Abstract
INDONESIA :
Pertumbuhan BMT dikawasan pedesaan dan perkotaan kecil telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya umat Islam yang menginginkan jasa layanan perbankan yang berasaskan syariah Islam. Oleh karena itu sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya karena BMT merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat. BMT yang sehat
akan aman, dipercaya, dan bermanfaat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan KJKS BMT Mandiri Sejahtera.
akan aman, dipercaya, dan bermanfaat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan KJKS BMT Mandiri Sejahtera.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengukuran kesehatan dilihat dari aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Penilaian Manajemen, Efesiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan Prinsip Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Model analisa data yang digunakan adalah analisis deskripsif yaitu pengumpulan data, pemilihan data, penyajian data kemudian menarik kesimpulan serta memberi solusi pemecahan masalah terkait tingkat kesehatan KJKS BMT Mandiri Sejahtera.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur pada tahun 2011 mendapat Skor 82.80 dengan predikat SEHAT, dan pada tahun 2012 mengalami penurunan skor dengan perolehan Skor 82.20 dengan predikat SEHAT sedangkan pada tahun 2013 perolehan skor sama dengan tahun 2012 yaitu 80.20 dengan predikat SEHAT. Secara keseluruhan KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur tahun 2011 sampai dengan 2013 mendapat predikat SEHAT.
ENGLISH :
BMT growth in rural and small urban region has helped boosting the economy of the society, especially the Muslims who want banking services based on Islamic law. Therefore a BMT has to be claimed in the level of health as BMT is a financial institution supporting economic activities of the people. Healthy BMT is safe, credible, and useful. The purpose of this study was to determine the health level of KJKS BMT Mandiri Sejahtera.
This research is descriptive qualitative. The measurement of health is seen from the aspect of Capital, Assets Quality, Management Assessment, efficiency, liquidity, Independence and growth, and the Cooperative Identity Compliance Sharia principles. The data used in this study is in the form of primary data and secondary data. While in data collection, researcher uses interviewing techniques, observation and documentation. Data analysis model used is analysis descriptive namely data collection, data selection, data presentation and then drawing conclusions and provide solutions to the problems related to health levels of KJKS BMT Mandiri Sejahtera.
The results of the study showed that the level of health of KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring, Gresik in East Java in 2011 had scores about 82.80 predicated as HEALTHY, and in 2012 decreased to 82.82 scores with the acquisition of the predicate HEALTHY. While in 2013, the acquisitions of scores were equal to 2012 which were about 80.20 with the predicate of HEALTHY. Overall KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring, Gresik in East Java from
2011 to 2013 received the title of HEALTHY.
2011 to 2013 received the title of HEALTHY.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan pada bidang teknologi informasi,
membuat arus informasi semakin mudah diakses oleh setiap individu dan kelompok
yang membutuhkannya. Dengan demikian, informasi dalam bentuk apapun dan untuk
berbagai kepentingan lainnya dapat disebarluaskan dengan mudah, sehingga dapat
dengan cepat mempengaruhi cara pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat,
bahkan perseorangan. Teknologi mempunyai peran penting dalam pemasaran yaitu
untuk meningkatkan eksistensi sebuah perusahaan atau suatu badan usaha.
Teknologi dalam pemasaran juga dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan, seperti kegiatan merencanakan, menentukan harga, serta kaitannya
dengan mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok
pembeli, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Perkembangan
teknologi juga dimanfaatkan oleh para pemasar untuk mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian. Pengambilan keputusan pembelian salah satunya
dapat dipengaruhi oleh faktor psikografik. Psikografik berarti menggambarkan
(graph) psikologis konsumen (psyco). Psikografik sering diartikan sebagai
pengukuran AIO (activity, interest, opinion) yaitu pengukuran aktivitas, minat
dan pendapat (Ujang, 2004:58). Konsumen yang memiliki nilai yang berbeda, sikap
dan keyakinan yang berbeda, opini, motivasi dan kepentingan yang berbeda akan
membuat keputusan dengan cara yang berbeda pula. 2 Para pengiklan menggunakan
faktor psikografik untuk menggambarkan pola konsumen yang kompleks. Profil
ukuran psikografik dapat diperoleh dari perusahaan riset atau perusahaan dapat
menyusun sendiri ukuran psikografiknya sesuai dengan kebutuhan. Ukuran
psikografik ini dapat mendeskripsikan konsumen (seperti pecandu kopi), respon
mereka terhadap strategi pesan Advertising (iklan yang membandingkan selera)
atau pilihan media mereka (Sandra, dkk, 2009: 188). Salah satu hal yang menarik
untuk diteliti dengan menggunakan analisis psikografik adalah keputusan
pembelian konsumen terhadap produk rokok terkait dengan motif pembelian dan
respon terhadap pesan yang terdapat pada label peringatan kesehatan. Rokok
merupakan barang yang masih kontroversial di kalangan masyarakat Indonesia. seperti
kita ketahui bahwa jumlah konsumen di Indonesia adalah salah satu yang
terbanyak di dunia. Perkembangan rokok yang pesat di Indonesia merupakan dampak
dari lemahnya peraturan pemerintah tentang larangan merokok. Hal ini menjadikan
Indonesia sebagai pasar potensial bagi industri-industri rokok dunia. Dampak
negatif rokok terhadap kesehatan pada umumnya telah diketahui oleh masyarakat
luas dan juga bagi perokok aktif itu sendiri. Sebagai contoh begitu banyak zat
kimia beracun yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan yang terdapat pada
sebatang rokok, baik itu yang bisa menyebabkan kecanduan maupun zat yang bisa
menimbulkan penyakit berbahaya lainnya akibat mengkonsumsi rokok. Mengonsumsi
rokok sama saja memasukkan zat berbahaya ke dalam tubuh, yang secara cepat atau
lambat akan menimbulkan kematian berdasarkan hasil data dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok,
dan separuh perokok mati pada usia 36 sampai 69 tahun. Data 3 epidemic tembakau
di dunia menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap
tahunnya. Jika hal ini berlanjut terus maka diproyeksikan akan terjadi 10 juta
kematian pada tahun 2020. Dengan 70% kematian terjadi di Negara sedang
berkembang. Resiko mengkonsumsi rokok yang berakibat menimbulkan penyakit bagi
kesehatan bukanlah hal yang menakutkan bagi masyarakat.
Global Youth Survey (GYTS) Indonesia
tahun 2006 melaporkan lebih dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok, anak
laki-laki lebih tinggi dari perempuan, yaitu pada anak laki-laki sebesar 61,3%
sedangkan anak perempuan sebesar 15,5%, bahkan 3 diantara 10 pelajar atau 30,9%
pertama kali merokok pada umur dibawah 10 tahun. (http://www.depkes.go.id)
Upaya pemerintah dalam pengendalian dampak buruk kesehatan akibat mengkonsumsi
tembakau telah dilaksanakan, mulai dari kampanye bahaya rokok bagi kesehatan
hingga penetapan Peraturan Pemerintah. Pada tanggal 10 maret 2003, pemerintah
mengeluarkan PP No.19/2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, yang
didalamnya tercantum peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh produsen
rokok. Pada bagian ketiga tentang keterangan pada label tercantum
indikator-indikator apa saja yang harus dipenuhi untuk membuat label peringatan
bahaya merokok hingga label untuk dipasarkan. Label pada kemasan tersebut
berbentuk tulisan “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi gangguan kehamilan dan janin”, dengan cara seperti ini diharapkan
para perokok dapat mengetahui informasi akan bahayanya merokok bagi kesehatan.
Sehingga dapat menekan tingkat pertumbuhan masyarakat dalam mengkonsumsi rokok.
Label bahaya merokok berbentuk tulisan seperti ini ternyata tidak cukup efektif
diterapkan di Indonesia, terbukti bahwa jumlah produksi rokok terus meningkat.
4 Menurut data Ditjen Bea dan Cukai mencatat, sepanjang 1 Januari-30 April 2014
realisasi penerimaan cukai sudah tembus Rp. 37,49 triliun, sebanyak 95,99% atau
Rp. 36 triliun diantaranya berasal dari cukai rokok, itu artinya naik 14,91%
dari pada penerimaan periode 2013, Jawa Pos (2014: 6/5). Studi yang dilakukan
oleh Hammond D, dkk (2006: 15) dengan membandingkan 4 negara dengan kebijakan
pelabelan yang berbeda (Australia, Kanada, Inggris yang telah menerapkan
peringatan kesehatan berbentuk gambar dengan Amerika Serikat yang masih
berbentuk tulisan memberikan hasil sebagai berikut, peringatan kesehatan
berbentuk gambar tentang hubungan merokok dengan dampak kesehatan tertentu
meningkatkan kesadaran perokok sebanyak 84% dan mereka melihatnya sebagai
sumber informasi, sementara di Amerika Serikat dimana peringatan kesehatan
berbentuk tulisan, hanya 47% yang melihatnya sebagai sumber informasi. Upaya
pemerintah yang lain dalam mengendalikan pertumbuhan rokok, yaitu dengan
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan zat adiktif
berupa produk tembakau bagi kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28
tahun 2013 bahwa semua produk rokok wajib mencantumkan peringatan bahaya
merokok bagi kesehatan berbentuk tulisan dan gambar yang menyeramkan pada
kemasan rokok. Sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam PP No. 109/2012 dan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2013, ada lima jenis gambar dan
tulisan yang disediakan oleh pemerintah dan harus dicantumkan pada bagian atas
kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang dengan luas 40%. Kewajiban
pencantuman gambar bahaya merokok ini berlaku mulai tanggal 24 juni 2014.
Dengan pencantuman 5 gambar peringatan yang lebih jelas ini, remaja dan perokok
pemula bisa menghentikan kebiasaannya. Selain itu ketentuan ini diharapkan akan
mengurangi jumlah perokok dan mencegah keinginan individu yang akan merokok.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin meneliti
lebih lanjut tentang pengaruh label peringatan bahaya merokok menggunakan
gambar dan tulisan pada kemasan rokok terhadap
keputusan pembelian dengan menggunakan
analisis psikografik. Yang diberi judul “Pengaruh Faktor Psikografik Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Rokok Dengan Label Peringatan Kesehatan Sebagai
Variabel Moderasi (Survei Pada Pelajar SMKN 6 di Kota Malang).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada
latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah
yaitu:
a. Apakah faktor psikografik yang meliputi
aktivitas (X1), minat (X2), opini (X3) berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk rokok berlabel peringatan kesehatan? b. Apakah label peringatan
kesehatan pada produk rokok berpengaruh terhadap keputusan pembelian?
c. Apakah label peringatan kesehatan
pada produk rokok memoderasi hubungan antara faktor psikografis aktivitas (X1),
minat (X2) dan opini (X3) dengan keputusan pembelian?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui Apakah faktor psikografik
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk rokok berlabel peringatan
kesehatan.
b. Untuk mengetahui Apakah label peringatan
kesehatan pada produk rokok berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
rokok berlabel peringatan kesehatan
c. Untuk mengetahui Apakah label
peringatan kesehatan pada produk rokok memoderasi hubungan antara faktor
psikografik aktivitas (X1), minat (X2, opini (X3) dengan keputusan pembelian
produk rokok berlabel peringatan kesehatan.
1.3.2 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti,
adalah:
a. Untuk memperluas wawasan,
pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk berfikir secara kritis dan sistematis
dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.
b. Pengaplikasian dari ilmu yang
telah diperoleh peneliti selama perkuliahan.
Bagi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, adalah: a. Hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengeluarkan aturan-aturan dengan menyertakan secara visual
akibat dari pelanggaran peraturan tersebut, sehingga target yang diharapkan
dapat tercapai. b. Hasil ini diharapkan dapat dijadikan tambahan literature
untuk perkembangan peneliti kedepan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis penilaian tingkat kesehatan koperasi jasa keuangan Syariah: studi pada KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment