Abstract
INDONESIA:
Gaya kepemimpinan situasional dapat digunakan sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki para karyawan serta lebih meningkatkan peran serta dari pimpinan dalam pelaksanaan aktivitas operasional perusahaan sehingga kinerja karyawan dapat meningkat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. 2) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. 3) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan situasional yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) Gaya kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. 2) Gaya kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. 3) Berdasarkan hasil perbandingan koefisien regresi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional dalam hal ini perilaku tugas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang.
ENGLISH:
Situational leadership performance can be used as an attempt to optimize the potential of employees and also to increase the role of the leadership in the implementation of the company operational activities.
This study aims: 1) to find out the situational leadership style that includes behavioral task (X1) and behavior relationship (X2) which simultaneously have significant impact to the performance PT. Sriwijaya Perkasa Malang employee. 2) to find out the situational leadership style that includes behavioral task (X1) behavior relationship (X2) which partially have a significant influence on the performance PT. Sriwijaya Perkasa Malang employee. 3) To determine the dominant situational leadership styles affecting the performance of the of PT. Sriwijaya Perkasa Malang employee. This research employs the multiple linear regression analysis using the F test and T test.
Based on the result of the research and analysis, it can be concluded that: 1) Situational leadership style consisting of behavioral task (X1) and behavior relationship (X2) simultaneously has a significant influence on the performance of PT. Sriwijaya Perkasa Malang employees. 2) Situational leadership style consisting of behavioral task (X1) and relationship behaviors (X2) partially has a significant influence on the performance of PT. Sriwijaya Perkasa Malang employee. 3) The comparison of the regression coefficients indicates that the situational leadership style, particularly task behavior, is a dominant influence toward the performance of PT. Sriwijaya Perkasa Malang employees.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai faktor tenaga kerja dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, bersemangat dalam melakukan aktivitas kerja,
maka sangat penting memberi perhatian terhadap keadaan karyawan. Manajemen
sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur,
dan memanfaatkan karyawan sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk
tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia pada perusahaan perlu dikelola
secara profesional agar terwujud suatu keseimbangan antara kebutuhan karyawan
dengan tuntutan dan kemampuan organsiasi perusahaan. Keseimbangan tersebut
merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan
wajar. Keseimbangan usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada
kemampuan karyawan atau tenaga kerja yang ada pada perusahaan. Dalam banyak hal
perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh atau mendapatkan karyawan yang
berkualitas. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perusahaan maka diperlukan suatu
bentuk gaya kepemimpinan yang benar-benar mampu memberikan suatu kenyamanan
dalam bekerja di perusahaan. (Newstrom, 1996:151). Kepemimpinan dalam suatu
organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Faktor ini berfungsi sebagai
pendorong semangat dan kegairahan kerja karyawan dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi. Kemampuan seorang pimpinan untuk menciptakan motivasi dan semangat
kerja karyawan yang tinggi guna berprestasi sangat diperlukan. Pemimpin dapat
pula berperan 1 1 sebagai pendorong yang harus mempunyai kemampuan memahami
orang lain, bisa menghargai anak buahnya dan punya integritas yang tinggi.
(Arifin dkk, 2003:113). Ketika suatu perusahaan mengalami perkembangan, maka
sumber daya manusia akan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting, di
mana karyawan merupakan salah satu alat produktivitas. Untuk melaksanakan
tujuan perusahaan sebab tanpa adanya karyawan, perusahaan tidak dapat mencapai
tujuan dengan baik. Mengingat pentingnya karyawan yang didukung oleh peranan
kepemimpinan, dimana harus mampu melihat, mengamati, memahami keadaan atau
situasi tempat kerjanya, dalam artian bagaimana para bawahannya, situasi
penugasannya dan juga gaya kepemimpinan yang diterapkan untuk mengintegrasikan
tujuan perusahaan dengan tujuan individu, sehingga kepemimpinan merupakan salah
satu faktor utama. Karena pemimpin merupakan sumber daya kunci dalam organisasi
manapun.
Pemimpin yang efektif akan menjadi
penentu bagi hidup mati dan maju mundurnya sebuah perusahaan atau organisasi.
Tanpa kepemimpinan suatu organisasi hanyalah suatu kekacauan manusia dan mesin.
Keadaan seperti ini menuntut adanya pemimpin perusahaan yang berkualitas dan
mampu mengantisipasi perkembangan jaman. Sesuai dengan perkembangan tersebut
maka gaya kepemimpinan juga mengalami perubahan-perubahan baik kekuatannya,
kepandaian, kekayaan, kejiwaan dan sebagainya. Salah satu bentuk gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang pimpinan adalah gaya
kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan situasional dapat mengidentifikasi
level tingkat kematangan individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi untuk
selanjutnya dapat ditentukan gaya kepemimpinan yang sesuai. Berkenaan dengan gaya
kepemimpinan situasional tersebut yang berkaitan dengan hubungan antara
pemimpin dan kematangan bawahan tersebut maka dapat dibentuk empat gaya dasar
kepemimpinan yakni memberitahukan (telling), menjajakan (selling),
mengikutsertakan (participation) dan mendelegasikan (delegating). (Toha, 1992:3
14). Gaya kepemimpinan situasional dapat digunakan sebagai upaya untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki para karyawan serta lebih meningkatkan
peran serta dari pimpinan dalam pelaksanaan aktivitas operasional perusahaan.
Melalui analisisi gaya kepemimpinan situasional maka dapat ditentukan tingkat
partisipasi yang diberikan para karyawan dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan. Pimpinan dapat secara tepat untuk memberdayakan para karyawan dalam
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Pada sisi yang lain gaya
kepemimpinan situasional mampu memberikan jaminan bahwa tingkat kematangan yang
dimiliki bawahan secara sepenuhnya dapat mendukung aktivitas operasional
perusahaan.
Faktor lainnya yang tidak dapat dipisahkan
dari seorang pemimpin adalah karyawan. Antara pemimpin dan karyawan tidak dapat
dipisahkan, karena satu sama lain saling mendukung dan membutuhkan. Di mana
karyawan merupakan pelaksana kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan.Untuk mencapai tujuan perusahaan gaya kepemimpinan sangat berperan
terhadap kinerja karyawan, dimana setiap pemimpin mengharapkan prestasi
karyawan yang lebih baik. Karena kinerja karyawan yang tidak efektif akan
mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan promosi,
demosi, menyesuaikan kompensasi dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan desain
pekerjaan. Akan tetapi apabila kinerja karyawan berkualitas maka hasil kerja
akan menjadi lebih optimal dan mampu membawa perusahaan untuk mencapai sasaran
dan tujuan yang telah direncanakan. Bagi karyawan, tingkat kinerja yang tinggi
dapat memberikan keuntungan tersendiri, seperti meningkatkan gaji, memperluas
kesempatan untuk dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan, serta
membuat ia semakin ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaannya.
Sebaliknya, tingkat kinerja karyawan yang rendah menunjukkan bahwa karyawan
tersebut sebenarnya tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar untuk
dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi, memperbesar
kemungkinan untuk didemosikan, dan pada akhirnya dapat juga menyebabkan
karyawan tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja. PT Sriwijaya Perkasa
adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dan leveransir, tentulah
tidak mudah bagi perusahaan ini dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
permintaan para pengembang atau pemilik modal, mengingat banyak kendala-kendala
yang dihadapinya, seperti ketatnya persaingan dari perusahaan perusahaan
kontraktor yang lain. Di sinilah dituntut peran kepemimpinan yang mampu
menciptakan iklim kerja yang baik, solid dan harmonis bagi karyawannya guna
meningkatkan kinerja karyawanya. Kenyataan tersebut secara nyata dapat
membuktikan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan kepada para karyawan dalam
bekerja mampu untuk menggerakkan keinginan para karyawan untuk memenuhi target
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pimpinan selama ini menetapkan gaya
kepemimpinan yang terpusat sehingga segala bentuk kebijakan ditentukan oleh
pimpinan sehingga karyawan hanya merupakan pelaksana atas kebijakan yang
ditetapkan. Kondisi tersebut menjadikan karyawan merasa adanya tekanan yang
terlalu tinggi dari pimpinan dan para karyawan merasa kurang dihargai
pendapatnya dalam bekerja di perusahaan. Pimpinan dalam memberikan tugas kepada
karyawan selalu mendasarkan pada pencapaian target dan harus dipenuhi oleh
karyawan. Kondisi tersebut secara langsung memberikan dampak yang kurang baik
kepada para karyawan dalam upaya pencapaian kinerjanya dalam bekerja di perusahaan.
Adapun secara lengkap kinerja karyawan yang diketahui dari pencapaian target
kerja atau jumlah proyek yang harus diselesaikan secara lengkap dapat disajikan
pada tabel 1. Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penyelesaian Proyek Pada PT.
Sriwijaya Perkasa Malang Tahun 2008 Sampai 2011 Tahun Target Realiasi Selisih
2008 143 138 5 2009 149 139 10 2010 151 142 9 2011 159 149 10 Sumber: PT.
Sriwijaya Perkasa Malang Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa selama tahun
2008 sampai 2011 perusahaan tidak mampu memenuhi target kerja atau jumlah
proyek yang harus diselesaikan. Kondisi tersebut dapat mencerminkan atas
pencapaian kinerja para karyawan dalam bekerja di perusahaan, dimana
berdasarkan data tersebut dapat dikatakan kinerja karyawan menunjukkan adanya
penurunan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dengan melakukan analisis terhadap
gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan
maka dapat diketahui gaya kepemimpinan yang cenderung untuk diterapkan oleh
pimpinan terkait dengan gaya kepemimpinan situasional yaitu meliputi delegasi,
partisipasi, konsultasi dan instruksi. Dengan demikian seorang kepemimpinan
dapat mengetahui langkah-langkah nyata yang dapat dilakukan dalam rangka
melakukan menggerakkan para bawahan untuk dapat bekerja secara maksimal di
perusahaan, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja karyawan. Mengingat
pentingnya hubungan gaya kepemimpinan dalam proses kerja suatu perusahaan
sehingga karyawan mampu meningkatkan kinerja secara lebih baik, maka peneliti
tertarik untuk mengangkat dalam karya ilmiah dengan judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sriwijaya Perkasa
Malang”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah gaya kepemimpinan
situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan kinerja karyawan PT. Sriwijaya
Perkasa Malang?
2. Apakah gaya kepemimpinan situasional yang
meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku hubungan (X2) secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa
Malang?
3. Gaya kepemimpinan situasional apakah yang
dominan mempengaruhi kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang?
1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui gaya kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan
perilaku hubungan (X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang.
2. Untuk mengetahui gaya
kepemimpinan situasional yang meliputi perilaku tugas (X1) dan perilaku
hubungan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan kinerja
karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang.
3. Untuk mengetahui gaya
kepemimpinan situasional yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan PT.
Sriwijaya Perkasa Malang
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Bagi PT. Sriwijaya Perkasa Malang Hasil
penelitian dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang
tepat untuk PT. Sriwijaya Perkasa Malang. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai
dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan PT. Sriwijaya Perkasa Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment