Abstract
INDONESIA:
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian internal khususnya pada sistem penggajian Unit Jasa Medis yang dimiliki oleh RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo.
Metode penelitian yang dipakai dalam peneliti ini adalah deskriptif kualitatif, dengan obyek di RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo. Penelitian melibatkan beberapa staf bidang antaralain : staf keuangan, bendahara gaji dan bendahara pengeluaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Dr. Mohammad Saleh dalam pengendalian internalnya khususnya pada sistem penggajian yang telah dijalankan masih belum efektif, lemahnya pengendalian internal yang dilakukan dari pihak rumah sakit khususnya dalam hal menentukan besarnya gaji dalam unit pelayanan jasa medis. Kurangnya pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja fungsional dianggap faktor utama penyebabnya. Juga masih terdapat perangkapan jabatan yang dilakukan tenaga nonfungsional khususnya pada bagian keuangan. Sehingga mempengaruhi tingkat independensi pada bagian keuangan tersebut. Meskipun sudah dibuat peraturan wali kota mengenai pembagian hasil pendapatan pelayanan jasa antara pihak rumah sakit dengan tenaga fungsional yang menangani pasien secara langsung. Perlu adanya pengawasan untuk mengawasi kinerja mereka, agar supaya biaya yang dikeluarkan untuk membayarkan gaji ini lebih efisien. Karena pembiayaan untuk penggajian unit jasa medis ini diperoleh murni dari pendapatan rumah sakit sendiri.
ENGLISH:
In attempt to improve the quality of health care in hospitals, Indonesian Ministry of Health has issued a policy that guides the implementation of health development undertaken by public or private sector. Hospital information system is one of the important components in achieving the quality improvement efforts. Hospital information system generally aims to integrate the information systems of various subsystems and process the necessary information as decision-making. The purpose of this study is to analyze the internal control system, especially in the payroll system of the Medical Services applied by RSUD (Regional Public Hospital) Dr. Mohammad Saleh Probolinggo.
The researcher conducts the study by using descriptive qualitative research design, with the object of RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo. The study involves several staff such as: financial staff,
The results show that the internal control system of RSUD Dr. Mohammad Saleh especially on the payroll system has still not been effectively implemented, weak internal controls carried out of the hospital, especially in terms of determining the amount of salary in medical services unit. Lack of monitoring of the functional labors’ performance is considered the main factor. Besides, there are some non-functional labors having more than one position especially in the financial department. Thereby, it affects the level of independence in the financial department itself. Although the mayor has made a regulation regarding the revenue sharing of services between the hospitals and the functional labors who directly deal with the patients. There needs to monitor their performance so that the cost incurred for paying salaries is getting more efficient as funding for the payroll of the medical services unit is obtained purely from the hospital revenue it self .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada era globalisasi ini perusahaan
dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya
biaya operasional perusahaan, karena faktor ini merupakan salah satu hal
terpenting untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan
lain. Banyaknya perusahaan-perusahaan sejenis semakin menimbulkan tingkat
persaingan yang lebih kompetitif. Contoh riil yang ada disekitar kita adalah
banyaknya perusahaan jasa dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang
menjadi pesaing dari rumah sakit umum daerah. Meskipun pada hakikatnya rumah
sakit umum merupakan badan layanan umum yang lebih mementingkan fungsi sosial,
tapi untuk kegiatan operasionalnya memerlukan dana lebih guna menunjang tingkat
kualitas alat medis dan lainnya. Apabila hanya menggunakan dana APBD dirasa
masih belum cukup, persaingan dalam bidang layanan kesehatan ini semakin banyak
saja. Hal ini dikarenakan masing-masing layanan bidang kesehatan berlomba
-lomba memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dari jasa tersebut. Oleh
karena itu suatu kualitas jasa kesehatan yang baik harus diimbangi dengan
operasional perusahaan yang baik juga. Dalam melaksanakan kegiatan operasional
di rumah sakit diperlukan adanya manajemen rumah sakit yang baik dengan
ditunjang oleh personil yang berkualitas agar dapat berkarya secara efisien.
Hal penting yang harus 2
diperhatikan oleh rumah sakit adalah faktor sumber daya manusia. Sumber daya
manusia memiliki faktor penting dalam menjalankan aktivitas-aktivitas dalam
suatu rumah sakit ataupun instansi pemerintah lainnya. Sumber daya manusia
dalam rumah sakit dapat diartikan sebagai karyawan atau tenaga kerja fungsional
yang bertugas dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Maka
dari itu, mereka dapat membantu tercapainya tujuan dari rumah sakit. Rumah
sakit akan memiliki kesempatan yang baik untuk menambah kualitas pelayanan
kesehatan apabila memiliki tenaga kerja yang tepat dan berkompeten. Sebaliknya
karyawan rumah sakit juga membutuhkan rumah sakit sebagai tempat untuk bekerja
dan mencari nafkah. Sehingga, karyawan berhak untuk mendapatkan gaji dan upah
yang sesuai dengan kinerja mereka. Gaji mempunyai arti sebagai suatu
penghargaan dari usaha karyawan atau tenaga kerja yang sudah pasti jumlahnya
pada setiap waktu yang telah ditentukan, misalnya bulanan dan harian. Gaji
merupakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur terbesar yang memerlukan
ketelitian dalam penempatan, penggolongan, pencatatan serta pembayarannya.
Menurut Hartadi (1986:2) suatu
sistem penggajian dan pengupahan dapat berjalan dengan baik apabila memiliki
unsur-unsur pengendalian. Pengendalian intern dalam perusahaan perlu dilakukan
untuk menghindari adanya kecurangan dan kesalahan dalam pemberian gaji dan
upah. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan
bagi perusahaan, yaitu untuk mengamankan sumber-sumber dari pemborosan,
kecurangan, dan tidak keefisienan, meningkatkan ketelitian dan dapat 3
dipercayai data akuntansi, mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan
perusahaan, meningkatkan efisiensi. Untuk mengatasi kekeliruan akibat tidak
teliti dan tidak tepatnya penetapan, penggolongan, pencatatan serta pembayaran
atas gaji, maka perlu diatur tingkatan kerja yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Demikian juga mengenai ketentuan-ketentuan untuk kesejahteraan sosial
para karyawannya harus ditetapkan kebijakan-kebijakan maupun sistem dan
prosedur yang didukung dengan formulir-formulir atau catatan-catatan yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku pada perusahaan tersebut. Maka dari itu,
perusahaan harus membuat sistem mengenai penggajian, agar masalah seperti yang
diuraikan di atas ini bisa teratasi. Sistem informasi penggajian merupakan
salah satu komponen penting pada banyak perusahaan tidak terkecuali pada rumah
sakit dimana tidak dapat dikesampingan karena erat hubungannya dengan sumber
daya manusia yaitu para tenaga kerja fungsional rumah sakit yang menjadi
pelaksana seluruh aktivitas di rumah sakit. Oleh karena itu dengan sistem
penggajian yang baik, akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan terhadap pasien. Sehingga hak dan kewajiban antara pihak rumah sakit
dan semua tenaga kerja yang bersangkutan akan saling mendukung dan membuat
kegiatan memberikan jasa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Rumah sakit umum merupakan salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan
kesehatan. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan 4 terjangkau oleh masyarakat.
Tugas pokok rumah sakit umum adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan. (Keputusan Menteri
Kesehatan RI NO.983 tahun 1992). Dalam rangka menyusun tatanan pelayanan rumah
sakit umum, peningkatan serta pengembangan pelayanan kesehatan dan fungsi rumah
sakit umum, Departemen Kesehatan RI menentukan standar pelayanan rumah sakit
yang berisi kriteria-kriteria penting mengenai jenis disiplin pelayanan yang
berhubungan terutama dengan struktur dan proses pelayanan. Peningkatan
pelayanan kesehatan bukanlah semata-mata ditentukan oleh tersedianya fasilitas
fisik yang baik saja. Namun yang lebih penting adalah sikap mental dan kualitas
profesionalisme para personel yang melayaninya. Menurut Azwar (1996), pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa layanan sesuai dengan
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi yang sudah ditetapkan. RSUD Dr. Mohammad
Saleh Kota Probolinggo merupakan suatu Badan Layanan Umum (BLU) yang dibawahi
oleh pemerintah daerah yang telah dilengkapi oleh sistem informasi dalam
berbagai bidang, salah satu bagian dalam perusahaan tersebut yang telah
terkomputerisasi adalah bagian Keuangan, dimana pada bagian ini terkait dengan
sistem informasi penggajian perusahaan.
Peranan sistem informasi penggajian
sangat sensitif terhadap permasalahan 5 yang dihadapi tenaga kerja. Untuk itu
sistem informasi penggajian berfungsi untuk meningkatkan kinerja dan loyalitas
karyawan serta berperan dalam mendukung kemajuan perusahaan agar lebih
produktif. Penelitian terkait dengan pentingnya sistem pengendalian bagi sistem
penggajian telah dilakukan sebelumnya, pada penelitian sebelumnya dilakukan
pada instansi pemerintah dan dan usaha lainnya. Beberapa diantaranya Primatika
(2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Efektifitas Sistem Informasi
Akuntansi Penggajian Karyawan yang terdapat di Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Malang, dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa sistem
penggajian di PDAM Kabupaten Malang belum baik, Meskipun sistem yang ada sudah
terkomputerisasi namun, masih ada unsur salah pencatatan nama pegawai dan
kesalahan dalam menginput data absensi karyawan, seringnya terjadi pemalsuan
tanda tangan absensi karyawan baik sengaja maupun tidak sengaja sehingga dalam
sistem penggajian ini tidak berjalan dengan baik. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis
Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT Al Ikhlas di
Yogyakarta, dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa BMT Al Ikhlas
Yogyakarta telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing
masing bagian yang berhubungan dengan penggajian karyawan.. Manajemen pusat BMT
Al Ikhlas menangani langsung fungsi-fungsi personalia.
Prosedur sistem penggajian yang ada
di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sederhana. Meski jaringan prosedurnya sederhana
prosedur tersebut dikatakan baik karena mudah dipahami dan dapat memperlancar
proses penggajian karyawan. Hasil analisis terhadap jawaban kuisioner
pengendalian intern untuk menilai penerapan sistem 6 pengendalian intern
penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta menunjukkan bahwa
pengendalian internnya baik dan dikategorikan memadai. Menurut penelitian yang
dilakukan Aryani (2012) mengenai Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas
Penggajian dan Pengupahan pada PT. Kebon Agung Pabrik Gula Trangkil dapat
disimpulkan bahwa bahwa sistem penggajian dan pengupahan yang ada di PT. Kebon
Agung Pabrik Gula Trangkil, sudah memisahkan tugas dan tanggungjawab
masing-masing fungsi yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan. Untuk
sistem pengendalian intern atas sistem penggajian dan pengupahan di PT. Kebon
Agung Pabrik Gula Trangkil sudah ada dan memadai sesuai dengan unsur-unsur
sistem pengendalian yang baik menurut konsep. Meskipun dalam penerapannya belum
dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Penelitian serupa dilakukan oleh Hartono
(2012) melakukan penelitian mengenai sistem pengendalian intern yang digunakan
dalam proses penggajian serta siklus penggajian yang terdapat di PT. CMA
Indonesia, dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pada PT. CMA
Indonesia pengendalian intern yang diterapkan sudah baik dan sesuai yang
diharapkan oleh perusahaan. RSUD Dr. Mohammad Saleh Kota Probolinggo termasuk
dalam klasifikasi rumah sakit umum kelas B sejak tahun 2009. Maka dari itu
pembenahan dalam menyesuaikan standart yang sudah diatur dalam KMK No. 340
tentang Klasifikasi Rumah Sakit masih dilakukan.
Pada saat ini di RSUD masih
membutuhkan penambahan tenaga kerja khususnya dalam tenaga kerja fungsional.
Pihak rumah sakit sendiri sudah mengajukan ke pemerintah daerah guna penambahan
tenaga fungsional ini. Dikarenakan pemerintah pusat belum 7 menyusun formasi
penambahan tenaga kerja rumah sakit (PNS) di masingmasing daerah. Maka dari
pihak RSUD Dr. Saleh Mohammad Kota Probolinggo, sementara ini masih menggunakan
tenaga kontrak untuk memenuhi standart klasifikasi rumah sakit umum kelas B.
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolok ukur kepuasan yang
berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi yang
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan dapat juga menambah kepercayaan
pasien akan pelayanan rumah sakit tersebut. Bentuk pelayanan yang efektif
antara pasien dan pemberi pelayanan didasari sering terjadi persepsi. Pasien
mengartikan pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman,
menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan memberikan
kepuasan terhadap pasien. Sedangkan pemberi pelayanan mengartikannya pelayanan
yang bermutu dan efisien jika pelayanan sesuai dengan standar pemerintah.
Sehingga, pemerintah memberikan semacam apresiasi terhadap para pelayan medis
baik langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk memotivasi agar selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada pasien. Jasa medis
merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mewujudkan pelayanan
maksimal terhadap pasien di instansi pelayanan kesehatan. Tetapi perlu
diketahui dana jasa medis yang diberikan kepada provider diambil dari
pendapatan rumah sakit itu itu sendiri bukan dari pemerintah. Dan sudah
ditetapkan dalam peraturan pusat mengenai jasa pelayanan ini disebutkan
pembagiannya dengan proporsi biaya pegawai paling besar 44% (empat puluh empat
persen) dan biaya operasional serta investasi 8 paling kecil 56% (lima puluh
enam persen) ini mengacu pada PMK No. 12 tahun 2013 tentang Pola tarif BLU
Rumah Sakit pasal 28.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang masalah penggajian pada unit jasa medis di RSUD
Dr. Mohammad Saleh. RSUD Dr. Mohammad Saleh merupakan rumah sakit rujukan yang
terletak di kota kecil. Peneliti tertarik untuk meneliti prosedur penggajian
unit jasa pelayanan atau jasa medis serta pengendalian internalnya terhadap
tenaga kerja di RSUD Dr. Mohammad Saleh karena, peneliti menilai jasa medis
merupakan aktivitas operasional rumah sakit yang sangat penting dan dapat
dijadikan sebagai tolok ukur terhadap peningkatan kinerja pelayanan medis
kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pelayanan medis terhadap pasien merupakan kegiatan operasional rumah sakit umum
yang harus diperhatikan kualitas pelayanan medisnya sehingga dapat mempengaruhi
tingkat perolehan pendapatan rumah sakit umum itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN UNIT JASA MEDIS (Studi Kasus di
RSUD Dr. Mohammad Saleh)”. 9 1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah implementasi sistem
pengendalian internal pada sistem penggajianUnit Jasa Medis di RSUD Dr.
Mohammad Saleh Kota Probolinggo?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
Untuk menganalisis sistem pengendalian internal khususnya pada
sistem penggajian Unit Jasa Medis yang dimiliki oleh RSUD Dr. Mohammad Saleh
Kota Probolinggo.
1.4
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.
Mengembangkan kreatifitas mahasiswa dalam menganalisis
pada suatu kasus.
b.
Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ide dalam praktik dunia kerja
dan membandingkannya dengan teori-teori yang didapat dalam perkuliahan.
c.
Sebagai
pengetahuan tentang implementasi teori sistem mengenai SPI di Rumah Sakit.
2. Manfaat Praktis
a.
Sebagai masukan dan saran bagi bagi RSUD Dr.
Mohammad Saleh guna penyempurnaan sistem pengendalian intern khususnya pada
sistem penggajian Unit Jasa Medis.
b.
Mengetahui
hambatan-hambatan penerapan SIA dalam RSUD Dr. Mohammad Saleh.
1.5 Batasan penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini berfokus
pada lingkup fungsi, prosedur dan laporan yang dihasilkan oleh sistem
penggajian khususnya Jasa Medis karyawan RSUD Dr. Mohammad Saleh. Karyawan
disini meliputi semua tenaga kerja yang ada di rumah sakit yaitu PNS, tenaga
kerja kontrak, dan tenaga kerja magang
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis sistem pengendalian internal pada sistem penggajian unit jasa medis: Studi kasus di RSUD Dr. Muhammad Saleh Kota Probolinggo." silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment