Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Timur. Kebijakan desentralisasi fiskal memegang peran penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan adanya pendanaan, sumber penerimaan yang digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan.Analisis difokuskan pada indikator sumber pendapatan yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH). Data yang digunakan adalah data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan dan realisasi PAD, DAU, DAK, DBH kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2011-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.Hasil penelitianparsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari PAD, DAU, dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota provinsi Jawa Timur. Artinya PAD, DAU, dan DAK mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk DBH tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan secara silmultan PAD, DAU, DAK dan DBH secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
ENGLISH:
This research aims to find out the effect of Local Revenue (PAD), the General Allocation Fund (DAU), Specific Allocation Fund (DAK), and the Profit Sharing Fund (DBH) on the economic growth in the provinces of East Java. Fiscal decentralization policy plays an important role to accelerate the economic growth in a region. To increase its economic growth, a region needs funding. The income sources for local government in carrying out its fiscal decentralization include PAD, balanced fund and others.
The analysis focuses on income source indicators such as PAD, DAU, DAK, and DBH. The researcher employs the data of Gross Regional Domestic Product at Constant Prices and realization of PAD, DAU, DAK, DBH of Residencies/Cities in East Java in 2011-2012.
This research uses a multiple regression analysis.The research partial result shows that PAD, DAU and DAK influence the economic growth of residence/cities in East Java. It means that they play an important role in influencing economic growth, while DBH does not the economic growth. While simultaneously, PAD , DAU , DAK and DBH influence the economic growth.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang umumnya digunakan
untuk mengukur keberhasilan pembangunan dan kemajuan perekonomian di dalam
suatu daerah dengan ditunjukkan oleh perubahan output. Menurut Susanti (2000) dalam
Maryati dan Endrawati (2010:69) pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada
suatu periode tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi di tingkat nasional adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) yang mencerminkan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
aktivitas produksi di dalam perekonomian. Sedangkan menurut Djoyohadikusumo
(1994:1) meningkatnya produksi barang dan jasa dari suatu daerah, secara makro
dapat dilihat dari peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
setiap tahunnya dan secara mikro dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto
per kapitanya.
Terkait dengan pertumbuhan
ekonomi, pemerintah pusat memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, hal ini merupakan prinsip dari otonomi
daerah. Menurut Bastian (2006:338) otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. 2 Otonomi daerah harus disadari sebagai suatu transformasi
paradigma dalam penyelenggaran pembangunan dan pemerintahan di daerah, kerena
program otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
daerah, mengurangi kesenjangan antardaerah, dan meningkatkan kualitas pelayanan
publik agar lebih efisien dan reponsif terhadap kebutuhan, potensi maupun
karateristik daerah masing-masing. Hal ini ditempuh melalui peningkatan hak dan
tanggung jawab pemerintah daerah untuk mengelola rumah tangganya sendiri
(Bastian, 2006:354). Menurut UU No. 32 Tahun 2004, tujuan otonomi daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu substansi yang termuat di dalam
otonomi daerah adalah desentralisasi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU no 32 tahun
2004). Pembiayaan untuk pertumbuhan ekonomi sendiri berdasarkan asas
desentralisasi (Bastian, 2006:331). Desentralisasi diatur dalam UU No. 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan
disempurnakan oleh UU No. 3 33 Tahun 2004. Menurut UU No. 33 Tahun 2004, sumber
penerimaan yang digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi fiskal meliputi: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, pinjaman daerah
dan lain-lain penerimaan yang sah.
Dengan ini, pemerintah daerah harus mengoptimalkan hasil penerimaan
daerahnya untuk pembiayaan kegiatan pembangunan. Melalui desentralisasi fiskal,
pemerintah memiliki wewenang untuk menggali hasil pendapatan daerah dan
melakukan alokasi mandiri untuk memprioritaskan dalam hal pembangunan. Dengan
harapan dapat memeratakan pembangunan di segala wilayah dengan potensi
masing-masing sesuai keinginan daerah. Menurut Bastian (2006:332) di dalam azas
desentralisasi, seiring dengan diserahkannya kewenangan ke daerah, pemerintah
pusat harus menyerahkan pembiayaan, personalia, dan perlengkapan (3P) sebagai syarat
mutlak. Dengan kata lain, desentralisasi selalu dimaknai sebagai distribusi
sumber daya dari pusat ke daerah. Pertumbuhan ekonomi yang baik dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor. Menurut E. Kwan Choi dan Hamid Beladi (1996) dalam
Todaro (2000:143), secara umum sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi
adalah adanya investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau
sumber daya manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas
sumber daya produktif dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumber daya
melalui penemuan-penemuan baru, inovasi dan kemajuan teknologi. 4 Menurut
Ariefiantoro dan Saddewisasi (2011), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan penduduk karena penduduk yang bertambah akan
memperbesar jumlah tenaga kerja dan penambahan tersebut akan memungkinkan suatu
daerah menambah produksi.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga
terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Supartoyo, Tatuh dan Sendouw
(2013), faktor tersebut di antaranya laju pertumbuhan angkatan kerja, karena
termasuk faktor produksi yang menggerakkan perekonomian di daerah. Laju
pertumbuhan ekspor netto juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi walaupun
belum besar peranannya. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Emita, Amar dan Syofyan (2013), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
ataranya konsumsi, dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah
terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, yang kemudian akan
meningkatkan perumbuhan ekonomi. Faktor investasi juga memicu kenaikan
pertumbuhan ekonomi karena kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya
kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal. Faktor lain yaitu pengeluaran
pemerintah, terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk
penyediaan atau perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa
akan semakin lancar. Begitu juga dengan net ekspor juga mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, karena apabila ekspor mengalami peningkatan maka produksi
barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net ekspor 5 yang
meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri
lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Menurut Mubaroq,
Remi dan Muljarijadi (2013) melakukan penelitian dengan hasil bahwa investasi
pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Emita, Amar dan Syofyan (2013).
Komponen tenaga kerja juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Supartoyo, Tatuh dan Sendouw (2013). Desentralisasi juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi ketika variabel kemandirian daerah digunakan dalam estimasi
bersama variabel investasi pemerintah dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti, dapat disimpulkan
bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di antaranya
investasi pemerintah, pertumbuhan penduduk, jumlah angkatan kerja, netto
ekspor, pengeluaran pemerintah, konsumsi dan desentralisasi. Peneliti ingin
menggali lebih dalam tentang pengaruh desentralisasi terhadap pertumbuhan
ekonomi, hal ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran melalui Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Bagi Hasil (DBH). Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten/kota juga
okir serta berperan dalam desentralisasi fiskal yang ada di Indonesia. Sehingga
setiap daerahnya berhak menentukan kondisi daerah termasuk pertumbuhan
ekonominya. Provinsi Jawa Timur memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang
positif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
6 (PDRB) atas harga konstan 2000. Struktur perekonomian Provinsi Jawa Timur
tahun 2011, didominasi besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan
retoran. Selain sektor di atas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup
besar adalah sektor jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Berdasarkan
laju pertumbuhan ekonomi provinsi di pulau Jawa, diketahui bahwa provinsi Jawa
Timur memiliki rata-rata pertumbuhan 6,19%. Provinsi Jawa Timur mengalami
penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008-2009, akan tetapi untuk
tahun 2010 provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2011, Jawa Timur mengalami
pertumbuhan ekonomi paling tinggi dibandingkan provinsi lain di Jawa, yaitu
mencapai 7,22%.
Sedangkan nilai PDRB Provinsi Jawa Timur yang memiliki 29 kabupaten
dan 9 kota, untuk perbandingan nilai PDRB Atas Harga Dasar Konstan (AHDK)
kabupaten/kota, menunjukkan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi,
dimana nilai PDRB tertinggi diperoleh kota Surabaya dan PDRB terendah oleh kota
Blitar. Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh: Maryati dan Endrawati (2010) dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa PAD, DAU, dan DAK memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya PAD, DAU, dan DAK berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Rahmawati (2010) dengan hasil
penelitian yang menunjukan bahwa DAU dan PAD mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap alokasi belanja daerah, artinya ada pengaruh 7 dari DAU dan PAD
terhadap alokasi belanja. Jika dilihat lebih lanjut, tingkat ketergantungan
alokasi belanja daerah lebih dominan terhadap PAD daripada DAU. Fauzyni (2013)
dengan hasil studi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari PAD dan DAK terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah, artinya ada
pengaruh dari besarnya PAD dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Jawa Tengah. Sedangkan untuk Dana Bagi
Hasil Pajak/Bukan Pajak memperoleh hasil negatif dan signifikan,
artinya tidak ada pengaruh dari DBH Pajak/Bukan Pajak terhadap PDRB. Penelitian
lain dilakukan oleh Dewi dan Purbadharmaja (2013) dengan hasil analisis
menemukan bahwa variabel PAD secara tidak langsung tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Penanaman Modal Asing (PMA),
variabel inflasi secara tidak langsung tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui PMA, variabel PAD secara langsung
berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, variabel PMA
berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan variabel inflasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Husna dan
Sofia (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa retribusi daerah dan Dana
Alokasi Umum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel
lain-lain pendapatan daerah, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil tidak
mempunyai pengaruh terhadap petumbuhan ekonomi. 8 Penelitian oleh Lugastoro
(2013) dengan hasil estimasi penelitian menunjukkan bahwa rasio PAD dan DAK
terhadap belanja modal dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), artinya semakin besar kemampuan PAD
dan DAK dalam membiayai belanja modal akan dapat meningkatkan IPM. Sedangkan
variabel DAU berpengaruh negatif signifikan, artinya semakin besar kemampuan
DAU dalam membiayai belanja modal, akan dapat menurunkan IPM. Sementara itu DBH
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap IPM, hal ini dapat
diasumsikan bahwa semakin besar kemampuan DBH dalam membiayai belanja modal
akan meningkatkan IPM namun tidak signifikan.
Dan pertumbuhan ekonomi menjadi variabel dengan pengaruh paling
dominan terhadap IPM. Sukoco (2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Langkah
penting yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah menghitung potensi PAD
yang riil yang dimiliki. Dana Alokasi Umum juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi, karena semakin besar DAU yang didapat maka semakin besar
pula kemampuan suatu daerah untuk mendanai kebutuhan daerah. Dana Alokasi
Khusus juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, karena untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, DAK juga harus lebih dintingkatkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka akan dilakukan suatu penelitian
dengan judul: “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur 9 Tahun 2011-2012”. Letak perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada veriabel judul yang
diteliti yaitu menggunakan variabel PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap pertumbuhan
ekonomi, peneliti menggunakan empat variabel tersebut karena ingin menggali
lebih dalam sejauh mana pengaruh PAD, DAU, DAK dan DBH terhadap pertumbuhan
ekonomi. Selain variabel, objek penelitian yaitu Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Timur untuk periode tahun 2011-2012.
1.2
Rumusan
Masalah
Perumusan
masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah:
1. Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH)
berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa
Timur?
2.
Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh secara simultan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:
1.
Untuk mengetahui Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh 10 secara parsial
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil
(DBH) berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota
di Jawa Timur.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat berguna
untuk:
1.
Kegunaan praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur mengenai peran dari
pendapatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan dapat menjadi acuan dalam
pembuatan kebijakan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Kegunaan
akademis, dalam pengembangan ilmu pertumbuhan ekonomi, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pertumbuhan ekonomi dan dapat
menyempurnakan penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) dan dana bagi hasil (DBH) terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2011-2012..." silakan klik link dibawah iniArtikel Terkait:
Akutansi
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Pengaruh pengetahuan perpajakan, sanksi, dan religiusitas terhadap kepatuhan wajib pajak: Studi kasus pada KPP Pratama Kepanjen
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan alokasi dana desa: Studi Pada Desa Sumberejo Dan Desa Kandung Di Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis penerapan PSAK 105 terhadap akuntansi pembiayaan mudharabah: Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO) Kantor Cabang Syariah Malang
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Evaluasi penerapan sistem pengendalian internal pada PD. BPR Bank Jombang dalam efektifitas pemberian kredit.
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Pengukuran kinerja pemerintah daerah dengan menggunakan prinsip value for money pada dinas pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang Kabupaten Sumenep.
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Peran maqashid syariah dan good coorporate governance terhadap pertumbuhan laba bank syariah Indonesia.
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis sistem pengendalian internal pada Pondok Pesantren Miftahul Huda Malang.
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (Sak Etap) pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM): Studi kasus pada Tria’s Cake & Bakery di Blitar
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis perlakuan akuntansi pembiayaan ijarah dalam rahn berdasarkan PSAK no. 107: Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Padang Sidempuan.
- Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis akuntansi biaya lingkungan dalam proses pengolahan limbah pada rumah sakit Gambiran Kota Kediri
No comments:
Post a Comment