Abstract
INDONESIA:
Dalam manajemen keuangan berlaku prinsip high risk high return, yang artinya investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi akan diimbangi dengan tingkat risiko yang tinggi juga.O leh karena itu, dalam rangka mengurangi risiko dalam investasi dilakukan diversifikasi atau upaya menyebarkan kekayaan dalam berbagai asset. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan return portofolio dengan mengimplementasikan diversifikasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriktif. Adapun data yang diambil adalah data eksternal sekunder yang berupa harga saham harian dan indeks JII periode desember 2011-november 2012. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu portofolio model Markowitz.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Diversifikasi yang dilakukan berhasil menurunkan risiko dilihat dari risiko portofolio yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan risiko individua l saham, dengan menggunakan ukuran koefisien korelasi dalam konsep diversifikasi, dimana besar kecilnya koefisien korelasi berpengaruh terhadap risiko portofolio. Semakin kecil (negative) koefisien korelasi antar tingkat keuntungan, semakin efektif penurunan atau pengurangan tingkat risiko, ini dibuktikan dengankombinasi portofolio P T. Lippo Karawacih dan P T. Unilever Indonesia Tbk dengan tingkat risiko 0,017% dan tingkat return 0,199% serta P T. Lippo Karawacih dan Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan tingkat risiko 0,017% dan tingkat return 0,188%, kedua kombinasi portofolio tersebut merupakan kombinasi dengan koefisien korelasi terbaik.
ENGLISH:
A well-known principle in financial management is high risk high return. It means that anINVESTMENT that provides a high return rate would be offset by a high level of risk as well. Therefore, in order to reduce the risk of an investment an investor should diversify or distribute it in various assets. This study aims to determine the level of risk and return portfolio by implementing diversification.
Based on these problems, this study used qualitative methods and descriptive approach. The data is taken from a secondary external data of dailySTOCK PRICES and JII index from December 2011 to November 2012. Data analysis method used in this research was Markowitz model portfolio.
The study states that a diversification significantly lowers risk of portfolio risk which is relatively smaller than the risk of individual stocks, using the size of the correlation coefficient in the concept of diversification. In the diversification the size of the correlation coefficient influences portfolio risk. The smaller (negative) correlation coefficient between the rate s of profit, the more effective reduction on the level of risk. The evidence can be seen in the portfolio combination of PT. Lippo Karawacih and PT. Unilever Indonesia Tbk with the level of risk 0.017% and rate of return 0.199%. In addition, P T. Lippo Karawacih and Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk with a risk level 0.017% and rate of return 0.188%. Both portfolio combination has the highest correlation coefficient.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pasar modal Indonesia
semakin tahun semakin meningkat dan berkembang. Ini dikarenakan oleh semakin
banyak perusahaan yang mencari alternatif sumber pembiayaan modal perusahaan
selain pembiayaan dari bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan
menjualnya dipasar modal untuk mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan
perusahaan untuk kegiatan opersional, tanpa harus mebayar beban bunga tetap
seperti jika meminjam ke bank. Ini di buktikan dengan Perekonomian tahun 2011
yang relatif baik yang salah satunya disokong oleh kinerja dari lantai bursa.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ito Warsito menilai performa
indeks bursa utama kita cukup cemerlang dibandingkan bursa-bursa utama dunia
lainnya seperti: Hongkong, Singapura, Tokyo, Shanghai., semuanya turun lebih
banyak dai pada indeks Indonesia. Kondisi pasar modal yang bagus tercermin dari
laba para emiten yang meningkat. Ito Warsito memperkirakan pertumbuhan laba
pada tahun 2011 sekitar 30 persen. Jumlah arus modal masuk (capital inflow)
dari perdagangan dilantai bursa tidak kurang dari 22,7 Triliun Rupiah. Masuknya
2 Indonesia pada level investmen grade diprediksi akan menambah potensi
kenaikan laba pada tahun ini. Jika mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Ito
Warsito berpandangan semua sektor di Indonesia relatif menarik untuk kaum
investor, karena perekonomian kita lebih bnyak didukung oleh konsumsi dalam
negeri, maka investasi di sektor konsumsi dinilai memberikan prospek yang lebih
cerah. Prestasi tertinggi IHSG pada tahun ini terjadi pada 1 agustus 2011 pada
angka 4.193. indeks kemudian sempat turun tajam hingga dilevel 3.200-an. Di
penghujung tahun, IHSG berhasil naik lagi dan ditutup pada level 3.821,992.
Mengenai kondisi bursa pada semester 1 tahun depan, krisis Eropa yang dipandang
belum jelas penyelesainya diperkirakan akan mempengaruhi fluktuasi indeks dalam
negeri. Namun demikian, fundamental ekonomi yang dinilai tidak akan membuat
indeks terpengaruh signifikan. Selama ekonomi kita tumbuh positif, kinerja
perusahaan Indonesia termasuk emiten-emiten juga akan positif, Dengan demikian
para investor tidak perlu khawatir akan rugi melakukan investasi, artinya
kinerja fundamental yang tetap baik dibandingkan sentimen pasar yang turun, ada
gap yang suatu saat nanti akan ditembus dimasa depan setelah kondisi Amerika
Serikat dan Eropa kembali membaik. (Media Keuangan, 2012) Pasar modal
memberikan alternatif investasi. Dimana pasar modal memudahkan alternatif
berinvestasi yang memberikan keuntungan dengan 3 sejumlah risiko tertentu.
Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor dapat membuat
analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen investasi
uang menjanjikan seiring terbukanya informasi data maka semakin memudahkan para
investor untuk mengambil keputusan berinvestasi. Pasar modal adalah tempat
pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan
dana dengan memperjualbelikan sekuritas, Dengan demikian pasar modal juga bisa
diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Direktur Utama PT Bursa
Efek Indonesia juga berkomentar bahwa, Selain pasar modal konvensional, BEI
juga terus berusaha mengembangkan pasar modal syariah. Tahun 2011, Majelis
Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa nomor 80 mengenai halalnya mekanisme
perdagangan saham di BEI, karena selama ini yang baru dikembangkan adalah saham
yang masuk kategori saham syariah.
Tapi orang masing banyak yang raguragu berdagang di Bursa Efek ini
halal atau tidak. Fatwa MUI tersebut pada intinya menyatakan bahwa mekanisme
perdagangan fi BEI telah memenuhi kaidah-kaidah syariah agama islam, artinya
orang boleh berdagang dipasar modal regular BEI tanpa harus khawatir bahwa ada
hal yang haram. 4 Hingga Desember 2011, sudah terdapat 235 dari 440 jenis saham
yang memenuhi kaidah syariah agama Islam. Upaya sosialisasi untuk terus
menggalangkan pasar modal syariah memiliki makna penting. Dalam tataran
masyarakat umum, produk-produk investasi syariah akan memberikan pilihan yang
semakin beragam. Belum lagi jika dilihat dari sudut pandang besarnya potensi
pertumbuhan pasar jenis ini dari komposisi penduduk Indonesia yang mayoritasnya
muslim. (Media Keuangan, 2012) Untuk melakukan investasi di pasar modal
diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana
yang akan dimiliki. Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus
meninggalkan budaya ikut-ikutan, berjudi, dan sebagainya yang tidak rasional.
Sebagi investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham, selain
itu juga investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan
yang sahamnya akan dibeli dan dijual. Bagi investor yang tidak mempunyai
keterampilan tersebut dapat meminta pendapat/nasihat atau mempercayakan kepada
pedagang efek (dealer), perantara pedagang efek (broker) atau perusahaan efek
(securities company) untuk melakukan investasi pada reksadana (Halim,2005:4)
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa datang.
Harapan keuntungan dimasa
datang, tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan
investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut
sering juga disebut sebagai return dan disamping return, dalam investasi juga
dikenal adanya konsep risiko. (Tandelilin, 2001:3) Sikap investor terhadap
risiko akan sangat tergantung pada preferensi investor tersebut terhadap
risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih
tinggi , yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinngi pula. Demikian
pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi,
tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi.
(Tandelilin, 2001:7) Ini dikarnakan hubungan antara risiko dan return yang
diharapkan merupakan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar
risiko suatu aset, semakin besar pula retrun yang diharapkan atas aset
tersebut. Demikian sebaliknya. Peningkatan kemampuan analisis bagi para
investor sangatlah penting disamping belum terjaminnya kemampuan manajer investasi
dalam pengelolaan dana. Investor dituntut mampu membentuk sendiri portofolio
yang efisien di berbagai instrumen investasi. Investor selalu ingin
memaksimalkan retrun yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang
bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio 6 yang menawarkan risiko
terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini
disebut sebagai portofolio yang efisien. Dalam menejemen portofolio dikenal
adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam
portofolio. Konsep ini merupakan konsep yang sangat penting dalam pemahaman
risiko portofolio. Dalam konteks manajemen portofolio, semakin banyak jumlah
aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan
risiko. (Tandelilin, 2001: 57) Dalam manajemen keuangan berlaku prinsip high
risk high return, yang artinya investasi yang memberikan tingkat pengembalian
yang tinggi akan diimbangi dengan tingkat risiko yang tinggi juga. Oleh karena
itu, dalam rangka mengurangi risiko dalam investasi dilakukan diversifikasi
atau upaya menyebarkan kekayaan dalam berbagai asset . diversifikasi ini akan
menghasilkan portofolio yang merupakan kumpulan asset hasil diversifikasi.
Dalam portofolio yang terdiversifikasi, risiko yang tersisa adalah risiko
sistematik, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Untuk menurunkan risiko portofolio, investor perlu melakukan “diversifikasi”.
Diversifikasi dalam peryataan tersebut bisa bermakna bahwa investor perlu
membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa
mengurangi return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001: 60) 7 Poon,Taylor dan
Ward, dikutip dalam (sukarno,2007) melalui studi empirisnya dengan menggunakan
analisis pictorial, menarik kesimpulan bahwa diversifikasi saham melalui
simulasi mampu memperkecil tingkat risiko dan mencapai return maksimal. Sudana
dan Janiarti (2000) meneliti tentang pengaruh ukuran portofolio terhadap
tingkat diversifikasi saham, membandingkan antara portofolio saham dalam satu
industri dengan portofolio saham beragam industri dengan model indeks tunggal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi diversifikasi pada portofolio saham
satu industri tidak berpengaruh secara signifikan. Demikian pula portofolio
saham beragam industri tidak terpengaruh oleh diversifikasi, kecuali portofolio
saham.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara portofolio saham dalam
Industri dengan beragam industri. Musnadi, Muhammad dan Sulaiman (2001)
menganalisis manfaat diversifikasi portofolio saham antar industri di BEJ
berdasarkan pada besarnya koefisien korelasi return antar saham. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa diversifikasi saham antara industri di BEJ
memberikan manfaat yang signifikan bagi Investor. Risiko yang ditanggung investor
menurun 0%-87,12% apabila investasi saham diberbagi industri. Taliawo dan
Atahau (2007) dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
portofolio yang terdiri dari saham-saham beta rendah 8 memberikan risiko tidak
sistematis yang lebih rendah dengan tingkat penurunan yang lebih cepat
dibandingkan dengan portofolio yang terdiri dari saham-saham beta tinggi.
Dengan melihat dari uraian di atas, jelas sekali bahwa keinginan investor atas
return yang tinggi masih terhalang dengan tingkat risiko yang besar pula,
walaupun peluang untuk berinvestasi bagi investor sangatlah besar terutama para
investor muslim yang ingin berinvestasi dalam mekanisme perdagangan saham
syariah yang pada saat ini sudah banyak jenis saham yang memenuhi kaidah
syariah agama islam. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko yang timbul para
investor perlu melakukan diversifikasi, yakni upaya menyebarkan kekayaan dalam
berbagai asset. Dengan melihat latar belakang masalah yang ada dan penelitian
yang ditulis oleh penelitian-penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk
mengangkat penelitian ini. Untuk mengetahui bagaimana implementasi
diversifikasi saham terhadap perubahan tingkat return dan risiko portofolio.
Sehingga peneliti tertarik mengambil judul ” Implementasi Diversifikasi Saham
Terhadap Tingkat Risiko dan Return Portofolio (Studi Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Jakarta Islamic Indeks Periode Desember 2011 – November 2012
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.Bagaimana
tingkat risiko dan return portofolio dengan mengimplementasikan
diversifikasi?
1.3. Tujuan
1.3.1.Untuk mengetahui tingkat risiko dan return portofolio dengan
mengimplementasikan diversifikasi.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para
investor untuk memilih suatu portofolio, agar dalam investasinya mendapatkan
return yang sesuai dengan yang diharapkan.
1.4.2.Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu
refernsi untuk penelitian selanjutnya, yang berkaitan dengan diversifikasi dan
portofolio.
1.5. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, agar masalah tidak meluas maka penulis
memberi batasan-batsan sebagi berikut:
1. Saham-saham yang diteliti
adalah saham-saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.
2. Periode penelitian di mulai dari Desember 2011 sampai dengan
November 2012.
3.
Harga saham harian diambil dari harga penutupan saham perusahaan dan Jakarta
Islamic Indeks (JII).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi diversifikasi saham terhadap tingkat return dan risiko portofolio: Studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks Periode Desember 2011 – November 2012. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment