Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini dilakukan untuk membedakan bank konvensional dan bank syariah dengan rasio keuangan dan EVA (Economic Value Added) periode 2009-2011. Adapun rasio keuangan yang digunakan CAR (Capital Adequacy Ratio), ROE (Return on Equity), ROA (Return on Assets), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin) dan LDR (Loan to deposit ratio). Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sampel sebanyak 15 bank yang ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan selama periode 2009-2011. Data diperoleh dari Direktori Perbankan, Bursa Efek Indonesia dan internet. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan dan EVA dapat membedakan bank konvensional dan bank syariah. Dari hasil analisis menunjukkan hasil secara parsial bahwa variabel CAR, ROA, dan EVA dapat dijadikan sebagai alat atau variabel pembeda bank konvensional dan bank syariah. Sedangkan variabel ROE, NPL, NIM dan LDR tidak dapat dijadikan alat atau variabel pembeda bank konvensional dan bank syariah. Kemudian hasil estimasi regresi logistik menunjukkan kemampuan dari 7 variabel bebas tersebut dapat dijadikan variabel pembeda bank konvensional dan bank syariah sebesar 32,7%
ENGLISH:
Research is conducted to distinguish the conventional banks and Islamic banks with financial ratios and EVA (Economic Value Added) in the period 2009-2011. The financial ratios CAR (Capital Adequacy Ratio), ROE (Return on Equity), ROA (Return on Assets), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin) and LDR (Loan to deposit ratio). Samples of 15 bank are selected based on predetermined criteria during the period of 2009-2011. Data is obtained from the Banking Directory, Indonesia Stock Exchange and the internet. The research hypothesis is testing using logistic regression analys.
The results showed that the financial ratio and EVA can the distinguish between conventional banks and Islamic banks. From the analysis of partial results indicated that the variable CAR, ROA, and EVA can be used as a tool or a variable distinguish conventional banks and Islamic banks. While ROE variables, NPL, NIM and LDR can not be used as a tool or a variable distinguishing conventional banks and Islamic banks. Then the logistic regression estimation results indicate the ability of seven independent variables can be used as variables to distinguish conventional banks and Islamic banks by 32.7%
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sedangkan bank dalam
pasal 1 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan
“Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Kegiatan usaha perbankan syariah
pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang
membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada
sistem bunga. (Wahyudi, 2005). Perbankan syariah dikatakan sebagai suatu sistem
yang menyandarkan pada kesinambungan pertumbuhan ekonomi, di tahun 2007 dapat
bertumbuh dan mencapai kinerja yang relatif baik seiring dengan pertumbuhan dan
stabilnya perekonomian nasional. 2 Dalam suasana perkembangan yang sangat pesat
tersebut, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang lebih besar
dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat
sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap
terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk
menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu
bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank
tersebut. (Rahma, 2011) Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa
indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian
adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian
tingkat kesehatan bank (Nasser dan Aryati, 2000). Menurut Chen (1981)
menyebutkan bahwa rasio keuangan banyak dipakai oleh berbagai penelitian karena
rasio keuangan terbukti berperan penting dalam evaluasi kinerja keuangan dan
dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun
yang tidak sehat (Gamayuni, 2006). Rasio merupakan pedoman yang bermanfaat
dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan
perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau
perusahaan-perusahaan lain (Gamayuni, 2006). 3 Namun, dalam hal ini pengukuran
kinerja keuangan menggunakan analisis rasio memiliki
kelemahan yaitu tidak memperhatikan biaya modal dalam
perhitungannya. Perhitungan ini hanya melihat hasil akhir (laba perusahaan)
tanpa memperhatikan resiko yang dihadapi perusahaan. Untuk memperbaiki adanya
kelemahan pada analisis rasio kemudian muncullah pendekatan baru yang disebut
Economic Value Added (EVA). (Rudianto, 2006) Metode EVA pertama kali
dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan
Stren Steward & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal
dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomis). EVA/ NITAMI adalah metode
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Iramani dan Febrian, 2005). EVA
merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari
modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh
karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit
After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cos of Capital). Konsep Economic
Value Added (EVA) mampu menutupi kelemahan dari analisis rasio keuangan
sehingga kedua alat pengukur kinerja keuangan dapat membantu pihak-pihak yang
bersangkutan (Rudianto, 2006). 4 Penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyudi
(2005) dan Endri (2008), peneliti melakukan penelitian mengenai tentang kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan EVA pada bank syariah.
Berbagai macam penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat informasi
analisis keuangan yang menggunakan rasio-rasio keuangan dan EVA. Penelitian
tersebut dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana rasio-rasio keuangan dan
EVA dapat menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi, antara lain meneliti tentang
penggunaan rasio-rasio keuangan dan EVA untuk menganalisis kinerja perusahaan.
Lusi Budiharti (2006) meneliti tentang kinerja keuangan bank BRI periode
2004-2005 dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, EVA, MVA serta mencari
pengaruh dan hubungan rasio-rasio keuangan terhadap
EVA, pengaruh EVA terhadap MVA perusahaan. Dan hasil penelitian
tersebut adalah menunjukkan bahwa pada umumnya rasio keuangan tidak berpengaruh
terhadap EVA kecuali rasio CAR berpengaruh negatif terhadap EVA, sedangkan EVA
berpengaruh positif terhadap MVA. Rindawati (2007) yang meneliti tentang
analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan
konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA, ROE, LDR dan BOPO
antara perbankan syariah dan perbankan konvensional terdapat perbedaan yang
signifikan. Selama ini rasio keuangan dan EVA lebih digunakan untuk menilai
kinerja bank konvensional dan bank syariah. Penelitian yang menggunakan 5 rasio
keuangan untuk membedakan bank konvensional dan bank syariah baru-baru ini
dilakukan oleh Oktaviana dan Meldona (2010), yang menggunakan rasio-rasio
akuntansi untuk membedakan bank syariah dan bank konvensional, namun dalam
penelitian tersebut belum menggunakan EVA untuk membedakan bank konvensional
dan bank syariah. Oleh sebab itu penelitian akan difokuskan menggunakan rasio
keuangan dan EVA untuk memfokuskan membedakan bank konvensional dan bank
syariah yaitu dengan judul “EVA dan Rasio Keuangan Sebagai Pembeda Bank
Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia’’.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah rasio keuangan
dapat menjelaskan antara bank konvensional dan bank syariah?
2. Apakah EVA dapat menjelaskan antara bank konvensional dan bank
syariah?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.3.1.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apakah rasio keuangan dapat digunakan untuk
menjelaskan bank konvensional dan bank syariah.
2. Apakah EVA dapat digunakan untuk menjelaskan bank konvensional
dan bank syariah.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Investor Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam membuat keputusan investasi.
2.
Pihak bank Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan
menjadi bahan referensi dalam melakukan evaluasi baik pada bank konvensional
maupun bank syariah.
3.
Pembaca Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan di
bidang perbankan, dan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan bidang dan
kajian yang sama.
.5.
Batasan Masalah
Penulis
menggunakan metode Economic Value Edded (EVA) dan Rasio keuangan untuk
menganalisis bank konvensional dan bank syariah, data yang digunakan Laporan
Keuangan Triwulanan periode 2009 – 2011. Dalam penelitian ini, rasio keuangan
berupa earning measures (rasio keuangan yang mendasarkan kinerja perusahaan
pada accounting profit), yang digunakan adalah : CAR, ROE, ROA, NPL, NIM, dan
LDR
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Eva dan rasio keuangan sebagai pembeda bank konvensional dan bank syariah di Indonesia". Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment