bstract
INDONESIA:
Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan resiko yang sebanding. Semakin tinggi return yang dihasilkan maka semakin tinggi resiko yang akan ditanggung. Untuk meminimalisir resiko tersebut, maka investor dapat melakukan pembentukan portofolio.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham pembentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode index ganda.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam Indeks JII selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2013, dengan jumlah sampel sebanyak 17 perusahaan.Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda.
Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa ROE, ROI, Inflasi dan SBI berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat digunakan untuk pembentukan portofolio optimal dan menghasilkan 10 saham yang menjadi pembentuk portofolio optimal yaitu ASII, ASRI, HRUM, ICBP, ITMG, KLBF, PTBA, TLKM, UNTR, dan UNVR. Dengan tingkat pengembalian sebesar 0.087424 atau 8,74% dan tingkat resiko yang portofolio sebesar 0.146264 atau 14,6% serta beta sebesar 0.6 atau 6%.
ENGLISH:
Investment on stocks offer a quick profit growth rate with comparable risk. Higher the returns generatedthen the higher risk to be accepted. To minimize the risk, the investor can make portfolio formation. The aim of this study is to determine the optimal portfolio by using multi-index models.
The population of this research is the company that makes the JII Index over the study period. Which was in 2011-2013, with a total sample of 17 companies. Sampling was done by using purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear regression.
Simultaneous hypothesis testing result show that ROE, ROI, Inflation, and SBI significantly influence stock prices. From the result of hypothesis testing can be used for the estabilishment of an optimal portfolio and generate 10 shares into forming an optimal portfolio is ASII, ASRI, HRUM, ICBP, ITMG, KLBF, PTBA, TLKM, UNTR, dan UNVR. With a return rate of 0.087424 or 8.74% and the level of risk that portfolio of 0.146264 or 14.6% and a betha of 0.6 or 6%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah Pertumbuhan ekonomi
suatu negara akan menunjang keberhasilan pembangunan, hal ini membutuhkan
partisipasi dari semua pihak termasuk sektor swasta. Pemerintah mempunyai andil
yang besar dalam membantu terwujudnya kondisi ekonomi yang stabil.Di zaman
modern seperti saat ini, banyak pilihan bagi para investor untuk
menginvestasikan dananya dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Salah satu pilihan bagi para investor tersebut adalah dengan
menginvestasikan dananya di pasar modal.Hal ini disebabkan pasar modal
menjanjikan pengembalian yang lebih besar kepada investor dibandingkan
perbankan. Selain itu, aktivitas pasar modal menunjukkan perkembangan yang
menjanjikan karena pasar modal mampu tumbuh sejajar dengan sistem perbankan
dalam mobilisasi dana masyarakat (Nafik, 2009:35). Perusahaan sebagai salah
satu sendi kehidupan perekonomian juga penting sebagai proses pengalokasian
dana masyarakat melalui pasar modal. Hal ini disebabkan pasar modal sebagai
penunjang pembiayaan pembangunan nasional. Pasar modal di Indonesia merupakan
salah satu faktor terpenting dalam membangun perekonomian nasional, terbukti
dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan pasar modal sebagai media untuk
menyerap investasi dan 2 media untuk memperkuat posisi keuangannya. Di sisi
lain, sebagai alternatif investasi di bidang keuangan bagi masyarakat yang
ingin menginvestasikan dananya. Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk
menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak
perusahaan yang memerlukan dana (untuk ekspansi usaha ataupun untuk memperbaiki
struktur modal perusahaan) (Manan, 2009:23). Disamping itu, pasar modal dapat
mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar
modal maka pihak yang berkelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif
investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang
memberikan return relative besar adalah sektor-sektor yang paling produktif
yang ada di pasar (Tandelilin, 2001:13). Sebagai Institusi modern, pasar modal
tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan.Salah satunya adalah
tindakan spekulasi. Proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para
spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil
tindakan spekulasi. Dari aktivitas inilah pasar modal tetap aktif . Investasi
di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri
bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan
dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual
beli saham harus meninggalkan budaya ikut-ikutan, berjudi, dan sebagainya yang
tidak rasional. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual
beli saham, selain itu investor harus memiliki 3 ketajaman perkiraan masa depan
perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual (Halim, 2005:4). Dalam ajaran
Islam, aturan pasar modal dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan
spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu prosedur
pembelian dan penjualan saham menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,
maka pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks
Islam yaitu, Jakarta Islamic Index, yang merupakan hasil kerjasama dengan PT
Danareksa Investment Manajement. Indeks ini melengkapi indeks-indeks yang
terdapat di BEJ (Manan, 2009:79). Kehadiran indeks ini mampu menarik pemodal
dan masyarakat Islam yang ingin bermain di lantai bursa.Investor ini bukan
hanya mereka para pemodal yang telah menanamkan modalnya namun juga investor
yang masih ragu-ragu untuk melepaskan dananya membeli saham karena tidak
mengetahui secara mendalam tentang aturan syariah Islam. JII merupakan indeks
saham-saham dari emiten yang memenuhi kreteria bebas dari unsur haram oleh
Dewan Syariah Nasional (MUI). Emiten yang kegiatan usahanya bertentangan dengan
syariah Islam seperti: usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi, usaha
lembaga keuangan yang konvensional (mengandung unsure riba), usaha yang
memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan minuman yang
tergolong haram, usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan
barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat (Halim,
2003:10). 4 Kesuksesan BEJ dalam mengeluarkan indeks Islam ini merupakan
keberhasilan para investor muslim dan pihak-pihak yang peduli tentang
pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian. Masyarakat yang
semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti akan penilaian dan
pengendalian resiko investasi.
Setiap investor tentunya
menginginkan return yang maksimal dari tiap-tiap investasi yang ingin
ditanamkan. Setiap investasi tersebut terdapat resiko yang melekat yang membuat
investor tersebut memilih kombinasi yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuia dengan return yang diharapkan. Dibawah ini menunjukkan grafik
pergerakan return Indeks JII dan LQ- 45 juga indeks pasar IHSG dan ISSI.
Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pergerakan return ke empat indeks
tersebut yang meyakinkan investor untuk memilih saham syariah sebagai pilihan
yang menguntungkan dengan pertumbuhan yang signifikan. Gambar 1.1 Pergerakan
Return Tahunan JII dan LQ-45 5 Sumber : Materi Seminar Pasar Modal Syariah 2014
Dari gambar 1.1 pergerakan return tahunan indeks JII dan LQ-45 mengalami
pertumbuhan secara signifikan pada tahun 2009 kemudian stabil pada tahun
berikutnya dan pertumbuhannya semakin membaik. Bila dibandingkan dengan indeks
LQ-45, indeks Islam masih memimpin yang diwakili oleh indeks JII.Hal ini
merupakan pertanda bahwa indeks JII menarik minat investor sehingga menjadikan
indeks tersebut memimpin indeks lainnya. Gambar 1.2 6 Pergerakan Return Tahunan
ISSI dan IHSG Sumber : Materi Seminar Pasar Modal Syariah 2014 Dari gambar 1.2
tersebut dapat disimpulkan bahwa Indeks pasar modal syariah yang diwakili oleh
ISSI memimpin pasar. Dengan pertumbuhan 14,8% dari tahun 2011 pada tahun 2012
ISSI menunjukkan pertumbuhan yang pesat dibandingkan IHSG yang hanya tumbuh
sebesar 12,3 di tahun 2012 dari tahun 2011. Investasi pada saham menawarkan
tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan resiko yang sebanding. Untuk
memperoleh tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung
resiko yang tinggi. Oleh karena itu, investor harus berhati-hati dalam
menentukan saham yang akan dipilihnya untuk berinvestasi. Sebelum memutuskan
untuk berinvestasi, seorang investor menentukan jenis-jenis saham mana yang
akan dijadikan alat untuk berinvestasi dilakukan analisis return dan resiko
yang melekat pada saham 7 tersebut. Salah satu cara yang mudah untuk melakukan
investasi tanpa harus menganalisis masing-masing sekuritas untuk meminimumkan
resiko adalah dengan diversifikasi yang pasif. Strategi ini dilakukan dengan
cara menyebar seluruh dana investasi yang dimiliki ke beberapa saham pilihan
secara merata dalam jumlah yang sama untuk masing-masing sahamnya. Dengan cara
ini terbentuk portofolio yang dapat meminimalkan resiko investasi. Portofolio
dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu
memberikan tingkat keuntungan yanglebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat
keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan
portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari
sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien
(Tandelilin, 2010).Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tapi
bukanlah yang terbaik karena hanya ada satu saja faktor yang baik di dalam
kombinasinya, yaitu faktor return-nya saja atau faktor resikonya saja.
Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang terbaik, dengan
kombinasi return terbaik dan resiko terbaik. Investor yang rasional tentu
mengharapkan portofolio investasinya adalah portofolio yang optimal (Jogiyanto,
2009:299).Investasi dalam bentuk portofolio saham tersebut merupakan salah satu
pilihan dalam “bermain” di pasar modal.Sesuai dengan ungkapan “jangan
meletakkan semua telur dalam satu keranjang”, maka pembentukan portofolio saham
dimaksudkan untuk meminimalir risiko yang tidak sistematis dari masing-masing
saham pembentuk portofolio. 8 Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali
dicetuskan oleh Markowitz (1952).Pemilihan portofolio membahas tentang
permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar membawa keuntungan
yang tinggi namun dengan resiko yang terkecil.Meskipun metode ini cukup menarik,
namun kelemahannya yaitu rumitnya perhitungan apabila data saham yang
dimasukkan dalam jumlah yang banyak. Kelemahan lainnya yaitu sifat return yang
fluktuatif ditambah dengan proses analisa return dari masing-masing saham akan
mempersulit perhitungan.
Metode lain ditawarkan oleh
Sharpe dalam bentuk medel indeks tunggal yang lebih dikenal dengan CAPM
(Capital Asset Pricing Model). Model ini menganggap bahwa seluruh saham
berkorelasi pada indeks keseluruhan sehingga tidak perlu dilakukan analisa
saham secara satu persatu untuk dapat memperkirakan return suatu saham, tetapi
cukup diwakilkan oleh indeksnya sebagai return pasar. Ini merupakan keunggulan
dari model indeks yang hanya mengukur tingkat return dari indeks yang sedikit
berfluktuasi tanpa harus menganalisa sahamnya satu persatu. Persamaan ini dapat
meregrasikan return saham terhadap return pasarnya selama periode tertentu.
Dengancara ini akan mempermudah perhitungan karena hanya menggunakan return
pasar sebagai tolak ukur atas tiap-tiap saham yang diperkirakan. Model ini
telah cukup baik dalam menjelaskan resiko dari tiap-tiap saham yang terdiri
dari resiko sistematis dan resiko perusahaan. Kedua resiko ini yang menjelaskan
varians dari return sebuah sekuritas. 9 Model indeks tunggal yang ditawarkan
oleh Sharp telah banyak dipakai oleh praktisi maupun akademisi sebagai bahan
pertimbangan dalam mengukur kinerja suatu sekuritas.Selain itu, telah banyak
ditemukan kekurangan dalam perhitungan melalui model ini. Kesalahan dalam
perhitungan bisa terjadi akibat penggunaan indeks yang ternyata tidak mewakili
pasar atau memang terdapat variabel lain yang mempengaruhi return saham diluar
dari return pasarnya. Menurut Jogiyanto (2009:350), model indeks tunggal
didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari satu sekuritas akan berfluktuasi
searah dengan indeks harga pasar. Untuk membentuk portofolio yang optimal
berdasarkan model ini, analisis atas saham dilakukan dengan cara membandingkan
excess return to beta (ERB) dengan cut-off rate atau cut-off point (titik pembatasan)
dari masing-masing saham. Excess return didefinisikan sebagai selisih antara
return yang diharapkan dengan return aktiva bebas resiko, sedangkan excess
return to beta (ERB) berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu
unit resiko yang tidak dapat didiversifikasikan. Metode lain selain indeks
tunggal adalah indeks ganda. Model ini menganggap ada faktor lain selain IHSG
yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. Dalam upaya
mengestimasi expected return, variance, dan covariance setiap efek secara
akurat karena pengambilan aktual efek tidak hanya sensitive terhadap perubahan
IHSG tetapi lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya, indeks ganda
lebih berpotensi sebab terdapat faktor 10 lain yang mempengaruhi return effect
seperti tingkat bunga bebas resiko (Halim, 2003:82). Penelitian Wahyuni (2007)
membahas mengenai perbandingan model indeks tunggal dan model indeks ganda
menunjukkan perbedaan return portofolio. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa pembentukan portofolio optimal berdasarkan indeks ganda dapat memberikan
return yang optimal dibandingkan dengan pembentukan portofolio menggunakan
indeks tunggal. Setiawan pada tahun 2006, dengan menggunakan indeks ganda,
menyimpulkan bahwa saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah ASII,
SMGR, TINS, UNVR, RMBA, dan TKIM. Expected Return portofolio yang dimiliki oleh
masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal saham LQ-45 adalah
550,6804 dan resiko portofolio sebesar 0,0581 atau 5,81%.
Penelitian lain dilakukan
oleh Linda Widyasari dengan menggunakan Model Indeks Ganda, menyebutkan bahwa
saham yang terbentuk dalam portofolio saham optimal adalah saham yang variable
bebasnya berpengaruh terhadap variable terikatnya dan mempunyai Expected return
bernilai positif. Berdasarkan kriteria tersebut saham-saham yang terbentuk
adalah DUTI, KARK, dan SMRA dengan return sebesar 560,1129721 dan resiko
portofolio sebesar 0,05508927. Andayani (2006) menyimpulkan bahwa hasil
perhitungan dengan menggunakan metode indeks ganda menghasilkan 6 saham yang
menjadi prioritas portofolio yaitu: TSPC, TINS, RALS, ASII, AALI, dan PNBN.
Dari 11 keenam saham tersebut hanya satu saham yang masuk sebagai portofolio
optimal yaitu saham TSPC dengan return sebesar 155939,353 atau 156000 dengan tingkat
resiko sebesar 150528 dan beta sebesar 163,221. Dengan melihat latar belakang,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PORTOFOLIO
OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE “INDEKS GANDA” (STUDI KASUS PADA SAHAM-SAHAM
JII PERIODE 2011-2013)”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh
variabel ROE, ROI, Inflasi dan SBI terhadap harga saham perusahaan sehingga
dapat membentuk portofolio optimal?
2. Apa saja sahamyang dapat membentuk portofolio optimal
berdasarkan model indeks ganda pada saham JII?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh
variabel ROE, ROI, Inflasi dan SBI terhadap harga saham sehingga dapat membentuk
portofolio optimal.
2. Mengetahui saham
pembentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks ganda pada saham JII.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan
dalam pembentukan portofolio optimal untuk mengambil keputusan investasi pada
saham-saham Jakarta Islamic Index di pasar modal.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai kajian, referensi, bahan pertimbangan dan pengembangan
bagi peneliti selanjutnya terutama yang berkaitan dengan portofolio optimal.
1.4 Batasan Penelitian
Pembatasan
masalah perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok permasalahan yang diteliti tidak
terlalu melebar dari yang sudah ditentukan.Penelitian dalam hal ini terbatas
pada saham-samah likuid yang telah tersaring dalam indeks JII dan tidak
menjelaskan korelasi keseluruhan dalam semua saham yang tercatat dalam
bursa.Sedangkan periode penelitian sebatas tahun 2011 hingga 2013.Saham JII
yang digunakan merupakan penyaringan dari 13 saham-saham yang selalu masuk
dalam periode 2011 hingga 2013. Untuk return aktiva bebas resiko (RBR)
menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis portofolio optimal dengan menggunakan metode "indeks ganda": Studi kasus pada saham-saham JII periode 2011-2013. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment