Abstract
INDONESIA:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage keuangan, kualitas audit, independensi auditor terhadap manajemen laba pada perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi tahun 2010 sampai 2012 yang diperoleh di Bursa Efek Indonesia, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method dan didapat 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012. Manajemen laba dihitung menggunakan acrual discretionary. Sedangkan pengujian pengaruh ukuran perusahaan, leverage keuangan, kualitas audit, independensi auditor terhadap manajemen laba dilakukan dengan regresi berganda.
Hasil analisis statistik secara simultan menyatakan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kualitas audit dan independensi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena ukuran suatu perusahaan tidak selamanya dapat diukur dengan total aktiva, kemudian untuk kualitas audit karena ukuran dari besarnya KAP belum tentu terbukti mengatasi praktik manajemen laba, dan untuk independensi auditor dengan lamanya masa jabatan auditor tidak mampu mempengaruhi manajemen laba. Hanya leverage keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dikarenakan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage keuangan tinggi akan cenderung melakukan praktik manipulasi dalam bentuk manajemen laba dengan tujuan menghindari pelanggaran perjanjian hutang.
'
ENGLISH:
The purpose of this study is to determine the effect of company size, financial leverage, audit quality, and auditor independence on earnings management at the pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This study uses secondary data that is the pharmaceutical companies’ annual financial statements in 2010-2012 which are obtained from the Indonesia Stock Exchange. Purposive sampling method is used to obtain 9 pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2010-2012. Earnings management is calculated using accrual discretionary. Multiple regression is employed to test the effect of the company size, financial leverage, audit quality, and auditor independence on earnings management.
Statistical analysis simultaneously states that the independent variables have a significant effect on earnings management, while partially it indicates that company size, audit quality and auditor independence have no significant effect. It occurs since a company cannot always be measured by total assets. Moreover, audit quality, because the magnitude of the company size does not necessarily prove to overcome the practice of earnings management, and auditor independence with the length of the auditor’s tenure do not have a significant effect on earnings management. Financial leverage is the only variable that significantly affects earnings management because a company with a high level financial leverage tends to engage in the practice of manipulation through earnings management in order to avoid debt covenant violations.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal
luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagaian orang sudah
menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis apalagi dalam kegiatan pasar modal.
Laporan keuangan ini merupakan istilah yang tidak bisa dipisahkan dari
akuntansi, khususnya akuntansi keuangan, bahkan berbicara akuntansi orang
selalu berasosiasi ke laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk dari
akuntansi (Sofyan, 2002).
Salah
satu sumber informasi untuk pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan dan juga suatu ringkasan dari transaksitransaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
para pemilik perusahaan. Oleh karena itu proses penyusunan laporan keuangan
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan
keuangan.
Manajemen perusahaan dapat memberikan
kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan
tertentu. Disamping itu 2 laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar perusahaan (http://www.infodiknas.com).
Komponen laporan keuangan, menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
no. 1 mencakup laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
laba rugi merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang mengandung
informasi laba yang bermanfaat bagi pemakainya dalam mengetahui kemampuan dan
kinerja perusahaan (Ningsapiti, 2010).
Laporan
laba rugi (income statement), yang juga sering disebut statemen of income atau
statement of earnings, adalah pengukuran keberhasilan operasi perusahaan selama
periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan
para investor dan kreditor untuk membantu mereka: 1. Mengevaluasi kinerja masa
lalu perusahaan, 2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, 3.
Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.
Informasi laba dapat juga digunakan untuk memperkirakan earnings power
perusahaan dimasa akan datang (Guna dan Herawaty, 2010).
Kinerja
manajemen perusahaan tersebut tercermin pada laba yang terkandung dalam laporan
laba rugi. Karena laporan laba rugi merupakan suatu estimasi dan mencerminkan
sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu 3 menyadari keterbatasan
tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi. Beberapa
diantaranya adalah (Keiso. 2008): 1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara
akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi. 2. Angka-angka laba dipengaruhi
oleh metode akuntansi yang digunakan. 3. Pengukuran laba yang melibatkan
pertimbangan. Dalam Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) manajemen diberikan
fleksibelitas dalam memilih kebijakan akuntansi terhadap pelaporan laba.
Tujuan fleksibelitas tersebut adalah untuk
dapat menginformasikan kondisi ekonomi perusahaan sesuai dengan kenyataannya.
Namun, dengan adanya fleksibelitas yang diberikan tersebut memberikan peluang
bagi manajer dalam melakukan praktik pengelolaan laba untuk tujuan tertentu
yang dikenal dengan istilah manajemen laba (Desmiawati, dkk. 2009). Sehingga,
manajemen laba muncul ketika adanya kesempatan manajer untuk memilih kebijakan
tertentu dalam penyampaian laporan keuangan yang dapat menyesatkan para
pemakainya.
Demikian
juga dengan kasus-kasus kecurangan korporasi di Indonesia yang terbukti menjadi
salah satu penyebab runtuhnya perekonomian negara ini adalah praktik manajemen
laba perusahaan Kimia Farma Tbk, pada tahun 2001. Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) menilai adanya kesalahan pada pencatatan laporan keuangan PT Kimia
Farma Tbk, Kesalahan pencatatan tersebut terkait dengan adanya rekayasa
keuangan yang dilakukan 4 dan menimbulkan pernyataan yang menyesatkan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Hal
tersebut diduga karena adanya keinginan manajemen lama untuk dipilih kembali
sebagai pengelola perusahaan oleh pemerintah (Avianti, 2006). Kemudian skandal
keuangan Enron, WoIrdcom, dan Xerox yang menyebabkan publik Amerika Serikat
meragukan integritas dan kredibilitas para pelaku dunia usaha. Skandal ini
bahkan tidak hanya membuat perusahaan yang melakukannya mengalami kebangkrutan
namun juga mengakibatkan para pelakunya diseret ke pengadilan sebagai pelaku
kejahatan ekonomi. Namun upaya yang dilakukan KAP Arthur Andersson&Co di
Amerika Serikat untuk melegalisasi atau menyembunyikan penyelewengan yang
dilakukan kliennya ternyata tidak hanya meruntuhkan KAP Arthur Andersson&Co
di negara itu tetapi juga seluruh afiliasinya di seluruh dunia. Lebih menarik
lagi, KAP ini runtuh tanpa harus melewati proses pengadilan, namun hanya karena
dijauhi oleh klien dan publik yang menganggapnya sebagai pesakitan. Skandal
keuangan yang melibatkan KAP ini berdampak secara luas rerhadap bisnis
internasional (http://uwiiii.wordpress.com).
Variabel
yang dianggap berpengaruh terhadap manajemen laba diantaranya adalah ukuran
perusahaan. Perusahaan yang sedang dan besar, tidak terbukti lebih agresif
dalam melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif, baik
untuk menghindari earning losses maupun earnings decreases, bahwa semakin besar
perusahaan akan cenderung untuk tidak menujukkan praktik manajemen laba, karena
5 perusahaan besar secara politis lebih mendapat perhatian dari institusi
pemerintahan dibandingkan dengan perusahaan kecil oleh penelitian yang
sebelumnya (Sri dan Agustono. 2009).
Semakin
besar aset yang dimiliki perusahaan maka akan semakin banyak modal yang ditanam
dan semakin banyak penjualan maka semakin besar perputaran uang yang terjadi,
dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin dikenal perusahaan tersebut
oleh masyarakat (Sudarmajdi dan Sularto, 2007). Sehingga untuk perusahaan besar
seharusnya dapat memenuhi ekspektasi yang diharapkan oleh investor (Hanum,
2009). Besar atau kecilnya perusahaan juga berpengaruh terhadap penyajian
informasi, semakin besar ukuran suatu perusahaan seharusnya mempunyai
ketersediaan informasi yang memadai, sehingga hal ini dapat mengurangi
terjadinya asimetri informasi antara pemilik dengan manajemen dan juga dapat
meminimalisir terjadinya praktik manajemen laba (Angelina, 2012).
Faktor
berikutnya yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba adalah leverage
keuangan sebagai motif kontraktual. Rasio leverage keuangan disebut juga ratio
solvabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang (Sofyan.
2002). Khususnya leverage keuangan merupakan salah satu alternatif yang
digunakan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana. Sehingga dapat disimpulkan
apabila semakin besar rasio leverage maka semakin tinggi pula 6 nilai utang
perusahaan (Angelina, 2012).
Dengan
demikian, perusahaan yang mempunyai rasio leverage keuangan tinggi, berarti
nilai hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai aktivanya dan perusahaan
ini akan cenderung melakukan praktik manipulasi dalam bentuk manajemen laba
dengan tujuan menghindari pelanggaran perjanjian hutang (Tarjo, 2008).
Audit
merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut (Sukrisno, 2012). Audit juga merupakan satu proses yang digunakan
untuk mengurangi terjadinya ketidakselarasan informasi antara principal dan
agent dengan cara menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap
laporan keuangan (Meutia, 2004). Sehingga hasil audit yang berkualitas akan
dapat membantu pihak eskternal dalam mendeteksi terjadinya praktik manajemen
laba.
Didukung
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsapiti (2010) serta Guna dan
Herawaty (2010) menunjukan hasil bahwa kualitas audit mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap manajemen laba. Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan
oleh auditor memiliki kualitas yang berbeda-beda. Audit yang berkualitas tinggi
(high-quality auditing) bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif,
karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun apabila
pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap dan juga bahwa auditor 7 yang
berkualitas mampu mendeteksi tindakan manajemen laba yang dilakukan klien,
sehingga manajer akan cenderung melakukan pembatasan terhadap besarnya
discretionary accruals (Nurina, 2011) .
Kualitas audit ini sendiri sering dihubungkan
dengan ukuran dari Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu KAP besar dan KAP kecil.
Seorang peneliti mengungkapkan hubungan kualitas audit dan manajemen laba pada
perusahaan di Singapura menemukan bahwa KAP kelompok Big Four dan KAP spesialis
industri lebih memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktek manajemen
laba dibandingkan KAP kelompok Non-Big Four dan KAP non spesialis industri.
Karena hal tersebut, manajemen melakukan pembatasan terhadap besarnya
discretionary accruals (Rusmin, 2010). Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Meutia (2004). Meutia menyatakan bahwa tindakan manajemen laba
terhadap hasil audit yang dilakukan oleh KAP Big Four lebih rendah daripada KAP
Non-Big Four. Auditor yang berkualitas seharusnya mampu bersikap independen
dalam penyampaian hasil audit yang berupa opini. Karena opini yang diberikan
oleh auditor atas hasil audit yang dilakukan tersebut sangat berguna bagi para
pemakai laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, opini
yang diberikan auditor tidak akan bernilai apabila tidak memiliki independensi
(Meutia, 2004).
Menurut
beberapa hasil penelitian salah satu faktor yang menggangu independensi auditor
adalah lamanya masa jabatan. Karena semakin lama seorang auditor mengaudit
perusahaan yang sama maka ada kecendrungan akan terjadi praktik manajemen laba.
8 Sektor industri manufaktur merupakan sektor yang cukup berprospek untuk
kegiatan berinvestasi. Hal tersebut terlihat bahwa industri manufaktur nasional
yang memiliki peluang tumbuh di atas laju pertumbuhan ekonomi. Upaya
peningkatan produktivitas nasional tidak lepas dari upaya meningkatkan
produktivitas sektor ekonomi, termasuk didalamnya sektor industri farmasi.
Produktivitas industri farmasi yang merupakan sub dari jenis perusahaan
manufaktur pada saat ini memiliki kontribusi yang sangat besar dalam menentukan
tingkat produktivitas nasional di Indonesia. Perbaikan produktivitas dan
kinerja perusahaan sangat erat kaitannya dengan kemampuan manajemen dalam
menetukan kebijakan operasi demi majunya perusahaan yang dikelola. Perusahaan
farmasi merupakan perusahaan menyangkut hajat hidup orang banyak, yaitu bukan
hanya pekerja tapi juga konsumen kesehatan maka manajemen haruslah lebih
bijaksana dalam mengatur kebijakan perusahaan. Disamping itu perusahaan farmasi
juga merupakan tipe perusahan industrial yang diminati oleh investor asing
maupun domestik, karena peluang industri masih menjanjikan di Indonesia. Maka
ditakutkan para pengelola perusahaan tidak berperilaku jujur demi mendapatkan
laba sebanyak-banyaknya dan akhirnya nanti dapat berkibat buruk terhadap
gambaran Indonesia di mata investor, maka manajemen laba harus dikontrol serta
diawasi. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa
itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan 9 sumber
utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah
(http://id.wikipedia.org). Perusahaan yang listing di bursa efek akan
menampilkan laporan keuangannya, sehingga dari informasi laporan keuangan para
investor akan mengambil keputusan yaitu menanamkan modalnya atau tidak pada
perusahaan.
Dengan pertimbangan informasi laporan keuangan
yang paling menarik yang akan ditanami modal. Yang dimaksud laporan keuangan
yang paling menarik adalah laporan keuangan yang mempunyai kualitas laba yang
bagus, kualitas laba bagus dilihat dari besar laba yang diperoleh oleh
perusahaan. Besar laba tersebut kemungkinan diperoleh dari pengaturan manajemen
perusahaan atau asli. Sehingga dengan penelitian ini diharapkan para investor
tahu nantinya mana laporan keuangan yang benarbenar berbobot. Melalui beberapa
teori yang terurai dalam latar belakang tersebut serta penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Angelina(2012), Nurina (2011), Guna dan Herawati
(2010), Meutia (2004) dan Hanum (2009) yang menggunakan perusahaan manufaktur
sebagai objek penelitian, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengkonvirmasi lebih lanjut variabel yang mempengaruhi manajemen laba, dengan
menggabungkan variabel-variabel pengukuran dari penelitian terdahulu yaitu
ukuran perusahaan, leverage keuangan, kualitas audit dan independensi auditor
dengan menggunakan objek yang berbeda di perusahaan farmasi serta pengambilan
tahun 2010-2012 dengan harapan lebih mencerminkan keadaan saat ini terhadap
manajemen laba.
Maka penelitian ini mengambil judul : “PENGARUH
UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE KEUANGAN, KUALITAS AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR
TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang Listing di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)”
1.2
Rumusan
Masalah
Apakah ukuran perusahaan, leverage keuangan,
kualitas audit, dan independensi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba
pada perusahaan Farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2012
1.3 Tujuan
Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh leverage keuangan terhadap manajemen laba.
3. Untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit terhadap manajemen
laba.
4. Untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh independensi auditor terhadap
manajemen laba.
1.3
Manfaat
penelitian
Hasil dari
penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya:
1. Manfaat
Teoritis
a. Bagi Penulis Sebagai wahana untuk melatih
dan mengembangkan kemampuan dalam bidang akuntansi keuangan, dan menambah
wawasan dalam bidang pasar modal. Dan menambah pola pikir tentang pengaruh
ukuran perusahaan, leverage keuangan, kualitas audit dan independensi auditor
terhadap manajemen laba pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
b. Bagi akademis
Penelitian ini
diharapkan memberikan sumbangan tambahan wacana keilmuan pemikiran dan
informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan studi komparasi lebih lanjut
atau refrensi peneliti selanjutnya, sehingga hasilnya menjadi lebih sempurna.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi calon
investor Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam membuat keputusan investasi yang tepat.
b. Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
manajemen dalam upaya meningkatkan laba perusahaan dan kehatihatiannya dalam
melakukan manajemen laba.
1.4
Batasan
Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan laporan
keuangan meliputi laporan auditor independen, laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas perusahaan farmasi yang tergabung
dalam Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2012 yang dianalisis menggunakan
ukuran perusahaan dan leverage keuangan, serta dilihat dari kualitas dan
independensi auditor menggunakan variable dummy
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akuntansi : Pengaruh ukuran perusahaan, leverage keuangan, kualitas audit dan independensi auditor terhadap manajemen laba: Studi empiris pada perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 "
Ini silakan klik link dibawah ini
Download
|
No comments:
Post a Comment