Abstract
INDONESIA:
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1). Untuk memberikan gambaran bagaimana model Strategi Komunikasi Pemasaran yang digunakan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang dalam mensosialisasikan Program Listrik Prabayar. (2). Untuk mengetahui factor Penghambat dan factor Pendukung Strategi Komunikasi Pemasaran yang digunakan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang dalam mensosialisasikan Program Listrik Prabayar. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan Inteview / wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengembangan validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: (1). Dalam mensosialisasikan Program Listrik Prabayar, PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang, menggunakan Model Strategi Komunikasi Pemasaran meliputi : Sender (Sumber / Pengirim). Enconding ( Penerjemahan ), Tranmisi, decoding (Respond dan intrepetasi), Tindakan, dan Umpan balik. Dengan memanfaatkan media komunikasi pemasaran langsung, dan tidak langsung. Komunikasi langsung ini meliputi beberapa program yang berkaitan dengan informasi serta sosialisasi Program Listrik Prabayar, yakni Melalui Program SARLING (Pemasaran Keliling), Kerjasama dengan Pemerintah daerah atau pusat, dan Person to Person atau dari mulut kemulut. Sedangkan Komunikasi tidak langsung, kami mengunakan media Bauran Promosi meliputi Periklanan, Promosi Penjualan, Penjualan Pribadi, dan Online Marketing. (2). Dalam sosialisasi tersebut yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya sistem pengetahuan masyarakat terhadap perubahan system informasi saat ini, serta minimnya respon masyarakat terhadap suatu perubahan. Sedangkan faktor pendukung adalah adanya dukungan dari pemerintah pusat, daerah, serta para tokoh masyarakat dalam membatu proses sosialisasi.
ENGLISH:
The purpose of this study were: (1). To give you an idea of how models of Marketing Communication Strategies used PT. PLN (Persero) Unit Kebonagung Malang Prepaid Electric Program. (2). To find out the factor and factor inhibitors Marketing Communication Strategy Supporting the use of PT. PLN (Persero) Unit Kebonagung Malang Prepaid Electric Program. This study uses descriptive qualitative method. Data from this study were obtained by performing Inteview, observation and documentation. Development of the validity of the data in this study was done by using triangulation. Triangulation techniques used in this study were triangulation and triangulation of data sources.
The results obtained are: (1). Electricity Programme Prepaid socializing, PT. PLN (Persero) Unit Kebonagung Malang, using the Model of Marketing Communications Strategy include: Sender (Source / Sender). Enconding (Translation), The transmission, decoding (Respond and intrepetasi), Action and Feedback. By utilizing direct marketing communications media, and not directly. This direct communication includes several programs related to information and dissemination of Prepaid Electricity Program, the Program Through SARLING (Marketing Roving), cooperation with local or central government, and Person to Person or from the mouth of the mouth. While no direct communication, we use the media covering Promotion Mix Advertising, Sales Promotion, Personal Selling, and Online Marketing. (2). In this socialization is the limiting factor is the lack of public knowledge of the system to change the current information system, and the lack of public response to a change. While supporting factor is the support of the central government, local, and community leaders in the socialization process petrified.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Di Indonesia sendiri
penggunaan energy listrik dipegang oleh perusahaan milik negara yakni PT. PLN
(Persero), yang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan serta penyaluran
energy listrik kepada setiap lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Listrik
sangat central diperluakan oleh penduduk Indonesia, diantaranya untuk membatu
kegiatan rumah tangga. Seakan-akan sudah tidak lagi bisa dipisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia, sebab jika terjadi pemadaman maka akan
mengakibatkan kelumpuhan aktivitas yang sangat besar, sehingga akan berpengaruh
dalam segala bentuk proses oprasional yang terjadi dimasyarakat. Sehingga PLN
harus mampu memberikan kualitas pelayanan secara maksimal demi kelancaran dalam
proses pengendalian serta sistem pemerataan energi listrik disetiap sektor
masyarakat. Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2004:59) kualitas jasa adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut Peter (1999:3) konsep
pemasaran (marketing concept) suatu organisasi harus memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen agar menguntungkan. Dan tidak dipungkiri lagi salah satu
tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan atau profit. PLN sendiri
merupakan organisasi profit, dalam Buku Morissan (2008:85-87) Organisasi profit
lebih sering di sebut dengan nama perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan,
berbeda dengan organisasi non profit memiliki tujuan yang bersifat sosial,
kegiatan kemanusiaan atau politis dan hal-hal lain yang tidak berbentuk
keuntungan. Dalam artian seluruh aktivitas PT. PLN (Persero) ditujukan untuk
mencari keuntungan serta didirikan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan
berbagai sarana dan prasarana aliran listrik untuk kebutuhan hidup. PT. PLN
(persero) sejauh kemarin telah menerapkan sejumlah program guna untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Ada beberapa program pelayanan
yang di tawarkan PLN kepada masyarakat antara lain : Layanan menyala R 450,
layanan Menyala R 900, layanan bersinar, layanan prima, layanan metro light,
layanan daya max, pembayaran listrik on-line dsb. Namun dari beberapa program
yang di tawarkan tersebut ternyata tidak mengalami perkembangan yang
signifikan. Saat ini PLN telah mengeluarkan program terbarunya yaitu Program
Listrik Prabayar (LPB). (www.plnjatim.co.id.).
Layanan listrik prabayar merupakan suatu program yang ditawarkan
PLN kepada pelanggannya agar dapat mengendalikan pemakaian listrik sesuai
dengan kebutuhan. Program Listrik Pra Bayar merupakan salah satu program
pelayanan untuk pelanggan yang bertujuan untuk menjanjikan kemudahan,
kebebasan, kenyamanan bagi pelanggannya serta pengendalian pemakaian listrik
sesuai dengan kebutuhan sendiri. Program listrik pra bayar berbeda dengan
program listrik pasca bayar yang biasanya, kalau pada program pasca bayar
pelanggan kesulitan mengontrol pengeluaran pemakaian listrik, karena pada
program ini pelanggan hanya dapat mengetahui seberapa besar pengeluarannya pada
saat pembayaran di loket pembayaran PLN. Berbeda dengan program pra bayar,
program ini pelanggan bukan saja bisa mengetahui sudah berapa banyak energi
listrik yang dikonsumsi, namun juga dapat melihat berapa energi listrik yang
masih tersisa untuk dapat digunakan. Program ini di lengkapi dengan kartu pra
bayar, kartu ini di gunakan untuk isi ulang energi listrik. Di Jawa Timur
listrik prabayar mulai diuji coba dan di sosialisasikan di rumah rumah dinas
PLN pada bulan September 2009 dan dipasarkan sejak bulan November tahun 2009,
sementara ini diperuntukkan pelanggan 1 phasa daya 450 VA - 5.500 VA. Menurut
Asisten Manajer Bidang pemasaran PLN APJ Malang Bapak Santjoko, hingga akhir
desember 2011 kemarin area Malang ditargetkan 751 pelanggan LPB (Listrik
Prabayar). Dengan sasaran rumah tangga. Sebab saat ini batas maksimal
penggunaan system LPB masih berada diangka 5.500 VA. Dikarenakan ketidakmampuan
meteran berada di tingkat tiga face. Sebagai perusahaan milik negara yang
berorientasi pada pelayanan masyarakat. PT. PLN seharusnya memang memberikan
citra yang positif melalui pelayanan yang maksimal. Kebijakan perubahan system
prabayar oleh PT. PLN (Persero) merupakan perwujudan Strategi pemasaran produk
untuk meningkatkan pelayanan yang cepat dan tanggap, melalui sebuah kebijakan
yang pada intinya dapat memberikan kemudahan dan keefektifan dan tidak
berdampak merugikan Sejak program LPB mulai masuk di kota Malang pada awal
Desember 2010 pemasangannya hanya dilakukan pada wilayah internal saja misalnya
didalam kantor PLN APJ (Area Pelayanan dan Jaringan) Malang dan dikantor
Perpustakaan Malang. Menurut Isbiyanto Manajer PLN APJ Malang Hal ini dilakukan
ingin mematangkan dan menjamin bahwa system LPB bisa diakses masyarakat luas.
Karena itu perlu diuji coba terlebih dahulu. Namun saat ini system LPB (Listrik
Prabayar) ini sudah dikembangkan dibeberapa wilayah kota Malang dan menyebar
disetiap lapisan masyarakat.
Dari hasil wawancara yang di lakukan tanggal 8 Mei 2012, pada Bapak
Eko pegawai bagian Supervisor kantor PT. (Persero) PLN Unit Kebonagung Malang,
terkait jumlah pengguna jasa listrik prabayar diarea malang. Dapat di simpulkan
bahwa, Pengguna jasa Listrik Prabayar dikota malang pada akhir tahun 2011,
diarea jawa timur tercatat 19.458 pelanggan yang terbagi di beberapa daerah,
dimalang sendiri masuk pada jumlah pelanggan terkecil 7.208 pelanggan. Yang
terbagi dibeberapa wilayah kota Malang. Diantara sebagian besar pelanggan Rayon
PLN APJ Malang, PT. (Persero) PLN Unit Kebonagung Malang mendominasi Pelangan
terbesar yang berkisar 40% dengan nilai pertumbuhan terbesar dan tercepat
diantara unit-unit pelayanan yang lain. Pencapaian luar biasa juga pernah
dicapai oleh PT. (Persero) PLN Unit Kebonagung Malang pada tahun 2011, unit ini
dapat melampau target maksimal dengan pencapain 3400 pelanggan /tahun, dengan
batas maksimal 3000 pelanggan / tahun, ini yang menjadi alasan penelitian ini
dilaksanakan berkaiatan Stretegi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan oleh PT.
(Persero) PLN Unit Kebonagung Malang. Di harapkan melalui Program listrik
Prabayar ini akan membentu memberikan kualitas pelayanan yang mudah, efisien,
dan cepat bagi masyarakt. Akan tetapi setelah peralihan dari pasca bayar ke pra
bayar, tidak sedikit dari masyarakat yang mengeluhkan adanya program tersebut.
Dikarenakan beberapa hal, seperti halnya berita yang dilansir dalam situs
okezone.com pada hari Senin, 25 Oktober 2010 oleh Marieska Harya Virdhani, yang
intinaya “Di Nilai Memaksa, Listrik Prabayar PLN di Protes Warga Bogor”. Namun
tuntutan iitu dibantah keras oleh Manajer PLN UPJ Sawangan Sigit Arimurti
menurutnya “Tidak ada unsur pemaksaan dalam program LPB. Bahkan, saat migrasi
pelanggan sama sekali tidak dikenakan biaya. Dari hasil pemaparan diatas dapat
diambail kesimpulan kurang adanya sosialisai kepada masyarakat oleh PLN
sehingga mengakibatkan terjadinya kesalah fahaman. Jika di biarkan terus
menerus maka akan berakibat fatal terhadap kesuksesan Program LPB sebagai
solusi sarana pelayanan bagi masyarakat. Sehingga yang menjadi tolak ukur pada
penelitian ini adalah terkait Stretegi Komunikasi Pemasarn yang digunakan oleh
PLN sebagai sarana sosialisasi program LPB kepada masyarakat. Menurut Sunarto
(2004:3), Komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima pesan. Sedangkan
komunikasi yang efektif terjadi kalau individu mencapai pemahaman yang sama,
merangsang pihak yang lain melakukan tindakan, dan mendorong orang untuk
berfikir dengan cara yang baru. Diharapkan dengan adanya komunikasi yang
efektif maka program LPB akan cepat diterima oleh masyarakat. Dari hasil uraian
diatas dapat di simpulkan bahwa salah satu bentuk pelayanan yang berkualitas
adalah bentuk komunikasi pada masyarakat yang efektif untuk mencapai sasaran.
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis tertarik untuk mengkaji atau melakukan
suatu penelitian dengan tema “STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM
MENSOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRABAYAR (Study Kasus PT. PLN (Persero) Unit
Pelayanan Kebonagung Malang)
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas dapat
diidentifikasi berbagai masalah-masalah yang nantinya akan dibahas sesuai
dengan batasan kemampuan peneliti, adalah sebagi berikut :
1. Bagaimana Model Strategi Komunikasi Pemasaran yang digunakan PT.
PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang dalam mensosialisasikan Program
Listrik Prabayar ?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat Strategi
Komunikasi Pemasaran yang digunakan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung
Malang dalam mensosialisasikan Program Listrik Prabayar ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui begaimana Model Strategi Komunikasi Pemasaran
yang digunakan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang dalam
mensosialisasikan Program Listrik Prabayar 2. Untuk mengetahui Faktor-faktor
apa yang mendukung dan menghambat Strategi Komunikasi Pemasaran yang digunakan
PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Kebonagung Malang dalam mensosialisasikan
Program Listrik Prabayar
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
penggunaan strategi Strategi Komunikasi Pemasaran yang efektif.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
ilmu strategi pemasaran yang berkaitan dengan Strategi Komunikasi Pemasaran.
3. Manfaat Praktis
a. Untuk dijadikan masukan strategi bagi setiap pemasar untuk
mengunakannya dalam menciptakan kualitas pelayanan.
b. Bagi Mahasiswa, penelitian ini bisa dijadikan untuk penelitian
lanjutan tentang terkait kajian Strategi Komunikasi Pemasaran
1.5. Batasan Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian
meliputi kegiatan yang berkenaan atau berhubungan dengan menajemen pemasaran
terutama dalam hal Startegi komunikasi pemasaran yaitu periklanan, personal
selling, promosi penjualan, hubungan masyarakat (public relation) dan direct
and online marketing yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Kebonagung Malang dalam Mensosialisasikan Program Listrik Prabayar
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Strategi komunikasi pemasaran dalam mensosialisasikan program listrik prabayar: Studi kasus PT. PLN (persero) unit pelayanan Kebonangun Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment