Abstract
INDONESIA:
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks syariah di Indonesia yang terdiri dari 30 saham unggulan, aktif dengan kapitalisasi pasar tertinggi dan dipilih dari tingkat likuiditas (nilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun terakhir). Proses pengevaluasian terhadap dilakukan 6 bulan sekali. Dalam proses pengevaluasian tersebut akan ada saham yang tetap (listing) dan ada juga yang keluar (delisting). Dengan adanya fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti kinerja keuangan dari perusahaan yang listing dan perusahaan yang delisting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang listing dan perusahaan yang delisting dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA), Financial Value Added (FVA) dan Shareholder Value Added (SVA). Objek dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang listing dan delisting di JII terdapat perbedaan apabila menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Hal tersebut disebabkan nilai NOPAT (Net Operating After Tax) perusahaan yang listing lebih besar dibandingkan biaya modalnya. Sedangkan pada perusahaan yang delisting nilai NOPAT lebih rendah dibandingkan biaya modalnya. Apabila menggunakan metode Financial Value Added (FVA) menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang listing dan delisting tidak terdapat perbedaan. Hal tersebut disebabkan karena nilai NOPATD (Net Operating After Tax + Depreciation) lebih besar dibandingkan ED (Equivalent Depreciation) yang menunjukkan penggunaan asset kedua perusahaan tersebut sama besar. Begitupula dengan metode Shareholder Value Added (SVA) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang listing dengan perusahaan yang delisting. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan yang listing memiliki nilai WACC negative. Sedangkan pada perusahaan delisting indikator lainnya seperti tax rate, OPM, dan Incremental Working Capital memiliki nilai negative juga.
ENGLISH:
Jakarta Islamic Index (JII) is a sharia index in Indonesia represents 30 leading stocks, active with the highest market capitalization and are chosen from the level of liquidity (value of transactions in the regular market for the last 1 year). Process evaluation to be done every 6 months. In the evaluation process will be a fixed share (listings) and there is also the exit (delisted). Given this phenomenon, the authors are interested in examining the financial performance of companies listed and delisted companies.
This determine study aims to whether there are differences the financial performance of companies listed and delisted companies using Economic Value Added (EVA), the Financial Value Added (FVA) and Shareholder Value Added (SVA). Objects in this study are stocks that are members of the Jakarta Islamic Index (JII).
The results showed that the financial performance of companies listed and delisted in JII there is a difference when using Economic Value Added (EVA). This is due to the value of NOPAT (Net Operating After Tax) of listed companies is greater than the cost of capital. While the company is delisted NOPAT value is lower than their cost of capital. When using the Financial Value Added (FVA) shows that the financial performance of companies listed and delisted there is no difference. This is because the value NOPATD (Net Operating After Tax + Depreciation) greater than the ED (Equivalent Depreciation) that shows the use of the assets of both companies are equally large. Neither the method of Shareholder Value Added (SVA) showed that there were no differences between the financial performances of companies listed with the company delisted because SVA calculation results of both were negative. This is because the company has a listing WACC negative value. While on other indicators such as delisting the company tax rate, OPM, and Incremental Working Capital has a negative value as well.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dapat
dilihat dari performa kinerja keuangan perusahaan tersebut, oleh karena itu
penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting karena dengan adanya penilaian tersebut dapat digunakan untuk
melihat ukuran keberhasilan perusahaan selama suatu periode tertentu. Dengan
demikian, perusahaan dapat menggunakan hasil penilaian kinerja perusahaan
sebagai pedoman untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk
periode selanjutnya. Selain dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperbaiki
dan meningkatkan kinerja bagi perusahaan, penilaian kinerja keuangan perusahaan
juga dapat digunakan sebagai alat ukur bagi investor dalam memilih investasi,
hal tersebut membuat perusahaan berusaha untuk mempertahankan kondisinya di
posisi yang aman. Posisi aman tersebut tergambar secara jelas dari hasil
analisis laporan keuangan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka
dapat diketahui keadaan dan perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Untuk
melakukan analisis laporan keuangan maka dapat dinilai dengan analisis rasio
keuangan. Kelebihan rasio keuangan adalah kemudahan dalam perhitungannya selama
data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak 2
dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan karena data
akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran atau estimasi yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi sehingga kinerja keuangan
perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat. (Iramani & Erie, 2005)
Ketidak-akuratan penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan juga
disebabkan karena dalam rasio keuangan tidak mempertimbangkan biaya modal yang
merupakan biaya yang tidak gratis, karena bagi perusahaan biaya modal merupakan
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para penyandang dana baik kreditur
maupun para pemegang saham. Sedangkan bagi para penyandang dana biaya modal
merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasinya. Selain itu,
dalam rasio keuangan tidak memperhitungkan kontribusi asset yang merupakan
suatu hal yang sangat penting keberadaannya dalam kegiatan operasi untuk
mendapatkan keuntungan perusahaan. Dengan adanya berbagai permasalahan yang
timbul ketika melakukan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi,
maka muncullah metode baru yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
berdasarkan nilai (value based). Dengan value based sebagai alat ukur kinerja
perusahaan, manajemen dituntut untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pengukuran
kinerja keuangan berbasis nilai yang telah banyak dikemukakan dalam beberapa
penelitian adalah Economic Value Added (EVA). EVA merupakan laba operasi bersih
setelah pajak (after tax operating income) dikurangi dengan total biaya modal
(total cost of capital). Total biaya modal 3 merupakan tingkat biaya modal
dikalikan dengan total modal yang diinvetasikan. (Utama dalam Resmi, 2003)
Selain menggunakan metode EVA yang memperhitungkan laba operasi dan biaya
modal, perusahaan juga perlu memperhitungkan kontribusi asset yang dimiliki
perusahaan. Maka dari itu perusahaan dapat menggunakan metode FVA (Financial
Value Added) yaitu pengukuran kinerja berbasis nilai yang mempertimbangkan
kontribusi asset tetap dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan.
Cara lain yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan berbasis nilai selain metode EVA dan FVA, yaitu
Shareholder Value Added (SVA), yang mengukur kinerja keuangan perusahaan
berdasarkan proyeksi arus kas dari tahun ke tahun. Arus kas dapat dijadikan
penilaian pada suatu investasi dengan cara memproyeksikan arus kas masa depan.
Dengan memperhitungkan arus kas masa depan dapat membantu para investor yang
ingin menanamkan modalnya untuk melihat gambaran prospek perusahaan di masa
yang akan datang. (Rahmatika : 2013) Jakarta Islamic Index atau yang biasa
disebut dengan JII merupakan percontohan indeks di Indonesia yang menghitung
indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria
syariah. JII diluncurkan pertama kali pada tanggal 30 Juli 2000 oleh PT Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang bekerja sama dengan PT Danareksa Investment
Management (DIM). Diterbitkannya indeks ini bertujuan untuk meningkatkan
kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham-saham yang berbasis
syariah dan 4 memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan Syariah Islam
untuk melakukan investasi di bursa efek dan juga sebagai tolak ukur kinerja
(benchmark) saham-saham yang berbasis syariah. Pada tahun 2012 Daftar Efek
Syariah yang tercatat mencapai 317 perusahaan. Saham yang tergabung dalam JII
dipilih dari 60 saham teraktif dengan kapitalisasi besar. Kemudian disaring
kembali dengan memilih 30 saham dengan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi
di pasar regular selama 1 tahun terakhir. Jadi, saham yang tergabung dalam JII
merupakan 30 saham unggulan, aktif dengan kapitalisasi pasar tertinggi dan
dipilih dari tingkat likuiditas. Proses pengevaluasian terhadap kumpulan saham
JII didasarkan pada ketetapan yang diberikan oleh Bapepam-LK yang dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Dan setiap 6 bulan dalam pengevaluasian tersebut terdapat
perubahan atau proses “keluar-masuk” bagi perusahaan yang tergabung dalam JII.
(Bursa Efek Indonesia, 2010) Perubahan posisi perusahaan tersebut karena
terdapat beberapa alasan, dua diantaranya yaitu karena perusahaan tersebut
mempunyai porsi hutang yang tinggi dan perusahaan tersebut tidak lagi sesuai
dengan prinsip syariah. Dalam hal besaran hutang, sampai saat ini perusahaan
agak sulit membuat komponen ini menjadi nol, atau sama sekali tidak ada hutang
atas modal. Oleh karena itu terdapat toleransi-toleransi batasan terhadap
besaran hutang atas modal ini. Dan masing-masing indeks syariah di dunia
mempunyai aturan yang berbeda atas penetapan hal ini. Namun secara keseluruhan
perusahaan yang mempunyai porsi hutang atas modal kurang dari 45% dan pendapatan
non halal terhadap Total 5 Pendapatan tidak lebih dari 10% dapat dikatakan
sebagai perusahaan yang berbasis syariah. (www.idx.co.id) Merujuk pada
penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2009), Wahyudi (2009), Kuncahyadi
(2009), Ulfah (2010), dan Rahmatika (2013), bahwa kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan metode penilaian berbasis nilai (value based)
dapat mencerminkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan penilaian kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio
keuangan, hal ini disebabkan karena dalam rasio keuangan tidak mencakup unsur
nilai perusahaan. Seperti dikutip dari Bakar (2010), bahwa dengan penilaian
menggunakan metode value based perusahaan memiliki kinerja keuangan yang
berbeda baik nilai (besarnya, Rp) maupun kondisinya (positif atau negatif) dari
tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan kebijakan bisnis
dan pengelolaan keuangan setiap perusahaan. Maka berdasarkan fenomena dan
uraian diatas penulis mencoba untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan
yang listing dan perusahaan yang delisting di JII dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA), Financial Value Added (FVA), dan Shareholder Value
Added (SVA). Maka dari itu penelitian ini berjudul :”Analisis Komparatif
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Listing dan Delisting di Jakarta
Islamic Index (JII).”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas
maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut : Apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan yang listing dan perusahaan yang delisting di JII ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat,
tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan yang listing dan perusahaan yang delisting di JII.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada :
1. Penulis Penelitian ini merupakan
sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai manajemen
keuangan sebagai media untuk menerapkan teori yang didapat dari masa
perkuliahan pada permasalahan yang nyata.
2. Manajemen perusahaan Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagaimana mengukur kinerja
perusahaan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja bagi perusahaan.
3. Peneliti selanjutnya Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan teori
dan penelitian lebih lanjut mengenai manajemen keuangan, khususnya penilaian
kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA, FVA, dan SVA. Dan bagi peneliti
selanjutnya dianjurkan untuk menambah variable lainnya seperti MVA dan REVA
agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Serta dengan kondisi perusahaan
yang berbeda.
1.5 Batasan Penelitian
Untuk menghindari agar dalam pembahasan
masalah tidak mengalami penyimpangan, maka perlu adanya batasan untuk lebih
memfokuskan dalam pembahasan. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
perusahaan yang listing dan perusahaan yang delisting di Jakarta Islamic Index
(JII), serta metode yang digunakan terbatas pada metode Economic Value Added
(EVA), Financial Value Added (FVA) dan Shareholder Value Added (SVA).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis komparatif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang listing dan delisting di Jakarta Islamic Index (JII) Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment