Abstract
INDONESIA:
Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang menyediakan dana untuk perkembangan usaha masyarakat. Melihat kebutuhan manusia yang beraneka ragam menyebabkan manusia memerlukan bantuan dana atau modal kerja untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya, bantuan dana ini dikenal sebagai kredit. Dalam koperasi, kredit merupakan sumber sebagian modal yang berperan penting dalam kelangsungan hidup koperasi. Untuk memaksimalkan profitabilitas koperasi diperlukan manajemen kredit yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen kredit dengan sistem tanggung renteng dalam upaya meningkatkan profitabilitas pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang selanjutnya disebut penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan cara melakukan wawancara dengan pihak pengurus koperasi dan menganalisis laporan keuangan Koperasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kredit yang diterapkan oleh Koperasi SU “Setia Budi Wanita” Malang sudah bisa dikatakan cukup baik. Manajemen kredit yang meliputi perencanaan kredit, pemberian kredit, prosedur pemberian kredit dan pengawasan kredit yang dilakukan koperasi SBW terbukti dapat meningkatkan jumlah anggota Koperasi SBW. Akan tetapi apabila dilihat dari tingkat profitabilitasnya belum sepenuhnya optimal. Hal ini ditunjukkan pada rasio ROA, NPM yang menurun. Tetapi jika dilihat dari rasio ROE, koperasi telah mampu memaksimalkan modal sendiri hal ini dipengaruhi oleh pendapatan dan penjualannya. Kuatnya modal sendiri ini dipengaruhi oleh penerapan sistem tanggung renteng. Dengan adanya sistem tanggung renteng koperasi mampu mengendalikan dan mengontrol semua aktivitasnya dengan seksama. Koperasi SBW telah berupaya merealisasikan hal tersebut dengan maksimal dan bahkan secara rutin melakukan pemberdayaan atau pembinaan kepada para anggotanya. Proses inilah yang terbukti dapat mengamankan asset koperasi dengan tunggakan 0%. Hal inilah yang dapat meminimalisasi kredit macet.
ENGLISH:
Cooperation is one of finance institutions that give funds for the development of communities’ business. Seeing the various needs of human causes them to feel the needs for funds or venture capital to fulfill the desire, interest, or even the aspiration. This helping fund is known as credit. In cooperation, credit is a source of some funds which has an important role for the continuation of the cooperation’s existence. To maximize the cooperation’s profitability, it needs a good credit management. The purpose of this research is to analyze a credit management using Tanggung Renteng system in order to increase the profitability of Koperasi Serba Usaha (Multi Purposes Cooperation) “Setia Budi Wanita” Malang.
The type of research is a qualitative research using descriptive approach known as a qualitative descriptive research. It is carried out by interviewing the manager of the cooperation and analysing the cooperation financial report.
The result of this research shows that a credit management applied by Koperasi Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Malang can be considered as a good management. A credit management consisting of credit planning, credit provision, and the procedure of credit provision and credit monitoring carried out by Koperasi “Setia Budi Wanita” Malang proves that it makes the cooperation able to increase the number of Koperasi “Setia Budi Wanita” Malang members. However, it can be seen that the profitability level is not optimal enough. This matter is shown by the decreased ratio of ROA, NPM. But if it is seen from the ROE ratio, the cooperation has already able to maximize its own capital which is actually affected by its income and sales. The capital’s strength is influenced by the application of Tanggung Renteng system. Implementing the system, cooperation is able to restrain and control all activities accurately. Koperasi Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Malang has done some efforts to accomplish it maximally and carried out an empowerment/coaching for its members. This kind of process has proved its effectiveness to save the cooperation’s asset with 0% NPL. It can minimize bad credits rate.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan
hakekatnya selalu meningkat sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan menusia memerlukan bantuan dana
atau modal kerja untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya,
bantuan dana ini dikenal sebagai kredit. Perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dana. Hal ini
disebabkan perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan
fasilitas pembiayaan dana untuk perusahaan lainnya, sebab hampir tidak ada
bidang usaha yang tidak memerlukan dana. Dana merupakan masalah pokok yang
selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha (Kasmir, 2005:1-2). Salah satu
lembaga keuangan adalah koperasi. Dimana koperasi merupakan suatu unit usaha
yang menyediakan dana untuk perkembangan usaha masyarakat. Koperasi merupakan
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang orang atau badan–badan hukum
koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan
bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan para anggotanya. Koperasi memiliki berbagai latar belakang usaha,
salah satunya yaitu usaha koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam, yang
merupakan lembaga keuangan yang menghimpun 2 dan mengelola dana masyarakat
walaupun dalam ruang lingkup terbatas. Menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat melalui kegiatan simpan pinjam (perkreditan) dari dan untuk anggota
koperasi. Kegiatan usaha simpan pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi
karena banyak manfaat yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal
usaha sehingga tercipta kesejahteraan hidup yang baik. Keuntungan yang
diperoleh oleh pihak koperasi adalah dari usaha komersial yaitu usaha simpan
pinjam, yang mampu menghasilkan laba atau keuntungan bagi koperasi. Tetapi
harus diingat dalam usaha pencarian laba tetap berpegang pada watak sosial agar
tidak keluar dari jiwa koperasi. Usaha pokok yang dilaksanakan koperasi simpan
pinjam adalah kegiatankegiatan pada sektor perkreditan atau penyaluran dana.
Sehingga secara otomatis pendapatan koperasi yang terbesar diperoleh dari
sektor perkreditan. Semakin tinggi volume perkreditannya maka semakin besar
pula kemungkinan suatu koperasi simpan pinjam untuk memperoleh laba. Oleh karena
itu tujuan utama didirikannya koperasi simpan pinjam adalah untuk mencapai laba
yang maksimal dan mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Koperasi yang melakukan usaha penyaluran dana atau sektor perkreditan
adalah Koperasi Setia Budi Wanita, di mana dalam melakukan semua aktivitasnya
berbasis sistem tanggung renteng. Salah satu keistimewaan dari Koperasi Setia
Budi Wanita adalah sistem pemberian kredit bagi anggotanya, sistem ini dikenal
dengan sistem kelompok dan tanggung renteng. Penerapan sistem tanggung renteng
tersebut meliputi tanggung renteng dalam proses pengambilan keputusan, 3
masalah financial (simpanan dan pengelolaan keuntungan), menghadapi resiko
usaha, dan memikul beban organisasi terutama menyangkut masa depan koperasi.
Kopwan SBW Malang mempunyai dua unit usaha, disamping unit usaha simpan pinjam
kopwan SBW juga mempunyai unit usaha swalayan/waserda. Berikut ini rincian
omzet usaha pada setiap unit usaha berdasarkan tahun 2009 s/d 2011 : Tabel 1.1
Volume / omzet usaha Unit usaha Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Unit Simpan
Pinjam 21.886.640.000 27.870.440.000 34.103.200.000 Unit Waserda 10.902.920.500
11.225.493.335 15.232.483.555 Jumlah 32.789.560.500 39.095.933.335
49.335.683.555 Sumber : Kopwan SBW Malang, 2011 Apabila dilihat dari pencapaian
omzet usaha masing-masing unit, yang paling tinggi adalah unit simpan pinjam,
hampir dua kali lipat dari unit waserda.
Berikut ini daftar anggota Kopwan SBW Malang berdasarkan tahun 2009 s/d 2011. Tabel 1.2 Jumlah anggota Kopwan SBW Malang Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jumlah anggota 5.518 5.640 5.898 Jumlah kelompok 322 314 304 Sumber : Kopwan SBW Malang, 2011 4 Selanjutnya, Apabila dilihat dari kuantitas anggota yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 5.000 orang lebih dan grafik usahanya yang cenderung meningkat setiap tahunnya, Koperasi Setia Budi Wanita termasuk sukses di dalam konteks pengelolaan dan pencapaian usaha yang sangat baik.
Berikut ini daftar anggota Kopwan SBW Malang berdasarkan tahun 2009 s/d 2011. Tabel 1.2 Jumlah anggota Kopwan SBW Malang Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jumlah anggota 5.518 5.640 5.898 Jumlah kelompok 322 314 304 Sumber : Kopwan SBW Malang, 2011 4 Selanjutnya, Apabila dilihat dari kuantitas anggota yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 5.000 orang lebih dan grafik usahanya yang cenderung meningkat setiap tahunnya, Koperasi Setia Budi Wanita termasuk sukses di dalam konteks pengelolaan dan pencapaian usaha yang sangat baik.
Koperasi akan cepat berkembang jika
mendapat kepercayaan anggotanya. Kepercayaan anggota itu hanya akan ada bila
koperasi dikelola dengan profesional, transparan dan mengedepankan kepentingan
bersama. Karena koperasi merupakan badan usaha yang mengedepankan kebersamaan
dan sebisa mungkin menjauhkan segala bentuk usaha eksploitasi ekonomi yang
merugikan anggota dan masyarakat. Oleh karena itu, Koperasi Setia Budi Wanita
telah berupaya merealisasikan hal tersebut dengan maksimal dan bahkan secara
rutin melakukan pemberdayaan atau pembinaan kepada para anggotanya. Sistem
tanggung renteng yang diterapkan Kopwan SBW akan lebih mudah dipahami dalam
contoh yang sederhana. Misalnya sebuah koperasi terdiri dari beberapa kelompok
dan satu kelompok terdiri dari 20 orang kemudian salah satu anggota membutuhkan
dana dan dia ingin meminjam uang dari koperasi, maka kedua puluh orang anggota
kelompok tersebut bermufakat untuk menyetujui pinjaman atau tidak, merumuskan
aturan pengembalian, bentuk cicilan, dsb dengan tingkat resiko dan keuntungan
yang ditanggung bersama. Cara ini sangat menarik mengingat adanya otonomi
wewenang penentuan anggota yang berhak mendapatkan pinjaman dana. Karena para
anggota kelompoklah yang lebih mengetahui kebutuhan dan kesanggupan anggota
dalam mempertanggung jawabkan dana yang dipinjam. Jika karena suatu hal anggota
yang meminjam tadi 5 tidak dapat membayar cicilan maka cicilan itu akan
ditanggung bersama oleh seluruh anggota kelompok tersebut sehingga tidak ada
penunggakan cicilan pada koperasi. Dengan adanya sistem musyawarah tersebut
maka segala masalah yang ada di kelompok dapat diselesaikan dengan cepat dan
tidak mengganggu jalannya koperasi. Apabila proses tersebut dapat dijalankan
dengan baik dan tertib maka masalah seperti kredit macet dapat diminimalisir
sekecil mungkin. Proses inilah yang terbukti dapat mengamankan asset koperasi
dengan tunggakan 0%. Hal inilah yang dapat meminimalisasi kredit macet atau non
performing loan (NPL). Koperasi SBW yang sebagian sumber modal kerjanya berasal
dari kredit, dituntut untuk mempertahankan atau bahkan harus dapat mengelola
dalam pengumpulan piutang serta mengadakan pengawasan yang efektif terutama
yang menyangkut kredit koperasi dengan memperhatikan resiko yang meningkatkan
pengefisienan penggunaan modal kerja yang ada dan nantinya pada akhirnya dapat
meningkatkan dan mempertahankan profitabilitas koperasi demi kelangsungan hidup
koperasi di masa depan.
Dengan dilakukannya pengelolaan
kredit secara profesional diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas, karena
tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja yang tinggi pula. Dalam
hal ini diperlukan suatu manajemen kredit yang merupakan pengelolaan kredit
yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan
pengawasan kredit yang macet (Kasmir, 2002:71-72 ). 6 Berdasarkan latar
belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Kredit dengan Sistem Tanggung
Renteng Dalam Upaya Meningkatkan Profitabilitas Periode 2009-2011 (Studi pada
Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita di Malang)”
1.
2
Fokus Penelitia
Berdasarkan latar belakang
diatas maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut : Bagaimana
aplikasi manajemen kredit dengan sistem tanggung renteng dalam upaya
meningkatkan profitabilitas pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang?
1.3 Tujuan Penelitian Untuk
menganalisis manajemen kredit dengan sistem tanggung renteng dalam upaya
meningkatkan profitabilitas pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama
kuliah dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. b. Menambah
pengalaman dan melatih untuk berfikir kritis dalam menghadapi suatu
permasalahan.
2. Bagi Koperasi Hasil akhir ini diharapkan dapat memberikan
informasi, saran saran serta rujukan bagi koperasi mengenai manajemen kredit
tanggung renteng yang baik untuk meningkatkan profitabilitas.
3. Bagi pihak lain Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian
ini serta menjadi bahan masukan dan mengatasi permasalahan yang sejenis.
1.5 Batasan Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian
agar tidak memperluas permasalahan, yaitu khusus analisis Manajemen Kredit
tanggung renteng guna meningkatkan profitabilitas (Studi pada Koperasi Setia
Budi Wanita di Malang) pada periode 2009 sampai 2011. Adapun rasio
profitabilitas yang peneliti gunakan berdasarkan menurut Rivai,dkk (2007:
157-158) adalah return on assets (ROA), Return On Equity (ROE) net profit
margin (NPM), dan biaya operasional (BOPO).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis manajemen kredit dengan sistem tanggung renteng dalam upaya meningkatkan profitabilitas periode 2009-2011: Studi pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment