Abstract
INDONESIA:
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan selama ini didasari pada akuntansi akrual karena masih relevan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Proses dari dasar akrual memungkinkan adanya perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi. Selama ini diketahui bahwa pada perbankan syariah juga terdapat indikasi praktik manajemen laba. Adanya praktek manajemen laba menyebabkan kualitas laba menjadi tidak bagus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas terhadap kualitas laba pada perbankan syariah di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan tahunan perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia selama tahun 2011 dan 2012. Kualitas laba diproksi dengan manajemen laba (discretionary accrual) yang telah disesuaikan dengan karakteristik perbankan. Pengujian pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas terhadap kualitas laba dilakukan dengan regresi berganda.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa tingkat manajemen laba di perbankan syariah rendah sehingga perbankan syariah dalam penelitian ini memiliki kualitas laba tinggi. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba. Sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa struktur modal dan likuiditas mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kualitas laba, pertumbuhan laba dan ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas laba, sedangkan profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba.
ENGLISH:
The financial statements produced by companies are employing accrual- based accounting because it is relevance to the measurement of company financial performance. The process of accrual basis makes possible to the existence of manager behavior in conducting earnings management in order to increase or decrease the accrual rate in the income statement. It is known that in Islamic banking there was an indication of earnings management practices. The practice of earnings management makes the earnings quality become bad. The objective of this study is to examine the effect of capital structure, earnings growth, company size, liquidity, profitability to the earnings quality in Indonesian Islamic banking.
This study uses secondary data from the annual financial statements of Islamic banking published by Central Bank of Republic Indonesia during 2011 and 2012. Earnings quality is measured by earnings management (discretionary accruals) which has been adapted to the characteristics of banking. The examination of the effect of capital structure, earnings growth, company size, liquidity, profitability to the earnings quality is done by multiple regressions.
The result of descriptive statistical analysis shows earnings management level in Islamic banking is low so earnings quality of Islamic banking is high. The result of simultaneously test shows independent variables have a significant influence on earnings quality. The result of partially test shows that capital structure and liquidity have a non-significant negative effect on earnings quality; earnings growth and firm size have a positive effect but non-significant on earnings quality, while profitability significantly and positively influences the earnings quality.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kualitas informasi laba merupakan hal yang
sangat penting dari produk pelaporan keuangan yang terkandung didalam laba
perusahaan yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena investor akan “membeli” laba
perusahaan dimasa mendatang (future earnings) yang berasal atau terdapat
didalam laba tahun berjalan (current earnings) yang dilaporkan perusahaan.
Pentingnya informasi laba bagi para penggunanya menjadikan tiap perusahaan
berlombalomba meningkatkan labanya.
Namun,
bagi pihak tertentu ada yang melakukan cara tidak sehat guna mencapai tujuan
individunya terhadap informasi laba perusahaan. Hal ini yang menjadikan praktek
manipulasi laba pada sekarang ini juga tidak jarang dilakukan oleh manajemen
perusahaan yang mengetahui kondisi internal perusahaan.
Hal
ini dilakukan dengan maksud untuk menarik para investor agar menginvestasikan
dananya pada perusahaan mereka. Kejadian ini yang mengakibatkan laba perusahaan
yang tidak berkualitas. Kasus-kasus perusahaan multinasional seperti kasus
Enron, WorldCom, dan Xerox merupakan contoh konkrit yang berkaitan dengan
permasalahan kualitas informasi laba. Permasalahan yang muncul adalah apakah
laba tahun berjalan (current earning) memiliki kualitas yang baik. Laba tahun
berjalan 2 memiliki kualitas yang baik jika laba tersebut bisa menjadi
indikator yang baik untuk laba dimasa mendatang atau berasosiasi secara kuat
dengan arus kas operasi dimasa mendatang (future operating cash flow) (Penman,
2003 dan Cohen, 2003 dalam Pagalung, 2006:3).
Dengan
demikian diharapkan pihak manajemen perusahaan mengelola dengan baik kebijakan
akuntansinya agar laba yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi sehingga
aktivitas perusahaan dapat berlangsung terus menerus atau berkesinambungan
(sustainable). Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan selama ini didasari
pada akuntansi akrual (accrual-based accounting), karena masih relevan dalam pengukuran
kinerja keuangan perusahaan. Implikasi penerapan aplikasi akuntansi akrual
tersebut antara lain dapat mengurangi masalah ketepatan waktu (timing) dan
penandingan (matching) yang terjadi pada akuntansi arus kas. Implikasi lainnya
adalah bahwa laba (earnings) menjadi sumber informasi utama bila dibandingkan
dengan informasi lainnya (Pagalung, 2006:2). Laba yang tidak dilaporkan sesuai
dengan fakta yang terjadi dapat diragukan kualitasnya.
Laba
dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan
oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, yaitu laba
yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas dan komparabilitas atau
konsistensi (Sutopo, 2009 dalam Adriani, 2011:4). Rendahnya kualitas laba akan
dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para pemakainya seperti
investor dan kreditor, sehingga 3 nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan
dan Machfoedz, 2006 dalam Adriani, 2011:4). Proses dari dasar akrual
memungkinkan adanya perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba atau
earnings management guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan
laba rugi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kelonggaran (flexibility
principles) dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan. Kelonggaran dalam metode ini dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan nilai laba yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Perusahaan yang
memilih metode penyusutan garis lurus akan berbeda hasil laba yang dilaporkan
dengan perusahaan yang menggunakan metode angka tahun atau saldo menurun.
Praktik
seperti ini dapat memberikan dampak terhadap kualitas laba yang dilaporkan
(Boediono, 2005 dalam Aprilia, 2010:1). Praktek manajemen laba, seperti
perataan laba dapat mengurangi kualitas laba. Kualitas laba dianggap baik jika
manajemen tidak mengelola laba (Shaw, 2003 dalam Jaffar et. al, 2007:27).
Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan
profitabilitas operasional perusahaan. Dalam literatur penelitian akuntansi,
terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan
dalam pengambilan keputusan (decision usefulness). Sutopo (2009) dalam Paulus
(2012:15) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan
cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun- 4 waktu dari
laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan
laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.
Pada
umumnya, baik bank konvensional maupun bank syariah merupakan salah satu
lembaga keuangan yang memberikan alternatif sumber dana bagi masyarakat, baik
digunakan untuk pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang. Bank merupakan
salah satu lembaga keuangan yang memiliki tugas utama sebagai perantara
keuangan (financial intermediary), yaitu mempertemukan pihak yang kelebihan
dana (surplus saving) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit saving) untuk
menghasilkan keuntungan (Ismail, 2011:46).
Walaupun bank konvensional dan bank syariah
mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai financial intermediary, namun keduanya
mempunyai prinsip yang berbeda dalam sistem operasionalnya. Seperti yang kita
ketahui bahwa sistem perbankan konvensional menggunakan bunga (interest)
sebagai landasan operasionalnya. Sedangkan perbankan syariah menggunakan prinsip
bagi hasil (profit sharing) sebagai landasan dasar bagi sistem operasionalnya
secara keseluruhan.
Prinsip
perbankan syariah adalah berdasarkan kaidah almudharabah yang menjadikan bank
syariah sebagai mitra bagi penabung maupun bagi pengusaha yang meminjam dana
(Achsan, 2013). Penilaian kinerja bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank
konvensional (Zahara dan Veronica, 2009 dalam Setiawati, 2010:3-4). Hal ini
menimbulkan pertanyaan, apakah juga terdapat manajemen laba dalam bank syariah.
Zahara dan Veronica (2009) dalam Setiawati (2010:4) telah meneliti 5 adanya
indikasi praktik manajemen laba di perbankan syariah selama periode 2005-2006
yang diproksikan dengan akrual diskresioner, sehingga terdapat indikasi pula
bahwa kualitas laba di sektor perbankan syariah adalah kurang berkualitas.
Penelitian kualitas informasi laba dapat dilakukan dengan dua pendekatan
(Francis et. al, 2004 dalam Pagalung, 2006:3). Pendekatan pertama adalah
penelitian yang berkaitan dengan mengkaji faktor-faktor apa yang menyebabkan
sehingga laba yang dihasilkan berkualitas, dan pendekatan kedua adalah sejauh
mana kualitas informasi laba direspon oleh para pemakai laporan keuangan.
Pendekatan
pertama berkaitan dengan kajian faktor-faktor penentu yang menghasilkan
kualitas informasi laba. Fokus pendekatan ini berkaitan dengan faktor-faktor
internal perusahaan yang terkait dengan faktor inheren atau faktor intrinsik
yang melekat di perusahaan itu sendiri, sehingga banyak penelitian memberikan
istilah dengan faktor spesifik atau karakteristik perusahaan (firm spesifics or
firm characteristics). Sedangkan pendekatan kedua berkaitan dengan faktor
eksternal yang merupakan respon pemakai informasi keuangan atau laporan
keuangan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa struktur modal yang
diproksikan dengan leverage memiliki pengaruh negatif dengan kualitas laba. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian dari Harris dan Raviv (1990) dalam
Murwaningsari dan Mulyani (2007). Sedangkan penelitian Puspitasari (2003)
menunjukkan bahwa struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas
laba.
Hasil
penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Tiolemba dan Ekawati (2008)
menunjukkan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap kualitas laba,
sedangkan hasil penelitian Lesia, et. al, (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan
laba berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba. Berdasarkan
penelitian dan Puspitasari (2003), ukuran perusahaan berhubungan positif dengan
kualitas laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko
(2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kualitas laba. Likuiditas berpengaruh positif terhadap kualitas laba
berdasarkan penelitian Lesia, et. al, (2007), hal ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian dari Irawati (2012) yang menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai
pengaruh negatif terhadap kualitas laba. Dalam beberapa literatur menyatakan
bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
Oleh
karena itu, peneliti ingin menguji pengaruh dari profitabilitas terhadap
kualitas laba. Merujuk dari ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya yang
telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengkonfirmasi kembali hasil
penelitian terdahulu dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
laba, sehingga penelitian ini menggunakan variabel struktur modal, pertumbuhan
laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas sebagai faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas laba. Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya
banyak yang menggunakan perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di BEI atau Jakarta Stock Exchange
sebagai obyek penelitian seperti penelitian dari Puteri (2012), Paulus (2012),
Adriani (2011), Aprilia (2010), Rahmawati dan Triatmoko (2007).
Berdasarkan
uraian tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai
kualitas laba di perbankan syariah, sehingga masih terdapat kemungkinan untuk
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba
pada bank syariah. Maka penelitian ini mengambil judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perbankan Syariah di Indonesia”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
maka permasalahan yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan
profitabilitas terhadap kualitas laba bank syariah?
1.3
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu menemukan bukti empiris mengenai pengaruh struktur
modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas
terhadap kualitas laba bank syariah.
1.4
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Aspek teoritis
1) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan akuntansi keuangan.
2) Bagi
penelitian yang akan datang diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau
pertimbangan terutama untuk penelitian mengenai struktur modal, ukuran
perusahaan, pertumbuhan laba, profitabilitas, likuiditas dan kualitas laba.
b) Aspek
Praktis
1) Bagi
manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam melaporkan laba.
2) Bagi
investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan keputusan investasi.
1.5
Batasan
Penelitian
Adapun batasan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
yang terdaftar di Bank Indonesia dan melaporkan kondisi keuangannya di Bank
Indonesia selama periode 2011- 2012.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada perbankan syariah di Indonesia" Ini silakan klik link dibawah ini
Download
|
No comments:
Post a Comment