Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk: menguji, meneliti, dan menganalisis Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian ini dilakukan di DISPENDA (Dinas Pendapatan Daerah) Kota Malang dikarenakan pada saat peneliti melaksanakan PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) di instansi tersebut, peneliti menemukan adanya indikasi pelibatan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dalam operasional kinerja karyawan DISPENDA Kota Malang. Menurut beberapa teori, EQ dan SQ berpengaruh terhadap kinerja karyawan Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai DISPENDA Kota Malang.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai DISPENDA Kota Malang berjumlah 101 orang, sampel penelitian ini sebesar 50 orang pegawai. Pengambilan sampel menggunakan metode Slovin. Data dikumpulkan langsung dari responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan teks analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan regresi linear berganda dengan syarat uji asumsi klasik.
Hasil dari penelitian ini adalah Secara simultan atau bersama-sama, kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan Spiritual (SQ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang. Secara parsial, kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan Spiritual (SQ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional merupakan faktor kecerdasan yang memiliki pengaruh paling dominan dibandingkan kecerdasan spiritual.
ENGLISH:
This study aimed to examine, investigate, and analyze the influence of Emotional Intelligence (EQ) and Spiritual Intelligence (SQ) on employees’ performances. The research was conducted in Regional Revenue of Malang. The reason is when carrying out PKLI (Integrative Practice Field) in the institution, the researcher found indications of the involvement of emotional intelligence (EQ) and spiritual intelligence (SQ) in the performance of Regional Revenue employees. According to some theories, EQ and SQ influence the employees’ performance.
The population of this study consists of all the employees of Regional Revenue of Malang which has 101 employees. The sample of the study are 50 employees. It is taken using Slovin method. The data is collected directly from respondents using research instruments such as questionnaires. The text data is analyzed with validity test, reliability test, and multiple linear regression with the classic assumption test conditions.
The results of this study is that emotional intelligence (EQ) and Spiritual intelligence (SQ) simultaneously have a significant influence on the performance of Regional Revenue Office employees. Partially, emotional intelligence (EQ) and Spiritual intelligence (SQ) have a significant influence on the performance of Malang Regional Revenue Office employees. The analysis showed that emotional intelligence is the intelligence factor that has the more dominant influence than spiritual intelligence.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang sangat
penting bagi setiap perusahaan atau organisasi, karena sukses tidaknya sebuah
perusahaan tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan
berupaya untuk memperoleh SDM yang berkualitas, agar dapat menjalankan
perusahaan sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula
dengan kinerja karyawan, kinerja karyawan yang tinggi sangat diharapkan oleh
setiap perusahaan, karena dengan melihat kinerja karyawan akan diketahui apakah
aktivitas karyawan dan output yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan harapan
dan tujuan perusahaan. Mathis dan Jackson (2002:78) mengemukakan bahwa kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja
karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain meliputi: 1. Kualitas output Kualitas
merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam
arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. 2. Kuantitas output Yaitu
menerangkan jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah sejumlah unit
kerja ataupun merupakan jumlah siklus aktivitas yang 2 dihasilkan yang
berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan. 3.
Jangka waktu output Yaitu menerangkan tingkat aktivitas diselesaikannya
pekerjaan tersebut pada waktu yang telah ditentukan. 4. Kehadiran ditempat
kerja Yaitu menerangkan tentang jumlah absensi, keterlambatan, serta masa kerja
yang telah dijalani individu pegawai tersebut. 5. Sikap kooperatif (bekerja
sama) Yaitu menerangkan bagaimana keadaan masing-masing individu karyawan,
apakah membantu atau menghambat dari teman sekerjanya. Permasalahan mengenai
kinerja merupakan permasalahan yang akan selalu dihadapi oleh setiap manajemen
perusahaan, organisasi atau sebuah instansi baik swasta maupun pemerintah,
karena itu manajemen perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawainya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut akan membuat
manajemen organisasi dapat mengambil berbagai kebijakan yang diperlukan,
sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai yang sesuai dengan harapan dan
tujuan organisasi. Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kinerja karyawannya, Ravianto (1988:20) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya yaitu pendidikan dan latihan,
disiplin, sikap dan aktivitas kerja, motivasi, masa kerja, gizi dan kesehatan,
tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan kerja, teknologi dan sarana
produksi, kesempatan 3 kerja, serta kebutuhan untuk berprestasi. Faktor-faktor
tersebut berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya, sehingga hasil akhirnya adalah kinerja karyawan itu
sendiri, apakah akan semakin baik atau semakin buruk. Kinerja karyawan tidak
hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan
menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan
dengan orang lain (Martin, 2000). Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman
disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi. Goleman (2000: 46)
melalui penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80 % dari
faktor penentu kesuksesan seseorang, sedangkan 20 % yang lain ditentukan oleh
IQ (Intelligence Quotient), selanjutnya dia menjelaskan bahwa kemampuan
terbesar yang mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam bekerja adalah empati,
disiplin diri dan inisiatif. Pernyataan diatas menggambarkan betapa pentingnya
kecerdasan emosional dalam mempengaruhi kehidupan manusia, dalam hal ini jika
dikaitkan dengan kinerja karyawan maka diharapkan setiap karyawan tidak hanya
ditiuntut pandai dalam operasional kerjanya, namun mereka harus mampu
memanfaatkan kepandaiannya dibarengi dengan kesadaran diri dan pemahaman
tentang orang lain sehingga kepandaiannya dapat bermanfaat untuk orang lain.
Temuan terkini menyebutkan satu lagi jenis kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan
spiritual (SQ) yang pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian marshall.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna
atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan 4 hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain (Zohar dan
Marshall, 2001: 4). Kinerja karyawan saat ini tidak hanya bertumpu pada
peningkatan kemampuan dan kapasitas intelejensia (Intelligences Quotient (IQ))
saja, karena peran dari keadaan hati seseorang juga sangat mempengaruhi hasil
kinerjanya. Jika hati seseorang tidak stabil, maka hal ini akan berpengaruh
pada cara kerjanya dalam organisasi, oleh karena itu karyawan saat ini tidak
hanya dituntut pintar namun juga harus punya tingkat spiritualitas yang baik.
Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang untuk berpikir kreatif, berwawasan
jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang tersebut dapat
bekerja lebih baik. Secara singkat kecerdasan spiritual mampu mengintegrasikan
dua kemampuan yaitu IQ dan EQ (Idrus, 2002:57). Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembentukan dibidang pendapatan daerah serta tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dinas Pendapatan
Daerah merupakan pelaksana Otonomi Daerah di bidang pendapatan Daerah.
Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan tugas pokok penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan pendapatan Daerah.
Sedikit paparan profil DISPENDA kota malang diatas merupakan salah satu alasan
penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh EQ dan SQ terhadap kinerja
karyawan, dikarenakan bahwasanya operasional Dinas 5 Pendapatan Daerah Kota
Malang sangat berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga diperlukan
adanya pelayanan yang baik dan profesional agar terjalin hubungan yang saling
menguntungkan antara DISPENDA Kota Malang sebagai instansi pelayanan publik dengan
Masyarakat sebagai pihak yang dilayani dalam hal pembayaran pajak. Seperti yang
diketahui bahwasanya kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan merasakan dan
memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik,
dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang
tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman
tersebut akan menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
lingkungannya, hal ini sangat dibutuhkan oleh karyawan DISPENDA kota malang
dalam operasional kerja mereka yang sangat berhubungan dengan masyarakat,
ketika karyawan DISPENDA menggunakan EQ dalam operasional kerjanya maka mereka
akan dapat memahami apa yang diinginkan masyarakat sebagai pihak yang dilayani,
sehingga akan tercipta pelayanan yang ramah dan berkualitas dari DISPENDA untuk
masyarakat, hal ini sejalan dengan yang disampaikan Agustian (2005:xiii)
berdasarkan penelitian dan pengalamannya dalam memajukan perusahaan berpendapat
bahwa keberadaan kecerdasan emosional yang baik akan membuat seorang karyawan
menampilkan kinerja dan hasil kerja yang lebih baik. Begitu pula kecerdasan
spiritual, hasil penelitian Trihandini (2005: 80) menyimpulkan bahwa kecerdasan
spiritual memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja karyawan, nilai-nilai
spiritual sangat dibutuhkan oleh pegawai 6 DISPENDA Kota Malang untuk
memberikan pelayanan yang baik, karena kecerdasan spiritual akan menghasilkan
integritas yang tinggi bagi pegawai DISPENDA kota Malang sehingga akan menghasilkan
pelayanan yang berkualitas. Alasan lain penulis mengambil tema pengaruh
kecerdasan Emosional dan Spiritual terhadap kinerja karyawan di DISPENDA Kota
Malang juga dikarenakan penulis pernah melaksanakan PKLI (Praktek Kerja
lapangan integratif) di instansi tersebut, dan disana penulis menemukan adanya
beberapa indikasi yang mengarah pada pelibatan Kecerdasan Emosional dan
Spiritual dalam operasional kinerja karyawan DISPENDA Kota Malang, semisal
penerapan nilai kejujuran, seperti yang diketahui kecerdasan spiritual
menghasilkan kejujuran. Dalam setiap transaksi pembayaran pajak, kejujuran
sangat dijunjung tinggi oleh segenap karyawan DISPENDA kota Malang, hal ini
dibuktikan dengan pelaksanaan pembayaran pajak yang harus lewat loket dan tidak
boleh lewat perorangan dalam artian pegawai DISPENDA menghitung pajak secara
objektif sesuai dengan tagihan yang dibebankan pada wajib pajak, lalu semangat
dalam kegiatan lapangan semisal survey untuk mencari objek pajak, penulis
pernah ikut dalam kegiatan survey untuk mencari objek pajak dan disana penulis
menemukan pegawai DISPENDA dengan semangat mencari objek pajak ditengah terik
matahari, mereka berpendapat kerja bukan hanya urusan mencari uang, namun juga
tanggung jawab kepada Negara dan tuhan yang maha Esa. Disini bisa diketahui
bahwasanya pegawai DISPENDA kota Malang memiliki tingkat kesadaran diri yang
tinggi dimana nilai tersebut ada dalam kecerdasan emosional. 7 Lalu hubungan
emisonal yang terjalin diantara karyawan DISPENDA kota malang yang sangat kuat,
ketika ada salah satu pegawai yang sakit maka dengan penuh kesadaran karyawan
lain akan langsung menjenguk sepulang kerja, bahkan karyawan lain tidak
segan-segan mengadakan selamatan untuk kesembuhan karyawan yang sakit. Dalam
kecerdasan emosional hal ini disebut empati, dimana empati membuat seseorang
ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain sehingga akan timbul
kekompakan dalam bekrja. Dari beberapa gambaran tentang apa yang penulis
temukan di kantor DISPENDA kota malang seperti yang tercantum diatas, bisa
disimpulkan bahwasanya ada pelibatan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual dalam operasional kinerja karyawan DISPENDA kota malang, menurut
beberapa teori yang ada, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
bepengaruh terhadap kinerja karyawan, oleh karena itu berdasarkan uraian
diatas, maka penulis berniat melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang)”
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1) Apakah variabel Kecerdasan Emosional (EQ) dan variabel
Kecerdasan Spiritual (SQ) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan
DISPENDA Kota Malang?
2) Apakah variabel Kecerdasan Emosional (EQ) dan variabel
Kecerdasan Spiritual (SQ) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan
DISPENDA Kota Malang
? 3) Dari variabel Kecerdasan Emosional dan variabel Kecerdasan
Spiritual (SQ) manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan DISPENDA Kota Malang?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1) Untuk menguji dan menganalisis apakah variabel Kecerdasan
Emosional (EQ) dan variabel Kecerdasan Spiritual (SQ) berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja karyawan DISPENDA Kota Malang.
2) Untuk menguji dan menganalisis apakah variabel Kecerdasan
Emosional (EQ) dan variabel Kecerdasan Spiritual (SQ) berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan DISPENDA Kota Malang.
3) Untuk menguji dan
menganalisis dari variabel Kecerdasan Emosional dan variabel Kecerdasan
Spiritual (SQ) manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan DISPENDA Kota Malang.
1.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diacapai dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagi Penulis Untuk
meningkatkan pemahaman penulis tentang peranan Kecerdasan Emosional (EQ) dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap kinerja karyawan.
2) Bagi DISPENDA Kota Malang
Untuk memberikan informasi kepada kepala dinas DISPENDA kota malang sebagai
bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan
melalui Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). 3) Bagi Pihak
Lain Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada
pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan Kecerdasan Emosional (EQ)
dan Kecerdasan Spiritual (SQ) yang dikaitkan dengan kinerja karyawan.
1.4. Batasan Penelitian
Untuk menyederhanakan permasalahan agar
pembahasan masalah mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, maka dalam
penelitian ini akan diteliti Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual (SQ) Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Kantor DISPENDA
(Dinas Pendapatan Daerah) Kota Malang, di lima bidang utama, bidang
keseketariatan, bidang pendataan, bidang penagihan, bidang pembukuan, dan P2O
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap kinerja karyawan: Studi kasus pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment