Abstract
INDONESIA:
Tujuan utama investor menanamkan modal kedalam perusahaan yaitu untuk mendapatkan pengembalian dari investasinya baik itu berupa dividen dan capital gain. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembagian dividen antara lain, profitabilitas, growth potential, free cash flow,dan likuiditas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, growth potential, dan free cash flow terhadap cash dividen, dan mengetahui pengaruh likuiditas sebagai variabel yang memoderasi hubungan profitabilitas, growth potential, dan free cash flow terhadap cash dividen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah 30 perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, growth potential, dan free cash flow secara simultan berpengaruh terhadap cash dividen. Secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap cash dividen, sedangkan growth potential, dan free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap cash dividen. Likuiditas memperkuat hubungan free cash flow terhadap cash dividen. Likuiditas sebagai variabel moderasi hubungan antara profitabilitas maupun growth potential terhadap cash dividen secara statistik model yang digunakan tidak layak.
ENGLISH:
The main purpose of investors to invest into the company is to get great restitution on their investments such as dividends and capital gains. Some factors are affecting the distribution of dividends, is profitability, growth potential, free cash flow, liquidity. The purpose of this study are to determine the effect of profitability, growth potential, and free cash flow to cash dividends, and determine the effect of liquidity as variable is moderating the relationship of profitability, growth potential, and free cash flow to cash dividends.
This research is using an quantitative approachment. The research population is 30 companies listed in the Jakarta Islamic Index using purposive sampling technique obtained a sample of 11 companies. The analysis technique that use is multiple linear regression and Moderated Regression Analysis (MRA).
The results showed that the profitability, growth potential, and free cash flow simultaneously had effect to the cash dividend. Partially the profitability give the positive effect significantly to cash dividends, while the growth potential, and free cash flow give significant negative effect to cash dividends. Liquidity support the relationship betwen free cash flow to cash dividends. Liquidity as a moderating variable relationship between profitability and growth potential to the cash dividend statistically the model that use was not propered.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan akan membutuhkan dana untuk
kebutuhan perusahaan sesuai dengan ukurannya. Perusahaan yang terbilang kecil
cenderung membutuhkan modal yang relatif kecil untuk kebutuhan operasional
perusahaan, begitu pula dengan perusahaan yang sudah terbilang besar akan
membutuhkan modal yang besar (banyak) untuk kebutuhan biaya operasional
perusahaan. Maka dari itu, perusahaan yang sudah tumbuh dan berkembang pesat
akan mulai menerbitkan saham sebagai salah satu alternatif mendapatkan modal
bagi perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang mulai menerbitkan
saham juga bertujuan untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat bahwa
perusahaan tersebut mampu menghasilkan profit yang baik. Sehingga masyarakat
akan tertarik menanamkan modal (berinvestasi) pada perusahaan. Tujuan utama
investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari
pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan
dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham
terhadap harga belinya (capital gain) (Suwarti, 2013:2). Pembayaran dividen
akan tergantung pada laba yang bisa dihasilkan oleh perusahaan. Semakin besar
laba yang dapat diperoleh oleh perusahaan, maka ada kemungkinan perusahaan akan
membagikan dividennya dalam jumlah yang relatif besar pula. 2 Salah satu tujuan
didirikannya suatu perusahaan adalah adanya peningkatan kesejahteraan para
pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan (Sulistiyowati, dkk,
2010:1). Hal tersebut dicapai jika perusahaan mendapatkan laba atau keuntungan.
Keuntungan tersebut yang akan menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen apakah
keuntungan tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan sebagai
laba ditahan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan. Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak
penting bagi banyak pihak yang terlibat di perusahaan. Bagi para pemegang saham
atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka
berupa uang tunai. Sedangkan bagi pihak manajemen perusahaan, pembagian dividen
merupakan pengurangan pendapatan (laba) bagi perusahaan karena harus dibagikan
pada para pemegang saham (Suharli, 2007:9). Dari itu pihak perusahaan akan
berfikir lebih dalam menetapkan kebijakan dividen yang akan dibagikan.
Kebijakan dividen mencakup keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Dividen dapat
dibagikan dalam bentuk cash dividen (dividen tunai) dimana para investor
mendapatkan pebagian dividen yang berupa uang tunai dari hasil investasi
sahamnya, dan dividen saham dimana investor mendapat pembagian dividen dalam
bentuk saham yang diterbitkan oleh perusahaan itu sendiri. 3 Bagi pihak
manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas
perusahaan. Pada umumnya pihak manajemen akan menahan kas untuk melunasi hutang
atau meningkatkan investasi (Suharli, 2007:9). Di sisi lain, pemegang saham
mengharapkan dividen kas dalam jumlah relatif besar karena mereka (para
investor) ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan. Pertimbangan
mengenai dividen kas ini diduga sangat berkaitan dengan potensi pertumbuhan dan
kinerja keuangan perusahaan. Investor akan menganggap bahwa perusahaan yang
mampu membayar dividen merupakan perusahaan yang menguntungkan (Suharli,
2007:9). Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar dividen
yang lebih besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas sangat
diperlukan oleh perusahaan apabila akan membayar dividen. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian Suharli (2007), Puspita (2009), serta Hikmah & Ririn
(2013) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen. Pada penelitian ini, peneliti memilih ROE sebagai
ukuran profitabilitas perusahaan karena return on equity (ROE) mengungkapkan
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba khususnya untuk para pemegang
sahamnya. Dimana laba yang akan diperoleh tersebut akan mempengaruhi besar
kecilnya pembayaran dividen oleh pihak perusahaan. Penelitian Sulistiyowati
(2010) yang mengatakan bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu
perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai
pertumbuhan tersebut. Semakin besar tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan
semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk 4 membiayai ekspansi. Kebutuhan dana
dimasa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan
keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Ketika suatu perusahaan
menunjukkan potensinya untuk tumbuh dimasa yang akan datang, maka akan ada
harapan investor untuk mendapatkan dividen yang lebih besar. Berbeda pula
dengan sisi perusahaan, semakin ia mengalami pertumbuhan maka semakin banyak
dana yang harus dikeluarkan untuk aktivitas perusahaan. Potensi pertumbuhan
perusahaan baik itu dari tingkat pertumbuhan penjualannya akan mempengaruhi
jumlah laba dan aktiva yang diperoleh dan dimiliki oleh perusahaan. Hasil
penelitian yag dilakukan oleh Puspita (2009) dan Hikmah & Ririn (2013)
menyatakan bahwa growth (pertumbuhan perusahaan) berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen. Kebijakan dividen tunai tidak terlepas dari
ketersediaan kas perusahaan, karena dividen tunai akan dibagikan dengan melihat
ketersediaan kas perusahaan. Brigham & Houston (2004) menyatakan bahwa kas
merupakan determinan utama dibagikannya dividen tunai. Dividen tunai hanya akan
dibagikan dengan melihat sisi aliran kas perusahaan, jika aliran kas perusahaan
tersedia dan memungkinkan untuk dibagikan sebagai dividen tunai, maka dividen
tunai akan dibayarkan.
Dengan begitu, perusahaan akan
memperhatikan keuntungan atau laba operasi yang mampu dihasilkan untuk
memperbaiki sisi arus kas perusahaan. Hasil penelitian Rosdini (2009) dan
Lucyanda & Lilyana (2012) mengatakan bahwa free cash flow berpengaruh
signifikan terhadap kebijkan dividen. Keputusan perusahaan dalam membayarkan
dividennya juga erat kaitannya dengan tingkat likuiditas perusahaan. Karena
sebagian perusahaan akan 5 menahan dividen yang akan dibayarkan dalam upaya
membayar hutang perusahaan. Pada perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi
(profitabilitas tinggi), ditambah likuiditas yang lebih baik, maka semakin
besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan yang menginvestasikan dana
lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen tunai yang dibayarkan berkurang,
namun likuiditas yang baik mampu memperlemah hipotesis tersebut karena saat itu
perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendek (Suharli, 2007:13).
Fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan dalam neraca tidak
berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen. Secara historis, perusahaan
dengan laba ditahan yang besar sukses mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana
ini biasanya diinvestasikan kembali dalam perusahaan dalam periode pendek atau
digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo (Keown, et al, 2000:621). Maka
posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar
dividen. Pada penelitian Suharli (2007) mengatakan bahwa likuiditas yang
diproksikan dengan current ratio memperkuat hubungan profitabilitas perusahaan
terhadap pembayaran dividen tunai. Pada penelitian ini, peneliti akan
menggunakan quick ratio untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, quick
ratio hanya memperhatikan aktiva lancar perusahaan dan tidak memperhatikan
persediaan karena persediaan dianggap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
dikonversikan menjadi uang tunai. Sedangkan dividen tunai akan dibagikan dengan
melihat ketersediaan kas. 6 Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index, dimana aktivitas operasionalnya bukan atas
dasar unsur ribawi, permodalan perusahaan juga mayoritas bukan melalui hutang.
Maka dari itu, perusahaan yang masuk dalam daftar JII (Jakarta Islamic Index)
biasanya dikatakan perusahaan yang memiliki tingkat likuid yang cukup bagus
(Dewi, 2012:42). Hal tersebut sangat mendukung penelitian ini yang menggunakan
likuiditas sebagai variabel moderasi hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Profitabilitas, growth potential, dan free cash
flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun ada beberapa penelitian yang
menyatakn bahwa profitabilitas, growth potential, dan free cash flow tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Deitiana (2009), Sulistiyowati (2010), Sumani (2012), Basuki (2011), Raissa
(2011) dan Efni (2013). Likuiditas juga layak menjadi variabel moderasi dan
memperkuat hubungan profitabilitas terhadap kebijakan dividen, namun penelitian
ynag dilakukan oleh Suwarti (2013) dan Harianja, dkk (2013) mengatakan bahwa
likuiditas tidak layak menjadi variabel moderasi. Oleh karena itu, penelitian
ini mencoba menguji kembali indicator penelitian sebelumnya (Suharli (2007);
Puspita (2009); Hikmah & Ririn (2013); Rosdini (2009); dan Lucyanda &
Lilyana (2012)) dengan beberapa perbedaan, yaitu: (1) Pada penelitian ini
menggunakan return on equity untuk mengukur profitabilitas perusahaan, (2)
obyek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index, 7 (3) pada penelitian ini menggunakan quick ratio untuk mengukur
tingkat likuiditas perusahaan. Dari latar belakang di atas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Profitabilitas,
Growth Potential, dan Free Cash Flow Terhadap Cash Dividen dengan Likuiditas
sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah profitabilitas, growth potentialdan
free cash flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash dividen? 2)
Apakah likuiditas layak menjadi variabel moderasi hubungan profitabilitas,
growth potential dan free cash flow terhadap cash dividen? 3) Manakah diantara
variabel profitabilitas, growth potential, dan free cash flow yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap cash dividen?
1.3 Tujuan Dari rumusan
masalah di atas maka diperoleh tujuan sebagai
berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, growth potential, dan
free cash flow terhadap cash dividen. 8 2) Untuk mengetahui apakah likuiditas
layak menjadi variabel moderasi hubungan profitabilitas, growth potential dan
free cash flow terhadap cash dividen. 3) Untuk mengetahui variabel yang
memiliki pengaruh dominan terhadap cash dividen.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi investor Hasil dari
penelitian ini dapat memberikan alternatif sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan berinvestasi serta sebagai bahan evaluasi dalam menilai
kinerja emitennya. 2. Bagi perusahaan Sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja
perusahaan ataupun unit bisnis dari sebuah perusahaan yang dapat digunakan oleh
kalangan industri maupun oleh manajemen perusahaan itu sendiri. Bahan
pertimbangan bagi manajemen dalam mengambil keputusan mengenai kebijakan
dividen. 3. Bagi peneliti dan akademik Diharapkan menjadi referensi penelitian
selanjutnya dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti maupun
akademik.
No comments:
Post a Comment