Abstract
INDONESIA:
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya modal kerja memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas pada UD. Batik Sayuwiwit Banyuwangi.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan data primer dan data sekunder, melalui tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara membandingkan neraca 2 tahun terakhir guna mendeskripsikan efisiensi penggunaan modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas.
Dari hasil penelitian saya bahwa diketahui pada 2 tahun terakhir dinilai dari perputaran modal kerja dan Return on Working Capital dari tahun 2013 sampai 2014 sudah menunjukkan efisiensi penggunaan modal kerja. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya pendapatan dari tahun 2013 ke 2014 maka tingkat perputaran modal kerja dan return on working capital juga meningkat. Keefisiensian penggunaan modal kerja ini berimbas kepada meningkatnya profitabilitas pada UD. Batik Sayu Wiwit yang diukur menggunakan rasio NPM, OPM, GPM, ROA, TPMU, dan ROE.
ENGLISH:
Working capital is the most important role in business. It may the business operate efficiently because there is no barrier to have goods and services that are necessary. Research objective is to know the efficiency of utilizing working capital in the increasing of profitability in UD. Batik Sayu Wiwit Banyuwangi.
Method of this research was descriptive qualitative by using primary and secondary data. Research collecting data methods were interview, observation, and documentation. Analisis data used at least two current years of balance sheet to describe the efficiency of utilizing working capital to increase the profitability.
Result of the research showed the efficiency of utilizing working capital. By analyzing the velocity between 2013 until 2014, the utilizing of working capital improved the
efficiency of working capital. It was caused by the increasing of income between 2013 until 2014. Consequently, the velocity of working capital and return on working capital was increased. The efficiency of utilizing working capital caused the increasing of profitability in UD. Batik Sayu Wiwit that was measured by the ratio of NPM, OPM, GPM, ROA, TPMU, and ROE.
efficiency of working capital. It was caused by the increasing of income between 2013 until 2014. Consequently, the velocity of working capital and return on working capital was increased. The efficiency of utilizing working capital caused the increasing of profitability in UD. Batik Sayu Wiwit that was measured by the ratio of NPM, OPM, GPM, ROA, TPMU, and ROE.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang
menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan
untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan adanya perdagangan bebas pada
era globalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan perusahaan harus
mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi dan kondisi agar mampu
bertahan dan dapat terus maju dalam rangka memenangkan persaingan usaha. Dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk
kemakmuran para pemegang saham dan para karyawannya, para manajer perusahaan
harus mampu mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi naik yang ada
didalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya
perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks dan tidak menentu dengan
persaingan antar perusahaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan harus
mendapat perhatian yang lebih. Dalam bidang keuangan suatu media penting
dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Media tersebut adalah berupa
laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik biasa tahunan, semesteran,
triwulanan, bulanan, mingguan, atau bahkan harian. Laporan keuangan tersebut
sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen, pemerintah
maupun para pelaku pasar modal. (Academia.edu) Dalam menjalankan usahanya,
manajer perusahaan tidak akan terlepas dari masalah permodalan perusahaan yaitu
pemenuhan modal kerja maupun 2 investasi. Bahkan apabila perusahaan telah
mencapai posisi tertentu yang cukup baik sesuai dengan tujuan, maka perusahaan
tersebut dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan
ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal.
Pemenuhan kebutuhan modal kerja tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan modal sendiri ang terdiri dari saldo laba, modal dari
pemegang saham dan sumber lainnya yaitu modal pinjaman atau dapat pula
diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya. Dalam meningkatkan efisiensi
penggunaan modal kerja, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan yaitu
periode perputaran atau periode terkaitnya modal kerja dan pengeluaran kas
rata-rata setiap harinya. Profitabilitas perusahaan selalu menjadi perhatian
utama bagi para pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor atau calon
kreditur. Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah menggambarkan kemempuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Husnan
dan Pudjiastuti (2012) menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan salah satunya
dapat diukur dari profitabilitasnya sehingga dalam penelitian ini digunakan
profitabilitas yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Menurut Riyanto (2001),
Modal kerja dalam perusahaan selalu dalam
keadaan berputar selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan 3
beroperasi. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat ini dimana kas
diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali
lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat
perputarannya, sehingga semakin pendek periode perputarannya modal kerja
tersebut akan lebih efisien. Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang
efisien, perusahaan dihadapkan pasa masalah adanya pertukaran antara faktor
likuiditas dan profitabilitas (Horne,1997: 217). Jika perusahaan memutuskan
menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas
akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun
yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika
perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi
tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah
posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih
besar bahwa perusahaaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya.
Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi
tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang
menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam
proyekproyek yang menguntungkan perusahaan (Tunggal, 1995: 157). Pembiayaan
dengan utang atau leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2001:84)
memiliki tiga implikasi penting yaitu: pertama, memperoleh dana melalui utang
membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian perusahaan dengan
investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat 4 ekuitas atau dana yang
disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan
sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, jika perusahaan memperoleh
pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman
dibanding pembiayaan bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih
besar. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri
maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung
juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Pada
dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal
tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat
mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat
memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas
perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan
digunakan untuk proyek investasi yang poduktif, hal tersebut dapat memberikan
pengaruh yang positif dan berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan
(Sawir, 2001:11)
Industri kecil dan menengah memiliki peran
yang cukup besar bagi perkembangan sektor industri mikro dan kecil tumbuh 9,69
persen dibandingkan dengan tahun 2010 atau lebih besar dari pertumbuhan
nasional mencapai 4,71 persen. Batik, produk kulit dan industri makanan olahan
khas berbasis agro menjadi produk unggulan IKM Jawa Timur. Industri batik
menjadi primadona 5 IKM Jawa Timur .”Industri skala mikro kecil dan rumah
tangga terus bermunculan dan menghasilkan produk dengan motif dan pewarnaan
khas yang dipengaruhi karakter daerah masing-masing,” kata Budi. (Ananda, 2013)
Keberadaan Batik Banyuwangi dari tahun ke tahun dinilai cukup menggembirakan,
ditilik dari awal pengembangan batik di Banyuwangi, pembinaannya dimulai pada
era tahun 80-an yang dimulai di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi
mengingat wilayah tersebut merupakan sentra batik yang ada di
Banyuwangi.Dilihat dari perkembangan batik di Banyuwangi sampai saat ini banyak
tumbuh berkembang pengrajin batik menyebar hampir di seluruh wilayah Kecamatan,
hal tersebut dikarenakan adanya dukungan positif dari semua pihak terhadap
keberadaan batik Banyuwangi diantaranya Kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya
pengembangan batik di Banyuwangi serta pemanfaatan atau pemakaian Batik khas
daerah untuk seragam Dinas maupun Sekolah pada hari dan even-even tertentu.
Adanya pembangunan seektor industri kerajinan batik gajah oling dihararpkan
dapat membuat industri lebih efisien dan peranannya terhadap perekonomian makin
meningkat baik segi penyerapan tenaga kerja maupun kontribusinya terhadap
daerah. (banyuwangikab.go.id) Seiring perkembangan ekonomi Kabupaten
Banyuwangi, usaha kreatif masyarakat juga ikut terangkat.
Salah satunya adalah usaha batik
Gajah Oling. Batik khas Banyuwangi ini sudah menembus kelas atas. Harganya pun
di atas Rp. 10 juta per lembar. Menurut Anas yang saat itu mengenakan batik
Gajah Oling Banyuwangi adalah para direktur seperti direktur PT. Telkom serta
direktur- 6 direktur yang lain. Untuk mempromosikan batik ini, ada saat
penyelenggaraan Banyuwangi Festifal, ia akan mengundang Miss Indonesia derta
seorang model dari Italia untuk memeragakan batik ini. (Suksesonline, 2014)
Batik Banyuwangi kini naik level masuk ke industri fashion di Indonesia.
Sejumlah desainer nasional mengadopsi motif batik dari Banyuwangi untuk dipakai
pada rancangan mereka. Pariwisata dan industri kreatif pun ikut menikmati
hasilnya. Desainer seperti Priscilla Saputro dan Irma Lumiga mengadopsi motif
kangkung setingkes dalam fashion show mereka di Banyuwangi Batik Festifal (BBF)
pada waktu itu. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, BBF memang
diadakan untuk mendorong perekonomian masyarakat Banyuwangi, sekaligus
memperkenalkan budaya banyuwangi. (Made, 2014) Soedjojo, pemilik rumah batik
Sayu Wiwit di kelurahan Temenggungan Banyuwangi yang menganut aliran
konvensional yang masih setia pada pakem gajah uling. Tak heran, kain batik
produksi Sayu Wiwit, selain menampakkan wajah Gajah Oling dengan kentara, juga
banyak berlatar belakang putih. Pasalnya, ia berpendapat batik khas Banyuwangi
memang berdasar putih. Rumah batik ini mempekerjakan 25-30 tenaga kerja, Sayu
Wiwit selama ini melayani pasaran batik di kota Banyuwangi dan sekitarnya.
Pasar andalannya, baju seragam siswa dan karyawan di lingkungan Banyuwangi,
yang digerakkan atas rekomendasi Bupati Banyuwangi.(Irwan,2012) Berdasarkan
gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “PENINGKATAN PROFITABILITAS
MELALUI EFISIENSI 7 PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA UD. BATIK SAYU WIWIT
BANYUWANGI”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan modal kerja
yang dilaksanakan pada UD. Batik Sayu wiwit?
2. Bagaimana kontribusi efisiensi
penggunaan modal kerja terhadap profitabilitas UD. Batik Sayu wiwit?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di
atas maka tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alokasi modal kerja yang dilaksanakan UD. Batik
Sayuwiwit Banyuwangi.
2. Untuk mengetahui kontribusi efisiensi penggunaan modal kerja
terhadap profitabilitas pada UD. Batik Sayuwiwit Banyuwangi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan Untuk memberikan saran pada pimpinan perusahaan
dalam mengambil kebijaksanaan khususnya mengenai efisiensi penggunaan modal
kerja guna menjaga kelangsungan hidup serta pengembangan usaha perusahaan untuk
meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi akademi dan peneliti Untuk memberi bukti empiris mengenai efisiensi
penggunaan modal kerja dan memberi masukan bagi penelitian-penelitian
berikutnya tentang efisiensi penggunaan modal kerja dalam usaha meningkatkan
profitabilitas.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Peningkatan profitabilitas melalui efisiensi penggunaan modal kerja pada UD. Batik Sayu Wiwit Banyuwang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment