Abstract
INDONESIA:
Pada hakikatnya manusia memerlukan komunikasi dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi adalah faktor terpenting dalam interaksi antar manusia secara individu maupun antar individu dengan kelompok organisasi atau lembaga. Tanpa komunikasi, fungsi organisasi tidak akan mungkin berjalan. Jadi komunikasi adalah jantung sebuah organisasi maupun lembaga. Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi atau lembaga, maka komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunikasi organisasi yang merupakan arus informasi. Didalam suatu lembaga pendidikan kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan dalam mencapai tujuan utama yang diharapkan adalah meningkatkan prestasi belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komunikasi organisasi berpengaruh simultan dan secara parsial terhadap prestasi belajar santri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic (berhubungan dengan angka-angka), dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan secara sistematis dengan fokus penelitian komunikasi organisasi yang terdiri dari komukasi vertikal, horizontal, informal terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini metode pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS for Windows versi 20.0, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis variabel Komunikasi Vertikal, Komunikasi Horisontal, dan Komunikasi Informal secara bersama-sama mempunyai pengaruh simultan yang signifikan terhadap Prestasi belajar. Secara parsial, Komunikasi Horisontal memiliki nilai t hitung sebesar 2,448 dengan koefisien beta 0,467 paling besar dan signifikan serta berpengaruh terhadap Prestasi belajar, dibandingkan dengan Komunikasi Vertikal yang hanya memiliki nilai t hitung 0,902 dengan koefisien beta 0,163 dan Komunikasi Informal 0,570 dengan koefisien beta 0,086, sehingga komunikasi vertikal dan komunikasi informal tidak signifikan serta belum cukup bukti untuk menyatakan secara parsial.
ENGLISH:
Humans basically require communication in dealing with others. It becomes the most important factor in the interaction between two individuals and among individuals in an organization or institution. Without it, it is impossible for organization to run its function. In other words, communication is the key element of an organization or institution. Related to the life of an organization or institution, the organizational communication occurring inside is as information flow. In an educational institution, communication is the most relevant thing to study to realize its main purpose to improve students’ achievement. The study aims at determining whether organizational communication has a partially and simultaneous effect on students’ learning achievement.
The study employs a quantitative approach to examine a certain population or sample. Its data collection uses research instruments analyzed using a quantitative or statistic data analysis (related to numbers) to test its hypothesis. The focus of the research is the influence of informal vertical and horizontal communications on learning achievement. In analyzing data, the researcher employs SPSS for Windows 20.0 to carry out a multiple linear regression analysis.
The results show that Vertical Communications, Horizontal Communication, and Informal Communication variables simultaneously have significant influence on learning achievement. Partially, the t value of Horizontal Communication is 2.448 and its beta coefficient is 0.467. It becomes the largest and the most significant effect on the achievement. Vertical Communication has a smaller effect and only has a t value of 0.902 and a beta coefficient of 0.163. The t value of Informal Communications is 0.570 and its beta coefficient is 0.086. Therefore, vertical and informal communication have no significant influence on students’ achievement and there is no enough evidence to affirm the influence partially.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
komunikasi dalam organisasi
yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu
berubah-ubah. (Goldhaber,1986 : 97). Menurut Kathleen K, Reardon dalam buku
Interpersonal Communication, Where Minds Meet (1987), komunikasi berasal dari
bahasa latin communis atau common dalam bahasa Inggris yang berarti sama.
Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna,
„commonness‟. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba
berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala
utama dalam berkomunikasi adalah kita sering kali mempunyai makna yang berbeda
terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya
dipertimbangkan sebagai aktifitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang
diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan
komunikasi yang terlibat. (Sendjaya, 2007: 44 ). 2 Dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, komunikasi sangat membantu dalam mengutarakan maksud dan tujuan,
serta memperjelas hal-hal yang ingin kita kemukakan. Namun, tidak hanya di
dalam keluarga, teman, atau masyarakat, komunikasi juga diperlukan didalam
sebuah organisasi. Pace dan Faules (2001 : 25) berpendapat, bahwa tujuan utama
seseorang mempelajari komunikasi organisasi adalah untuk memahami organisasi
dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi,
dan menemukan bagaimana kehidupan terwujud lewat komunikasi. Tekanannya adalah
pada bagaimana suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara lewat proses
komunikasi
. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada keterikatan
antara komunikasi dan organisasi, yaitu dengan mempelajari komunikasi
organisasi dapat memperbaiki tatanan kehidupan sosial suatu organisasi. Adapun
definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Everett. M. Rogers (dalam Hafied
Cangara, 2002 : 19) bahwa komunikasi adalah proses suatu ide di alihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. Sedangkan menurut Hovland, Janis dan Kelley (dalam Arni Muhammad,
2004 : 2), mengatakan bahwa, communication is the process by which an
individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other
individual. Dengan kata lain komunikasi 3 adalah proses individu mengirim
stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang
lain. Secara umum komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik
verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit
komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirim seseorang kepada satu atau
lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.
Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi atau lembaga, maka komunikasi
yang berlangsung didalamnya disebut komunikasi organisasi. Lewis (1987 : 8)
menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau
sikap dalam suatu struktur dalam organisasi seperti bisnis, industri,
pemerintahan dan pendidikan. Adapun pesantren sejak semula telah dikenal
sebagai lembaga pendidikan Islam, yaitu lembaga yang digunakan untuk penyebaran
agama dan tempat mempelajari agama Islam (Ismail SM, 200 : 111 ). Selain itu,
pesantren juga merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang dianggap
sebagai produk budaya Indonesia. Meskipun pendidikan pesantren merupakan
lembaga yang bentuknya sangat sederhana dalam pendidikan tetapi pesantren
merupakan satu-satunya lembaga yang terstruktur, karena di lembaga inilah kaum
muslimin Indonesia mendalami doktrin dasar Islam yang menyangkut keagamaan (
HM. Amin Haedari, 2004 : 1 ). 4 Dengan adanya modernisasi, dunia pesantren
memberikan respon yang berbeda-beda. Sebagian pesantren ada yang menolak campur
tangan dari pemerintah, karena mereka menganggap akan mengancam eksistensi
pendidikan khas pesantren
. Tetapi ada juga pesantren yang memberikan respon adaptif dengan
mengadopsi sistem persekolahan yang ada pada pendidikan formal. Sehingga banyak
bermunculan pondok pesantren dengan variasi yang beragam dan menamakan diri
sebagai pondok pesantren modern (S.Masyhud, 2004). Pondok pesantren memiliki
cara yang khas serta berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya dalam menunjukkan
rasa hormat seorang murid (santri) kepada gurunya (kiai), rasa hormat ini
mereka tunjukkan dengan cara berkomunikasi yang mereka lakukan. Cara
berkomunikasi yang mereka lakukan bukan hanya sekedar komunikasi verbal saja
tapi juga yang sifatnya non verbal seperti jarak yang digunakan ketika santri
berkomunikasi dengan kiai, cara berbicara dengan kepala tertunduk, berjalan
membungkuk dan sebagainya merupakan contoh komunikasi non verbal antara santri
dan kiai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi adalah hal saling
melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi. Interaksi sangat erat hubungannya
dengan komunikasi antar pribadi sebagaimana dijelaskan oleh Joseph de Vito
(1989 : 4) bahwa komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan antara dua orang atau sekelompok kecil orang dengan
beberapa efek 5 dan umpan balik segera. Menurut Joseph de Vito, pakar
komunikasi menyebut ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektifitas
sebuah komunikasi. Kualitas ini antara lain: (1) deskripsi, (2) openess, (3)
adanya keterbukaan, (4) supportiveness, (5) saling mendukung, (6) positiviness,
(7) bersikap positif, (8) empati, (9) memahami perasaan orang lain, (10)
equality, dan (11) kesetaraan. Sehingga Efektifitas komunikasi yang dibangun
dengan baik akan menghasilkan interaksi dan hasil belajar yang baik.
Dan untuk membangunnya diperlukan suatu kepercayaan dari tiap-tiap
pelajar agar tercipta atmosfer lingkungan belajar yang nyaman. Sehingga
komunikasi yang terjalin dapat berjalan efisien dan mencapai tujuan. Melihat
fenomena-fenomena tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji
tentang “ Pengaruh komunikasi Organisasi Terhadap Prestasi Belajar Santri Di
Pondok Pesantren Modern Darussalam Lawang-Malang ”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah komunikasi
organisasi yang meliputi komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan
komunikasi informal berpengaruh simultan terhadap prestasi belajar pada santri
2. Apakah ada pengaruh komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan
komunikasi informal secara parsial terhadap prestasi belajar pada santri.
3. Variabel mana yang
berpengaruh paling dominan terhadap prestasi belajar.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan
signifikansi pengaruh komunikasi organisasi secara simultan terhadap prestasi
belajar.
2. Untuk menjelaskan
signifikansi pengaruh komunikasi organisasi secara parsial terhadap prestasi
belajar.
3. Untuk mengetahui variabel
mana yang berpengaruh dari komunikasi organisasi terhadap prestasi belajar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak di antaranya : 1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah kepustakaan dan bahan
referensi bagi penelitian yang akan datang mengenai pengaruh komunikasi
organisasi terhadap prestasi belajar
2. Bagi Organisasi Menjadi bahan masukan dan informasi bagi Pondok
Pesantren Modern Darussalam Lawang-Malang dengan mengidentifikasi pengaruh
dalam komunikasi organisasi terhadap prestasi belajar, serta faktor yang
berpengaruh paling signifikan pada prestasi belajar santri.
3. Bagi Peneliti Sebagai perbandingan antara
teori-teori yang ditemukan di organisasi dengan teori-teori akademik kuliah dan
juga dalam aktivitas organisasi mengimplementasikan komunikasi organisasi yang
berkaitan dengan prestasi belajar. Selain itu, sebagai bagian dari persyaratan
penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi belajar santri Di Pondok Pesantren Modern Darussalam Lawang – Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment