Abstract
INDONESIA:
Dalam pengambilan keputusan menjual mentah atau mengolah lanjutan keripik kentang salah satu hal yang terpenting adalah perhitungan biaya diferensial. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui besarnya perbedaaan biaya dan pendapatan diferensial dalam kepuusan menjual keripik mentah atau mengolah menjadi keripik matang pada UKM Gizi Food.
Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung pada UKM Gizi Food. Data yang diperoleh adalah data yang berhubungan dengan biaya produksi dan seluruh informasi tentang UKM Gizi Food.
Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan UKM Gizi Food memproduksi keripik kentang mentah dan matang. Dari 100% keripik kentang mentah, 20% diolah menjadi keripik matang. Dari tahun ketahun penjualan keripik kentang matang mengalami peningkatan sehingga terdapat permintaan yang tidak terpenuhi sebanyak 1.843 Kg selama tahun 2015. Dalam perhitungan biaya, UKM Gizi Food belum menerapkan analisis biaya diferensial dengan tepat. Setalah melakukan perhitungan biaya produksi lanjutan dan menghitung laba rugi dengan metode variable costing, hasil perhitungan pada keputusan mengolah lanjutan keripik kentang mentah menjadi keripik kentang matang menghasilkan laba tidak lebih besar dari pada menjual keripik kentang dalam bentuk mentah. Yaitu dalam kapasitas produksi selama satu tahun sebesar 10.080 Kg keripik kentang mentah menghasilkan laba sebesar Rp. 501.176.000. Jika mengolah lanjutan keripik kentangnya sebesar 12.096 Kg akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 633.999.800 namun harus menanggung biaya tambahan sebesar Rp. 206.665.200. Jadi jika mengolah lanjutan keripik kentangnya, maka UKM akan kehilangan pendapatan sebesar Rp. 73.841.400.
ENGLISH:
In taking the decision to sell advanced processing raw potato chips or one of the most important thing is the calculation of the cost differential. In this study, researchers sought to determine the magnitude of differences in costs and income differential in decision sell raw chips or processing into chips ripe in UKM Gizi Food.
The method used is descriptive qualitative method. The data obtained in this study originated from interviews, observation, and documentation directly to UKM Gizi Food. The data obtained is data relating to the cost of production and the entire information about UKM Gizi Food.
Based on the research mentioned UKM Gizi Food producing raw and ripe potato chips. 100% of raw potato chips, 20% is processed into chips overripe. Over the years, sales of ripe potato chips has increased so that there is unmet demand as much as 1,843 kg during 2015. In the calculation of fees, UKM have not yet implemented the Nutrition Food differential cost analysis appropriately. After calculating production costs further and calculate income on a variable costing method, the calculation in the decision process be continued raw potato chips ripe potato chips generate income no greater than potato chips sold in raw form. Namely in production capacity during the year amounted to 10,080 Kg of raw potato chips earned a profit of Rp. 501 176 000. If the advanced processing of 12 096 kg of potato chips will generate a net profit of Rp. 633 999 800 but must bear the additional cost of Rp. 206 665 200. So if the advanced process potato chips, UKM will lose revenue amounting to Rp. 73.8414 million.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Persaingan bisnis pada zaman
sekarang ini sangatlah ketat yang mengharuskan pemilik usaha dapat mengambil
keputusan yang bijak agar perusahaan dapat mendapatkan laba yang tinggi dari kegiatan
opersasional. Persaingan dalam sektor bisnis mencakup seluruh usaha baik sektor
manufaktur, jasa, maupun sektor usaha dagang. Persaingan bisnis pada era
perdagangan bebas sekarang ini menuntut perusahaan mengefektifkan modal usaha
yang ada agar perusahaan dapat menghasilkan kontribusi margin yang tinggi dalam
proses operasionalnya. Hansen dan Mowen (2005: 122), menyebutkan bahwa Margin
kontribusi (contribution margin), atau laba marginal (marginal income), adalah
rasio laba operasi terhadap penjualan. Kontribusi margin merupakan selisih
antara pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Margin kontribusi
dihitung dengan cara mengurangkan biaya variabel, baik untuk biaya produksi
maupun nonproduksi, dari penjualan. Selain itu pada keadaan perekonomian yang
tidak menentu ini memang sangat penting dilakukan efisiensi dalam segala
sektor, yaitu bertujuan agar perusahan dapat bertahan dan bersaing dengan
perusahaan lain. Indonesia adalah negara berkembang dengan kondisi perekonomian
pada fase perkembangan yang memerlukan dukungan tinggi dari segala aspek usaha
agar dapat memicu pertumbuhan perekonomian nasional. Dengan kondisi
perekonomian global yang tidak menentu menyebabkan beberapa usaha dengan skala
besar mengalami kerugian yang menyebabkan usaha dengan skala besar memutus
hubungan kerja dengan para karyawannya. Hal ini sangat berdampak terhadap
pertumbuhan perekonomian nasional. Dengan adanya ketidak pastian pada
perekonomian global, indonesia hadir dengan unit usaha kecil dan menengah yang
disebut UKM. Dengan adanya UKM maka perekonomian indonesia masih dapat ditopang
dengan adanya unit usaha kecil dan menengah disaat usaha dengan skala besar
mengalami penurunan akibat kondisi perekonomian global yang tidak menentu.
Dengan adanya kondisi seperti pelemahan perekonomian global pada
tahun 2015 maka indonesia perlu memperhatikan usaha mikronya untuk dapat
bertahan dalam guncangan perekonomian global yang semakin tidak menentu. Dalam
hal ini UKM harus diperhatikan oleh pemerintah untuk menjaga kesetabilan antara
penawaran dan permintaan yang semakin menurun akibat pelemahan perekonomian
global yang mengakibatkan penurunan daya beli oleh masyarakat. Sebagian besar
usaha di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UKM), oleh karena
itu semua pihak harus mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM)
baik dalam bentuk material seperti dana untuk pengembangan usahanya dan
dukungan pemikiran seperti riset atau penelitian yang dapat memberikan wawasan
sehingga usaha kecil dan menengah atau UKM dapat melakukan inovasi menjadi
lebih baik. Bagi kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) prospek menghadap
persaingan pasar global tidaklah selalu diliputi awan kelabu karena dikalangan
mereka yang ternyata juga unggul dalam pasar.
Menurut pakar (UKM) APEC menyebutkan bahwa Indonesia adalah
motornya, yang berarti sebagai penggagas utama berkembangnya unit usaha kecil
dan menengah (UKM), Tritosudiro (1997: 26) Di Indonesia banyak sekali UKM yang
melakukan produksi dengan berbagai macam produk atau dengan kata lain mempunyai
produk yang berbeda-beda palam proses produksinya. Pemilik usaha dengan produk
yang beraneka ragam seringkali dihadapkan dengan keputusan salah satunya adalah
apakah harus menjual atau mengolah lanjutan produknya. Sutabiri (2005: 133) pengambilan
keputusan dapat diidentifikasi sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Sesungguhnya, pemilik secara periodik harus
mengevaluasi keputusan masalalu yang berkaitan dengan produksi. Kondisi-kondisi
yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin telah berubah dan
akibatnya pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan. Manajemen atau dalam
penelitian ini adalah pemilik usaha dituntut untuk bekerja keras agar
perusahaan menghasilkan laba yang maksimal dengan menekan biaya produksi
serendah mungkin yaitu dengan cara menyediakan informasi biaya yang baik.
Dengan adanya data atau
informasi yang sudah tersedia dengan baik, suatu unit usaha dapat
mempertimbangkan beberapa alternatif yang ada dan memilih yang lebih tepat bagi
usahanya. Selain itu pemilik usaha harus menganalisis berapa biaya yang harus
dikeluarkan dan pendapatan diferensial yang akan diperoleh jika mengambil
keputusan tertentu yang berbeda. Biaya diferensial (differential cost) adalah
perbedaan atau selisih biaya antar dua alternatif atau lebih. Sedangkan
pendapatan diferensial merupakan perbedaan atau seleish pendapatan antara dua
alternatif pilihan atau lebih yang akan diambil, Samryn (2001: 279). Dengan
beraneka ragamnya hasil produksi maka UKM harus dapat melakukan analisis
mengenai biaya yang dikeluarkan dengan melakukan analisis biaya diferensial,
hal ini bertujuan agar UKM tidak salah dalam mengambil keputusan dalam
pengolahan biaya. Selain itu besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
proses produksi dapat mempengaruhi besar kecilnya beban pokok produksinya dan
dapat berpengaruh secara langsung terhadap laba suatu unit usaha. Oleh karena
itu apabila perusahaan ingin memperoleh laba yang tinggi, suatu unit usaha
harus teliti dalam memilih biaya dan mengoptimalkan seluruh biaya yang ada agar
kegiatan operasional lebih efektif dan tidak ada kegiatan yang sia-sia salah
satunya adalah melakukan analisis biaya diferensial. Selain itu pemilik usaha
harus dapat mengambil kebijakan yang baik agar dapat menekan biaya semaksimal
mungkin dan terus melakukan inovasi sehingga perusahaan dapat memperoleh laba
yang tinggi. UKM Gizi Food merupakan pusat pembuatan keripik kentang terbesar
di Kota Batu dengan tingkat produksi dan penjualan yang meningkat dari tahun
ketahun.
Hal ini karena UKM Gizi Food mempunyai cabang UKM yang menyuplai
produk keripik lainnya dan mengemasnya dengan label Gizi Food. Dengan nama yang
sudah terkenal maka UKM Gizi Food mempunyai prospek yang besar kedepannya.
Selain itu pengiriman produk UKM juga tergolong besar yaitu sudah mencakup
berbagai kota besar di Indonesia, diantaranya adalah Kota Surabaya, Kota
Bandung, dan kota besar lainnya di Indonesia. Sebelum tahun 2002 UKM Gizi Food
merupakan usaha yang bergelut pada bidang penyuplai bahan baku kentang kepada
usaha sejenis yaitu keripik kentang, dalam usahanya meningkatkan pendapatan
maka UKM Gizi Food melakukan terobosan baru yaitu mulai mengolah kentang mentah
menjadi keripik kentang. Namun dalam penerapannya pemilik usaha masih
menerapkan biaya tradisional dalam hal pengolahan biayanya. Dalam pengolahan
biaya berdasarkan prinsip tradisional akan rawan terjadinya kesalahan jika UKM
akan melakukan pengambilan keputusan khususnya keputusan dalam jangka pendek.
Untuk menghindari kesalahan maka salah satu caranya yaitu manajer perusahaan
harus melakukan analisis diferensial yang sangat teliti guna mempertimbangkan
biaya-biaya yang akan digunakan dalam kegiatan operasionalnya untuk memperoleh
pendapatan diferensial. Samryn (2001: 279) pendapatan diferensial (differential
revenue) yaitu suatu perbedaan atau selisih pendapatan antara dua alternatif
umumnya berupa incremental revenue atau sutu kenaikan atau tambahan pendapatan
karena memilih suatu alternatif. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk
mengetahui alternatif taerbaik antara keputusan apakah perusahaan harus menjual
keripiknya dalam kondisi mentah ataukah memilih menjual keripik dalam bentuk
kemasan yang sudah matang dengan cara melakukan analisis diferensial.
Dalam uraian penelitian lain
Ellis (2014) melakukan penelitian sejenis yaitu tentang biaya diferensial
dengan keputusan menjual atau mengolah lanjutan pada industri pengolahan kacang
sangrai. Dalam penelitiannya usaha yang diteliti yaitu usaha pengolahan kacang
sangrai, Ellis menyebutkan bahwa industri tersebut harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk mengolah kacang sangrai menjadi kacang gula. Ellis juga
menyebutkan bahwa jika perushaan memproduksi kacang sangria maka perushaan akan
menghasilkan kacang sangria sebanyak 562 pack dengan nilai bersih sebesar Rp.
4.304.000 dan jika perushaan memilih mengolah lanjutan kacang sangrai menjadi
kacang gula maka perusahaan akan menghasilkan kacang gula sebanyak 762 pack
dengan nilai bersih sebesar Rp. 11.487.000. Pendapatan diferensial yang
diperoleh jika mengolah lanjutan adalah sebesar Rp. 7.183.000 dengan biaya yang
harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 3.575.000. Dapat dilihat dengan besarnya
pendapatan diferensial yang diterima jika melakukan proses lanjutan maka lebih
baik jika setiap manajemen usaha melakukan analisis yang berhubungan dengan
pemilihan alternatif pendapatan, diantaranya adalah dengan melakukan analisis
biaya dan pendapatan diferensial. Dalam usaha meningkatkan laba maka UKM Gizi
Food harus dapat menghitung besarnya biaya jika menjual keripik mentah atau
mengolah menjadi keripik matang. Dengan menjual keripik secara mentah kadang
sekilas akan dapat lebih menghemat biaya produksinya.
Dalam kenyataannya tidak selalu dengan mengeluarkan biaya yang
lebih sedikit dapat menghemat biaya dan menghasilkan keuntungan yang lebih
tinggi. Kadang dengan kuantitas yang tinggi menjual keripik matang yang sudah
jadi akan lebih menguntungkan meski biaya proses produksi lanjutan harus
dikeluarkan, seperti biaya penggorengan dan biaya tenaga kerja langsung serta
biaya overhead untuk melakukan proses produksi lanjutan. Oleh karena itu untuk
mengefektifkan dan mengefisienkan biaya serta untuk memaksimalkan laba maka
suatu unit usaha harus teliti dalam membedakan dan memilih biaya dan melakukan
analisis biaya yang benar agar tidak salah dalam pengambilan keputusan,
diantaranya dapat dilakukan dengan cara menerapkan analisis biaya diferensial
dengan alternatif keputusan menjual produk mentah atau menjual produk matang
yang sudah jadi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Biaya Diferensial Dengan Keputusan
Menjual Keripik Mentah atau Mengolah Menjadi Keripik Jadi Untuk Meningkatkan
Laba pada UKM Gizi Food di Kota Batu”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana penerapan
biaya diferensial dengan keputusan menjual keripik mentah atau mengolah menjadi
keripik jadi untuk meningkatkan laba pada UKM Gizi Food ?”
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana analisis biaya diferensial dalam kaitanya dengan keputusan
menjual keripik mentah atau mengolah menjadi keripik jadi diterapkan untuk
meningkatkan laba pada UKM Gizi Food.
1.4
Manfaat
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
penelitian diatas penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun secara
praktis :
1.4.1
Manfaat Teoritis
1.
Sebagai pedoman dalam pembelajaran tentang penerapan biaya diferensial pada UKM
Gizi Food.
2.
Melatih mahasiswa dalam menerapkan teori yang didapat selama perkuliahan dalam
sektor industri.
1.4.2
Manfaat Praktis
Secara
praktis manfaat dari penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi :
1.
Sebagai saran dan masukan kepada UKM Gizi Food untuk menerapkan analisis biaya
diferensial dalam alternatif menjual keripiknya dalam bentuk mentah atau
mengolah lanjutan menjadi keripik jadi.
2. Untuk
mengetahui apa saja yang berpengaruh terhadap penerapan anlisis biaya
diferensial pada UKM Gizi Food
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Penerapan biaya diferensial dengan keputusan menjual keripik mentah atau mengolah menjadi keripik jadi untuk meningkatkan laba pada UKM Gizi Food di Kota Batu.. .Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment