Abstract
INDONESIA:
Industri telekomunikasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, perangsang dan pelumas berputarnya ekonomi. Oleh sebab itu, industri telekomunikasi bisa memperoleh hasil yang terbaik dengan cara mengukur manajemen dan analisis kinerja laporan keuangan. Dalam hal ini analisis laporan keuangan adalah salah satu alat informasi untuk mendapatkan sebuah hasil keputusan yang terbaik. Sedangkan industri telekomunikasi bisa memperoleh hasil yang baik dalam sebuah laporan keuangan dapat menggunakan analisis ukuran kinerja yang terdiri dari rasio profitabilitas, rasio perumbuhan, rasio penilaian. Namun, dalam laporan keuangan laba juga penting karena laba merupakan item analisis pusat ketika manajemen mengukur kinerja secara global dan memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan sumber data sekunder yaitu laporan keuangan tahun 2000 sampai dengan tahun 2006. tenik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier berganda (Uji Asumsi Klasik, Uji F, Uji t).
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan sumber data sekunder yaitu laporan keuangan tahun 2000 sampai dengan tahun 2006. tenik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier berganda (Uji Asumsi Klasik, Uji F, Uji t).
Hasil penelitian ini adalah bahwa (1) terdapat pengaruh ukuran kinerja yang terdiri dari : rasio profitabilitas (X 1 ), rasio pertumbuhan (X 2 ), rasio penilaian (X 3 ) terhadap prediksi laba pada perusahaan industri telekomunikasi yaitu PT. Telekomunikasi dan PT. Indosat. (2) terdapat pengaruh dominan yaitu rasio pertumbuhan terhadap prediksi laba pada PT. Telekomunikasi sebesar 3,680% dan terdapat pengaruh dominan yaitu rasio profitabilitas terhadap prediksi laba pada PT. Indosat sebesar
3.109%.
3.109%.
ENGLISH:
Foreign exchange is an economic instrument for acquiring economic objects necessary to satisfy the needs of people, may it an individual or collective need, in this modern and global era. Today, not only foreign exchange market that provides foreign exchange products and services, but, as the effect of globalization, many other institutions and foreign trade/exchange banks provide such products and services, as well. One of such banks is Bank Syariah Mandiri of Malang Branch. As a syariah bank, it runs its operation in line with the syariah principals whose business practices should be free from riba, gharar and maysir.
The design of the study is a qualitative research with a descriptive method which aims at describing the implementation of foreign exchange products trades at the Bank Syariah Mandiri of Malang Branch, and whether the business practices are kept in line with or have followed the syariah principles. To get the data needed in the study, the research conducted observation, interviews and document analysis. Through logical thinking, these data were identified, analyzed and described elaborately and systematically in a bid to give the true and complete description of the situation in order to allow a clear conclusion and possible solution be made to solve the problem effectively.
From the study, it was found that the activities related to foreign exchange at the Bank Syariah Mandiri of Malang Branch include bank note trades transactions, and other foreign exchange services transactions such as foreign exchange demand deposit, time deposit, and telegraphic transfer. The type of foreign exchange transaction which is applied at the Syariah Mandiri bank is a today transaction type. The foreign exchange transaction income has contributed very little to the total income of the Syariah Mandiri bank if compared with the income contributed by other products of the bank. In the operational implementation of the foreign exchange transactions, Bank Syariah Mandiri of Malang Branch has run their practices based on the syariah principals recommended by the DSN- MUI’s edict.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seiring semakin derasnya arus globalisasi,
yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar
daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi sangat penting.
Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin
memperhatikan segala aspek teknologi informasi. Bisnis pertelekomunikasian
merupakan bisnis unik, menarik, multi aspek dan pelopor dalam ekspasi global.
Selain itu perkembangan dibidang dunia informasi juga sangat cepat, baik
dilihat dari isi atau teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
Dilihat dari pertumbuhan industri telekomunikasi di dunia, termasuk di
Indonesia hingga saat ini tercatat paling tinggi dibanding industri yang lain.
Telekomunikasi merupakan salah satu
pilar pertumbuhan ekonomi, perangsang dan pelumas berputarnya roda ekonomi.
Sehingga saham telekomunikasi menjadi digemari karena saham yang dimiliki oleh
industri telekomunikasi mengalami pergolakan. Pertumbuhan seperti itu biasanya
terjadi seiring dengan masih dikuasainya semua bidang kehidupan oleh
telekomunikasi itu sendiri (www.pikiran-rakyat.com).Berbagai dinamika yang
harus diadaptasi, seperti perkembangan teknologi, regulasi, dan pasar, maka
selama lebih dari 30 tahun berkiprah dalam bidang telekomunikasi, industri telekomunikasi
telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan. Pada tahun 1974 – 1984
industri telekomunikasi menjadi standar perumtel (sekarang telkom) karena
fasilitas produksi yang dimiliki oleh industri telekomunikasi masih belum
terlengkapi sehingga melakukan kerja sama dengan teknologi yang sudah maju.
Dengan semakin bertambahnya tahun
menjadikan teknologi pun semakin canggih hal ini yang menyebabkan fasilitas
produksi terbaru yang sudah dapat dimiliki industri telekomunikasi pada masa
ini yaitu pada tahun 1984–1994. Sedangkan Selama 20 tahun sejak berdiri,
kegiatan utama industri telekomunikasi adalah murni manufaktur. Namun dengan
adanya perubahan dan perkembangan kebutuhan teknologi, regulasi dan pasar,
industri telekomunikasi mulai melakukan transisi ke bidang jasa engineering.
selama kerjasama dengan teknologi masih berlangsung, situasi pasar yang
berubah, kompetisi yang makin ketat dan regulasi telekomunikasi yang makin
terbuka menjadikan posisi industri telekomunikasi di pasar bergeser sehingga
tidak lagi sebagai market leader. Kondisi ini mengharuskan industri
telekomunikasi memiliki kemampuan sales force dan networking yang lebih baik. 3
Pada era 2000-2004 kerjasama teknologi tidak lagi bersifat single source,
tetapi dilakukan secara multi source dengan beberapa perusahaan multinasional
yang bertujuan untuk merintis kerja sama dengan beberapa perusahaan
multinasional yang memiliki kapabilitas memadai dan adaptif terhadap kebutuhan
pasar. Sedangkan pada tahun 2005 sampai sekarang serangkaian tahapan
restrukturisasi yang telah dilakukan oleh industri telekomunikasi kini telah
memantapkan langkah transformasi mendasar dari kompetensi berbasis manufaktur
ke engineering solution. Hal ini akan membentuk industri telekomunikasi menjadi
semakin adaptif terhadap kemajuan teknologi dan karakteristik serta perilaku
pasar.
Dari pengalaman panjang industri
telekomunikasi sebagai pendukung utama penyediaan infrastruktur telekomunikasi
nasional dan dengan kompetensi sumberdaya manusia yang terus diarahkan sesuai
proses transformasi tersebut, saat ini industri telekomunikasi bertekad untuk
menjadi mitra terpercaya di bidang penyediaan jasa profesional dan solusi total
yang fokus pada Infocom System & Technology Integration (ISTI)
http://www.inti.co.id/id/modules/aboutus/print.php?id=10 . Sekarang ini pada
Industri Telekomunikasi banyak terjadi persaingan yang sangat ketat.
Hal ini disebabkan tingkat kebutuhan
manusia yang semakin tinggi menuntut layanan komunikasi yang cepat pula serta
tidak terbatas oleh ruang dan jarak. Oleh sebab itulah 4 layanan komunikasi
oleh industri telekomunikasi menjadi kebutuhan yang tidak terelakan. Hal ini
mau tidak mau menuntut industri telekomunikasi untuk terus mengembangkan usaha
dan menambah modal. Salah satu cara untuk menambah modal tersebut adalah dengan
listing di BEJ yang sering dikenal dengan istilah go public. Suatu Industri
dikatakan maju atau berkembang apabila dapat mencapai atau melebihi target yang
telah ditetapkan. Untuk melihat kemajuan tersebut dapat dilakukan dengan
melihat kinerja laporan keuangannya, karena laporan keuangan terdapat informasi
berjalannya perusahaan industri. Sebagai alat uji kinerja laporan keuangan juga
perlu dianalisa agar dapat dijadikan dasar bagi seluruh perusahaan industri
dalam menentukan posisi keuangan serta prediksi laba. Untuk mengukur manajemen
dan kinerja sebuah perusahaan tidak cukup memakai penghargaan yang diperoleh
akan tetapi diperlukan suatu ukuran yang logis dan sistematik. Menganalisis
kinerja operasi saja juga tidak cukup, sehingga diperlukan sebuah analisis
keuangan yang harus juga mencakup pertimbangan tentang perkembangan strategis
dan ekonomis yang harus diikuti perusahaan demi keberhasilan jangka panjangnya.
Dalam hal ini maka diperlukan adanya analisis rasio keuangan dengan
standar-standar untuk perbandingan. Adapun untuk membandingkan tersebut, ada
salah 5 satu pendekatan yaitu membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola
untuk industri atau lini usaha dimana perusahaan secara dominan beroperasi.
Analisis rasio keuangan tidak boleh dilakukan secara mekanis, akan tetapi
pertimbangan ekonomis dan strategis yang luas harus dimasukkan untuk menilai
kemungkinan kinerja masa depan perusahaan. Dalam hal ini ukuran kinerja sangat
penting digunakan untuk dianalisis karena ukuran-ukuran kinerja tersebut
mencerminkan keputusan-keputusan strategis, operasi, dan pembiayaan.
Dilihat dari segi ukuran kinerja yang
dianalisis maka ada tiga kelompok yaitu rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan, dan ukuran nilai. (Weston, 1995:235-237). Salah satu item dalam
laporan keuangan adalah laba, laba menjadi item analisis pusat ketika manajemen
mengukur kinerja secara global karena laba merupakan suatu pos dasar yang
sangat penting dan memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada
umumnya dipandang sebagai dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran
deviden, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi kinerja
keuangan perusahaan. (www.mail-archive.com). Laba tidak muncul secara otomatis,
melainkan membutuhkan perencanaan yang baik untuk memprediksi laba tersebut.
Oleh sebab itu laba dipandang sebagai suatu alat prediksi yang dapat membantu 6
dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomik yang akan datang (Iwan
dkk, 2001 : 02). Untuk memprediksi laba tersebut dapat digunakan perubahan laba
satu tahun dan dua tahun yang akan datang. Dalam hal ini ukuran kinerja
keuangan sebagai prediktor dalam perubahan laba karena ukuran kinerja keuangan
cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil maupun
potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Berdasarkan pemaparan diatas
penelitian ini mengangkat judul ANALISIS PENGARUH UKURAN KINERJA TERHADAP
PREDIKSI LABA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DI INDONESIA
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ukuran kinerja yang meliputi: rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian berpengaruh terhadap
prediksi laba perusahaan Industri Telekomunikasi di Indonesia?
2. Dari ukuran kinerja yang meliputi: rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian manakah yang dominan
mempengaruhi prediksi laba perusahaan pada Industri Telekomunikasi di
Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran kinerja
yang meliputi: rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian
terhadap prediksi laba perusahaan pada Industri Telekomunikasi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui komponen ukuran kinerja
yang meliputi: rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian
yang dominan pengaruhnya terhadap prediksi laba perusahaan pada Industri
Telekomunikasi di Indonesia.
D. BATASAN MASALAH
Untuk menjaga ketajaman analisis, maka
peneliti membatasi kajian penelitian ini adalah :
1. Laporan tahunan (annual report)
yang digunakan adalah laporan keuangan pada tahun 2000-2006. Adapun perusahaan
yang dianalisis adalah perusahaan industri telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2000-2006.
2. Suatu tinjauan atas hubungan analisis
keuangan telah dibedakan menjadi
3 yaitu ukuran kinerja, ukuran
efisiensi operasi, dan ukuran kebijakan (Weston, 1995:237). Maka dalam
penelitian ini peneliti hanya menganalisis ukuran kinerja keuangan.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Peneliti Dapat mengetahui kondisi suatu
perusahaan juga dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama dibangku
kuliah.
2. Perusahaan Bermanfaat bagi bahan
pertimbangan dan evaluasi untuk mengambil suatu keputusan
3. Pihak-pihak Lain Sebagai bahan
informasi tentang kondisi perusahaan, sehingga bagi pihak lain yang
berkepentingan terhadap perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi :Analisis pengaruh ukuran kinerja terhadap prediksi laba perusahaan pada industri telekomunikasi di Indonesia..Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment