Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisis karakteristik kepemimpinan karismatik. Yang dilakukan di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan. Jumlah responden dalam penelitian berjumlah 5 orang yang terdiri dari 2 orang santri, 1 orang guru, 1 orang masyarakat dan 1 orang kyai. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan langsung dari responden melalui wawancara kemudian dikumpulkan dan dideskripsikan berdasarkan kondisi dilapangan.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat empat karakteristik kepemimpinan karismatik yang melekat pada Pemimpin Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan, diantaranya : Wawasan Ilmu Agama, Istiqomah, Wira’i dan Bijaksana.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 5 responden yang diwawancarai, menghasilkan karakteristik kepemimpinan karismatik diantanya : Wawasan Ilmu Agama, Istiqomah, Wira’i dan Bijaksana. Dan dari 5 reponden mempunyai pendapat yang sama mengenai adanya 4 karakteristik yang melekat pada seorang kiyai.
ENGLISH:
This study aims to investigate and analyze the characteristics of charismatic leadership. It is conducted at Tarbiyatut Tholabah boarding school, Lamongan. The numbers of respondent are 5 people consisting of 2 students, 1 teacher, 1 citizen outside the boarding school and 1 kyai (a cleric or an expert in Islam). The study employs a qualitative approach. The data are directly collected from the respondents through interviews which are then collected and described based on the field conditions.
The results of this study suggest that the leaders of Tarbiyatut Tholabah Boarding School, Lamongan, have four characteristics of charismatic leadership namely: Knowledge of Religious Science, Istiqomah, Wira'i and Wisdom.
The conclusion of this study states that there are four characteristics of charismatic leadership found as the result of interviewing 5 respondents. Those characteristics are Knowledge of Religious Science, Istiqomah, Wira'i and Wisdom. All the respondents also have the same opinion that there are four characteristics possessed by a kyai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir
motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan
gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007:209). House (1977:67)
mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam hal
sekumpulan usulan yang dapat melibatkan proses, yang dapat diamati bukannya
cerita rakyat dan mistik. Teori itu mengenali bagaimana para pemimpin
karismatik berperilaku, ciri dan keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka
paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas
tentang proses pengaruh.
Sedangkan Shamir dkk. (1993) telah merevisi dan memperluas teori
itu dengan menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi
manusia dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh pemimpin pada pengikut.
Asumsi berikut telah dilakukan mengenai motivasi manusia: (1) perilaku adalah
ekspresi dan perasaan seseorang, nilai dan konsep diri dan juga berorientasi
sasaran dan pragmatis, (2) konsep diri seseorang terdiri dari hierarki
identitas dan nilai sosial, (3) orang secara intrinsik termotivasi untuk
memperkuat dan mempertahankan kepercayaan diri dan nilai diri mereka, dan (4)
orang secara intrinsik termotivasi untuk memelihara konsistensi di antara berbagai
komponen dari mereka dan antara konsep diri mereka dengan perilaku. Oleh karena
itu kepemimpinan karismatik dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan
keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, 1
perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batin mengagumi
dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh
pemimpin. Pemimpin disini dipandang istimewa karena sifat-sifat kepribadiannya
yang mengagumkan dan berwibawa. Sehingga bisa menimbulkan karakter-karakter
yang positif. (Robert House dalam Robins, 1996) mengidentifikasikan 3 (tiga)
karakteristik pribadi pemimpin karismatik, yaitu: (1) kepercayaan yang luar
biasa. (2) kekuasaan dan (3). teguh dalam keyakinan. Dampak dari sebuah
kepemimpinan karismatik adalah akan menimbulkan meyakini pemimpin tersebut
adalah benar, menerima pemimpin tersebut tanpa mempertanyakannya lagi, tunduk
kepada pemimpin dengan senang hati, merasa sayang terhadap pemimpin tersebut.
(House, 1977) yang mana pada umumnya seorang pemimpin harus bisa meyakinkan
anggotanya, serta mereka bisa mempercayai semua kebijakan yang akan dikeluarkan
oleh pemimpin. Sehingga pemimpin tersebut bisa menjadi panutan untuk memotivasi
kinerja karyawan agar bekerja lebih positif yang bisa dilakukan. Dalam
pandangan Islam, karakteristik pribadi pemimpin karismatik bukan hanya tiga
karakter sebagaimana teori Robert House (Robins, 1996), tetapi ada kedalaman
spiritual yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan cara berdo’a, berdzikir, sholat dan sebagainya karena seorang pemimpin
harus mempertanggung jawabkan makmumnya kepada Allah SWT atas apa yang telah
dilakukannya. Dalam hal ini akan kami kaji tentang kepemimpinan yang dijanjikan
oleh Allah SWT. Suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia,
Muhammad SAW diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki
rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai perspektif, misalnya
sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam menyebarkan ajaran Islam
pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan beliau dalam berbagai bidang
merupakan dimensi lain kemampuan sebagai leader dan manajer yang menambah
keyakinan akan kebenaran Rasul. (1) dikatakan leader karena beliau selalu
tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma sehingga mampu
mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau
pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan,
memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran. Umat Islam memandang
Muhammad saw bukan hanya sebagai pembawa agama terakhir (Rasul) – yang sering
disebut orang sebagai pemimpin spiritual, tetapi sebagai pemimpin umat,
pemimpin agama, pemimpin negara, komandan perang, qadi (hakim), suami yang
adil, ayah yang bijak sekaligus pemimpin bangsa Arab dan dunia. (2) peran yang
sangat komplek ini telah diperankan dengan baik oleh Nabi Muhammad saw.,
sehingga menjadi dasar bagi umatnya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan
bahwa peran Nabi Muhammad saw.
sebagai pemimpin umat sangat besar pengaruhnya. Perwujudan
kepemimpinan beliau dengan memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada
umat dengan keteladanan yang baik. ( muhakbar ilyas 2012 ) Pada dasarnya Islam
memandang bahwa setiap manusia merupakan pemimpin. Sehingga setiap umat Islam
sebagai pemimpin yang beriman harus berusaha secara maksimal untuk meneladani
kepemimpinan Rasulullah sebagai konkretisasi kepemimpinan Allah SWT., untuk itu
Allah SWT memfirmankan agar mentaati Rasulullah, baik berdasarkan sabda dan
perilakunya, maupun diamnya beliau dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai
masalah kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa’: 64. dan
Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu,
lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Dari
hasil paparan diatas maka kepemimpinan adalah fondasi terpenting dalam sebuah
negara, lembaga dan organisasi. Kepemimpinan berbicara tentang bagaimana
seseorang dapat mempengaruhi, menginspirasi dan bagaimana seseorang bisa
membuat orang lain mau belajar bekerja ekstra dengan ikhlas. Banyak orang
mengatakan, kemampuan memimpin berhubungan dengan bakat, tetapi yang pasti,
kepemimpinan adalah keterampilan yang perlu dilatih bukan hanya dipelajari ilmu
dan teorinya. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah adalah sebuah lembaga
pendidikan swasta yang memiliki kyai, ustadz, karyawan dan santri (baik santri
laki-laki maupun perempuan). Umumnya sebuah lembaga pendidikan Pondok pesantren
ingin mencetak santri yang religius dan mandiri, sehingga dalam mengajar dan
mendidik nilai-nilai kemandirian kepada santri, mereka dituntun langsung untuk
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini
dilakukan supaya jiwa kemandirian para santri benar-benar tertanam sejak dini
ketika mereka berada di pondok pesantren, sehingga kelak ketika mereka sudah
berbaur dengan masyarakat tidak menggantungkan diri dan dapat menciptakan
lapangan pekerjaan secara mandiri.
Akan tetapi yang membedakan
adalah lembaga ini di pimpin oleh seorang kyai yang cukup terkenal dan
karismatik dimata masyarakat. Dari hasil penelitian awal yang bersumber pada
wawancara dengan seorang guru yang bekerja di MA Tarbiyatut Tholabah yang
bernama Abdul latif, menurut beliau lembaga ini memiliki seorang pemimpin
(pengasuh pondok pesantren) yang disegani oleh semua guru dan karyawan yang
bekerja di lembaga ini, Beliau juga sering diberikan motivasi agar bekerja
lebih ikhlas dan niatkan semua itu untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga
beliau merasa termotivasi, terayomi dan bekerja lebih ikhlas. Bukan hanya itu, pemimpin
di lembaga ini juga menganjurkan kepada semua guru, karyawan dan siswa –
siswinya untuk selalu beristikomah dalam mengerjakan sholat dengan berjamaah
karena banyaknya hikmah di balik sholat berjamaah, misalnya pahalanya yang
dilipat gandakan dari 1 menjadi 27 dan lain sebagainya, sehingga dia
beranggapan pemimpin lembaga ini memiliki karisma dan kedalaman spiritual yang
baik. (Wawan cara dengan Abdul latif, 2012) Dari kondisi rill tersebut sebuah
fakta bahwa model kepemimpinan karismatik tidak hanya berlatar belakang pada
karakteristik kepercayaan yang luar biasa, kekuasaan dan teguh dalam keyakinan
akan tetapi ada faktor kedalaman spiritual yang melatar belakangi dalam
memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dari kondisi diatas maka peneliti tertarik
untuk menggali karakteristik kepemimpinan karismatik di Pondok Pesantren
Tarbiyatut Tholabah Lamongan, yang telah dijadikan sebagai tolak ukur
kesuksesan dalam memimpin lembaga ini.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik
kepemimpinan karismatik K.H. Moh. Nasrullah Baqir di Pondok Pesantren
Tarbiyatut Tholabah?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan karismatik K.H. Moh.
Nasrullah Baqir di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah. 1.4 Batasan Penelitian
ini hanya dibatasi pada kepemimpinan karismatik yang menjadikan tolak ukur
kesuksesan dalam memimpin 1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pondok Pesantren
Tarbiyatut Tholabah Lamongan Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan evaluasi untuk terus memgembangkan karakteristik kepemimpinan yang sudah
diterapkan, agar mampu memenuhi tuntutan perkembangan saat ini.
2. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan
kemampuan peneliti dalam mengamati permasalahan serta membantu memberikan
sumbangan pikiran bagi organisasi/perusahaan.
b. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan praktek melihat langsung kondisi di lapangan.
c. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung dengan
menghadapi kondisi secara nyata di lapangan dan mengasah kemampuan peneliti
dalam melakukan penelitian dengan metode ilmiah.
d. Memperoleh kesempatan
untuk dapat melihat dan melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan di lapangan
. e. Sebagai sarana untuk belajar menganalisa strategi bersaing
yang diterapkan pada perusahaan.
3. Bagi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang a.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk mengembangkan
kegiatan keilmuan dan pendidikan, khususnya untuk Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi.
b.
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkepentingan untuk mengkaji lebih
lanjut tentang permasalahan sejenis.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis karakteristik karismatik: Studi kepemimpinan KH. Moh. Nasrullah Baqir di PP. Tarbiyatut Tholabah Lamongan.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment