Abstract
INDONESIA:
Potensi perikanan dan kelautan di indonesia sangat berlimpah sehingga perlu pengelolaan yang baik. Tempat Pelelangan Ikan yang ditunjuk sebagai pengelola sektor utama bidang perikanan dan kelautan di masing-masing daerah harus menjalankan dengan baik, tentunya dengan sistem yang baik pula. Berdasarkan observasi awal, sistem berjalan secara tradisional baik itu terkait transaksi keuangan atau non keuangan. Sementara aktifitas operasional yang berjalan meliputi penjualan tunai maupun kredit, pelelangan, pembayaran retribusi dan penggajian.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif sehingga data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi informasi yang bersumber langsung dari obyek penelitian baik wawancara maupun observasi, sedangkan data sekunder meliputi data tertulis baik itu buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi dari obyek penelitian tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pada penelitian ini menemukan sistem pelelangan yang sudah tidak dipakai, proses penjualan berjalan kurang efektif dan efisien serta bukti-bukti transaksi masih manual, sehingga untuk memperbaiki aktifitas operasional tempat pelelangan ikan ini peneliti merancangkan sistem penjualan, sistem pelelangan, prosedur pembayaran retribusi dan prosedur penggajian.
ENGLISH:
The potential for fisheries and maritime in indonesia is very abundant that need good management. Place fish auctions appointed as the management of the main sector of fisheries and maritime in each region have to run well, of course with the system as well. Based on preliminary observations, walking system traditionally good was related to the financial transactions or non financial.While operational activity that runs includes cash as well as the sale of credit auction the payment of levies and salary.
This research included in the qualitative study so that the data collected data of primary and secondary data. The primary data includes information comes directly from the object of research either interviews and observations , while secondary data covering data written good book, scientific, magazine, the archives, personal documents and an official document of an object of this research.
The results obtained from this study found a system of auctions that have not used , the selling process running less effective and efficient as well as evidence of the transaction still manual , so as to improve the operational activities of this fish auctions researchers devised a system of sales , auction system , the procedure of the payment of levies penggajian and procedures .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Indonesia berada di posisi 94o 40' BT – 141o BT dan 6o LU – 11o LS,
terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia; dan antara Benua Asia
dan Benua Australia, serta terletak di atas tiga lempeng aktif yaitu lempeng
Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik. Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang
81.290 km, yang disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah daratan
seluas 1.860.359,67 km2. Luas laut Indonesia dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 1.1 Zona Perairan Indonesia No Perairan Luas (Km2) 1 Perairan
kepulauan/Laut Nusantara 2,3 Juta 2 Perairan territorial 0,8 Juta 3 Perairan
ZEE Indonesia 2,7 Juta Berdasarkan konvensi hukum laut (United Nations
Convention on the Law of the Sea/UNCLOS), perairan dibagi dalam beberapa zona
seperti gambar di bawah. Gambar 1.1 Zona Perairan di indonesia Sumber :
Konvensi hukum laut UNCLOS 2 Pernyataan di atas menunjukkan bahwa potensi
kelautan indonesia sangat banyak sehingga menumbuhkan sektor perikanan sebagai
mata pencaharian penduduknya. Dari sektor perikanan inilah yang menjadi sorotan
dari tahun ketahun oleh pemerintah karena sering terjadi permainan harga hasil
tangkapan nelayan.
Pemerintah juga telah memberikan berbagai kebijakan, salah satunya
adalah dengan adanya pengelolaan pemasaran ikan melalui TPI. Tempat
Pelelelangan Ikan (TPI) merupakan salah satu fungsi utama dalam kegiatan
perikanan dan juga merupakan salah satu faktor yang menggerakkan dan meningkatkan
usaha dan kesejahteraan nelayan (Wiyono, 2005). Dalam sejarahnya Tempat
Pelelangan Ikan sudah ada sejak tahun 1922, dengan tujuan untuk memfasilitasi
nelayan dalam memasarkan ikan hasil tangkapannya. Hal ini dikarenakan sering
kali nelayan dipermainkan harga oleh tengkulak dalam penjualan hasil
tangkapannya. Sementara Tempat Pelelangan Ikan KUD Minatani Brondong Kabupaten
Lamongan merupakan pihak swasta yang ditunjuk langsung oleh Pemerintah daerah
Kabupaten Lamongan dengan bekerja sama melalui Dinas Perikanan dan Kelautan
untuk mengelola potensi perikanan di daerah pesisir utara Lamongan tersebut.
Kerjasama ini juga sesuai dengan kesepakatan bahwa Tempat Pelelangan Ikan KUD
Minatani sebagai pengelola dikenakan retribusi 1,5% untuk daerah, 0,1% untuk
Perum Perindo, dan 0,25% untuk pelayanan kesehatan nelayan. Prosentase tersebut
diambil dari setiap transaksi jual beli ikan yang terjadi. Tempat Pelelangan
Ikan menjadi unit bisnis utama dari KUD Minatani berdasarkan produksi ikan yang
semakin berkembang, seperti data berikut : 3 Tabel 1.2 Produksi & Nilai
Produksi Ikan Tahun 2003 – 2012 No Tahun Produksi (Ton) Nilai Produksi (x Rp.
1.000) 1 2003 30.288 107.165.722 2 2004 45.947 209.729.756 3 2005 39.947
229.885.367 4 2006 46.569 306.464.220 5 2007 60.769 421.183.449 6 2008 52.249
442.323.513 7 2009 57.198 495.413.039 8 2010 46.432 437.815.289 9 2011 49.278
511.785.120 10 2012 57.763 610.997.703 Sumber : Profil KUD Minatani Data
tersebut menunjukkan bahwa produksi ikan semakin berkembang dan sudah seharusnya
memiliki sistem yang efektif dan efisien untuk mengoperasionalkan seluruh
kegiatannya.
Sementara kegiatan operasional yang ada pada tempat pelelangan ikan
meliputi aktifitas penjualan tunai maupun kredit, aktifitas pembayaran
retribusi serta penggajian yang berhubungan dengan pengeluaran dan penerimaan
kas saja, sama halnya dengan prosedur-prosedur transaksi belum dibuat secara
rinci. Sedangkan untuk mengoperasionalkan sebuah perusahaan yang telah memiliki
omset yang besar seharusnya memiliki sistem yang baik agar tujuan bisa
tercapai. Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu
(Mulyadi, 2008:1). Sehingga sistem yang baik akan mampu mengendalikan transaksi
tersebut serta memperkecil risiko kesalahan. Setiap Perusahaan selalu
mengevaluasi sistem yang digunakannya dengan tujuan untuk memberi informasi 4
sebaik mungkin kepada yang membutuhkan. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang
melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan
untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari
diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya Tagihan/Piutang Dagang.
Menurut Mulyadi (2008:27) tujuan dari penyusunan sistem informasi
akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengelola usaha baru, untuk
meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem yang sudah ada,
memperbaiki pengendalian dan pengecekan intern, untuk menekan biaya klerikal
dalam penyelenggaraan catatan akuntansi, Pengembangan sistem informasi
akuntansi sering digunakan untuk menghemat biaya informasi yang merupakan
barang ekonomi, sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber
ekonomi lainnya. Praktek yang terjadi di lapangan, biasanya setelah nelayan
memperoleh ikan, mereka lalu mencoba menjual hasil tangkapannya sendiri kepada
konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai uang tertentu. Kegiatan
ini tidak terorganisir dengan baik dan mungkin kurang efisien dan tidak
produktif, mutu ikan tidak dijaga sehingga harga ikan cenderung menurun.
Nelayan memperoleh nafkah dari hasil penjualan ikan hasil tangkapannya. Bila
dijual langsung ke pasar yang berjarak cukup jauh dari Pelabuhan ataupun
Pangkalan Pendaratan sulit untuk dilakukan karena memerlukan waktu lama. Oleh
karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, ikan dijual secara lelang.
Saat ini hampir pada setiap 5 Pelabuhan terdapat Tempat Pelelangan Ikan
(Wiyono, 2005). Pernyataan ini berbanding terbalik dengan apa yang ada pada TPI
Brondong karena sistem pelelangan ikan sudah lama tidak digunakan sejak era
1998. Sistem pelelangan tidak digunakan karena ada yang merugikan beberapa
pihak, berdasarkan alasan tersebut sistem pelelangan dihapuskan sehingga sistem
penjualan hanya dengan tunai dan kredit. Berjalannya sistem yang ada pada
tempat pelelangan ikan secara tradisional, bahkan untuk bukti pembelian juga
masih manual belum mengikuti perkembangan. Proses penjualan ikan dari nelayan
kepada tengkulak, orang pribadi maupun badan yang sekarang sudah mencapai ekpor
impor. Perkembangan ini juga yang seharusnya diikuti oleh manajemen operasional
yang baik pula agar nelayan ikut tersejahterakan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas terdapat beberapa hal-hal
yang perlu dianalisis pada Tempat Pelelangan Ikan, khususnya TPI Brondong Kab.
Lamongan. Sehingga bisa menjadi acuan untuk merancangkan sebuah sistem yang
efektif dan efisien dalam menjalankan aktifitas operasionalnya dan peneliti
juga tertarik untuk meneliti dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KUD MINATANI BRONDONG KABUPATEN
LAMONGAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Sistem informasi akuntansi memiliki peranan penting dalam
operasional dan pengembangan suatu perusahaan. Melihat peranan penting
tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimana
rancangan sistem informasi akuntansi
yang efektif dan efisien diterapkan pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) KUD
Minatani Brondong Kab. Lamongan?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
merancang sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien diterapkan pada
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) KUD Minatani Brondong Kab. Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi ilmiah bagi berbagai pihak dan secara global akan
memberikan kontribusi kepada:
1. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan
bentuk aplikasi keilmuan peneliti yang diperoleh selama perkuliahan. Hal ini
diharapkan dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti untuk
berfikir kritis dalam menghadapi berbagai permasalahan.
2. Bagi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat direkomendasikan sebagai sistem
informasi akuntansi yang baru di tempat pelelangan tersebut, sehingga nelayan
tidak dirugikan lagi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini
diharapkan juga bermanfaat sebagai sumber informasi bagi peneliti-peneliti
selanjutnya denga topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Baik yang
bersifat melanjutkan atau menyempurnakan.
1.4 Batasan Penelitian
Tulisan ini secara khusus akan merancangkan
sistem informasi akuntansi pada salah satu profit centre di antara 8 unit
bisnis lainnya, yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) KUD Minatani Brondong
Kabupaten Lamongan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Perancangan sistem informasi akuntansi pada tempat pelelangan ikan KUD Minatani Brondong Kabupaten Lamongan" silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment