritas maupun kegiatan memeranguhi, mengarahkan dan
mengordinasi baik secaravertikal maupun horizontal. Kepemimpinan Islami adalah
suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah
laku orang lain, serta ada usaha kerja sama sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits
untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. (Rivai dkk, 2013:29) Penelitian
yang ditulis oleh Hassan dkk (2011) menyimpulkan sebagai berikut: “Given that
in Islam, legal and ethical values are integrated, a leader is expected to
internalize the Islamic core values and realize them in his organization.
Moreover, Islamic core values are implemented in conjunction with
task-related values, leading to a comprehensive treatment of organizational
leadership. As a logical development, organizational members will confer 6
legitimacy on the leader and become loyal and committed followers. In this
respect, the Conceptual Framework of Islamic Leadership (CFIL), which is in
congruence with the concept organization sustainability, is a holistic approach
in understanding leadership legitimacy” Penelitian tersebut menjelaskan
mengenai keunggulan dari kepemimpinan Islami yang di dalamnya terdapat integrasi
antara ketentuan hukum (aturan) dan etika. Selain itu dalam penelitian tersebut
dijelaskan bahwa pemimpin diharapkan mampu untuk menginternalisasi nilai-nilai
keislaman di dalam organisasi yang dipimpinnya. Sehingga, dalam industri
perbankan syariah, nilai- nilai syariah Islam tidak hanya menjadi sebuah
formalitas yang hanya berlaku di dalam perusahaan, akan tetapi juga mampu
diresapi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang
muslim. Oleh karenanya, dengan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan
untuk memaparkan implementasi kepemimpinan Islami dan perannya dalam membangun
good corporate governance di bank syariah. Lebih spesifik, penelitian ini
bertujuan mengkaji lebih dalam mengenai konsep dari kepemimpinan Islami dan bagaimana
konsep tersebut mampu mendorong terlaksananya tata kelola yang baik bagi bank
syariah. Penelitian ini diharapkan akan mampu mengembangkan framework tentang
dimensi kepemimpinan Islami dalam membangun good corporate governance di bank
syariah.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dengan latar belakang
penelitian tersebut, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana implementasi
kepemimpinan Islami di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang?
2. Bagaimana peranan
kepemimpinan Islami terhadap pelaksanaan Good corporate governance di Bank
Syariah Mandiri cabang Malang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami lebih dalam
mengenai:
1. Implementasi kepemimpinan Islami di Bank Syariah Mandiri Cabang
Malang
2. Peranan kepemimpinan
Islami terhadap pelaksanaan Good corporate governance di Bank Syariah Mandiri
cabang Malang
1.4. Manfaat Penelitian
Kiranya banyak kegunaan atau
manfaat yang dapat dipetik dari peneltian ini yang secara garis besar dapat
dipetakan sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sarana untuk menambah dan mengembangkan khazanah keilmuwan yang
kemudian dapat dijadikan sebagai objek kajian atau pun penelitian lebih lanjut
tentang kepemimpinan dalam perspektif
Islam, serta peranannya dalam sebuah organisasi.
2. Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi
gambaran mengenai kepemimpinan Islami dan perannya dalam menjaga kelangsungan
sebuah organisasi, khususnya perbankan syariah.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi
pengetahuan tentang kepemimpinan Islami serta keunggulannya dalam menjaga
keberlangsungan sebuah organisasi serta menjadi pembeda antara bank
konvensional dan bank syariah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Peran kepemimpinan Islami dalam membangun good corporate governance: Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri cabang Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment