Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan SAK ETAP (Standart Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik) yang di terapkan pada koperasi unit desa (KUD) Bendosari Blitar, dengan cara membandingkan laporan keuangan koperasi unit desa Bendosari dengan aturan yang ada pada SAK ETAP.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini di lakukan melalui observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan pihak yang terkait dengan penelitian terhadap dokumen yang menjadi pembahasan dalam penelitian di koperasi unit desa Bendosari kota Blitar. Data di peroleh dalam bentuk profil perusahaan, laporan keuangan, dan wawancara terkait penerapan SAK ETAP pada koperasi unit desa Bendosari.
Penelitian penerapan PSAK ETAP yang di lakukan di koperasi unit desa bendosari menunjukkan bahwa. Tidak ada akun potongan pembelian dalam pembukuan keuangan kud Bendosari. Apabila ada diskaun langsung di kurangkan ke harga beli. Padahal PSAK ETAP mensyaratkan bahawa diskun tidak termasuk dalam haga penjualan dan pembelian. Tujuan dari cadangan koperasi, pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan (SHU), Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum di lunasi, jenis donasi (terikat atau tidak terikat), harusnya di ungkapkan pada catatan atas laporan keuangan . akan tetapi pada koperasi unit desa Bendosari tidak di ungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya
ENGLISH:
This study aims to evaluate the implementation of ETAP SAK (Financial Accounting Standards Without Public Accountability) is applied to the village cooperatives (KUD) Bendosari Blitar, by comparing the financial statements of the village unit cooperatives Bendosari with the existing rules on SAK ETAP
This study used a qualitative descriptive approach. The research was conducted through direct observation to study sites, interviews with parties related to the study of the documents under discussion in research in village cooperatives Bendosari Blitar. Data obtained in the form of a company profile, financial reports, and interviews related to the application of SAK ETAP in village cooperatives Bendosari
ETAP implementation of SFAS research undertaken in the village unit cooperatives Bendosari show that. No account chunks of purchases in financial bookkeeping KUD Bendosari. If there is a direct discounts on the purchase price to subtract. Whereas SFAS ETAP requires THAT diskun not included in the sale and purchase haga. The purpose of the cooperative reserves, distribution of net income of the current year (SHU), Number of principal savings and mandatory savings that have not been paid off, the type of donation (bound or unbound), should be disclosed in the notes to the financial statements. but in the village unit cooperatives Bendosari not disclosed in the notes to the financial statements
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Koperasi merupakan lembaga dimana
orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen berhimpun untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Dengan kata lain Koperasi merupakan suatu bentuk
usaha dimana bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dimana di dalam koperasi berlandaskan azaz kekeluargaan sehingga dalam
melakukan kegiatan koperasi mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Koperasi
Indonesia memiliki pengertian hampir sama dengan pengertian koperasi pada
umumnya, yaitu sebuah organisasi usaha yang dipegang dan dilaksanakan oleh
seseorang untuk kepentingan bersama. Berdasarkan Undang-Undang No 17 tahun
2012, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Peranan
koperasi adalah mengembangkan seluruh potensi serta kemampuan para anggota dan
masyarakat umum, meningkatkan kualitas kehidupan manusia, memperkuat
perekonomian rakyat, meningkatkan perekonomian nasional, dan meningkatkan
kreativias serta jiwa berorganisasi para pelajar di Indonesia. Saat ini
perkoperasian di Indonesia sangat memprihatinkan karena sebanyak 27 persen atau
sekitar 48.000 koperasi yang tidak aktif dari jumlah koperasi di Indonesia saat
ini sebanyak 177.000 koperasi. Saat ini koperasi di Indonesia masih berkembang
menuju ke tahap yang lebih baik. (www.koperindo.com) 2 1 Dalam suatu jenis
kegiatan ekonomi tentu akan menghasilkan suatu hasil akhir yang disebut juga
laporan keuangan. Laporan keuangan secara umum mempunyai arti hasil akhir dari
suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksitransaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan pengertian
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yaitu merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut Erhas A (2011;78) Dalam laporan
keuangan koperasi terdiri dari beberapa laporan yaitu : - Neraca,
menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah
harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. - Perhitungan laba
rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. -
Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan yang menginformasukan perubahan ekuitas
dalam satu periode akuntansi. - Laporan arus kas, menginformasikan perubahan
dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan
investasi selama periode yang bersangkutan. - Catatan atas laporan keuangan,
menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari
hasil keuangan perusahaan. 3 1 Dalam penyusunan laporan keuangan harus
memperhatikan standar yang digunakan. Dalam penyusunanannya laporan keuangan
koperasi menggunakan standar akuntansi entitas tanpa akuntanbilitas publik atau
yang biasa disebut SAK ETAP. SAK ETAP merupakan standar akuntansi baru untuk
koperasi dimana pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, Ikatan Akuntan Indonesia
telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP) atau atau The Indonesian Accounting Standards for
Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 19 Mei 2009. SAK ETAP ini sendiri berlaku secara efektif untuk
penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 namun
penerapan dini diperkenankan. Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka
perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan
menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan
banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan
pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari
ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 182
halaman dan 30 bab.
Selain itu diterbitkannya SAK ETAP
sendiri bertujuan untuk memudahkan pengusaha kecil atau menengah untuk menyusun
laporan keuangan sendiri sehingga dapat berguna bagi intern atau untuk
mendapatkan dana. Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement ) bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Mengingat 4 1
kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka
ketentuan transisi dalam SAK-ETAP ini cukup ketat. Dari latar belakang tersebut
maka penulis mengambil judul “ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA LAPORAN KEUANGAN
KOPERASI (STUDY KASUS PADA KUD BENDOSARI KEPANJEN KIDUL KOTA BLITAR)” Koperasi
unit Desa bendosari di pilih untuk menjadi obyek penelitian karena koperasi ini
telah mulai menerapkan SAK ETAP sejak tahun 2012. Peneliti ingin mengatahui
bagaimana SAK ETAP di terapkan pada laporan keuangan di koperasi unit
Bendosari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan standar
akuntansi entitas tanpa akunta bilitas publik ( SAK ETAP) dalam penyajian
laporan keuangan pada KUD BENDOSARI?
2. Apakah penerapan akuntansi di KUD
BENDOSARI sudah sesuai dengan standart yang berlaku?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dimaksud
dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui standar akuntansi
penerapan entitas tanpa akuntabilitas publik ( SAK ETAP) dalam penyajian
laporan keuangan pada KUD BENDOSARI.
2. Untuk mengetahui apakah KUD
BENDOSARI telah menerapkan ETAP dengan baik dan benar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Manfaat bagi peneliti yaitu
penulis dapat mengetahui secara langsung penerapan SAK ETAP dalam penyusunan
laporan keuangan dalam hal ini laporan keuangan koperasi.
b. Manfaat bagi koperasi yaitu
koperasi dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan acuan dalam penerapan
standar dalam penyusunan laporan keuangan agar semakin baik untuk perkembangan
koperasi kedepannya.
c. Manfaat bagi pihak ketiga sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan Koperasi Bendosari: Studi kasus pada KUD Bendosari Kepanjen Kidul Kota Blitar. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment