Abstract
INDONESIA:
Seiring dengan meningkatnya minat berinvestasi dalam sebuah perusahaan, maka patut dipertimbangkan kebijakan-kebijakan yang akan mempengaruhi keuntungan dan risiko yang akan dihadapi oleh investor. Right issue merupakan salah satu kebijakan yang sering diambil oleh perusahaan karena dengan right issue perusahaan akan mendapatkan dana segar yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang melakukan right issue tahun 2010-2012, dalam hal ini terdapat 3 perusahaan yaitu PT. Bakrie Land Development Tbk, PT. Lippo Karawaci Tbk dan PT. Uniterd Tractor Tbk, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Hystorical Price masing-masing perusahaan yang dipublikasikan dan diunduh melalui situs Yahoo Finance. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Beda Paired Sample t-test dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return, abnormal return dan risiko tidak memiliki perbedaan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini menunjukkan adanya right issue tidak mempengaruhi variabel return, abnormal return dan risiko. Sedangkan untuk variabel aktivitas volume perdagangan menunjukkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. dibuktikan dengan nilai signifikansi 2-tailed 0,030 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya right issue mempengaruhi variabel aktivitas volume perdagangan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa right issue masih mempengaruhi keputusan investor dalam mengambil keputusan menggunakan bukti rightnya. Khususnya dilihat dari perubahan aktivitas volume perdagangan perusahaan sampel.
ENGLISH:
Along with the increasing of interest of investing in a company, it is important to consider the policies which influence the advantages and risks that will be faced by the investors. Right Issue is one of the policies which mostly taken by the company to get fresh capital which can be used to develop its performances.
The sample in this research consists of companies listed in Jakarta Islamic Index (JII) which perform right issue on 2010-2012. There are three companies: PT. Bakrie Land Development Tbk., PT. Lippo Karawaci Tbk., and PT. United Tractor Tbk., by using purposive sampling technique. The data used is secondary data which obtained from Historical Price of each company which published and downloaded through Yahoo Finance website. The analysis method used is Difference Testing Paired Sample t-test with significance level of 5%.
From the analysis result using Paired Sample t-test, it shows that return variable, abnormal return, and risk do not have differences between period before and after the right issue announcement. The variable of trading volume activity shows the result that there are significance differences between period before and after right issue announcement. It can be proved by the 2-tailed significance level of 0.030 which smaller than significance level of 5%. It means there is a right issue which has no influence on return variable, abnormal return and risk. But, there is a right issue which has an influence on the trading volume activity variable. From the result, it can be concluded that a right issue has no information which cause the market to react negatively
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas pasar modal di indonesia
dimulai sejak tahun 1921 di jakarta. Efek yang diperdagangkan pada saat itu
adalah saham milik perusahaan orang Belanda dan obligasi yang diperdagangkan
adalah obligasi milik pemerintah Hindia Belanda. Aktivitas pasar modal ini
berhenti ketika terjadi perang dunia II. Ketika indonesia merdeka, pemerintah
menerbitkan obligasi pada tahun 1950. Pengaktifan pasar modal di Jakarta ini
ditandai dengan diterbitkannya Undang-undang darurat tentang Bursa Nomor 13
Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang Nomor 5 tahun 1952
yang berkaitan dengan pasar modal (Manan, 2009:13). Di era globalisasi, pasar
modal atau bursa efek merupakan sumber pendanaan yang cukup penting. Pasar
modal dapat diibaratkan dengan pusat perbelanjaan. Tapi jika pusat perbelanjaan
umum menyediakan berbagai macam barang kebutuhan hidup, maka pasar modal hanya
menjajakan produk-produk pasar modal, seperti obligasi dan efek. pasar modal
adalah pertemuan antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang
kekurangan modal (Tandelili, 2010:26). Pasar modal merupakan salah satu
alternatif untuk menambah kekayaan, dengan cara berinvestasi, investor dapat
melakukan investasi dibeberapa perusahaan yang diinginkan melalui pembelian
efek-efek baru yang ditawarkan atau diperdagangkan di pasar modal. Di dalam
pasar modal 2 terdapat beberapa indeks di antaranya lq-45, kompas100, IHSG, JII
dan lainlain. Menurut Sitepu (2010) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah
satu indeks yang menjadi indikator bagi para investor yang mencari sahamsaham
yang tidak melanggar syariah dalam Islam (halal). JII sering dijadikan tolak
ukur mengenai saham-saham prospektif yang halal. Dimana dalam indeks JII
tergabung 30 emiten saham yang di review setiap 6 bulan sekali. Diharapkan
dengan adanya indeks JII, bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk
melakukan investasi pada saham-saham lokal tanpa takut melanggar syariah.
Berikut kriteria pemilhan saham yang berhak masuk dalam JII: 1. Saham-saham
yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (ES) yang dikeluarkan oleh
Bapepam-LK 2.
Memilih 60 saham dari DES tersebut
berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir 3. Dari 60
saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai
transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir. Gambar 1.1 3 Perkembangan
Kinerja Jakarta Islamic Index Tahun 2009-2012 www.Duniainvestasi.com Selain
Jakarta Islamic Index (JII) mengelola saham-saham syariah, JII juga termasuk
indek yang kinerjanya cukup bagus hal itu dapat dilihat pada gambar 1.1 tentang
perkembangan kinerja JII pada periode 2009-2012. hal tersebut merupakan alasan
penulis mengambil JII sebagai objek penelitian. Salah satu indikator untuk
mempelajari perilaku investor dalam perdagangan saham adalah dengan melihat
pola perubahan volume perdagangan saham atau yang disebut trading volume
activity (Istanti, 2007:7). Menurut suryawijaya (1998) dalam astanti (2007, 7)
Trading volume activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui pergerakan aktivitas
volume perdagangan saham di pasar. 4 Sedangkan untuk menarik investor di pasar
modal, perusahaan umumnya melakukan corporate action. Corporate action
merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah lembar saham yang beredar
komposisi kepemilikan saham, risiko sistematis saham, serta pergerakan harga
saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:123) dalam Dewi (2010:6). Sedangkan
menurut Samsul (2006:186-187) corporate action merupakan tindakan perusahaan
untuk melakukan Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pengeluaran saham
baru melalui right issue, pengeluaran saham baru melalui warrant, pengeluaran
saham baru melalui convertible bonds, menambah jumlah saham melalui split,
menambah jumlah saham melalui saham bonus dan menambah jumlah saham melalui
dividen saham. Beberapa tindakan corporate action di atas yang dapat
mempengaruhi indeks harga saham riil adalah tindakan pengeluaran saham baru
melalui right issue, pengeluaran saham baru melalui warrant, pengeluaran saham
baru melalui convertible bonds, menambah jumlah saham melalui split, menambah
jumlah saham melalui saham bonus dan menambah jumlah saham melalui dividen
saham, karena dapat mempengaruhi harga saham di pasar. Tindakan pengeluaran
saham baru melalui right issue, pengeluaran saham baru melalui warrant dan
pengeluaran saham baru melalui convertible bonds juga mempengaruhi harga saham
teoritis, karena total nilai dasar per saham berubah. Sedangkan tindakan
menambah jumlah saham melalui split, menambah jumlah saham melalui saham bonus
dan menambah jumlah saham melalui dividen saham tidak mempengaruhi indeks 5
harga saham teoritis karena total nilai dasar tidak berubah, atau perubahan
nilai dasar per saham seimbang dengan perubahan harga pasar yang disesuaikan
(Samsul, 2006:186-187). Sedangkan tindakan corporate acion menurut Hantaz
antara lain aliansi strategis, diversivikasi, akuisisi, merger, konsolidasi,
right issue, reverse stock, stock split, private plancement, tender offer, dan
dilusi. (http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/07/corporateaction.html).
Dari beberapa kegiatan corporate acion di atas, Right issue merupakan salah
satu corporate action yang sering dilakukan oleh emiten jika dibandingkan
dengan stock split dan reserve stock. Hal ini dapat dilihat dari data jadwal
corporate action di www.Britama.com pada table 1.1 dan gambar 1.1 sebagai
berikut : Tabel 1.1 Perbedaan Jumlah Tindakan Corporate Action Corporate Action
2010 2011 2012 Total Right Issue 23 16 13 52 Stock Split 4 9 14 27 Reserve
stock 3 3 3 9 Sumber: www.Britama.com (data sekunder diolah) Gambar 1.2
Perbedaan Jumlah Tindakan Corporate Action 6 Sumber: www.Britama.com (data
sekunder diolah) Perbedaan jumlah tindakan kebijakan corporate action dari 3
tahun terakhir yaitu 2010, 2011 dan 2012 yang ditunjukkan grafik di atas
merupakan alasan penulis memilih corporate action right issue untuk diteliti.
Alasan diterbitkan right issue sendiri pada hakikatnya menurut Halim (2005:100)
dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Sedangkan menurut Samsul
(2006:187) right issue dapat mempengaruhi indeks harga saham riil karena dapat
mempengaruhi harga saham di pasar, dan juga mempengaruhi harga saham teoritis,
karena total nilai dasar per saham berubah. Menurut Husnan (2004:379-380)
perusahaan menerbitkan Right Issue seringkali adalah untuk menghemat biaya
emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya
diharapkan penambahan harga saham di bursa akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham).
Merujuk pada beberapa teori tujuan dilakukannya right issue di atas telah
banyak penelitian yang telah dilakukan, akan tetapi menunjukkan hasil 0 5 10 15
20 25 1 2 3 Right Issue Stock Split Reserve 7 yang berbeda-beda, bahkan
menunjukkan hasil yang kontradiktif.
Hal ini terlihat dari beberapa temuan empiris
yang dilakukan oleh Andriyani (2007) yang menunjukka hasil antara return,
abnormal return dan Trading Volume Activity (TVA) pada periode sebelum dan
sesudah pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan informasi yang dapat
mempengaruhi prefensi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar
modal. Serta penelitian yang dilakukan oleh Armando (2009) yang memperoleh
hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham pada
periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Penelitian di atas
kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010), yang mengatakan
bahwa terdapat perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman
Right Issue. Serta penelitian yang dilakukan oleh Armando (2009) yang
menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada Trading Volume Activity
(TVA) pada periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Mengacu pada
berbagai penelitian yang telah dilakukan, penulis tertarik untuk menganalisa
lebih lanjut mengenai seberapa besar perbedaan terhadap return saham dan volume
perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Maka dilakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS PERBEDAAN RETURN, ABNORMAL RETURN, RISIKO,
DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SEBELUM DENGAN SESUDAH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE
(Studi pada Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Jakarta Islamic Index
(JII) Tahun 2010- 2012)”
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedan return, abnormal
return, risiko, dan aktivitas volume perdagangan antara periode sebelum dengan
sesudah peristiwa pengumuman right issue di Jakarta Islamic Index (JII) tahun
2010-2012?
1.3 Tujuan Masalah
Mengetahui perbedan return, abnormal return,
risiko, dan aktivitas volume perdagangan antara periode sebelum dengan sesudah
peristiwa pengumuman right issue pada Jakarta Islamic Index tahun 2010-2012
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari
hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh serta mngetahui gambaran umum mnegenai
pasar modal dan aktivitas di dalamnya.
b. Mengetahui lebih jauh tentang
reaksi pasar modal terhadap peristiwa right issue, yang ditunjukkan dari
perbedaan abnormal return, return, risiko dan trading volume activity sebelum
dan sesudah peristiwa.
2. Bagi Akademis sebagai bahan refrensi untuk
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta menjadi
bahan masukan dan mengatasi permasalahan yang sejenis
3. Bagi perusahaan di pasar modal Sebagai informasi mengenai reaksi investor di
pasar modal terhadap peristiwa right issue sehingga perusahaan emiten dapat
mempetimbangkan hal yang seharusnya dilakukan dalam mengambil keputusan tentang
kebijakan right issue.
4. Bagi investor Sebagai informasi dan bahan
masukan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis perbedaan return, abnormal return, risiko, dan aktivitas volume perdagangan sebelum dengan sesudah pengumuman right issue: Studi pada perusahaan yang melakukan right issue di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010-2012. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment