Abstract
INDONESIA:
Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin dalam melaksanakan gaya kepemimpinannya sangat berpengaruh terhadap tingkat disiplin kerja karyawan. Disiplin kerja merupakan faktor penentu keberhasilan dalam suatu perusahaan, apabila disiplin kerja diabaikan maka akan menghambat kinerja dan merugikan perusahaan. Penelitian ini berfokus pada pengaruh gaya kepemimpinan situasional yang terdiri dari empat variabel, yaitu gaya kepemimpinan telling (X1), gaya kepemimpinan selling (X2), gaya kepemimpinan participating (X3), dan gaya kepemimpinan delegating (X4) terhadap disiplin kerja (Y) karyawan outsourcing pada Mal Olympic Garden Malang.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu berupa analisis yang bermaksud mengambarkan variabel yang ada dengan mengunakan uji statistik. Uji statistik yang dipakai adalah uji regresi linier berganda. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap karyawan outsourcing. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan outsourcing divisi security dan divisi parking Mal Olympic Garden Malang yang berjumlah 120 karyawan, dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 92 karyawan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan situasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan outsourcing pada Mal Olympic Garden Malang. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung (9.036) > F tabel (2.37) atau sig F (0.000) < 5% (0.05). Nilai adjusted R square menunjukkan nilai sebesar 0.261, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan dari variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap variabel disiplin kerja adalah sebesar 26.1%. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa secara parsial variabel gaya kepemimpinan telling (X1) dan gaya kepemimpinan selling (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan outsourcing, dan variabel gaya kepemimpinan participating (X3) dan gaya kepemimpinan delegating (X4) berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan outsourcing. Variabel gaya kepemimpinan delegating (X4) merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan outsourcing pada Mal Olympic Garden Malang dengan nilai t hitung terbesar yakni 3.257 dan nilai signifikansi yang paling rendah yakni 0.002.
ENGLISH:
The existence of a leader in an organization was needed to bring the organization to achieve its goal. The implementation of a leadership style is very influential toward the level of employees’ discipline. Working discipline is a determining factor in a success of a company. If the working discipline is ignored, it will hinder the performance and impair the company. This research focuses on the influence of situational leadership style which consists of four variables: telling leadership style (X1), selling leadership style (X2), participating leadership style (X3), and delegating leadership style (X4) toward the working Discipline (Y) of Mall Olympic Garden Malang outsourcing employees.
This research uses quantitative method, an analysis which describe existing variables by using statistical test. The statistical test employed is a multiple linier regression test. This study uses an explanatory research. Data is collected by distributing questionnaires to outsourcing employees. The population in this research consists of 120 outsourcing employees is security and parking devition of Mal Olympic Garden Malang. The research uses 92 samples.
The result shows that the variable of situational leadership style simultaneously had significant influence toward Mall Olympic Garden Malang outsourcing employees’ working discipline. It can be seen from the value of F count (9.036) > F table (2.37) or F sig (0.000) < 5% (0.05). The adjusted R square value is 0.261. It shows explanatory ability from the variable of situational leadership style toward variable of working discipline is 26.1%. T-test result shows that variables of telling leadership style (X1) and selling leadership style (X2) partially have no significant influence toward outsourcing employees’ working discipline. On the other hand, the variables of participating (X3) and delegating leadership style (X4) have a significant influence toward the working. The variable of delegating leadership style (X4) has the most dominant influence with the highest t-count value (3.257) and the lowest significant value (0.002).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah Sumberdaya manusia
merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki ketrampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Dapat dikatakan bahwa sumberdaya
manusia memegang peranan penting dalam perusahaan, karena sumberdaya manusia
sebagai penggerak segala usaha dan aktivitas yang ada di perusahaan dan juga
sebagai penentu jalannya perusahaan. Hal ini terlihat bahwa sumberdaya terpenting
suatu perusahaan atau organisasi adalah sumberdaya manusia yaitu orang-orang
yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan
produk, mengalokasikan sumberdaya finansial, serta merumuskan seluruh strategi
dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten
maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. (Sadili, 2006:21) Di
hampir semua perusahaan yang ada, pegawai merupakan aset penting yang wajib
mereka jaga. Oleh karena itu, perusahaan tersebut dituntut untuk mampu menjaga
dan meningkatkan disiplin kerja pegawainya. Salah satu pendekatan dalam upaya
menjaga dan meningkatkan disiplin kerja pegawai tersebut dapat dilakukan
melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan efektif.
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab tanpa
adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan 2 tersebut akan
mengalami kemunduran.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai
dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin
dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di
dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul
semangat kerja yang dapat meningkatkan disiplin kerja dari bawahan. Keberadaan
seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa organisasi
kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai
perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Bagaimanapun gaya
kepemimpinan seseorang tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama yaitu
kepentingan anggota dan organisasi.
Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan karakter pribadinya
disamping itu dampak kepemimpinannya akan berpengaruh terhadap disiplin kerja
bawahannya. Organisasi yang efektif, memerlukan seorang pemimpin yang mampu
mengkoordinasikan pegawai-pegawai atau karyawan yang dipimpinnya kearah tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk itu seorang pemimpin harus mempunyai
kemampuan memimpin yang baik dan efektif. Menurut Widyanti dan Anorogo
(1993:137) kemampuan memimpin yaitu kemampuan untuk merencanakan hal-hal yang
realistis, banyak akal, komunikator yang terampil, dan partisipasi dalam bidang
social. Hal tersebut menentukan efektifitas kepemimpinannya. 3 Dalam upaya
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, pimpinan perusahaan harus mempunyai
kebijakan untuk para karyawannya. Kebijakan yang diberikan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada pada perusahaan. Salah satu kebijakan
perusahaan yang dapat dibudayakan adalah sikap disiplin kerja karyawan. Hal ini
dilakukan tidak hanya pada karyawan tingkat bawah, tetapi juga harus diterapkan
pada karyawan tingkat atas agar semua pekerjaan bisa dilakukan secara efektif
dan efisien.
Menurut Hersey & Blancard dalam Mohyi (1999:187) gaya
kepemimpinan situasional pada tingkat hubungan antara perilaku tugas dan
perilaku hubungan pada teori kontingensi dapat dibagi dalam empat gaya
kepemimpinan, yaitu: (1) gaya kepemimpinan telling, (2) gaya kepemimpinan
selling, (3) gaya kepemimpinan participating, dan (4) gaya kepemimpinan delegating.
Menurut Thoha (1995:6) Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal
sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan mulia yang
mengatakan bahwa pemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab atas kegagalan
pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi
pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang penting. Disiplin kerja
merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa adanya disiplin kerja yang baik
dari karyawan maka setiap pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa disiplin kerja merupakan faktor
penentu keberhasilan dalam suatu perusahaan, apabila disiplin kerja diabaikan
akan menghambat dan merugikan perusahaan. Karena 4 tanpa disiplin kerja maka akan
menurunkan kinerja karyawan sehingga target perusahaan tidak akan tercapai.
Dalam kaitannya dengan disiplin kerja, Siswanto (1989:63) mengemukakan disiplin
kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila
mereka melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Menegakkan disiplin kerja bukanlah hal yang mudah, kadangkala orang
memberi penilaian yang salah tentang disiplin, karena disiplin dianggap hal
yang sangat berat untuk dilakukan. Disinilah manajemen mempunyai peran dalam
menciptakan suasana disiplin supaya tidak memberatkan dan menyiksa. Seperti
yang dikemukakan oleh Handoko (2003:208) “Manajemen mempunyai tanggung jawab
untuk menciptakan suasana iklim disiplin preventip dimana berbagai standar
diketahui dan dipahami. Disiplin preventip adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan,
sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Menurut Hasibuan (2002:193)
disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat
kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena
itu, setiap pemimpin selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin
yang baik. Seorang pemimpin dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para
bawahannya berdisiplin baik. Untuk 5 memelihara dan meningkatkan kedisiplinan
yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Sedangkan disiplin kerja dapat dinilai dengan ketepatan waktu, kepatuhan dan
ketaatan pada peraturan, ketepatan dalam menggunakan alat produksi, dan
ketepatan dalam memanfaatkan bahanbahan produksi. Faktor kedisiplinan memegang
peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja karyawan. Seorang karyawan
yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik
walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang karyawan yang disiplin tidak akan
mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya
dengan pekerjaan. Demikian juga karyawan yang mempunyai kedisiplinan akan
mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi
tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya karyawan yang mempunyai kedisiplinan
kerja yang tinggi akan mempunyai produktivitas kerja yang baik karena waktu
kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Saat ini bisnis ritel berkembang sangat pesat
sekali, dengan kondisi persaingan tersebut, perusahaan-perusahaan ritel saling
berusaha mencapai efisiensi usahanya, banyak metode dan konsep yang telah
dikembangkan dalam dunia bisnis. Salah satu yang sampai saat ini masih populer
adalah outsourcing. Secara sederhana, menurut Indrajit (2003:34) outsourcing
dapat diartikan sebagai praktik yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk
menyerahkan sebagian aktivitasnya untuk dikerjakan oleh perusahaan lain
sehingga organisasi 6 perusahaan menjadi saling berketerkaitan satu sama lain.
Yang dimaksud dengan praktik outsourcing adalah pengalihan tugas
perusahaan kepada perusahaan lain yang khusus bergerak di bidang tertentu.
Berdasarkan pasal 66 UU No.13 Tahun 2003 outsourcing dibolehkan hanya untuk
kegiatan penunjang, dan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi. Berbagai alasan dimunculkan dalam penggunaan jasa ini, antara lain:
(1) Pengguna jasa outsourcing mendapatkan tenaga kerja yang sudah terlatih dan
siap pakai, (2) Dapat menggunakan tenaga kerja dengan sistem kontrak dalam
jangka waktu tertentu, (3) Biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan resiko bila dikelola sendiri, (4) hemat waktu dan budget
untuk pengrekrutan, terhindar dari persoalan ketenagakerjaan, (5) serta yang
paling penting adalah harapan lebih terkonsentrasinya pada peningkatan kualitas
output yang menjadi tujuan utama. Penggunaan tenaga outsourcing seringkali
digunakan sebagai strategi kompetisi perusahaan untuk fokus pada core
business-nya. Namun, pada prakteknya outsourcing didorong oleh keinginan
perusahaan untuk menekan cost hingga serendah-rendahnya dan mendapatkan
keuntungan berlipat ganda walaupun seringkali melanggar etika bisnis.
Perusahaan yang menggunakan tenaga outsource diketahui 4 alasan menggunakan
outsourcing, yaitu: (1) Efektifitas manpower, (2) tidak perlu mengembangkan SDM
untuk pekerjaan yang bukan utama, (3) memberdayakan anak perusahaan dan (4)
dealing with unpredicted business condition. 7 Mal Olympic Garden merupakan
salah satu perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing dalam beberapa element
pekerjaan penunjang.
Ada empat elemen kerja penunjang yang menggunakan sistem kerja
outsourcing dalam Mal Olympic Garden Malang, yaitu: (1) Security, (2) Parking,
(3) House Keeping, (4) Pest Control. Karyawan outsourcing pada Mal Olympic
Garden merupakan karyawan yang tidak tetap, akan tetapi hasil kerja dari
karyawan tersebut yang menikmati dampaknya secara langsung adalah perusahaan
pemakai jasa outsourcing, dalam hal ini adalah Mal Olympic Garden tersebut.
Maka dari itu, pimpinan perusahaan harus bersungguh-sungguh dalam pengaturan
dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai terhadap karyawan outsourcing agar
mampu berdisiplin baik dan mempunyai produktifitas atau hasil kerja yang
memuaskan. Berdasarkan hasil pangamatan awal peneliti selama melakukan praktek
kerja lapangan di bagian Building Service (BS) Mal Olympic Garden Malang yang
membawahi seluruh karyawan outsourcing, peneliti dapat mengasumsikan bahwasanya
gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya yang diterapkan oleh pimpinan
Building Service (BS), hal ini dapat dilihat dari cara pimpinan menerapkan gaya
kepemimpinannya sesuai dengan tingkat kematangan karyawan.
Sedangkan, tingkat disiplin kerja karyawan outsourcing pada Mal
Olympic Garden Malang termasuk tinggi, hal ini diukur dari tingkat
absensi/kehadiran karyawan yang tinggi dan tingkat loyalitas serta kemampuan
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan asumsi inilah maka
penulis ingin lebih mengetahui dan menganalisa lebih mendalam dengan mengadakan
8 penelitian yang berjudul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP
DISIPLIN KERJA KARYAWAN OUTSOURSING PADA MAL OLYMPIC GARDEN MALANG” untuk
mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari gaya kepemimpinan
situasional yang diterapkan oleh pimpinan Building Service terhadap tingginya
disiplin kerja karyawan outsourcing di Mal Olympic Garden Malang.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas,
maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1
Apakah ada pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan Telling (X1), Gaya
Kepemimpinan Selling (X2), Gaya Kepemimpinan Participating (X3) dan Gaya
Kepemimpinan Delegating (X4) secara bersama-sama (simultan) terhadap Disiplin
Kerja karyawan outsourcing Mal Olympic Garden Malang?
1.2.2
Apakah ada pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan Telling (X1), Gaya
Kepemimpinan Selling (X2), Gaya Kepemimpinan Participating (X3) dan Gaya
Kepemimpinan Delegating (X4) secara parsial terhadap disiplin kerja karyawan
outsourcing Mal Olympic Garden Malang?
1.2.3
Gaya kepemimpinan manakah yang berpengaruh dominan terhadap disiplin kerja
karyawan outsourcing Mal Olympic Garden Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Telling (X1), Gaya
Kepemimpinan Selling (X2), Gaya Kepemimpinan Participating (X3) dan Gaya
Kepemimpinan Delegating (X4) secara bersama-sama (simultan) terhadap Disiplin
Kerja karyawan Outsourcing Mal Olympic Garden Malang.
1.3.2
Untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Telling (X1), Gaya
Kepemimpinan Selling (X2), Gaya Kepemimpinan Participating (X3) dan Gaya
Kepemimpinan Delegating (X4) secara Parsial terhadap Disiplin Kerja karyawan
Outsourcing Mal Olympic Garden Malang. 1.3.3 Untuk menguji dan menganalisis
variabel Gaya Kepemimpinan manakah yang berpengaruh dominan terhadap Disiplin
Kerja karyawan Outsourcing Mal Olympic Garden Malang.
1.4
Kegunaan Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian seperti yang telah
dikemukakan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan
sebagai berikut:
1.4.1
Bidang Akademis Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan khususnya di bidang Kepemimpinan dan umumnya di bidang
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
1.4.2 Bidang praktis Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan untuk memperbaiki
pola Gaya Kepemimpinan dalam meningkatkan Disiplin Kerja karyawan Outsourcing
di Mal Olympic Garden Malang. 1.5 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini
diberikan batasan agar penelitian ini bisa lebih focus. Batasan dalam
penelitian ini yaitu:
.5.1 Teori
kepemimpinan situasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori
kepemimpinan situasional Hersey & Blanchard yang terdiri dari 4 gaya
kepemimpinan, yaitu: (1) gaya kepemimpinan telling, (2) gaya kepemimpinan
selling, (3) gaya kepemimpinan participating, dan (4) gaya kepemimpinan
delegating. 1.5.2 Mal Olympic Garden Malang menggunakan sistem outsoursing pada
4 elemen kerja penunjang, yaitu (1) Security, (2) Parking, (3) House Keeping,
(4) Pest Control. Akan tetapi, dalam penelitian ini karyawan outsourcing Mal
Olympic Garden Malang yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah
sebatas pada karyawan Security dan Parking.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap disiplin kerja karyawan outsourcing: Pada Mal Olympic Garden Malang". Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment