Abstract
INDONESIA:
Dewasa ini persaingan di industri Perbankan Syariah yang semakin ketat dimana pesaing saat ini bukan hanya datang datang dari dalam kota melainkan datang dari luar negeri, hal ini merupakan sebuah tuntutan bagi belaku industri Perbankan Syariah khususnya BRI Syariah Cabang Malang yang berada di Kota Malang, agar mampu bersaing dalam kondisi persaingan yang semakin kompleks jika tidak ingin tergeser oleh pesaingnya, untuk itu perlu diberlakukan terobosan – terobosan kebijakan agar mampu bersaing di pasar dengan mengacu pada Strategi New Wave Marketing.
Penelitiani ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data – data yang berhubungan dengan penelitian didapatkan melalui observasi secara langsung, wawancara dengan informan terkait dan dokumentasi. Untuk pengembangan data guna mendapatkan keabsahan data peneliti menggunakan metode triangulasi Sumber data yaitu Manajer Marketing, Karyawan, dan Nasabah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BRI Syariah Cabang Malang belum maksimal dalam menerapkan New Wave Marketing, hal ini lebih dikarenakan beberapa komponen yang ada pada New Wave Marketing belum bisa dilaksanakan secara maksimal oleh BRI Syariah Cabang Malang seperti Segmentation is Communitization, Differentiation is Codification, Brand is Character dan Proces is Collaboration. Kendala yang menjadikan belum terlaksananya beberapa komponen tersebut adalah masih adanya keterikatan antara kantor cabang dengan kebijakan yang di keluarkan oleh pimpinan pusat yang tidak bisa dirubah sedikitpun sehingga BRI Syariah Cabang Malang tidak memiliki Otoritas kebijakan, Semua kebijakan berada pada pimpinan pusat karena dikhawatirkan akan mengganggu kinerja antar tingkatan Kantor Cabang Pembantu (KCP) hingga kantor pusat. Untuk kondisi persaingan Perbankan Syariah dalam menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, BRI Syariah cabang Malang sudah berusaha menyiapkan diri dengan berbagai program handalan dan kebijakan - kebijakan strategis dalam memberikan kenyamanan, keamanan, keleluasaan dan kebaikan bagi nasabahnya. Pelayanan yang prima dan berkualitas terus dilakukan dan ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi bagi sumber daya manusia di dalamnya. Begitu juga dengan pengelolaan dan manajemen perbankan perlu dilakukan secara komprehensif. Sehingga internalisasi pengelolaan dapat dijadikan sebagai sumber dalam pengembangan ekternalisasi perbankan melalui penyatuan program yang mempunyai akuntabilitas dan professional.
ENGLISH:
Nowadays, Industry of Islamic Banking’ competition is tightest where competitors is not only coming from the city but coming from abroad, this case is a demand for executant of Islamic banking industry especially BRI Syariah Malang limb where is in the Malang city, in order be able to compete in complex competition and not to be displaced by the competitors, therefor it needs to do breakthrough subtleties so that can compete in the market in referring to New Wave Marketing Strategy.
The research uses qualitative descriptive method. The data is related to the research to be able to find through the direct observation, informant interview which is related to and documentation. For developing data in order to gets research data validity using triangulation of datanamely Marketing Manager, Employee, and Costumers.
The Research resulting adduces that Indonesian society bank branched Malang haven’t maximized yet in implementation of New Wave Marketing, this case is caused of some components which is in New Wave Marketing that haven’t been done BRI Syariah branchedMalang such asSegmentation Is Communitization, Differentiation Is Codification, Brand Is Character dan Proces Is Collaboration.The obstacles come what haven’t done some components is extant relating between branch office to subtleties which getting out by the central leader that can’t be inconsiderable changed, that’s way it will be worried on disturbing the performance each maid branch office levels to central office. For competition condition of Islamic Banking answering ASEAN Economy Society challenges (MEA) 2015, BRI Syariah branchMalang has effort prepared with some reliable programs and strategic subtleties in giving comfort, safety, discretion and kindness for costumers. Thus superfine service and quality is increased by the competition enhancement for resource within.So the banking management needs to do comprehensive. So that developing banking appreciation through program unification accountability and professionally.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan fungsi bank tersebut,maka dana yang
dihimpun seharusnya disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit/pembiayaan
untuk modal kerja, investasi maupun untuk konsumsi. Berdasarkan kegiatan
usahanya, Bank Umum terdiri dari bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan bank berdasarkan prinsip Syariah. Pada saat ini,
perkembangan perbankan syariah sebagai bagian dari aplikasi sistem ekonomi
syariah di Indonesia telah memasuki babak baru.Pertumbuhan industri perbankan
syariah telah bertransformasi dari hanya sekedar memperkenalkan suatu
alternatif praktik perbankan syariah menjadi bagaimana bank syariah menempatkan
posisinya sebagai pemain utama dalam percaturan ekonomi di tanah air.Bank
syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama dan pertama bagi
nasabah dalam pilihan transaksi mereka. Pangsa pasar bank syariah (baik dari
sisi total asset, pendanaan dan pembiayaan) merupakan refleksi penerimaan
masyarakat terhadap sistim perbankan Islam, yaitu dengan terlihatnya data yang
menunjukkan masih rendahnya total asset bank syariah terhadap total asset perbankan
Nasional. Dengan kata lain, masyarakat belum dapat sepenuhnya meninggalkan
produk perbankan konvensional. Persaingan ketat baik antara sesama bank syariah
maupun dengan bank konvensional, meningkatkan standar ekspektasi nasabah
terhadap layanan jasa perbankan.Masyarakat yang sudah terbiasa dengan sistim
konvensional dan memiliki image bahwa layanan bank konvensional lebih baik
daripada bank syariah menjadi tantangan tersendiri untuk bank syariah dalam
menemukan strategi yang lebih tetap untuk mempertahankan nasabah dan
meningkatkan pangsa pasar (Ahmad& Sudin, 2002: 12). Sebagian pihak
menkhawatirkan hadirnya kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sebagai
sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan diambil oleh pesaing dari
negara lain. Kekhawatiran tersebut tidak beralasan jika memang kita mampu
menunjukkan daya saing (competitiveness) yang tinggi. Pengembangan perbankan
syariah di Indonesia yang lebih bersifat marketdriven dan dorongan bottom up
dalammemenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil
juga menjadi keunggulan tersendiri. Berbeda dengan perkembangan perbankan
syariah di Iran, Malaysia, dan Arab Saudi, dimana perkembangan perbankan
syariahnya lebih bertumpu pada sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan
pemerintah sangat dominan. Selain dalam bentuk dukungan regulasi, penempatan
dana pemerintah dan perusahaan milik negara pada lembaga perbankan syariah
membuat total asetnya meningkat signifikan, terlebih ketika negara-negara
tersebut menikmati windfall profit dari kenaikan harga minyak dan komoditas.
Keunggulan struktur pengembangan perbankan syariah di Indonesia lainnya adalah
regulatory regime yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara lain. Di
Indonesia kewenanganmengeluarkan fatwa perbankan syariah bersifat terpusat oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan
institusi yang independen. Sementara di negara lain, fatwa dapat dikeluarkan
oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya perbedaan sangat besar. Di
Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa ini berada di bawah Bank Negara
Malaysia (BNM), tidak berdiri sendiri secara independen. Di tengah perkembangan
industri perbankan syariah yang pesat tersebut, perlu disadari masih adanya
beberapa tantangan yang harus diselesaikan agar perbankan syariah dapat
meningkatkan kualitas pertumbuhannya dan mempertahankan akselerasinya secara
berkesinambungan. Tantangan yang harus diselesaikan dalam jangka pendek
(immediate) antara lain: Pertama, Pemenuhan gap sumber daya insani (SDI), baik
secara kuantitas maupun kualitas. Ekspansi perbankan syariah yang tinggi
ternyata tidak diikuti oleh penyediaan SDI secara memadai sehingga secara
akumulasi diperkirakan menimbulkan gap mencapai 20.000 orang.
Hal ini dikarenakan masih sedikitnya lembaga
pendidikan (khususnya perguruan tinggi) yang membuka program studi perbankan
syariah.Selain itu, kurikulum pendidikan maupun materi pelatihan di bidang
perbankan syariah juga belum terstandarisasi dengan baik untuk mempertahankan
kualitas lulusannya.Untuk itu perlu dukungan kalangan akademis termasuk
Kementrian Pendidikan untuk mendorong pembukaan program studi perbankan
syariah.Industri perbankan syariah secara bersama-sama juga dapat melakukan
penelitian untuk mengidentifikasi jenis keahlian yang dibutuhkan sehingga dapat
dilakukan „link and match‟ dengan dunia pendidikan. Kedua, inovasi pengembangan
produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan berbasis kekhususan
kebutuhan masyarakat. Kompetisi di industri perbankan sudah sangat ketat
sehingga bank syariah tidak dapat lagi sekedar mengandalkan produk-produk
standar untuk menarik nasabah.Pengembangan produk dan layanan perbankan syariah
tidak boleh hanya sekedar „mengimitasi‟ produk perbankan konvensional.Bank
syariah harus berinovasi untuk menciptakan produk dan layanan yang
mengedepankan uniqueness dari prinsip syariah dan kebutuhan nyata dari
masyarakat. Namun disadari bahwa lifecycle dari suatu inovasi produk dan
layanan perbankan syariah sangat pendek karena dengan mudah dan segera dapat
ditiru oleh bank-bank lainnya sehingga mengurangi minat bank untuk berinovasi.
Untuk itu, perlu dibentuk semacam working group yang beranggotakan praktisi
perbankan syariah untuk memikirkan secara bersama-sama inovasi produk yang
dapat dikembangkan. Mekanisme lain yang dapat diambil untuk mendorong inovasi
produk dan layanan adalah memberikan patent selama beberapa tahun agar tidak
ditiru oleh bank yang lain.
Ketiga,
Kelangsungan program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.Kegiatan untuk
menggugah ketertarikan dan minat masyarakat untuk memanfaatkan produk dan
layanan perbankan syariah harus terus dilakukan. Namun disadari bahwa kegiatan
ini merupakan cost center bagi bank syariah. Selama ini kegiatan sosialisasi
dan edukasi perbankan syariahdidukung oleh Bank Indonesia melalui program „iB
Campaign‟ baik melalui media masa (iklan layanan masyarakat), syariah expo,
penyelenggaraan workshop/seminar, dsb. Peran Bank Indonesia dalam hal ini akan
berkurang seiring dengan pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan sektor
perbankan (termasuk perbankan syariah) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk itu, industri perbankan syariah perlu meningkatkan kemandirian, baik
dalam hal formulasi program maupun pembiayaannya sehingga program „iB Campaign‟
dapat terus berlangsung secara berkelanjutan. Pada awal abad-21 ini, dunia
teknologi semakin memberikan interaksi, partisipasi, dan peluang untuk
berkolaborasi, sehingga membawa kita untuk melakukan praktek pemasaran yang
bertumpu pada jejaring yang saling terhubung (Hermawan Kartajaya, 2013).
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 6 april 2015 bahwa pemasaran pada
produk tabungan Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Malanglebih diunggulkan
dari pada produk tabungan simpanan lainnya namun keadaan dilapangan menunjukan
bahwa tabungan Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Malangsetiap tahun terus
mengalami penurunan padahal jumlah nasabahnya masih lebih banyak dari pada
jumlah nasabah Deposito. Tabel 1.1 Kenaikan dan Penurunan Jumlah Nasabah Tabungan
dan Deposito di Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Malang KETERANGAN TAHUN
2012 2013 2014 TABUNGAN 735 626 416 Presentase 14.82% 33.54% DEPOSITO 50 35 80
Presentase 30% 128.5% Sumber: Hasil wawancara di Bank Rakyat Indonesia Syariah
Cabang Malang. Terlihat pada tabel 1.1 bahwa ada penurunan dari tahun 2012
sampai 2014 pada jumlah nasabah di produk tabungan Bank Rakyat Indonesia
Syariah Cabang Malang dari pada produk deposito. Kondisi diatas meimplikasikan
adanya suatu kontradiksi antara teori dengan kondisi rill yang disebabkan oleh
beberapa faktor baik internal maupun eksternal. yang mana secara teori new wave
marketing akan mampu meningkatkan penjualan dan mampu memenangkan persaingan
dipasar, sedangkan kondisi rill pelaku Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang
Malang mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai 2014 pada jumlah nasabah di
produk tabungan Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Malang dari pada produk
Deposito. Karakter perbankan syariah yang spesifik dan citra layanan yang
menentukan tingkat kepercayaan masyarakat memungkinkannya untuk lebih cepat
diterima di beberapa komunitas, terutama di Indonesia. Dalam many to many
marketing, peran komunitas menjadi sangat penting. Potensi besar ini menjadi
tantangan perbankan syariah untuk menerapkan New Wave Marketing. Melihat
tantangan perbankan syariah tersebut maka penulis ingin membahas tentang:
“Penerapan New Wave Marketing Pada Perbankan Syariah Dalam Menghadapi
Persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) (Studi Kasus Di Bri Syariah Cabang
Malang)” ‘
1.2. Perumusan
Masalah
untuk mempermudah pembahasan, penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana
penerapan konsep new wave marketing di BRI Syariah Cabang Malang?
2. Bagaimana
kondisi persaingan Perbankan Syariah dalam menjawab tantangan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA)?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari
penelitian yang penulis lakukan ini adalah: 1. Mengetahui penerapan konsep New
Wave Marketing di BRI Syariah cabang Malang.
2. Mengetahui
kondisi persaingan Perbankan Syariah dalam menjawab tantangan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA)
1.3.2. Manfaat Penelitian Pelaksanaan
penelitian ini diharapkan dapat membawa daya guna bagi kedua belah pihak yang
inheren berkaitan, yakni sebagai berikut: a) Bagi Mahasiswa.
1. Memperoleh
tambahan pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan
intelektual dan emosionalnya.
2. Memperoleh
kesempatan untuk menerapkan pengetahuan teoritisyang diperoleh di perkuliahan
dalam berbagai realita di dunia kerja. b) Bagi Institusi.
1. Sebagai bahan masukan untuk perusahaan
perbankan syariah.
2. Memberikan
masukan yang relevan dengan perubahan iklim kerja modern bagi perusahaan
perbaknakn syariah.
3. Dapat
memberikan gambaran terhadap langkah-langkah yang strategis yang harus diambil
dalam menghadapi persaingan dan perubahan jaman.
4. Dapat
dipergunakan sebagai referensi dalam mengambil keputusan strategi pemasaran
pada bank syariah.
c) Bagi pihak
lain 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
danbahan referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
1.4. Batasan
Penelitian
Karena lokasi
penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah BRI Syariah Cabang Malang
yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa, sehingga ada
beberapa komponen strategi New Wave Maketing yang tidak di gunakan dalam
penelitian ini yaitu Product is Co-Creation dan Price is Currency karena segala
produk dan harga yang ada di bank BRI Syariah sudah di tentukan oleh pimpinan
pusat. Sedangkan komponen sebenarnya yang berada pada strategi New Wave
Marketing adalah : 1. Segmentation Is Communitization 2. Targeting Is
Confirmation 3. Positioning Is Clarification 4. Differentiation Is Codification
5. Product Is Co-Creation. 6. Price Is Currency 7. Place Is Comunal Activation
8. Promotion Is Conversation 9. Salling Is Comercialisation 10. Brand Is
Charracter 11. Service Is Care 12. Procces Is Collaburation
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Penerapan new wave maketing pada perbankan syariah dalam menghadapi persaingan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA: Studi BRI Syariah Cabang Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment