Abstract
INDONESIA:
Perusahaan yang mengalami defisiensi modal dapat melakukan seasoned equity offerings (SEO) sebagai salah satu cara untuk memperoleh tambahan modal selain pinjaman dari bank. Dengan SEO diharapkan perusahaan dapat membiayai, mengembangkan usaha serta memperkuat struktur permodalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah melakukan SEO yang diwakili dengan CR, ATR, DER, FLM, FATO, TATO, ROE, OROA, menganalisis perbedaan kinerja saham sebelum dan sesudah melakukan SEO yang diwakili dengan Return Saham dan PER, menganalisis perbedaan kinerja operasi sebelum dan sesudah melakukan SEO yang diwakili dengan NPM dan OPM, untuk mengetahui variabel apa saja yang merupakan diskriminator dominan dalam membedakan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah SEO, dan untuk mengetahui hubungan SEO dengan kinerja keuangan, kinerja saham dan kinerja operasi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 27 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan SEO tahun 2008. Sedangkan pengambilan sampel berjumlah 20 perusahaan dilakukan dengan purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan studi pustaka. Analisis data menggunakan analisis diskriminan. Sebelum melakukan analisis diskriminan, maka harus dilakukan uji normalitas data dan uji asumsi klasik yaitu hanya heteroskedastisitas sebagai asumsi awal dalam analisis diskriminan, sehingga bisa mendapatkan nilai yang baik.
Dari hasil analisis tabel Wilks Lambda variabel bebas X1 sampai X10 sebesar 0.693 dengan signifikansi 0.05 yaitu 0.693>0.05 sehingga tidak ada perbedaan signifikan dalam kelompok. Sedangkan untuk variable bebas X11 sebesar 0.303<0.05 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok. Dan untuk variabel X12 yaitu sebesar 0.731 < 0.05 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam kelompok. Sehingga dari semua variabel dari X1 sampai X12 yaitu CR, ATR, DER, FLM, FATO, TATO, ROE, OROA, NPM, OPM, Return Saham dan PER tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum melakukan SEO dan setelah melakukan SEO. Variabel yang merupakan diskriminator dominan adalah NPM dengan nilai sebesar 0.742 dan korelasi antar variabel terikat dengan variabel bebas bervariasi yaitu Return (X11) sebesar 1.000, PER (X12) sebesar 1.000, X9 sebesar 0.742, X8 sebesar 0.596, X7 sebesar 0.575, X5 sebesar 0.314, X1 sebesar 0.219, X2 sebesar 0.207, X4 sebesar -0.149, X3 sebesar -0.110, X10 sebesar 0.76, X6 sebesar 0.040
ENGLISH:
A company experiencing financial capital deficiency can execute seasoned offerings as one of the ways to acquire additional financial capital other than loan from bank. With SEO, the company is expected to be able to finance, develop business, and strengthen financial capital structure. This research intends to analyze financial performance difference before and after executing SEO that are represented by CR, ATR, DER, FLM, FATO, TATO, ROE, OROA, analyze stock performance difference before and after executing SEO that are represented by Stock Return and PER, analyze operational performance difference before and after executing SEO that are represented by NPM and OPM, to know what kinds of variable that become dominant discriminator in distinguishing company performance before and after SEO, and to know the relationship between SEO and financial performance, stock performance and operational performance.
The population in this study amounted to 27 companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), which do SEO in 2008. While the sampling of 20 companies was conducted by purposive sampling. Data collection method used in this study is the documentation and study of literature. Data analysis uses discriminant analysis. Before performing discriminant analysis, data normalit y test and classical assumption test must be carried out, it is just heteroskedasticit y as first assumption in discriminant analysis so that good value will be reached.
From the result of Wilks Lambda’s table, free variable X1 until X10 in the amount of 0.693 with 0.05 significance, 0.693>0.05, it means that there is no significant difference in group. Whereas free variable X11 in amount of 0.303<0.05 reveals that there is no significant difference among groups. Meanwhile, variable X12, in amount of 0.731 < 0.05 reveals that there is no significant difference in group. Therefore, from all variables from X1 until X12, they are CR, ATR, DER, FLM, FATO, TATO, ROE, OROA, NPM, OPM, Stock Return dan PER, there is no significant difference between condition before executing SEO and after executing SEO. Variable that becomes dominant discriminator is NPM in amount of 0.742 and correlation between bound variable and free variable varies, they are return (X11) in amount of 1.000, PER (X12) in amount of 1.000, X9 in amount of 0.742, X8 0.596, X7 in amount of 0.575: high correlation, X5 in amount of 0.314, X1 in amount of 0.219, X2 in amount of 0.207, X4 in amount of -0.149, X3 in amount of -0.110, X10 in amount of 0.76, X6 in amount of 0.040.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pasar modal semakin besar
perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda dunia bisnis. Penyelenggaraan
pasar modal mendorong percepatan aktivitas investasi yang sangat dibutuhkan
oleh sektor riil. Pasar modal juga memberikan alternatif investasi yang sangat
fleksibel bagi para investor. Selain itu, pasar modal juga merupakan salah satu
cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan cara manawarkan dan menjual hak
milik perusahaan atau saham kepada masyarakat (public). Ada dua cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk menawarkan sahamnya kepada publik. Kedua cara
tersebut adalah unseasoned securities dan seasoned securities (Meggison, 1997).
Unseasoned securities adalah
penawaran surat berharga kepada publik melalui mekanisme Initial Public
Offering. Seasoned securities adalah surat berharga tambahan – diluar surat
berharga yang telah beredar di masyarakat – yang ditawarkan kepada publik pada
saat seasoned equity offering (SEO). Penawaran surat berharga tambahan ini
dilakukan perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana yang nantinya dimanfaatkan
untuk membiayai kegiatan ataupun membayar hutang yang jatuh tempo. Menurut
Meggison (1997), Seasoned Equity Offerings (SEO) adalah penawaran saham
tambahan yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di pasar modal, diluar saham
yang terlebih dulu beredar melalui initial public 2 offerings (IPO). Penawaran
SEO dapat dilakukan melalui mekanisme right issue. Penjualan seasoned
securities dapat dilakukan dengan beberapa cara. Perusahaan dapat menjual hak
(right) kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga
tertentu. Cara ini disebut sebagai right issue. Cara yang lain, surat berharga
tersebut dijual kepada investor melalui mekanisme second offering, third offering,
dan seterusnya. Pemilihan mekanisme penjualan sangat tergantung pada kondisi
maupun strategi perusahaan. Perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi akan
cenderung menggunakan mekanisme right issue untuk memperoleh tambahan dana
(Eckbo and Masulis, 1992). Pelaksanaan seasoned equity offerings bertujuan
menghasilkan dana segar dalam jumlah besar untuk kelancaran aktivitas
operasional perusahaan. Perolehan dana hasil seasoned equity offerings akan
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan lebih lanjut membuat perubahan
pada kinerja operasinya. Selain itu, dengan peningkatan modal perusahaan dapat
memperbaiki struktur keuangan perusahaan sehingga dapat mendorong perusahaan
untuk mengembangkan bisnisnya yang pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan
nilai dan kekuatan kompetensi perusahaan dalam industri. Jogiyanto (2000:15)
menyatakan bahwa SEO merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja yang dimilikinya. Dengan SEO, perusahaan akan mendapatkan
tambahan dana yang dapat digunakan untuk membiayai, mengembangkan usaha serta
memperkuat struktur permodalan. 3 Perusahaan dengan defisiensi modal
menggunakan SEO diharapkan dapat memperbaiki struktur modal dan meningkatkan
kinerja perusahaan. Defisiensi modal yang terjadi pada suatu perusahaan
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kekurangan modal untuk membiayai
kegiatan operasional dan juga untuk melakukan investasi.
Kinerja perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
kinerja keuangan, kinerja saham atau kinerja pasar, dan kinerja operasional
(Harto, 2001). Senada dengan hal tersebut, Anthony dan Govindajaran dalam
(Sucipto, 2006) mengatakan bahwa dalam implementasi, strategi pengukuran
kinerja meliputi kinerja financial dan non financial. Mengetahui kinerja keuangan,
kinerja operasi dan kinerja saham perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
penting, terutama bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan ada kaitannya dengan
kelangsungan hidup perusahaan, misalnya bagi investor atau calon investor,
manajer, kreditur, pemerintah dan masyarakat yang ingin memperoleh informasi
mengenai perkembangan perusahaan. Untuk itulah dalam penelitian ini memfokuskan
pada kinerja perusahaan secara keseluruhan yaitu kinerja keuangan, kinerja
operasi dan kinerja saham. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang
kondisi financial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur
keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan
disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan
arus kas dari sumber dana yang ada. 4 Menurut Adenso (1997) kinerja suatu saham
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk alat pengukur efisiensi
perusahaan. Jika harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai
perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang, maka kenaikan harga
saham dapat dianggap sebagai indikasi perusahaan yang efisien. Sedangkan
kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa
depan, pertumbuhan,dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan.
Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003) dalam (Meta,
2010). Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap
laporan keuangan yang telah di analisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan
sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan
datang. Dengan menggunakan anĂ¡lisis rasio, berdasarkan data dari laporan
keuangan, akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah di capai di
waktu-waktu yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan,
serta hasil-hasil yang di anggap cukup baik. Dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan, kinerja saham dan kinerja operasi
dengan menggunakan rasio keuangan. Menurut Sofyan Safri (2010:297) rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan 5 hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, dengan
penyederhanaan ini dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan
dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2011:104).
Penelitian tentang hubungan SEO dengan kinerja perusahaan telah diteliti oleh
Loughran dan Ritter (1997) menemukan bahwa kinerja keuangan sesudah SEO
meningkat dibandingkan sebelum melakukan SEO. Temuan Loughran dan Ritter (1997)
didukung oleh Candy (2002) dan Astoto (2004). Namun pada sisi lain, Sulistyanto
dan Midiastuti (2003) menemukan hasil yang berbeda dengan Candy (2002) dan
Astoto (2004).
Temuan Sulistyanto dan Midiastuti (2003) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kinerja keuangan (current ratio, total assets turnover ratio, return
on assets) sebelum dan sesudah SEO, dimana kinerja keuangan perusahaan sesudah
SEO lebih rendah atau menurun dibandingkan dengan sebelum melakukan SEO. Temuan
serupa juga ditemuakan oleh Traill dan Vos (2001) yang menjelaskan penurunan
kinerja perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan dapat dijelaskan
dalam kerangka windows of opportunity. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penurunan
kinerja disebabkan manajer bersikap oportunis dengan memanfaatkan keuntungan
dari windows of opportunity jangka pendek (transitory) dengan mengeluarkan
ekuitas baru 6 ketika pasar secara subtantif menilai perusahaan tersebut
terlalu tinggi (overvalued). Di Indonesia penelitian mengenai penurunan kinerja
yang terjadi setelah SEO dilakukan oleh Harto (2001) dan Candy (2002). Harto
(2001) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue mengalami penurunan
kinerja operasi, keuangan, dan saham selama tiga tahun setelah penawaran.
Sedangkan Candy (2002) dalam penelitian mengenai SEO menyimpulkan bahwa
perusahaan akan mengalami penurunan kinerja operasi, sedangkan kinerja keuangan
justru mengalami kenaikan. Penelitian tersebut memberi argumen bahwa kenaikan
kinerja keuangan tersebut kemungkinan besar karena (1) dana yang diperoleh dari
SEO digunakan untuk membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo dan (2) naiknya
nilai hutang jangka panjang karena kemungkinan hutang yang dimiliki perusahaan
merupakan hutang dalam kurs asing yang tidak dilindungi dengan sistem hedging,
sehingga melemahnya rupiah berakibat meningkatkan nilai hutang. Oleh karena itu
penelitian tentang SEO perlu diteliti kembali karena masih ditemukannya
kontroversi pada temuan-temuan terdahulu, dan melakukan pengujian kinerja
perusahaan tidak secara menyeluruh yaitu kinerja operasi saja, keuangan, atau
kinerja saham saja. Penelitian ini dilakukan untuk memperjelas bagaimana
kinerja perusahaan dilihat dari kinerja keuangan, kinerja saham dan kinerja
operasional perusahaan sebelum dan sesudah melakukan SEO secara komprehensif
(serentak). Variable yang digunakan dalam penghitungan kinerja keuangan pun
berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian ini menggunakan 4 rasio
keuangan 7 yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan
rasio profitabilitas. Dengan menggunakan 4 rasio dyang digunakan peneliti
terdahulu dan menambah 4 rasio yang berbeda dengan penelitian terdahulu serta
menambah objek penelitian dengan melihat kinerja operasional perusahaan sebelum
dan sesudah melakukan SEO dengan harapan dapat memberikan informasi kepada
investor dalam melakukan keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan
SEO. Tidak hanya itu, jika penelitian-penelitian sebelumnya hanya menganalisis
kinerja keuangan sebelum dan sesudah SEO, dalam tujuan dalam penelitian ini
juga untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang menjadi diskriminator
dominan yang membedakan kinerja perusahaan yang melakukan SEO. Adapun sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada periode 2006 sampai 2010. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Komparatif Kinerja Keuangan, Kinerja
Saham, dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Melakukan Seasoned Equity
Offerings Periode 2008 (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEI)“
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apakah ada perbedaan rata-rata kinerja keuangan perusahaan yang
listing di BEI sebelum dan sesudah melakukan SEO ?
2) Apakah ada perbedaan rata-rata kinerja saham perusahaan yang
listing di BEI sebelum dan sesudah melakukan SEO ?
3) Apakah ada perbedaan
rata-rata kinerja operasi perusahaan yang listing di BEI sebelum dan sesudah
melakukan SEO ?
4) Variabel apa saja yang merupakan diskriminator dominan dalam
membedakan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah SEO?
5) Bagaimana hubungan SEO dengan kinerja keuangan, kinerja saham
dan kinerja operasi?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Peneltian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
melakukan SEO.
2. Menganalisis perbedaan kinerja saham sebelum dan sesudah
melakukan SEO.
3. Menganalisis perbedaan kinerja operasi sebelum dan sesudah
melakukan SEO.
4. Variabel apa saja yang merupakan diskriminator dominan dalam
membedakan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah SEO?
5. Mengetahui hubungan SEO dengan kinerja keuangan, kinerja saham
dan kinerja operasi?
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Investor Dapat
digunakan oleh investor dan calon investor yang tertarik menanamkan modalnya
melalui pasar modal, sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan
keputusan investasi.
2. Bagi manajemen Dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan Seasoned Equity
Offerings (SEO) untuk memperoleh tambahan dana.
3. Bagi peneliti Menambah wawasan keilmuwan dan pemahaman tentang
manajemen keuangan, analisis saham, dan manajemen investasi. Sebagai media
pengaplikasian teori yang di dapat dalam perkuliahan serta dapat memberikan
manfaat untuk lebih memahami bagaimana cara menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah yang nyata melalui teori yang didapatkan dalam kuliah.
1.4.Batasan Masalah
1. Menggunakan rasio-rasio keuangan tertentu yaitu Rasio Liquiditas
dengan CR (Current Ratio) dan ATR (Acid Test Ratio) karena merupakan rasio
likuiditas yang paling banyak digunakan dalam melihat kinerja keuangan, Rasio
Solvabilitas dengan DER (Debt to Equity ratio) dan FLM (Financial Leverage)
karena DER digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai modal sendiri dan
ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membayar hutangnya, Rasio
Profitabilitas dengan ROE (Return on Equity) dan OROA (Operating return on
Total Assets) karena untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian
(prosentase) dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis dan mengukur
berapa besar laba yang bersumber dari aktifitas investasi, Rasio Aktifitas
dengan FATO (Fixed assets Turnover) dan TATO (Total Asset Turnover) karena
untuk melihat sejauhmana efisien
perusahaan dalam menggunakan aktivanya, baik aktiva tetap maupun total aktiva
untuk memperoleh penjualan, kinerja saham dengan return saham dan PER (Price
Earning Ratio) karena untuk melihat berapa besar return saham yang akan
diperoleh investor jika melakukan investasi pada perusahaan yang melakukan SEO
dan melihat dampak SEO terhadap nilai suatu saham, kinerja operasional dengan
NPM (Net Profit Margin) dan OPM (Operating Profit Margin) karena untuk
mengevaluasi seberapa besar margin laba dari aktifitas operasi.
2. Memiliki laporan keuangan
yang dipublikasikan pada periode 2 tahun sebelum dan sesudah melakukan SEO,
yaitu 2006-2007 dan 2009-2010 untuk menilai kinerja keuangan dan konerja
operasi.
3.
Periode jendela yang digunakan untuk mengukur kinerja saham dengan menggunakan
data harian adalah 15 hari yaitu 7 hari sebelum peristiwa, 1 hari saat
peristiwa dan 7 hari setelah peristiwa SEO.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi :Analisis komparatif kinerja keuangan, kinerja saham, dan kinerja operasi sebelum dan sesudah melakukan seasoned equity offerings periode 2008: Studi pada perusahaan yang listing di BEI.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment