Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta dan mengetahui apakah pengawasan yang dilakukan oleh pihak perbankan sudah sesuai dengan prosedur perbankan yang bertujuan untuk mengurangi kredit bermasalah atau macet.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang objek yang diteliti. Adapun jenis data yang digunakan adalah data primer yang merupakan hasil wawancara berupa tanya jawab dengan Mantri Bank dan Kepala Unit, serta data sekunder yang berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan dan daftar kredit macet tahun 2009-2010.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta melakukan pengawasan dengan efektif dan efisien terbukti adanya sebelum pencairan kredit pihak bank melakukan pengawasan mulai dari penetapan plafond, pemantauan debitur, dan pembinaan debitur. Dan setelah adanya pencairan kredit pihak bank tetap mengadakan pengawasan untuk mengurangi kredit macet yaitu dengan cara restructuring, reschedulling, recorditioning dan liqudation. Dari hasil penelitian diketahui kendala yang menghambat jalannya kredit bermasalah adalah itikad tidak baik dari debitur dan ketidaktepatan waktu (jatuh tempo). Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan studi kasus dua nasabah dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta yaitu Nasabah “X” sebagai nasabah lancar sedangkan Nasabah “Y” sebagai nasabah kurang lancar.
ENGLISH:
This study aims at analizing the implementation of credit control of work capital at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Malang branch Kawi, Soekarno Hatta Unit and find out whether the supervision of the banks is in accordance with banking procedures in order to reduce the problems or in bad credit.
The research conducted was descriptive qualitative research approach in order to provide a clearer image of the object studied. The type of data used are the primary data which are the results of an interview with Mantri Bank and the Head of the Unit, as well as secondary data in the form of company organization structure, a brief history of the company and a list of bad debts in 2009-2010.
From the results showed that supervision of credit for work capital in PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Branch Unit Malang Kawi, Soekarno Hatta is effective and efficient, that can be proved by the supervision before the aproval of credit by the bank and the supervision from the plafond setting, monitoring the debtor, and guidance. And after the the aproval of credit, the bank still held control to reduce non-performing loans by restructuring, reschedulling, recorditioning and liqudation. From the survey results revealed the obstacles in non-performing loans problem are the bad intention of the debtor and the imprecision of time. It can be known from a case study of two clients of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Malang, Branch Kawi Unit Soekarno Hatta both are the Customer "X" as customer with good record while the Customer "Y" as customers with bad loan record.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Konteks
Penelitian
Bank sebagai salah satu
pelaku ekonomi yang sering dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima simpanan, giro, tabungan, dan deposito. Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarkat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2004:23). Sebagai
lembaga perbankan, dalam perkembangan saat ini bank dituntut selalu dapat
berinovasi terhadap setiap produk layanan perbankannya, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan setiap masyarkat. Agar hal ini dapat berjalan secara baik, tentu saja
hal yang harus menjadi panduan penting bagi perbankan sendiri adalah dengan
menciptakan berbagai produk dengan layanan prima, tetapi tetap pada koridor
sistem hukum yang benar. Produk perbankan yang selalu berinovasi salah satunya
adalah kredit. Selain itu kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung
kegiatan perbankan. Berdasarkan pasal 1 ayat 11 UU 1992 Perbankan, ”kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberi bunga (Try Widiyono,2009:2)”.
Sebagian dana operasi pada
bank diputarkan dalam kredit. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang
diberikan bank ini membantu nasabah mengatasi kekurangan modal dalam mengelola,
membiayai operasi dan mengembangkan usaha mereka. Modal kerja sering diartikan
sebagai modal yang diperlukan untuk berbelanja kegiatan sehari-hari dan untuk
menambah persedian barang dagangan atau sebagai modal seseorang dalam membuka
usahanya agar lebih maju (Fahmi,2010:9). Perusahaan tentu saja membutuhkan
modal kerja yang cukup untuk bertahan hidup dan mengembangkan usahanya,
sehingga perusahaan membutuhkan, yang salah satunya diperoleh dari PT BRI
(Persero), Tbk Unit Soekarno Hatta berupa kredit modal kerja.
Indonesia di dalam
perjuangan mewujudkan suatu perekonomian dimana bangsa yang ada di dalamnya
tercukupi kebutuhan lahir dan batinnya, mengalami guncangan krisis di sekitar
tahun 1997 yang melanda hampir di semua negara di dunia. Namun dengan kemampuan
yang masih sedikit, guncangan itu berdampak sangat buruk terhadap keseimbangan
kondisi perekonomian yang sedang diusahakan negeri ini. Indonesia memiliki
kondisi perbankan yang rentan dan penerapan pengaturan serta pengawasan
perbankan yang lemah sehingga krisis nilai tukar dengan cepat menjalar menjadi
krisis perbankan (Kompas, 2005). Pada tahun 2005 BRI Cabang Kawi dalam
menyalurkan kreditnya hanya mencapai Rp 76 triliun dan dana yang harusnya
dicapai adalah Rp 92 triliun, itu masih kurang dari target yang ditentukan oleh
pihak BRI. Hal itu dikarenakan kurangnya dalam pengawasan pemberian kredit.
Lebih lanjut Dirut BRI Sofyan Basir akan mentarget penambahan 1.000 kantor
untuk on line pada 2006 dan akan 3 meningkatkan pangsa pasar di daerah
perkotaan tanpa harus melupakan fokus utama BRI di daerah pedesaan. Maka
dibukalah unit dari semua cabang yang ada salah satunya Unit Soekarno Hatta
Malang yaitu Cabang Kawi Malang (Suara Merdeka: 17 Desember 2005). Alasan
kenapa membuka PT BRI (Persero) Tbk Unit Soekarno Hatta karena didaerah
tersebut banyak para nasabah khususnya nasabah BRI yang membutuhkan kredit
modal kerja yang digunakan untuk pengembangan usahanya. Bahwa mulai dari awal
berdiri BRI Unit Soekarno Hatta tahun 2008 ada 237 nasabah meningkat berkisar
428 nasabah pada tahun 2009 dan mengalami peningkatan juga pada tahun 2010
sebanyak 528 nasabah. Tiap tahunnya nasabah yang membutuhkan kredit modal kerja
bertambah. Selain itu dimana letaknya yang cukup strategis yaitu disepanjang
jalan Soekarno Hatta adalah sebagai pusat aktivitas dan perekonomian
masyarakatnya sangat bagus seperti yang dijelaskan oleh Tri Handayani Selaku
Kaunit PT BRI Soekarno Hatta.
Pada dasarnya sebelum
memberikan kredit, seorang pemimpin yang diberi wewenang untuk memutuskan
pemberiaan kredit harus selalu memperhatikan beberapa faktor sebagai
pertimbangan, yaitu: besarnya jumlah kredit yang diminta, tujuan penggunaan
kredit, kelayakkan usaha calon debitur, bentuk dan nilai jaminan yang
diberikan, serta beberapa pertimbangan lain yang diperlukan. Kredit yang
disalurkan merupakan kredit yang layak. Oleh karena itu, bank akan melakukan
suatu proses seleksi atas permohonan kredit yang diterima dan menilai kemampuan
debitur dalam kesanggupan membayar hutang-hutangnya sehingga 4 resiko kredit
bermasalah (non performing loan) dapat dihindari, hali ini dijelaskan oleh
Mantri I PT BRI Unit Soekarno Hatta Ibu Erwindarwati. Dalam menangani kredit
khususnya kredit modal kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Malang Kawi Unit Soekarno Hatta diperlukan suatu pengawasan dalam hal layak
atau tidaknya seseorang maupun badan usaha untuk memperoleh kredit yang
diberikan sehingga dapat mencegah ataupun paling tidak dapat mengurangi
terjadinya kredit macet yang telah diberikan pihak bank. Adapun pengawasan
kredit secara umum menurut Bapak Dian Wiratama selaku Mantri Bank II BRI Unit
Soekarno Hatta yaitu mengadakan hubungan baik dengan debitur, mengevaluasi
mutasi transaksi yang dilakukan oleh debitur, memperhatikan jenis usahanya
serta melihat peningkatan ketrampilan kredit yang berhubungan dengan bidang
usahanya. Selain itu juga menurut Fahmi (2010:25) bahwa pengawasan secara umum
ada dua meliputi pengawasan represif control, yang dilakukan setelah pencairan
kredit. Dan pengawasan preventif control, yang dilakukan sebelum pencairan
kredit. Hal tersebut diatas dapat dilihat dari laporan keuangan yang ada pada
PT BRI Unit Soekarno Hatta kredit macet pada tahun 2009 sebesar Rp. 9.643.000
dari kredit yang diberikan yaitu Rp. 5 Milyar, sedangkan pada tahun 2010 kredit
macet naik menjadi Rp. 66.893.000 dari kredit yang diberikan adalah Rp.
8.220.000.000. Dari data tersebut dapat diambil prosentasenya bahwa kenaikan
kredit macet yaitu 14,4%. Pada tahun 2009 kredit macet masih cukup sedikit itu
disebabkan pengawasan yang cukup baik dan diperketat dibandingkan dengan 2010 5
mengalami kenaikan kredit macet disebabkan kurangnya pengawasan dari pihak bank
khususnya dari pihak pemutus pemberian kredit yaitu kepala unit. Dari
penelitian Rizki Wahyuni (2008) Analisis Sistem Pengawasan Pemberian Kredit
Pada PT Bank Bumi Putra, Tbk Cabang Medan menyatakan bahwa PT Bank Bumi Putra,
Tbk Cabang hanya menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit dan
prosedur pengawasan yang dilakukan sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia. Sedangkan hasil penelitian Indri Hapsari Wirdyaning (2010)
mengungkapkan bahwa PT BRI Unit Berastagi dalam pemberian kredit telah sesuai
dengan pedoman pemberian kredit secara umum dengan menerapkan 5C.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari masing-masing bank mempunyai
sistem pengawasan kredit yang berbeda-beda dan mempunyai pedoman yang berbeda
pula. Dan penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada pengawasan kredit
modal kerja yang mana peneliti menggunakan preventif control dan represif control
untuk melakukan analisa pengawasan pemberian kredit modal kerja. Dari uraian
diatas penulis tertarik menyusun sebuah laporan skripsi yang berjudul “Analisis
Pengawasan Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta”.
1.2.
Fokus
Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukkan
diatas, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pengawasan pemberian
kredit modal kerja pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Kawi Unit Soekarno Hatta
Malang?
2.
Bagaimana analisis pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT BRI
(Persero) Tbk Cabang Kawi Unit Soekarno Hatta Malang?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui implementasi pengawasan
pemberian kredit modal kerja pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Kawi Unit
Soekarno Hatta Malang. 2. Untuk menganalisis pengawasan pemberian kredit modal
kerja pada PT BRI (Persero) Tbk Unit Soekarno Hatta Malang.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil
penelitian ini adalah:
1.
Bagi Peneliti
a.
Dapat mengetahui penerapan pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT BRI
(Persero) Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta.
b. Dapat mengetahui faktor yang menjadi
keterlambatan pembayaran kredit modal kerja pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Malang
Kawi Unit Soekarno Hatta.
2. Bagi Bank Dapat digunakan sebagai masukan
pihak bank dalam sistem pemberian kredit agar lebih berhati-hati khususnya pada
kredit modal kerja dan bijak dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan.
3.
Bagi Pembaca Dapat memberikan informasi dalam cara pengawasan pemberian kredit
modal kerja pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Malang Kawi Unit Soekarno Hatta
sehingga nantinya nasabah atau pembaca dapat lebih mentukan sikap untuk
bertransaksi.
1.5.
Batasan Penelitian
Batasan masalah ruang lingkup penelitian yang
penulis buat adalah menganalisis pengawasan kredit modal kerja dengan
menggunakan dua cara yaitu preventif control dan represif control yang didalam
dua cara tersebut ada beberapa langkah dalam menganalisis pengawasan pemberian
kredit modal kerja (Fahmi, 2010:25).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengawasan pemberian kredit modal kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang Kawi Unit Sukarno Hatta.". Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment