Abstract
INDONESIA:
Semakin banyak bermunculannya pasar-pasar modern di wilayah Malang, membuat banyak usaha pedagang kecil tradisional mau tidak mau mengalami gulung tikar. Saat ini maraknya pembangunan pasar modern, tentu saja menjadi saingan berat para pedagang tradisional, pasalnya beberapa pasar modern selain memilih tempat yang strategis, dengan harga produk yang lebih murah serta tidak jarang juga keberadaannya berdekatan dengan jarak pasar tradisional, sehingga membuat konsumsen enggan membeli di pasar tradisional bahkan beralih ke pasar modern untuk berbelanja, hal tersebut akhirnya banyak dikeluhkan para pedagang tradisional, bahkan saat ini banyak juga yang akhirnya mengalami gulung tikar.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui perkembangan pasar modern dan pasar tradisional di Dinoyo Malang 2) untuk mengetahui dampak munculnya pasar modern terhadap jumlah pembeli dan perolehan omzet para pedagang di Pasar Dinoyo.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan analisis data secara induktif. Data primer diperoleh dari Dinas Pasar, Dinas Perindustrian dan perdagangan, dan dari hasil penelitian-penelitian lain. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam kepada para pedagang di pasar tradisional dinoyo dan pengelola pasar dinoyo Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perkembangan pasar modern sampai tahun 2011 dalam radius 2,5 km dari Pasar Dinoyo berjumlah 40 pasar modern. Sedangkan, pasar tradisional Dinoyo tidak mengalami perkembangan dalam jumlah 2) munculnya pasar modern berdampak pada jumlah pembeli yang semakin berkurang dan menurunnya perolehan omset pedagang 50% hingga 80%.
ENGLISH:
A growing number of emerging modern markets in Malang, making many traditional small business traders inevitably out of business. Currently the rampant construction of modernmarkets, of course, became rivals traditional traders, articles inseveral markets in addition to choosing a modern vantage point ,with prices cheaper products, and not infrequently also exist adjacent to the range of the traditional markets, thus making consumers reluctant to buy in the market traditional even switch to a modern market for shopping, it eventually many traditional traders complain, even today many also end up having gone out of business.
The purpose of this study were 1) to determine the development of modern markets and traditional markets in Malang Dinoyo 2) to assess the impact of the emergence of the modern market for the acquisition of the number of buyers and traders in market turnover Dinoyo.
This study uses qualitative research approaches with descriptive and inductive data analysis. Primary data obtained from the Office of Markets, Department of Industry and trade, and the results of other studies. Meanwhile, the secondary data obtained from in-depth interviews to traders in traditional markets and market managers Dinoyo Malang.
The results showed that 1) the development of modern market to 2011 within a radius of 2.5 km from Market Dinoyo are 40 modern market. While the traditional markets Dinoyo did not develop in number 2) an impact on the modern market decline in the number of buyers and the merchant turnover 50% to 80%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Akhir-akhir ini dampak
kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang
menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi sektor
perdagangan eceran pada 1998 telah mendorong munculnya berbagai supermarket
asing di Indonesia. Dengan semakin menjamurnya supermarket asing ke berbagai
kota, timbul pendapat dari beberapa kalangan bahwa di era globalisasi pasar
tradisional menjadi korban utama persaingan antara pasar tradisional dan
modern.
Pasar tradisional belum
dapat dibebaskan dari citra negatif sebagai tempat yang kumuh, semrawut, kotor,
kriminal tinggi, tidak nyaman, fasilitas minim (tempat parkir terbatas, toilet tidak
terawat, tempat sampah yang bau, dan lorong yang sempit). Minimnya kesadaran
akan tanggung jawab berbagai pihak baik internal maupun eksternal yang ada
dilingkungan pasar, akan pentingnya sebuah kenyamanan, keamanan dan kebersihan
selama aktifitas pasar berjalan. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya daya saing
pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern yang ada saat ini.
Kemunculan pasar modern pada pusat kota diberbagai kawasan Indonesia yang
menawarkan suasana berbelanja yang lebih nyaman, aman, bersih dan tertib, dapat
merubah preferensi dan perilaku berbelanja masyarakat. Masyarakat kelas
menengah mulai beralih pilihan berbelanja ke pasar modern. Meskipun harga
barang di pasar modern lebih mahal bila dibandingkan harga di pasar tradisional,
khususnya untuk barang kebutuhan harian
seperti; sayuran, buah-buahan, ikan dan daging.
Perkembangan pasar modern sangat pesat memberikan implikasi negatif
kepada pasar tradisional. Maraknya perkembangan pasar modern ini menyebabkan
menurunnya minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional. Pangsa pasar
dan kinerja usaha pasar tradisional menurun, sementara pada saat yang sama
pasar modern mengalami peningkatan. Beberapa kelompok mengklaim bahwa pasar
tradisional merupakan korban nyata persaingan tajam tersebut yang berdampak
pada hilangnya pelanggan pasar tradisional akibat membanjirnya produk-produk
bermutu dengan harga murah dan lingkungan perbelanjaan yang lebih nyaman yang
disediakan supermarket. Karena itu, muncul desakan agar ada pembatasan pembangunan
supermarket, khususnya di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan pasar
tradisional (Suryadarma, 2007). Kehadiran peritel modern pada awalnya tidak
mengancam pasar tradisonal karena kehadiran para peritel modern yang menyerang
konsumen dari kalangan menengah keatas, namun sekarang ini kondisinya telah
banyak berubah. Supermarket dan Hypermarket tumbuh dengan pesatnya. Menurut
data yang diperoleh dari Euromonitor tahun 2004, hypermarket merupakan peritel
dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi (25 persen), koperasi (14,2 persen),
minimarket (12,5 persen), independent grocers (8,5 persen), dan supermarket
(3,5 persen). Selain mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah dan angka
penjualan, peritel modern mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 2,4 persen
per tahun terhadap pasar tradisional. Keberadaan pasar modern di Indonesia akan
3 berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan
terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun
mendatang. (Kompas. Senin, 26 September 2011).
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surabaya mencatat, sampai akhir 2009 ini terdapat 346 mini market di Surabaya.
Namun, DPD Aprindo Jatim mencatat ada 475 mini market di Kota Surabaya sampai
akhir 2009. Pertumbuhan mini market memang sangat pesat di Jatim maupun secara
nasional. Di Jatim ada 300-400 izin baru mini market. Sampai akhir 2009,
terdapat 4.250 mini market di Jatim, naik 677 (18,62) persen dari 2008 yang
3.633 mini market. Akhir 2010, jumlahnya diprediksi meningkat 40 persen. Khusus
Surabaya ada 30 izin baru mini market. (Surya, Senin 28 Desember 2011). Bisnis
ini memang menggiurkan. Tahun 2008, Aprindo Jatim mencatat total omzet retail
modern di Jatim mencapai Rp 9,41 triliun. Tahun 2009, jumlah omzet naik 20,03
persen menjadi Rp 11,49 triliun. Sedangkan tahun 2010, diprediksi peningkatan
omzet berkisar 21,61 persen atau menjadi Rp 13,97 triliun. Dalam portofolio
nasional, selama kurun waktu 2003-2008 pertumbuhan gerai ritel modern cukup fenomenal,
yakni 162 persen. Bahkan, pertumbuhan gerai mini market mencapai 254,8 persen,
yakni dari 2.058 gerai pada 2003 menjadi 7.301 gerai pada 2008. (Surya, Senin
28 Desember 2011). 4 Grafik 1.1 Perkembangan Omset Pasar Modern Berdasarkan
Jenisnya di Indonesia Tahun 2004-2008 (Rp Triliun) Sumber: AC Nielsen, Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia. Peningkatan yang cukup tinggi tersebut membuat pasar
modern semakin menguasai pangsa pasar. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, ribuan
bahkan jutaan pedagang kecil akan kehilangan mata pencahariannya.
Pasar tradisional mungkin
akan tenggelam seiring dengan tren perkembangan dunia ritel saat ini yang
didominasi oleh pasar modern. Sedangkan, keberadaan pasar tradisional di
Kabupaten Malang kian mengkhawatirkan. Data Dinas Perindustrian Malang menyebut
di Kabupaten ini terdapat 91 toko modern berbentuk minimarket: 54 Indomaret dan
37 Alfamart. Keberadaan toko modern makin mengancam keberadaan pasar-pasar
tradisional. Kegairahan pasar tergerus dan omzet rata-rata pasar tradisional
merosot hingga 15 persen karena jumlah konsumen terus berkurang. (TEMPO
Interaktif, Kamis 24 Maret 2011). Peraturan presiden yang mengatur tentang hal
ini juga telah dekeluarkan yaitu peraturan presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007
tentang penataan dan pembinaan pasar
tradisional, pusat pembelanjaan, serta toko medern (biasa disebut perpres pasar
modern), akhirnya ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27
Desember 2007 lalu. Dan dalam Peraturan Daerah No 2 Tahun 2002 tentang perpasaran
swasta, sudah diatur bahwa jarak antara pasar tradisional dan pasar modern
minimal 2,5 kilometer.
Pasar Dinoyo merupakan salah satu pasar tradisional di kota Malang
yang mempunyai keterkaitan dengan ekonomi masyarakat Malang khususnya
masyarakat sekitar Dinoyo. Keberadaanya pasar tradisional Dinoyo sampai saat
ini juga belum dibebaskan dengan citra negatif sebagai tempat yang kumuh,
semrawut, kotor, tidak nyaman, fasilitas lapak kurang memenuhi syarat, tidak
sebanding dengan jumlah pedagang, dan kondisi lingkungan yang kurang sehat
untuk bisa disebut pasar sehat, sehingga sangat mengganggu kenyamanan orang
berbelanja. Selain itu, disekitar pasar Dinoyo sekarang banyak ditemui pasar-
pasar modern yang bermunculan seperti pasar swalayan, giant, indomart,
alfamart, dan minimarket-minimarket lainnya. Berdirinya pasar-pasar modern
tersebut akan mengakibatkan matinya usaha kecil, turunnya jumlah pembeli, dan
menurunnya omzet para pedagang sampai radius beberapa kilo meter.
Keberadaan pasar tradisional Dinoyo memegang peran yang cukup
penting dalam perekonomian, mengingat bahwa sebagian besar masyarakat masih
mengandalkan perdagangan melalui pasar tersebut. Masyarakat yang tinggal di
sekitar Dinoyo lebih memanfaatkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sehingga bisa dikatakan pasar Dinoyo merupakan bagian penting bagi
ekonomi masyarakat Dinoyo. 6 Pasar tradisional mempunyai peranan yang sangat
penting di masyarakat. Sebagai wahana transaksi jual beli, pasar memungkinkan
masyarakat non pedagang untuk menjual hasil bumi maupun barang-barang yang lain
yang dibutuhkan. Pasar menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan
harga relatif murah dengan cara tawar-menawar. Keramaian pasar dipengaruhi oleh
kondisi pasar, baik itu fisik maupun kondisi lingkungan. Pasar yang tidak
terawat, kumuh, fasilitas yang kurang akan mempengaruhi minat pedagang untuk
berjualan di pasar. Dengan demikian pasar adalah salah satu sendi perekonomian
masyarakat tradisional. Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat kondisi
tersebut dalam suatu penelitian dengan judul ”EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL
AKIBAT MUNCULNYA PASAR MODERN (Studi di Pasar Tradisional Dinoyo Malang)”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di
uraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
a. Bagaimanakah perkembangan pasar modern
disekitar Pasar Dinoyo dan perkembangan pasar tradisionl Dinoyo Malang?
b.
Bagaimanakah dampak munculnya pasar modern terhadap jumlah pembeli dan
perolehan omzet di pasar tradisional Dinoyo Malang?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan
di atas tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengetahui perkembangan pasar modern
disekitar Pasar Dinoyo dan perkembangan pasar tradisionl Dinoyo Malang.
b. Untuk mengetahui dampak munculnya pasar
modern terhadap jumlah pembeli dan perolehan omzet di pasar tradisional Dinoyo
Malang.
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a.
Kegunaan teoritis meliputi:
(1) Bagi Perguruan Tinggi, untuk menambah
referensi bagi Perguruan tinggi sehingga dapat memberikan informasi kemungkinan
dapat dilaksanakannya penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan masukan dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
(2)
Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman;
(3)
Bagi pembaca, untuk menambah wawasan dan cakrawala pandang pembaca.
b.
Kegunaan praktis meliputi:
(1) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
salah satu masukan dalam pengembangan usaha pasar tradisional;
(2)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi peneliti
sebagai perbandingan antara teori dan praktek yang sesungguhnya. 1.4. Definisi
Operasional
Untuk menghindari terjadinya pengertian ganda
terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu
diberikan definisi operasional sebagai berikut:
1.
Pasar tradisional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pasar yang
dikelola secara sederhana dengan bentuk fisiknya tradisional menerapkan 8
sistem transaksi tawar menawar secara langsung tempat usaha berupa toko, kios,
los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil.
2.
Pasar modern yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pasar yang dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa
Pusat Perbelanjaan, seperti Mall, Plaza, Shopping Centre, indomart, alfamart,
swalayan, dan minimarket lainnya. Dimana pengelolaannya dilaksanakan secara
modern, dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen
berada di satu tangan, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang
pasti.
3. Pracangan adalah jenis komoditas yang
dijual di Pasar Dinoyo seperti; bahan pokok, produk kemasan, makanan ringan,
dan lain-lain.
4. Palen adalah jenis komoditas yang dijual di
Pasar Dinoyo seperti; alat-alat dapur, alat-alat sekolah, alat-alat rumah
tangga, dan lain-lain.
5.
Los adalah tempat jualan para pedangang.
6.
Emper adalah tempat jualan para pedangang yang ukurannya lebih kecil daripada
los.
7. Bedak adalah
tempat jualan para pedagang dimana ukurannya lebih besar daripada los dan
emper.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Eksistensi pasar tradisional akibat munculnya pasar modern: Studi pada pasar tradisional Dinoyo Malang". Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment