Abstract
INDONESIA:
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan suatu produksi. Kekurangan bahan baku akan berakibat pada terhambatnya proses produksi, sedangkan kelebihan bahan baku akan berakibat pada membengkaknya biaya penyimpanan dan biaya lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut ada metode yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan metode Economic Quantity Order (EOQ). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efisiensi pengendalian persediaan bahan baku gula merah jika menggunakan EOQ (Economic Order Quantity).
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif pada industri kecap manis Azafood Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Adapun data yang digunakan adalah data pembelian bahan baku gula merah selama tiga periode mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dan untuk menganalisis EOQ, Safety Stock dan Reorder Point.s
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku gula merah menurut metode EOQ selama periode 2012-2014 lebih kecil dibandingkan dengan sistem yang dipakai industri Azafood yang ditemukan penghematan sebesar RP. 234.441.850 selama tiga periode mulai 2012 sampai tahun 2014. Biaya total persediaan menggunakan metode EOQ juga sangat kecil dalam pengendalian bahan baku dibandingkan dengan menggunakan metode yang digunakan Azafood. Sehingga disarankan industri kecap Azafood mempertimbangkan untuk melakukan metode EOQ karena dilihat dari sisi biaya total persediaan sangatlah kecil sekali dibandingkan dengan menggunakan model yang dipakai sebelumnya.
ENGLISH:
The premium material producing is one of factors that important on production. The lack of the premium material will cause the obstacle in production process, mean while the overbalance premium material will cause the expansion cost and the others. In order getting the solution of that problem, we can use the methode that known as Economic Methode quantity Order (EQQ). The purpose of this resesarch to understand how the efesiensi of controling the supply of sugar premium material which use Economic Quantity Order (EOQ).
This research categorized as qualitative descriptive approces in ketchup industry Azafood located in Kecamatan Wlingi Blitar Region. The data of this research use documentation method, observation and interview. The data use in analyzing is the receipt of buying sugar premium material for three period from 2012 up to 2014 dan analysis EOQ, Saftety Stock dan Recorder Point.
The reseaarch shows that the puchasing of sugar premium material according to EOQ Method from 2012-2014 l more less compare with the sistem that used in Azafood industry wich economical scale Rp. 234.441.850 for three period. The total cost of supply using method EOQ also moreless in controling the premium material compare with Azafood method. With the result that Azafood industry ketchup consider to use method look at from total cost supply is very little compare with the method before.
ARABIC:
مواد أولية هي أحد العوامل الهامة في القيام الإنتاج. ان نقص المواد الخام تعوق عملية الإنتاج، في حين أن المواد الخام الزائدة سيؤدي إلى أكبر بكثير من تكاليف التخزين وغيرها من النفقات. للتغلب على هذه المشاكل هناك طرق التي يمكن استخدامها وباستخدام الكمية النظام الاقتصادي (EOQ). والغرض من هذه الدراسة هو دراسة كيف كفاءة من المواد التموينية من السكر الاحمر في حالة استخدام EOQ
هذا البحث هو وصفي نوعية في صناعة الصويا الحلوة أزافود ويلينجى في بليتار. تقنيات جمع البيانات باستخدام أساليب التوثيق والرصد والمقابلات. البيانات المستخدمة هي مشتريات السكر البني البيانات من المواد الخام لثلاث فترات 2012-2014 ولتحليل EOQ، Safety Stock و Reorder Point.s
وأظهرت النتائج أن شراء المواد الأولية السكر الاحمر وفقا لطريقة EOQ خلال الفترة 2012-2014 أصغر من الأنظمة المستخدمة صناعة أزافود جدت مدخرات234.441.850 روفية لثلاث فترات من عام 2012 حتى عام 2015. وتبلغ التكلفة الإجمالية لطريقة EOQ المخزون هي أيضا صغيرة جدا في السيطرة على المواد الأولية بالمقارنة مع استخدام الأساليب المستخدمة أزافود. صناعة الصويا أزافود ولذلك فمن المستحسن أن تنظر في القيام طريقة EOQ كما من حيث التكلفة الإجمالية للمخزون صغيرة جدا بالمقارنة مع استخدام النموذج المستخدم سابقا.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan ekonomi yang pesat dan tingkat persaingan yang semakin
tinggi, menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efisien dan
ekonomis dalam mengelola sumber daya. Hal ini bertujuan agar perusahaan mampu
bertahan dan bersaing didalam era perekonomian sekarang ini. Persediaan
merupakan segala sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi yang di simpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk
physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang
dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997: 33). Persediaan merupakan
aset lancar dalamperusahaan terutama bagi perusahaan yang sebagian besar
assetnya ditanamkan dalam persediaan harus dapat mengelola persediaan tersebut
dengan baik. Tugas ini menjadi beban bagi manajemen perusahaan agar lebih
berhati-hati dalam mengambil kebijakan dan keputusan serta tindakan-tindakan
yang terutama berkaitan dengan pengendalian persediaan untuk mempertahankan
kegiatan operasinya. Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang
sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi
rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu
banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan,
dan mungkin mempunyai “opportunity cost” yang lebih besar. Demikian pula, bila
perusahaan tidak 2 mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan
biaya – biaya terjadinya kekurangan bahan. Bahan baku merupakan salah satu
faktor yang sangat vital bagi berlangsungnya suatu proses produksi. Persediaan
bahan baku yang melebihi kebutuhan akan menimbulkan biaya simpan yang tinggi,
sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit menimbulkan kerugian yaitu
terganggunya proses produksi kerugian yaitu terganggunya proses produksi dan
juga berakibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan apabila
ternyata permintaan pada kondisi yangsebenarnya melebihi permintaan yang
diperkirakan. Agar tetap bisa bertahan dalam situasi persaingan pasar yang
begitu ketat, perusahaan perlu melakukan penekanan biaya persediaan serta
penghematan biaya untuk pembelian bahan baku. Adanya penanganan yang tepat
terhadap persediaan bahan baku sangat diperlukan untuk mengantisipasi keadaan
apabila permintaan pasar tiba-tiba naik pada suatuperiode tertentu. Dengan
demikian persediaan produk dapat dioptimalkan serta biaya-biaya yang terkait
didalamnya dapat ditekan se-efisien mungkin. Setiap perusahaan pasti memiliki
persediaan yang tentu memiliki bahan baku yang berbeda-beda seperti jumlah
maupun jenisnya, hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki produksi dan
hasil yang berbeda-beda walaupun setiap perusahaan pasti mempunyai keunggulan
dan kelemahan di bidang masing-masing. Dalam mencapai sebuah tujuan tidaklah
mudah dikarenakan adanya faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya
kelancaran perusahaan sehingga setiap perusahaan harus mampu mengendalikan
faktor-faktor yang akan dihadapinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kelancaran perusahaan ialah mengenai produksinya. Menurut Sukanto 3 (1992)
produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barangbarang
dan jasa-jasa. Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha. Setiap
perusahaan, khususnya industri harus mengadakan persediaan bahan baku, karena
tanpa adanya persediaan bahan baku akan mengakibatkan terganggunya proses
produksi dan berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh
keuntungan yang seharusnya dia dapatkan. Persediaan yang berlebihan akan
merugikan perusahaan dari biaya-biaya yang ditimbulkan dengan adanya persediaan
tersebut, yang mana biaya dari pembelian itu sebenarnya dapat digunakan untuk
keperluan lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, kekurangan persediaan
bahan baku dapat merugikan perusahaan karena akan mengganggu kelancaran dari
proses kegiatan produksi dan distribusi perusahaan (Soekarwati, 2001). Menurut
Mulyadi (1986 : 118), bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral
produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh
dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Persediaan
bahan baku merupakan hal yang sangat penting. Persediaan bahan baku yang
dimaksudkan ialah untuk memenuhi kebutuhan untuk proses produksi pada waktu
yang akan datang. Persediaan bahan baku harus mampu mencukupi kebutuhan dalam
produksi. Pada dasarnya semua perusahaan atau industri rumahan memiliki
perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan tujuan meminimumkan
biaya dan untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Seiring dengan
perkembangan pasar di indonesia membuat persaingan home industri semakin ketat
dalam daya tarik pembeli. Mengendalikan persediaan bahan baku yang tepat bukan
hal yang mudah untuk dilakukan. Agar bisa bertahan dalam situasi 4 persaingan
pasar yang begitu ketat, maka perusahaan dapat melakukan penekanan biaya
persediaan serta bisa menghemat biaya pembelian bahan baku. Ma‟arif dan Tanjung
(2003: 278) mengemukakan bahwa Perkiraan pemakaian mutlak diperlukan untuk
membuat keputusan berapa persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi masa
mendatang. Faktor utama dalam menunjang kelancaran dan efektifitas proses
produksi bagi suatu industri adalah bahan baku. Selain itu juga adanya
permintaan yang banyak dan industri rumahan dituntut untuk lebih optimal dalam
memproduksi. Seperti yang dijelaskan oleh Gitosudarmo dan Basri (1999),
persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja aktiva yang setiap saat
dapat mengalami perubahan. Model persediaan akan sangat bergantung kepada bahan
atau barang, apakah bahan tersebut bersifat permintaan bebas atau sebagai
permintaan terikat. Begitu juga Heizer dan Render (2005: 67) juga memaparkan bahwa
Model pengendalian persediaan menganggap permintaan untuk sebuah barang mungkin
bebas (Independent) atau terikat (dependent) dengan permintaan barang lain.
Menurut Tampubolon (2004:196) didalam menentukan kebijakan persediaan untuk
permintaan dapat digunakan model-model persediaan sesuai dengan tingkat
efisiensi yang ditetapkan perusahaan. Dan permasalahan bahan baku merupakan
permasalahan yang paling mendasar bagi sebuah perusahaan manufaktur, karena
bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah proses produksi.
Robyanto, dkk (2013) meneliti mengenai persediaan bahan baku tebu pada pabrik
gula pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) di Situbondo Jawa Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengakui upaya bahan baku pasokan yang Pabrik
Gula 5 Pandji PTPN XI (persero) yang harus terpenuhi. Dalam penelitian ini,
data yang telah dianalisa dalam dua cara; Metode deskriptif. Sebuah metode
penelitian yang menggunakan analisis dalam bentuk narasi menggunakan pandangan
logis untuk menjelaskan angka dalam penjelasannya sehingga dapat membantu dalam
membuat keputusan. Metode kuantitatif dilakukan dalam beberapa cara; Metode
Economic Order Quantity (EOQ),Safety Stock; Susun ulang Titik (ROP); Persediaan
Maksimal (MI), Metode Total Biaya Persediaan (TIC). Zahra, dkk (2014) meneliti
mengenai pengendalian persediaan bahan baku garam guna meminimalkan biaya
persediaan dengan menggunakan Metode Economic Order Quantity (pada perusahaan
CV. Garam sari Rasa, Cianjur)
bertujuan untuk melihat bagaimana pengendalian persediaan bahan
baku dengan menggunakan metode Economic order Quantityguna meminimumkan biaya
pada perusahaan CV, Garam Sari Rasa dan mengetahui apakah dengan metode EOQ
perusahaan dapat lebih meminimumkan biaya pemesanan dibandingkan metode atau
cara yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari penelitian yang dilakukan
adalah bahwa kebijakan persediaan bahan baku yang dilakukan CV. Garam Sari Rasa
selama ini masih belum optimal bila dibandingkan dengan penerapan persediaan
bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Seperti halnya
Home industriAzafood adalah salah satu industri yang ada di kabupaten Blitar,
tepatnya terletak di desa Njudel Kecamatan Wlingi. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 1999 dan bergerak dibidang industri kecap. Bahan baku yang digunakan
adalah kedelai hitam, gula merah dan bahan pendukung lainnya. Dari bahan baku
tersebut industri ini mengeluarkan dua merek yang berbeda yaitu Azafood dan 6
Gurame. Industri rumahan ini mempunyai karyawan 24 orang, dan sudah termasuk
sales dan administrasi. Bahan baku gula kelapa diperoleh dari Wlingi dan
Nglegok. Sebab pernah membeli bahan baku gula kelapa dari daerah Tulungagung
tetapi rasa dan kualitasnya kurang baik. (H. M. Syamsul Huda, 7 september 2015
) dan harga bahan baku gula kelapa dapat dilihat pada gambar 1.1 Gambar 1.1
Harga Gula kelapa lokal Sumber: Dinas Perindustrian Pusat Selama ini industri
kecap Azafood belum terkenal sampai luar Blitar, karena pemasaran dan
penjualannya hanya daerah
Kota Blitar dan Kecamatan Blitar saja. Pada hal jika penjualan
sampai keluar Blitar akan berpengaruh juga terhadap produksi, pemesanan kecap
dan laba yang dihasilkan. Metode analisis Economic Order Quantity adalah
tingkat persediaan yang meminimalkan total biaya menyimpan persediaan dan
pemesanan. Ini adalah salah satu model klasik. Keranka kerja yang digunakan
untuk menentukan kuantitas pesanan juga dikenal sebagai Wilson EOQ model atau
Wilson formula. Persediaan diadakan untuk menghindari gangguan, waktu dan biaya
lainnya. Namun untuk mengisi persediaan jarang akan memerlukan penyelenggaraan
persediaan sangat besar. Oleh karena itu jelas bahwa beberapa
keseimbangandiperlukan untuk menampung dan karena itu banyak 7 persediaan untuk
memesan. Ada biaya menyimpan persediaan dan kedua biaya harus seimbang. Tujuan
dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total biaya persediaan. Dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa sumber, peneliti
mendapatkan informasi bahwasannya masalah yang sedang dihadapi oleh Industri
kecap Azafood adalah sering terjadinya kelebihan persediaan karena pemesanan
barang baku gula kelapa hanya berdasarkan perkiraan sehingga terjadi penumpukan
di gudang. Oleh karena itu dari berbagai fenomena diatas maka peneliti tertarik
untuk mencoba menerapkan metode Economic Order Quantity yang mana nantinya
dapat memberikan sumbangsih kepada home industri Azafood atau bisa menjadi
masukan industri Azafood dalam hal pengendalian persediaan bahan baku serta
mengembangkan sistem yang lebih baik dalam persediaan bahan baku dan penilaian
kualitas produk pada industri rumahan agar jumlah persediaan bisa optimal dan
menurunkan biaya pemesanan. Home industri ini juga sangat berpotensi untuk
lebih besar lagi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terhadap pengendalian
persediaan bahan baku yang berbeda secara teori yang mendasari, menunjukkan
adanya reseach gap terhadap pengendalian persediaan bahan baku. Peneliti
menilai bahwasannya metode yang diterapkan cukup membantu dalam hal persediaan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “ANALISIS
EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP DENGAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) (Studi Kasus Pada Home Industri Kecap Azafood di
Kabupaten Blitar)”
1.2
Rumusan
Masalah
Dari paparan latar belakang
di atas, peneliti merumuskan masalah yaitu Bagaimana menentukan persediaan
bahan baku pembuatan kecap di home industri Azafood dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ) ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui persediaan
bahan baku pembuatan kecap di home industriAzafood dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity(EOQ).
1.4
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan
harapan nantinya akan membawa manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi home industri
Azafood di Kab. Blitar
a. Memberikan gambaran mengenai penerapan metode Economy Order
Quantity agar bisa meningkatkan efisiensi biayapersediaan.
b. Memberikan masukan bagi home industri “Azafood” di Kab. Blitar
dari hasil metode Economic Order Quantity untuk mendukung sistem persediaan
home industri “Azafood” Kab. Blitar agar mampu meningkatkan efiesiensi biaya
(cost) Persediaan Bahan Baku.
c. Sebagai referensi dan tambahan bahan masukan bagi pihak lainterutama
bidang menejemen operasional dalam rangkamengadakan penelitian lebih lanjut
khususnya tentang metodeEconomic Order Quantity untuk menciptakan efiesiensi
biayapersediaan bahan baku 9
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a. Membuka kembali ilmu pengetahuan
yang lama, supaya tidaktertingalkan dengan ilmu-ilmu yang baru.
b. Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi UINMaulana Malik
Ibrahim Malang pada umumnya dan fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.
3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta
mempraktekkanteori-teori yang didapat dibangku kuliah agar dapat melakukan
risetilmiah dan menyajikan dalam bentuk tulisan dengan baik.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
pada rentan waktu penelitian yaitu pada tahun 2012-2014 dan metode yang
digunakan dalam penilaian ini adalahEconomic Order Quantity (EOQ)
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen : Analisis efisiensi pengendalian persediaan bahan baku dengan metode economic order quantity: Studi kasus pada home industri kecap Azafood di Kabupaten Blitar. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment