Abstract
INDONESIA:
Sistem pengendalian internal diperlukan oleh sebuah organisasi untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang terjadi serta untuk mempertahankan eksistensi agar bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif, efisien dan ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas terpenting. Sehingga memerlukan penanganan yang cermat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi sistem pengendalian internal khususnya pada sistem penjualan tunai dan penjualan kredit pada Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang yang selanjutnya dapat memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, interview (wawancara) dan dokumentasi. Analisis data tentang sistem pengendalian internal penjualan tunai dan penjualan kredit dengan menggunakan teori COSO yang meliputi : lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pengawasan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal penjualan tunai dan penjualan kredit pada Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang masih kurang efektif karena masih terdapat banyak kelemahan antara lain: 1) ketidak adanya control dari pengurus 2) masih ada perangkapan tugas 3) pelatihan karyawan tidak berkelanjutan 4) tidak ada batas maksimal pembelian kredit dan batas maksimal pembayaran 5) tidak ada penetapan tugas dan wewenang secara tegas 6) dokumen transaksi penjualan tunai maupun kredit masih belum rangkap Sehingga perlu kebijakan batas maksimal pembelian kredit, batas maksimal pembayaran, penetapan tugas dan tanggung jawab dan juga penambahan dokumen penjualan tunai dan penjualan kredit minimal rangkap 2.
ENGLISH:
Internal control system is required by an organization to avoid frauds and to maintain the existence in order to carry out its operations effectively, efficiently and economically. Cash and credit sales is the most important activity in retail, so it requires a careful treatment. The purpose of this study is to analyze the implementation of internal control system, especially on the system of cash and credit sales in Padang Bulan Students’ Cooperation in Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang which leads to necessary recommendations for improvement.
This research employs a qualitative descriptive approach. The data are collected through observations, interviews and documentations. The data analysis on the internal control system of cash and credit sales is performed by using COSO theory which includes: control environment, risk assessment, information and communication, control activities, and supervision.
The results show that the internal control system of cash and credit sales in Padang Bulan Students’ Cooperation in Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang is still less effective because of the following weaknesses: 1) lack of any control from the board 2) the existence of task geminating 3) no continuity in employees training 4) no maximum limit of credit purchases and payments 5) no clear determination of duties and authorities 6) no duplicates of cash or credit sales transactions document. Thus, it is crucial to have a policy concerning maximum credit purchase limit, payment limit, the determination of duties and responsibilities, and also the addition of cash sales and credit sales documents of at least 2 copies.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa ini, persaingan antar perusahaan berlangsung dengan ketat.
Untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif, efisien dan ekonomis untuk tetap mempertahankan
eksistensinya sekaligus menghindari fenomena kecurangan-kecurangan yang
terjadi. kecurangankecurangan itu berupa, kecurangan laporan keuangan pada
kasus PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang
diterbitkan pada tahun 2005, perusahaan mengumumkan keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp 6,90 milyar, namun setelah hasil audit diteliti dengan seksama
perusahaan seharusnya dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 milyar.
Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak
dapat menagih pajak pihak ketiga. Dalam laporan keuangan tersebut pajak pihak
ketiga dinyatakan sebagai pendapatan.Seharusnya berdasarkan standar akuntansi
keuangan, pajak pihak ketiga tidak dapat dikelompokan dalam bentuk pendapatan
atau aset.
Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi dan
penyajiaan laporan keuangan telah terjadi pada kasus ini (Kompas, 2006). Kasus
lainnya menimpa salah satu BUMN, yaitu PT.Kimia Farma Tbk yang melakukan
mark-up laporan keuangan, yaitu terjadinya penggelembungan laba bersih pada
laporan keuangan tahun 2001 sebesar Rp 32,668 miliar. Perusahaan
seharusnyamenyajikan laba bersih sebesar Rp 99,594 miliar, 2 namun perusahan
menyajikan laba bersih sebesar Rp 132 miliar.Kecurangan tersebut terungkap
karena Bapepam menilai laba yang diperoleh perusahaan terlalu besar dan
mengandung unsur rekayasa sehingga dilakukan audit ulang oleh Bapepam pada
laporan keuangan Kimia Farma tahun 2001, hasil audit tersebut menyatakan bahwa
perusahaan melakukanoverstated penjualan dan persediaan yang mengakibatkan
kesalahan penyajian laporan keuangan (Bapepam, 2002).Kasus kecurangan laporan
keuangan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di luar negeri
seperti pada perusahaan Enron, Worldcom, Global Crossing,dan
Adelphia.Perusahaan tersebut merupakan contoh perusahan yang bangkrut akibat
skandal kecurangan dalam bentuk pencurian aset, kejahatan komputer, korupsi,
maupun kesalahan dalam penyajian laporan keuangan (Ilter, 2009). Menurut
Sawyers (2005: 58) pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting
sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai
perhatian yang makin meningkat terhadap pengendalian intern. Menurut Mulyadi
(2001: 167) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian intern pada hakekatnya
adalah suatu mekanisme yang didesain untuk menjaga (preventif), mendeteksi
(detektif) dan memberikan mekanisme pembetulan (correctif) terhadap potensi
terjadinya kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan
(kecurangan,fraud). Tujuan sistem pengendalian intern yaitu untuk menjamin 3
kebenaran data akuntansi, untuk mengamankan harta kekayaan dan pembukuannya,
untuk menggalakkan efisiensi usaha, untuk mendorong ditaatinya kebijakan
pimpinan yang telah digariskan. Ditengah persaingan yang ketat antar perusahaan
yang berorientasi pada laba yang besar, Indonesia memiliki bentuk usaha yang
memiliki ciri khas perekonomian di Indonesia yaitu koperasi. Dalam hal ini
pemerintah Indonesia mengatur bentuk usaha tersebut yang dijelaskan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan. Salah satu bentuk usaha yang melandaskan kegiatanya sebagai
ekonomi rakyat yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan mengutamakan pada
kemakmuran masyarakat.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat kenaikan
sebesar 17,4 persen jumlah unit koperasi dari tahun 2009 yang tercatat sebanyak
170.411 unit menjadi 200.808 unit pada Juli 2013. Sementara dari sisi jumlah
keanggotaan, terdapat kenaikan 18,8 persen dari 2009 yang tercatat anggotanya
sebanyak 29,2 juta orang bertambah menjadi 34,7 juta orang. Dengan jumlah
anggota sebanyak itu, kini volume usaha koperasi di pertengahan 2013 telah
mencapai Rp115,2 triliun atau tumbuh double digit, 12,09 persen, dari 2012.
Kenaikan jumlah, baik dari sisi unit koperasi, jumlah keanggotaan maupun volume
usaha, menunjukkan koperasi telah memainkan peranan yang strategis dalam sistem
perekonomian nasional. (data diolah dari, http://economy.okezone.com) 4 Data
lain menyebutkan dari laporan Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2000- 2010 yang
dimana terdapat 88.930 koperasi aktif dan 14.147 koperasi yang tidak aktif pada
tahun 2000 dan mengalami peningkatan pada tahun 2001 sebesar 89.756 koperasi
yang aktif dan 21.010 koperasi yang tidak aktif. Hal tersebut diakibatkan karena
kegiatan operasional tidak berdasarkan prinsip, nilai dan azas koperasi,
buruknya manajemen koperasi baik manajemen keuangan maupun manajemen SDM serta
minimnya partisipasi anggota akibat kurangnya pendidikan akan perkoperasian.
Penyebab yang paling sering dialami koperasi-koperasi Indonesia adalah
mengalami kurangnya modal usaha yang juga disebabkan oleh tidak disiplin
administratif oleh anggota serta tidak adanya kemitraan yang dijalin oleh
koperasi. (data diolah dari http://ekonomi.kompasiana.com) Menurut UU No 17
Tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hukum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Salah satu aktivitas oprasional yang dapat mempengaruhi besarnya sisa hasil
usaha (SHU) adalah penjulan baik dari penjualan tunai maupun kredit, yang
nantinya akan menghasilkan laba yang akan dibagikan kepada anggota dalam bentuk
SHU. Aktivitas penjualan itu berupa penerimaan pesanan, penegasan pesanan,
pengiriman barang, pembuatan faktur, dan pembuatan laporan operasional
penjualan. Penjualan tunai adalah penjualan yang transaksi pembayaran dan 5
pemindahan hak atas barangnya langsung melalui register kas atau bagian kassa.
Penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan baranag sesuai dengan order yang diterima
dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut.(Mulyadi,2001: 210) Sistem penjualan tunai maupun
penjualan kredit dapat berjalan dengan baik apabila memiliki unsur-unsur
pengendalian yang meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur
pengendalian, pemantauan atau monitoring, informasi dan komunikasi.( Warren
dkk, 1999: 184) Untuk mengatasi kecurangan-kecurangan yang terjadi akibat tidak
teliti dan tidak tepatnya penetapan, penggolongan, pencatatan pada penjualan
tunai dan penjualan kredit maka dibutuhkan prosedur-prosedur pengendalian.
Seperti: 1) Pegawai yang kompeten, perputaran tugas dan cuti wajib. 2) Sistem
akuntansi yang baik memerlukan prosedur untuk memastikan bahwa para karyawan
mampu melaksanakan tugas yang diembannya. 3) pemisahan tanggungjawab untuk
operasi yang berkaitan harus dibagi dua orang atau lebih. 4) pemisahan operasi,
pengamanan aktiva dan akuntansi. Di Malang, terdapat 5 koperasi mahasiswa yang
aktif yaitu koperasi mahasiswa UMM, koperasi mahasiswa UM, koperasi mahasiswa
padang bulan UIN Maliki Malang, koperasi mahasiswa kanjuruhan Malang, dan
koperasi mahasiswa Universitas Islam Malang.
Koperasi mahasiswa padang
bulan UIN Maliki Malang, sebagai salah satu koperasi mahasiswa yang aktif
dilingkungan kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Yang
memiliki unit usaha toserba, foto copy, dan conter pulsa yang sasaran utama
konsumennya mahasiswa kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang sendiri. Tiap tahun ada sekitar 2000- an mahasiswa baru yang masuk
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan bermukim di Ma’had
Universitas yang letaknya tidak jauh dari koperasi mahasiswa padang bulan Uin
Maliki Malang. Koperasi mahasiswa padang bulan UIN Maliki Malang memiliki
lokasi strategis karena terletak di bawah perpus di depan parkiran kampus dan
berada dipusat kampus. Dikarenakan letaknya yang strategis, para konsumen
koperasi mahasiswa padang bulan UIN Maliki Malang adalah konsumen yang
potensial. Adanya keunggulan koperasi mahasiswa padang bulan UIN Maliki Malang
yang memiliki lokasi strategis menyebabkan penjualan barang dagangan di
koperasi mahasiswa padang bulan UIN Maliki Malang meningkat di bulan-bulan
tertentu. Penjualan perbulan sekitar Rp. 240 juta dan meningkat pada
bulan-bulan tertentu seperti bulan penerimaan mahasiswa baru dan bulan
permulaan semester. Hal ini menyebabkan sistem pengendalian internal penjualan
tunai dan penjualan kredit penting bagi koperasi mahasiswa UIN Maliki Malang.
Penelitian tentang sistem pengendalian internal telah banyak diteliti oleh
peneliti lain. Herlina (2013), meneliti tentang sistem pengendalian internal.
Dalam penelitian Herlina (2013) dengan judul sistem pengendalian internal
penjualan 7 kredit pada KPRI Universitas Brawijaya Malang, ditemukan adanya
terlalu mudahnya pemberian otorisasi atas penjualan kredit dimana penjualan
kredit akan terus dilakukan selama piutang anggota belum melebihi batas plafod
pinjaman dan lama angsuran pembayaran piutang ditentukan sendiri oleh anggota
dengan kebijakan pemberian batasan maksimal 10x angsuran untuk bahan kebutuhan
pokok. Dari fenomena ini peneliti ingin menganalisis aktifitas-aktifitas bisnis
operasional yang ada guna untuk menganalisis sistem pengendalian internal
penjualan tunai dan penjualan kredit untuk dapat digunakan koperasi tersebut
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, dimana kegiatan tersebut selalu
membutuhkan pengendalian internal.
Oleh karena itu dalam
penelitian ini peneliti mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal
Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit pada Koperasi Mahasiswa UIN Maliki Malang”
1.2
Rumusan
Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
sebagai berikut:
· Bagaimanakah implementasi sistem pengendalian internal pada sistem
penjualan tunai dan penjualan kredit di Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN
Maliki Malang?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini
adalah :
· Untuk menganalisis sistem pengendalian internal khususnya pada
sistem penjualan tunai dan penjualan kredit yang diterapkan pada Koperasi
Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang.
1.4
Manfaat
Penelitian
· Manfaat Teoriti
- Mengembangkan kreatifitas mahasiswa dalam
menganalisis pada suatu kasus. - Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan ide dalam praktik dunia kerja dan membandingkannya dengan
teori-teri yang didapat dalam perkuliahan. - Sebagai pengetahuan tentang
implementasi teori sistem mengenai SPI di Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN
Maliki Malang.
· Manfaat Praktis
-
Sebagai masukan dan saran bagi Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki
Malang guna penyempurnaan sistem pengendalian internal khususnya pada sistem
penjualan tunai dan penjualan tunai.
- Mengetahui
hambatan-hambatan penerapan SIA dalam Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN
Maliki Malang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis sistem pengendalian internal penjualan tunai dan penjualan kredit: Studi kasus di Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang..." silakan klik link dibawah iniasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang
No comments:
Post a Comment