Abstract
INDONESIA:
Dalam dunia yang semakin maju dan terus berkembang, dapat diprediksi bahwa pola hidup masyarakat juga mengalami perubahan yang cukup berarti. Produk Lux cair merupakan salah satu produk yang memiliki banyak keunggulan yaitu lebih praktis dan lebih banyak menghasilkan busa, serta memberikan kesan mewah disetiap mandi. Loyalitas konsumen merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu-individu yang berbeda. Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau diinginkan. Pasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada konsumen harus dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian, mengetahui persepsi konsumen dan kualitas produk dalam memilih sesuatu yang mempengaruhi dalam pembelian sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis adanya pengaruh secara simultan dan parsial variabel pelaku persepsi (X1), target (X2), situasi (X3), keistimewaan (X4) dan Kehandalan (X4) terhadap loyalitas konsumen (Y) menggunakan sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Analisis data menggunakan uji statistik regresi berganda.
Dari hasil penelitian ini, variabel independen, secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen dengan signifikansi 0.000 dan model analisis ini mampu menjelaskan variabel dependen yang berpengaruh loyalitas konsumen adalah variabel pelaku persepsi (X1) dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, situasi (X3) signifikansi sebesar 0.002, keistimewaan (X4) signifikansi sebesar 0.004, dan sedangkan variabel kehadalan (x5) tidak berpengaruh karena tingkat signifikan sebesar 0.102 yaitu melebihi 0.10, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kehandalan (X2) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan variabel pelaku persepsi (X1), situasi (X3) dan keistimewaan (X4) merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh pada loyalitas konsumen, hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap loyalitas konsumen terhadap suatu produk adalah bahwasanya konsumen diasumsikan mampu membuat peta posisi pemikiran yang merupakan gambaran persepsi konsumen. Persepsi konsumen terhadap suatu produk berpengaruh pada perilaku pembelian konsumen yaitu sebagai penuntun.
ENGLISH:
In the more growing and advancing world, it can be predicted that the people lifestyle also has a significant change. Lux liquid product is one of product which has many advantages such as giving a compact, producing more foam, giving a luxurious sense in every bathing. The consumer loyalty is a behavior which is done by different person. The consumers are free to choose the needed and preferable product. The market as a party which offers kind of product to the consumers should be able to analyze the factors affecting the consumer purchase, to know consumers perception and product quality on choosing something which impacts the purchase so the marketers can design the marketing strategies related to consumers taste.
The aims of the research is to know and analyze the simultaneous and partially influence of perception variable (X1), target (X2), situation (X3), privileges (X4) and the reliability (X5) toward the consumer loyalty (Y) using Lux liquid soap Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang students. The data analysis uses multiple regression statistical tests.
The result of the research shows that independent variable simultaneously influence of the consumer loyalty with the 0.000 significance. This analysis model can explain the influenced dependent variable on consumer loyalty is perception variable (X1) with the 0.000 significance level. Situation (X3) with the 0.002 significance level, privileges (X4) with the 0.004 significance level. Mean while the reliability variable (X5) is not influenced of because the 0,102 level of significance is over 0.10, so it can be said that the reliability variable (X5) has an insignificant influence toward consumer loyalty. Whereas, the perception variable (X1), situasi (X3), and the features (X4) is the dominant variable on influencing consumer loyalty, it shows that consumer perception toward consumer loyalty of a product is assumed can create the thought position map which is the picture of consumer perception. The consumer perception toward one product influences the consumer purchase behavior, as guidance.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pemasaran dewasa ini
bukanlah sekedar pertempuran produk, melainkan juga pertempuran persepsi.
Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui jalur merek atau
kualitas dari produk, yaitu dengan memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah
proses sosial dimana individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan
individu atau kelompok lainya (Irawan, 2001: 10). Dari pengertian tersebut
dapat dikatakan bahwa konsep paling penting mendasari pemasaran adalah
menyangkut keinginan manusia dan merupakan kebutuhan manusia yang di bentuk
oleh kultur serta kepribadian individu. Menurut Robbin (1996: 164) Persepsi
adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi dan
menginterprestasi masukanmasukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia
yang memiliki arti. Persepsi pada hakikatnya merupakan suatu proses mengenai
bagaimana cara kita memandang dunia sekitar. Oleh karena itu proses mengenai
bagaimana untuk tiap individu maka persepsi mengenai suatu hal tersebut
tentunya berbeda untuk masing-masing individu akan cenderung bertindak dan
bereaksi berdasarkan persepsinya sendiri-sendiri. Dan dari individuindividu
mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi mempersepsikannya secara
berbeda. Sejumlah faktor bekerja untuk 1 2 membentuk dan memutar balik
persepsi. Faktor-faktor ini berbeda pada pihak pelaku persepsi, dalam objeknya
atau target yang dipersepsikan atau dalam konteks dari mana persepsi itu
dilakukan. Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan
dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan
mendapatkan loyalitas pelanggan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan
adalah dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,
mengingat pada saat ini persaingan tidak hanya terbatas pada atribut fungsional
produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra
khusus bagi pemakainya. Dengan demikian, konsumen akan menawarkan kepercayaan
dan loyalitasnya apabila suatu merek mampu menyediakan utilitas bagi mereka
melalui kinerja produk yang konsisten (Keller, 2004: 9). Sabun mandi merupakan
produk yang telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka
pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Dalam industri sabun mandi
dikenal ada dua bentuk yaitu sabun mandi padat dan sabun mandi cair. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada
tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk
sabun mandi cair yaitu sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi
padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair
yang terus meningkat mencapai 16,09 persen 3 pertahun dan 8,34 persen per tahun
untuk produksi sabun mandi padat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada
kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi
padat.(http://www. Daniel.ac.id) Dalam persaingan bisnis sabun, terutama produk
sabun cair, belakangan ini menunjukkan persaingan yang cukup ketat antara
beberapa merek. Hal ini terutama terjadi pada produk-produk sabun Unilever dan
Kao Indonesia. Unilever dengan produk sabun cair merek Lux sementara Kao dengan
merek Biore. Dalam bisnis ini, setiap perusahaan berusaha merebut pangsa pasar
dengan melakukan strategi iklan besar-besaran terutama melalui media televisi.
Menurut Schiffman (2008: 136) individu bertindak dan bereaksi berdasarkan
persepsi mereka, tidak berdasarkan realitas yang objektif. Jadi, bagi pemasar,
persepsi konsumen jauh lebih penting daripada pengetahuan mereka mengenai
realitas yang objektif. Karena jika seseorang berpikir mengenai realitas, itu
bukanlah realitas yang sebenarnya. tetapi apa yang dipikirkan konsumen sebagai
realitas, yang akan mempengaruhi tindakan mereka, kebiasaan membeli mereka,
kebiasaan bersantai mereka dan sebagainya. Dan karena individu membuat
keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan apa yang mereka rasakan sebagai
realitas, maka para pemasar perlu sekali memahami gagasan persepsi secara
keseluruhan dan berbagai konsep yang berhubungan dengannya sehingga mereka
dapat lebih mudah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
konsumen. 4 Lux merupakan salah satu merek produk sabun mandi dari PT. Unilever
Indonesia Tbk. yang diasosiasikan sebagai sabun kecantikan yang menunjukkan
gaya hidup modern. Lux mengklaim bahwa segalanya mengenai Lux dipersembahkan
bagi feminitas, mulai dari tampilan hingga sensasi yang didapatkan dari produk,
baik kemasan maupun wewangian yang ditawarkan. Lux adalah salah satu brand
perawatan tubuh dan kecantikan terkemuka di Indonesia. Dengan eksistensinya sejak
tahun 1924, brand Lux merupakan market leader di beberapa negara, seperti
Thailand, Jepang, India, Brazilia, Afrika Selatan dan lain-lain. Beberapa jenis
produk dalam ini brand Lux, seperti shampo dan conditioner, sabun cair dan hair
spray di pasarkan di lebih dari 100 negara di beberapa belahan bumi. Angka
penjualan produk-produk Lux bahkan mencapai satu miliar Euro pada tahun 2005.
Pada kenyataannya, Lux telah menjadi penentu dalam masyarakat dari masa ke
masa. Memasuki abad ke-21, brand Lux berusaha merengkuh konsep kecantikan dan
feminitas. Lux bertujuan untuk menjadi paradigma baru tentang feminitas,
kecantikan dan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.
(http://www.unilever.com) Menjaga penampilan bagi seorang wanita maupun pria
sudah menjadi kewajiban. Hal ini wajar dilakukan karena ingin selalu tampil
sempurna di manapun dan kapanpun berada. Kecantikan maupun ketampanan fisik
merupakan sesuatu yang sangat berharga dan mahal bagi seorang wanita dan pria.
Salah satu dari indikator seorang wanita dikatakan cantik yaitu apabila ia
memiliki kulit yang halus dan putih, kaum pria pun 5 tidak mau kalah dengan
kaulm wanita untuk menjaga kulit biar halus dan putih. Memiliki kulit halus dan
putih adalah impian setiap wanita, tak terkecuali wanita Indonesia. Penelitian
yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik asal Prancis, L’Oreal, pada 1997
menunjukkan: 85% wanita di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan
cenderung berkulit gelap, dan 55% di antara mereka ingin memiliki kulit lebih
putih. Dalam studi yang hampir sama, raksasa produk konsumen asal Amerika
Serikat, Procter & Gamble, juga menemukan fakta bahwa 70%-80% wanita di
Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan bersih. Meski sudah lampau, hasil
riset di atas sampai sekarang masih relevan. (www.taufiek.wordpress.com) Pada
tahun 2008 Unilever meluncurkan produk pada kategori baru yaitu sabun mandi
cair. Sabun mandi cair Lux masuk ke pasar produk sabun dengan menggunakan
strategi ekstensifikasi merek lux yang sudah kuat pada kategori sabun mandi padat.
Kekuatan merek sabun cair Lux dapat dibuktikan dengan keberhasilannya
memperoleh tingkat pertama dalam memperebutkan posisi market leader sabun mandi
cair. Kesan kualitas yang tinggi terhadap sesuatu merek akan membentuk suatu
citra yang positif bagi merek tersebut yang menjadi salah satu faktor untuk
melakukan keputusan pembelian. Menurut majalah SWA No 18/XXIV/3 SEPTEMBER 2009
bahwa Lux selalu menawarkan produk yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari
produk yang ditawarkan seperti 6 sabun mandi cair yang bukan saja menawarkan
manfaat emosional melainkan juga dapat memberikan manfaat fungsional berupa
kepraktisan. Sabun mandi cair Lux juga lebih banyak menghasilkan busa bila
dibandingkan dengan sabun lainnya sehingga memberikan kesan mewah di setiap
mandi. Dianggap konsisten dengan tidak mengubah positioning produk sebagai
sabun kecantikan para bintang. Konsistensi ini membuat konsumen sangat percaya
terhadap kualitas Lux cair. Dipersepsi positif sebagai sabun para bintang.
Apalagi, ikon dalam iklan yang adalah bintangbintang ternama Indonesia. Sabun
mandi cair Lux selalu mengembangkan inovasi produk. Misalnya, bahan sabun yang
digunakan ramah lingkungan dan aroma yang dipilih sesuai dengan selera
pelanggan. Menurut Kotler (2002: 226), kualitas produk adalah tergantung pada
kemampuan suatu produk menunjukan fungsinya termasuk ketahanan produk secara
keseluruhan, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan perbaikan,
dan atribut lain yang memberika nilai tambah. Pelanggan yang menentukan dan menilai
sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.
Kualitas produk mengacu pada delapan kualitas produk.
Tapi disini peneliti hanya mengambil dua dari delapan kualitas
produk berikut ini: 1). Kinerja (performance), 2). Keragaman produk (features),
3). Kehandalan (reliability), 4). Kesesuaian (conformance), 5). Ketahanan atau
Daya tahan (durability), 6). Kemampuan Pelayanan, 7). Estetika (esthetics), 8).
Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Dampak pada produk yang 7 berkualitas
dari sabun Lux cair. Serta nilai yang dirasakan pelanggan akan semakin loyal
terhadap sabun Lux cair. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi
persaingan PT. Unilever tbk, senantiasa mengadakan perubahan-perubahan dan
kebijakan-kebijakan supaya sabun mandi Lux tetap menarik dan disukai oleh
konsumen. Sejak satu tahun terakhir ini sabun mandi cair Lux juga banyak
mengadakan perubahan-perubahan yaitu kemasan, bentuk sabun, aroma dan warna.
Hal ini dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kepuasan yang
diinginkan konsumen, sehingga konsumen itu menjadi loyal dalam menggunakan
produk yang dihasilkan. Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan pada
pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dibenak konsumen,
sehingga memungkinkan konsumen menjadikan pilihan pertama bilamana akan terjadi
pembelian di waktu yang akan datang. Kualitas produk yang ditawarkan dari
produk sabun mandi Lux cair diantaranya, sabun mandi Lux cair memiliki aroma
yang berbeda-beda dari tiap jenis sabunnya, dari segi kemasan gambar pada sabun
mandi Lux cair menggunakan gambar bintang film terkenal dan gambar serta warna
yang menarik. Selain itu warna dari sabun mandi Lux cair sendiri disesuaikan
menurut jenis kulit yang dimiliki oleh konsumen, sabun mandi Lux cair dengan
warna putih untuk jenis kulit normal dengan vitamin, warna merah untuk jenis
kulit kombinasi balance dengan bunga-bunga dan multi vitamin yang memelihara
kulit normal, warna merah mudah untuk jenis kulit 8 berminyak dengan fruit
essence dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan, warna merah muda untuk jenis kulit
normal dan untuk perawatan istimewa kulit yang menyejukkan sekaligus merawat
kulit, warna kuning untuk jenis kulit sensitif dari pengaruh buruk lingkungan,
warna biru untuk jenis kulit normal cenderung kering yang melembabkan sekaligus
membersihkan kulit. (www.unilever.ac.id) Loyalitas dapat diartikan situasi
dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa)
dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten (Tjiptono, 2000: 111).
Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang sama walaupun ada
pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan
tindakan berpindah merek, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau kesetian konsumen
perlu strategi pemasaran yang komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada
produk-produk yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar selain
itu juga para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada
suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan, dan yang
tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui produk sabun mandi Lux cair
yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan
produknya. Dari banyak merek sabun mandi cair yang beredar di indonesia, yaitu
Lux, Lifebuoy, Biore, Dave, dan Nuvo. Untuk itu sabun Lux cair memiliki
keunggulan yang lebih praktis, aroma yang lebih tahan lama dan 9 lebih banyak
busa sehingga memberikan kesan mewah disetiap mandi sangat berbeda dengan produk-produk
lainnya. Kualitas produk yang baik pada sabun mandi Lux cair, pasti akan
mendapatkan respon yang baik dari konsumen dan memberikan harga yang terjangkau
serta produk yang beragam. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada bulan
November 2011, 8 dari 10 Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Lebih
memilih menggunakan sabun mandi Lux cair, untuk kebutuhan mandi ataupun
penampilan yang lebih segar (fresh dan relax) di setiap hari. Sabun Lux cair
juga mampu memberikan nutrisi pada kulit. Serta memberikan pengaruh yang baik
secara langsung maupun tidak, dan menjadikan loyal dalam pemakaian atau
pembelian terhadap sabun Lux cair. Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH PERSEPSI DAN KUALITAS
PRODUK SABUN LUX CAIR TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Apakah pelaku persepsi, target, situasi, keistimewaan atau ciri produk dan
kehandalan berpengaruh simultan terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Indikator manakah yang dominan pengaruh
terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaku persepsi, target,
situasi, keistimewaan atau ciri produk dan kehandalan berpengaruh simultan
terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Untuk mengetahui indikator yang dominan
mempengaruhi terhadap loyalitas konsumen sabun Lux cair pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Bagi perusahaan Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perilaku loyalitas dari konsumen
serta memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel
tersebut. Dan sebagai masukkan bagi para pemasar untuk lebih gencar lagi dalam
pengembangkan strategi khususnya untuk PT Unilever tbk yang memproduksi sabun Lux
cair.
2. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memberikan
pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam memahami dunia bisnis secara
nyata.
3. Bagi masyarakat Memberikan pengetahuan
terhadap masyarakat terutama bagi mereka yang ingin berkecimpung didalam dunia
bisnis dan berkaitan dengan usaha mempertahankan kualitas serta mempertahankan
keberadaan pelanggan.
4.
Bagi pendidikan Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi dunia
kepustakaan serta penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah yang sama
dengan penelitian ini.
1.5
Batasan Penelitian
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dan
kejelasan data yang akan dibahas, dan ini diberikan batasan pada kualitas
produk yang mengacu pada delapan aspek kualitas produk. Disini peneliti hanya
mengambil dua dari aspek kualitas produk. Hal ini dilakukan untuk menghindari
overlap item. Kedua aspek kualitas produk yaitu:
1).
Keistimewaan atau Ciri produk (features),
2).Kehandalan
(reliability). Dampak dari persepsi yang baik atau positif dari pelanggan, pada
produk yang berkualitas dari sabun Lux cair. Serta nilai yang dirasakan
pelanggan akan semakin meningkatkan loyalitas konsumen terhadap sabun Lux cair.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi :Pengaruh persepsi dan kualitas produk sabun Lux cair terhadap loyalitas konsumen: Studi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment